Asuhan kebidanan komprehensif ini dilaksanakan di Ruang DR tanggal 28 Juni 2010, Ny.R berusia 28 tahun menikah dengan Tn. H kira- kira 8 tahun yang lalu. Tn.H berusia 30 tahun bekerja sebagai buruh. Ini merupakan kehamilan ke duanya dan tidak pernah mengalami keguguran, serta jumlah anak hidup 1 orang.
Berdasarkan data subjektif yang didapat dari hasil anamnesa terhadap Ny R, ibu mengatakan bahwa pada kehamilan ini ibu sering BAK. Pada pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, pada mata tampak konjungtiva ibu anemis ditambah lagi hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar Hb ibu 7,8 gr%, hal ini menunjukkan bahwa ibu mengalami anemia sedang. Sedangkan pada pemeriksaan fisik lainnya tidak menunjukkan adanya kesenjangan. Kenaikan berat badan ibu sebelum dan sesudah hamil adalah 9 Kg, hal ini termasuk normal dalam kehamilan.
Seringnya ibu berkemih disebabkan karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Terjadinya hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air seni pun akan bertambah. Filtrasi pada glomerulus bertambah sekitar 69 % sampai 70 % sedangkan pada kehamilan tua disebabkan karena tekanan uterus pada trigonum vesika urinaria.
(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana : 110)
Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya antara 32-35 minggu. Batas Hb untuk kehamilan 10 gr /100 ml. Hb antara 10-12 g/100 ml dianggap anemia fisiologi atau pseudoanemia.
Pemeriksaan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan alat Hb Sahli , hasilnya
digolongkan sebagai berikut :
Hb 11gr% : normal
Hb 9-10 gr% : anemia ringan
Hb 7-8 gr % : anemia sedang
Hb < 7 gr% : anemia berat.
(Manuaba, 1998:30)
Menurut WHO, kejadian anemia berkisar antara 20 % sampai 89 % dengan menetapkan HB 11 gr % sebagai dasarnya. Kebutuhan ibu selama kehamilan adalah 800 mg besi, diantaranya 300 mg untuk janin dan 500 mg untuk penambahan eritrosit ibu. Jika persediaan cadangan Fe minimal, maka setiap kehamilan akan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia. Pemberian kalori 300 kalori/hari dan suplemen besi sebanyak 60 mg/hari cukup dapat mencegah anemia. Pemberian preparat besi 60 mg/hari dapat menaikkan kadar Hb sebanyak 1 gr%/bulan. (Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal, 282)
Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil:
- pucat pada konjungtiva
- kekuningan pada mata
- cepat lelah, sering pusing, dan sakit kepala
- sering terjadi kram kaki
- terjadi sariawan, peradangan gusi, lidah, dan sudut mulut
- pemeriksaan haemoglobin <11 gr % pada trimester I dan III, dan < 10,5 gr% pada trimester II
- tekanan darah turun
( Anemia pada Ibu Hamil : 70)
Pada Ny.R ini, kemungkinan terbesar penyebab anemia adalah defisiensi besi dalam makanan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan ibu hamil (Anemia Pada Ibu Hamil Konsep dan Penatalaksanaannya, 20-71)
Selain itu, pemeriksaan kehamilan pada kasus ini berdasarkan sudah berdasarkan asuhan standar minimal walaupun tidak dilakukan tes PMS karena tidak ada indikasi yang mengharuskan dilakukan tes PMS pada pemeriksaan ini.
Pelayanan / Asuhan Standar Minimal Termasuk 7T:
- Timbang berat badan
- Ukur Tekanan Darah
- Ukur Tinggi fundus uteri
- Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap
- Pemberian Tablet Fe, minimum 90 tablet selama kehamilan
- Tes terhadap Penyakit Menular Seksual
- Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
(Obstetri Fisiologi 124,135)
Perhitungan saatnya persalinan dilakukan berdasarkan Hukum Naegle :
Hari (+7) Bulan (-3) Tahun (+1)
HPHT : 5 Oktober 2009
TP : 12 Juli 2010
(Obstetri Fisiologi, 127)
PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Kegiatan asuhan meliputi:
1.Pengkajian data
a. Anamnesis (Subjektif)
1) Identitas diri dan suami (nama, usia, alamat, pekerjaan, agama, pendidikan dan alamat)
2) Riwayat kehamilan ini (HPHT, gerak janin, dan keluhan)
3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu (jumlah kehamilan, jumlah anak hidup, kelahiran prematur, keguguran, jarak persalianan, riwayat perdarahan, berat bayi lahir)
4) Riwayat kesdehatan
5) Riwayat psiko sosial ekonomi
II. Pemeriksaan
- Pemeriksaan Fisik dan Penunjang (Objektif)
- Keadaan umum dan TTV
TD :110/70 mmHg
Tensi pada ibu hamil tidak boleh mencapai sistolik 140mmHg atau kenaikan 30mmHg dan diastoliki 90 atau kenaikan 15mmHg
(Ilmu kebidanan : 282 )
BB sebelum hamil : 37 kg
BB setelah hamil : 46 kg
Kanaikan berat badan 9 kg
Kenaikan berat badan pada ibu hamil normalanya 6,5-16,5 kg rata rata 12,5 kg
(Ilmu Kebidanan : 99)
- Kepala dan leher
- Payudara
- Ekstremitas
Tidak ada pembengkakan
2. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
Urin : dilakukan untuk mengetahui adakah glukosa dan protein dalam urine yang bertujuan untuk mengetahui adakah penyakit diabetes dalam kehamilan dan toxemia gravidarum.
Darah : dilakukan pemeriksaan Hb setiap 3 bulan sekali karena pada orang hamil sering timbul anemia akibat defisiensi Fe.
(Sinopsis Obstetri : 48) dan (Obstetri Fisiologi : 153) dan (Ilmu Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Kebidanan : 110)
A. Pemeriksaan Kebidanan (Status Obstetricus)
a. Inspeksi (periksa pandang)
Pemeriksa memeriksa keadaan, bentuk, dan perubahan yang terjadi pada muka, leher, dada, perut, vulva dan anggota bawah
Pada pemeriksaan anogenital yang meliputi vulva, vagina, perineum, dan anus tidak dilakukan, karena ibu tidak bersedia dilakukan pemeriksaan
b. Palpasi (periksa raba)
Ibu hamil disuruh berbaring terlentang, kepala, dan bahu sedikit lebih tinggi, dengan memakai bantal. Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu hamil
Palpasi perut untuk menentukan :
- Besar dan konsistensi rahim
- Bagian – bagian janin, letak, presentasi
- Gerakan janin
- Kontraksi rahim Braxton Hicks dan his
Manuver Palpasi menurut Leopold : (Obstetri Fisiologi :161 – 166)
Leopold I
Leopold I untuk menetukan tuanya kehamilan dan bagian apa yang terdapat dalam fundus.
Leopold II
Lopold II terutama untuk menetukan dimana letak punggung anak dan dimana letaknya bagian – bagian kecil.
Leopold III
Leopold III untuk menetukan apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul
Leopold IV
Leopold IV untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah
Leopold I : Pada fundus teraba satu bagian yang lunak, kurang bundar, dan tidak melenting yaitu bokong bayi.
TFU 4 jari dibawah – PX
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian yang keras,rata dan memanjang dari atas ke bawah yaitu punggung janin.
: Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin.
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian yang keras, bulat dan dan tidak dapat digerakkan
Leopold IV : Divergen
c. Auskultasi (periksa dengar)
Dilakukan dengan stetoskop atau fetoskop untuk mendengarkan berbagai macam bunyi yang didengar dari janin adalah mendengar DJJ, bising tali pusat, gerakan janin. Sedangkan dari ibu untuk mendengar bising rahim, bunyi aorta, dan bising usus.
Penentuan assesment diambil berdasarkan data subjektif dan objektif.
§ Untuk penentuan diagnosa ibu diambil berdasarkan data subjektif yang terdiri dari G P A dan penghitungan usia kehamilan berdasarkan HPHT.
§ Untuk diagnosa janin ditetapkan berdasarkan pemeriksaan leopold dan auskultasi.
§ Untuk penentuan masalah diambil berdasarkan keluhan-keluhan yang dirasakan ibu selama kehamilannya dan jika ditemukan adanya kesenjangan antara teori dengan hasil pemeriksaan.
§ Untuk penentuan kebutuhan, diambil berdasarkan masalah yang ada
(Ilmu kandungan, kebidanan & keluarga berencana ,144)
Diagnosa Ibu : Ny.R usia 28 tahun G2P1A0 hamil 38 minggu dengan anemia sedang
Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala
Penanganan yang dilakukan terhadap Ny R ini adalah dalam mengatasi anemianya adalah menjelaskan kepada ibu tentang pengertian anemia, yaitu keadaan dimana terjadi kekurangan sel darah merah atau menurunnya hemoglobin, sehingga kemampuan daya angkut oksigen untuk kebutuhan ibu dan janin berkurang, serta menjelaskan penyebab anemia pada ibu hamil, seperti :
- Kebutuhan zat besi dan asam folat yang meningkat untuk memenuhi kebutuhan darah ibu dan janinnya
- Penyakit tertentu, seperti penyakit ginjal, jantung, pencernaan, dan diabetes mellitus
- Asupan gizi yang kurang
- Cara mengolah makanan yang kurang tepat
- Kebiasaan makan atau pantangan terhadap makanan tertentu, seperti ikan, sayuran, dan buah-buahan
- Kebiasaan minum kopi, teh, bersamaan dengan makan
- Kebiasaan minum obat penenang dan alcohol
Hal ini dilakukan agar ibu mengetahui tentang anemia yang dialaminya dan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan anemia. Selain itu, kepada ibu dijelaskan mengenai pengaruh anemia pada kehamilan, persalinan, maupun nifasnya seperti : keguguran, partus prematurus, inersia uteri, partus lama, perdarahan, BBLR, infeksi pada masa nifas agar ibu termotifasi untuk memperbaiki keadaannya sehingga anemianya dapat teratasi. Untuk mengatasi anemia itu sendiri, ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti daging, telur, ikan, sayuran hijau, kacang-kacangan, tempe, hati ayam, dll. Jika merebus sayur jangan terlalu matang agar vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya tidak terlalu banyak yang terlarutikan. Selain itu diberikan suplemen terhadap ibu hamil memberikan ibu tablet Fe 2 x 100 mg. Menganjurkan Ibu untuk mengkonsumsi bersamaan dengan vitamin C (2x 100 mg) ataupun dengan air jeruk agar penyerapan Fe lebih optimal untuk membantu mengatasi anemianya serta menganjurkan ibu tuntuk mengurangi bahkan tidak mengkonsumsi teh dan kopi karena akan mengurangi penyerapan Fe pada tubuh Ibu juga disarankan untuk mengurangi aktivitas dan memperbanyak istirahat. (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, hal 282)
Mengenai keinginan BAK yang meningkat, maka berikan penjelasan kepada ibu bahwa keadaan ini adalah normal karena pengaruh kehamilan.
Serta anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan 1 minggu kemudian karena pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 x sebulan sampai dengan bulan ke-6. 2 x sebulan dari bulan ke-6 sampai dengan bulan ke-9. 1 x seminggu pada bulan terakhir. (Obstetri Fisiologi, 213)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar