Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

LANDASAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DENGAN MASTITIS




Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi pada peradangan pada mammae terutama pada primipara. Mastitis adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman, terutama staphylococcus aureus melalui luka pada putting susu / melalui peredaran darah. Jika tidak lekas diberi pengobatan bias terjadi abses. Mastitis terjadi pada masa nifas 1- 3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan bendungan ASI / dikeluarkan / pengisapan yang tidak efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau BH, pengeluaran ASI yang kurang baik pada payudara yang besar, terutama pada bawah payudara yang menggantung.

Berdasarkan tempatnya dapat dibedakan :
  1. Mastitis yang menyebabkan abses di bawah aerola mammae
  2. Mastitis di tengah- tengah mammae yang menyebabkan abses di tempat itu
  3. Mastitis pada jaringan di bawah dorsal dari kelenjar – kelenjar yang menyebabkan abses antara mammae dan otot- otot di bawahnya.

Etiologi
    • Payudara bengkak yang tidak segera diberi pengobatan secara adekuat, akhirnya terjadi mastitis.
    • Putting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan payudara akan bengkak
    • Pemakaian BH yang terlalu kencang mengakibatkan segmental engogerment
    • Ibu yang diitnya buruk dan kurang istirahat.

Gejala
  • Payudara bengkak, merah, nyeri seluruh payudara / nyeri lokal
  • Kemerahan pada seluruh payudara atau lokal
  • Payudara keras dan benjol- benjol
  • Suhu badan meningkat dan menggigil
  • Pada saat perabaan terasa nyeri

Pencegahan

Perawatan putting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan putting susu dengan sabun sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mongering. Selain itu yang memberi pertolongan kepada ibu yang menyusui bayinya harus bebas dari infeksi dengan stafilokokkus. Bila ada retak atau luka pada putting sebaiknya bayi jangan menyusu pada mammae yang bersangkutan sampai luka itu sembuh. Air susu ibu dikeluarkan dengan pijatan.




Putting susu lecet

Putingnya sakit, yang perlu dilakukan :
-         Cek bagaimana perlekatan ibu- bayi
-         Apakah terdapat infeksi (mulut bayi perlu dilihat), kulit merah, mengkilat, kadang gatal, terasa sakit yang menetap dan kulit bersisik.

Cara- cara yang dilakukan :
-         Ibu dapat terus memberikan ASI nya pada keadaan luka yang tidak begitu sakit
-         Jangan sekali- kali memberikan obat seperti krim, salep dan lain- lain
-         Putting susu yang terasa sakit diistirahatkan untuk sementara waktu kurang lebih 3x 24 jam, dan biasanya akan sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x 24 jam.
-         Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan dengan tangan dan tidak dianjurkan memakai pompa karena  nyeri.
-         Cuci payudara sekali sehari dan tidak dibenarkan memakai sabun.

Adapun penanganan yang dapat dilakukan :
-         Memberikan antibiotic (kloksasilin, flucloxecillin) setiap 6 jam selama 7- 10 hari
-         Bila perlu diberikan obat penghilang rasa nyeri
-         Menyangga payudara
-         Mengompres dingin
-         Bila diperlukan berikan paracetamol 500 mg peroral setiap 24 jam
-         Ibu harus dimotivasi untuk menyusui bayinya
-         Rangsang oksitosin dimulai pada payudara yang tidak sakit yakni stimulasi putting, pijat leher dan pinggang
-         Apabila terjadi abses sebaiknya payudara yang sakit tidak boleh disusukan karena mungkin memerlikan tindakan bedah.
-         Mengikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan.

Larangan untuk memberikan ASI

Adapun upay auntuk memberikan ASI digalakkan tetapi pada beberapa kasus pemberian tidak dibebankan.

Faktor Ibu
-         Ibu dengan penyakit jantung yang berat akan menambah beratnya penyakit ibu
-         Ibu dengan oenyakit pre eklampsia dan eklampsia karena banyaknya obat- obatan yang telah diberikan, sehingga dapat mempengaruhi bayinya.
-         Karsinoma payudara mungkin dapat menimbulka mastitis
-         Ibu dengan psikis dengan pertimbangan kesadaran ibu sulit diperkirakan sehingga dapat membahayakan bayi
-         Ibu  dengan infeksi virus
-         Ibu dengan TBC atau lepra

Faktor dari bayi
-         Bayi dalam keadaan kejang- kejang yang dapat menimbulkan bahaya aspirasi ASI
-         Bayi yang menderita sakit berat, dengan pertimbangan dokter anak tidak dibenarkan mendapatkan ASI
-         Bayi dengan berat badan lahir rendah, karena untuk menelannya sulit sehingga bahaya aspirasi mengancam
-         Bayi dengan cacat bawaan yang tidak mungkin menelan (labioscizis, palatischizis, labiopalatoschizis)
-         Bayi yang tidak menerima ASI, penyakit metabolisme

Pada kasus tersebut di atas untuk memberikan ASI sebaiknya dipertimbangkan dengan dokter anak.

Keadaan patologis payudara

Pada rawat gabung dapat diharapkan bahwa kemungkinan stograsi ASI ynag dapat menimbulkan infeksi dan abses dapat dihindari, sekalipun demikian masih ada patologis payudara yang memerlikan konsultasi dokter sehingga tidak merugikan ibu dan bayinya.

Keadaan patologis yang memerlukan konsultasi adalah :
-         Infeksi payudara
-         Terdapat abses yang memerlukan insisi
-         Terdapat benjolan payudara yang membesar saat hamil dan menyusui
-         ASI yang tercampur dengan darah


Memperhatikan hal- hal yang disebutkan di atas sudah wajarlah bila payudara yang sangat fatal dipelihara sebagaimana mestinya. Salah satu tugas utama wanita adalah memberikan ASI yang merupakan tugas alami yang hakiki. (Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan)

Pengobatan

Segera setelah mastitis ditemukan, pemberian susu kepada bayi dari mammae yang sakit dihentikan, dan diberi antibiotika. Dengan tindakan- tindakan ini terjadinya abses seringkali dapat dicegah. Karena biasanya infeksi disebabkan oleh staphylococcus aureus, penisilin dalam dosis cukup tinggi dapat diberikan. Sebelum pemberian penisilin dapat diadakan pembiakan air susu, supaya penyebab mastitis dapat benar- benar diketahui. Bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan sayatan sedikit mungkin pada abses, dan nanah dikeluarkan. Untuk mencegah kerusakan pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar dengan jalannya duktus- duktus itu.

Bidan sebagai tenaga medis terdepan di tengah masyarakat dapat meningkatkan usaha preventif dan promotif payudara dengan jalan mengajarkan pemeliharaan payudara, cara memberikan ASI yang benar, memberi ASI jangan pilih kasih kanan dan kiri harus sama perlakuannya dan diberikan sampai payudara kempses. Dalam menghadapi bendungan ASI dan mastitis atau abses mammae, bidan sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter.

Tidak ada komentar: