PENGERTIAN
Kegagalan persalinan bahu setelah kepala lahir, dengan mencoba salah satu metode persalinan bahu.
Distosia bahu merupakan kegawat daruratan obstetri karena terbatasnya waktu persalinan, terjadi trauma janin dan komplikasi pada ibunya.
Kejadiannya sulit diperkirakan setelah kepala lahir, kepala seperti “kura-kura”, dan persalinan bahu mengalami kesulitan.
(Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB ; 454)
ETIOLOGI
1. Janin besar
2. Diabetes maternal
3. Kehamilan lewat waktu
4. Riwayat obstetri bayi besar
5. Obesitas maternal
6. Disproporsi sefalopelvi
7. Kala II memanjang
AKIBAT
- BAGI IBU
- Serviks ruptura
- Vaginal ruptura
- Simfisiolisis
- Robekan vesika urinaria
- Atonia uteri
- Pendarahan karena atonia uteri dan robekan
- BAGI JANIN
- Paralisis pleksus brochialis
a. Paralisis Erb, C5 – C7 ; humurus abduksi dan internal rotasi serta siku ekstensi.
b. Paralisi Klumpke, C8 – T1 ; siku fleksi tangan terlentang dan kaku mencengkram
c. Sindrom hornes, bila diikuti nervus simpatikus
- Fraktur tulang klavikula
- Diskolasi persendian bahu
- Dislokasi tulang leher
- Asfiksia sampai dengan kematian janin.
(Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginikologi dan KB ; 454)
DIAGNOSIS
Diagnosis hanya dapat dibuat jika kepala telah lahir. Kemudian akan timbul gejal-gejala :
- Jelas tampak kepala mundur kembali kearah perinium
- Jarang terjadi resusitasi spontan. Oleh karena tambahan vulua, kepala agaknya tidak mampu bergerak.
- Kesulitan biasanya disadari ketika tarikan dari bawah dan dorongan dari atas tidak berhasil melahirkan bayi.
- Dilakukan pemeriksaan vaginal untuk mengesampingkan kemungkinan penyebab kesulitan yang lain.
(Patologi dan Fisiologi Persalinan ; 254)
SYARAT UNTUK DILAKUKAN PERSALINAN PERVAGINAM
- Kondisi vital ibu cukup memadai sehingga dapat bekerja sama untuk menyelesaikan persalinan
- Masih memiliki kemampuan untuk mengeden
- Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai untuk akomodasi bayi.
- Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan hidup
- Bukan monsterum / kelainan kongenital yang menghalangi keluarnya bayi.
METODE PERSALINAN DISTOSIA BAHU
1. Manuver Mc. Roberts :
- Posisi Walcher
Hiperfleksi kaki kearah perut sehingga terjadi pelebaran jalan lahir dan mengubah sudut inklinasi dari 25 derajat menjadi 10 derajat.
- Kepala janin tarik curam kebawak sehingga memudahkan persalinan bahu depan
2. Manuver Hibbard dan Resnick
- Lakukan episiotomi luas untuk melebarkan jalan lahir
- Kepala ditarik curam kebawah, sehingga bahu depan lebih mudah masuk PAP
- Tekan bahu depan diatas simfisis, sehingga dapat masuk PAP
3. Manuver Woods Cork Screw
- Fundus uteri didorong kebawah sehingga lebih menekan bagian terendah janin, untuk masuk PAP
- Bahu belakang diputar menjadi bahu depan sehingga secara spontan lahir
4. Manuver Schwartz Dixon
- Dilakukan persalinan tangan belakang sehingga volume bahu mengecil
- Selanjutnya persalina bahu dapat dilakukan
5. Manuver Zevanelli
- Kepala janin sudah berada diluar, dimasukkan kembali kedalam vagina
- Diikuti dengan persalinan seksio sesarea
- Bahaya besar karena akan terjadi ekstensi luka operasi di SBR dan menimbulkan trauma jalan lahir lebih besar.
6. Teknik Kleidotomi
- Dilakukan pemotongan tulang klavikula bawah sehingga volume bahu mengecil dan selanjutnya persalinan dapat berlangsung
- Bila diperlukan dapat dilakukan pemotongan tulang klavikula depan
7. Simfisiotomi
Untuk melebarkan jalan lahir sehingga bahu dapat lahir.
Komplikasi simfiotomi :
- Ketidaknyamanan yang berkepanjangan dan nyeri
- Ruptura vesika urinaria
(Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri ; Ginekologi dan KB ; 455)
TATALAKSANA DAN KOMPLIKASI DISTOSIA BAHU
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar