Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS TM 1,2, DAN 3 SERTA DIAGNOSA KEHAMILAN


BAB I
PENDAHULUAN
                                                                                               
1.1  Latar Belakang


Adaptasi anatomik dan fisiologik serta biokimiawi yang terjadi pada wanita selama masa kehamilan, begitu besar. Perubahan-perubahan tersebut segera terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut sepanjang kehamilan. Kebanyakan adaptasi yang besar  sekali ini terjadi sebagai respon terhadap stimulasi fisiologik yang diberikan oleh janin atau jaringan janin, sistem komunikasi ibu dan janin.

Ibu hamil sangatlah sensitif dan rapuh. Banyak ketakutan yang muncul akan bahaya yang mungkin saja terjadi pada diri ibu maupun janinnya. Ketakutan yang tidak mendasar ini mungkin disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada tubuhnya tampaknya tidak bisa ia kendalikan dan proses hidupnya berubah dan tidak dapat dikembalikan lagi. Inilah saat ibu hamil memerlukan saran, dorongan, pengarahan, dan bantuan dari orang-orang di sekitarnya.

Kehamilan dianggap sebagai waktu krisis yang di akhiri dengan kelahiran bayi. Selama kehamilan kebanyakan ibu mengalami perubahan psikologis dan emosional. Tidak hanya itu, tanda-tanda kehamilan tidak pasti, tanda mungkin hamil, bahkan tanda pasti hamil pun akan dapat diketahui dari seorang wanita yang sedang hamil. Oleh karena itu, perubahan psikologis secara spesifik dapat diduga berdasarkan perubahan biologis selama kehamilan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini :
  1. Mengetahui perubahan anatomi pada ibu hamil trimester 1, 2, dan 3
  2. Mengetahui perubahan adaptasi psikologis ibu hamil trimester 1, 2, dan 3
  3. Mampu mendiagnosa tanda-tanda kehamilan
  4. Mengetahui tanda-tanda pasti kehamilan
  5. Mengetahui tanda-tanda mungkin hamil
  6. Mengetahui tanda-tanda tidak pasti hamil
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perubahan Psikologis Pada Kehamilan Trimester I

Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Sebagian wanita merasa sedih tentang kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan.

Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi. Ada beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum merupakan waktu terjadinya penurunan libido.

Pada awal kehamilan, wanita terkadang merasa senang dan sedih. Biasanya juga dipengaruhi oleh rasa lelah, mual, dan sering kencing. Terjadi penurunan minat terhadap hubungan seksual, muntah pada masa kehamilan, harus menerima janin merupakan bagian dari dirinya dan suami, pada kehamiln yang direncanakan gembira bercampur cemas, diperlukan waktu bagi kedua orang tua untuk beradaptasi perasaan dan pikiran, timbul gejala mudah lelah, mammae sensitif, mual dan peningkatan frekuensi berkemih namun sering disertai meningkatnya perasaan mulai menikmati keberadaan diri sebagai calon ibu dari janinnya, emosi labil, penurunan minat terhadap hubungan seksual, ketakutan akan kehilangan kesehatan janin, tingkat pendidikan ibu mempunyai pengaruh terhadap sikap ibu menghadapi perubahan tersebut, USG mengetahui jenis kelamin janin lebih awal bisa berpengaruh positif/negatif terhadap penerimaan orang tua tergantung ekspektansi.

Trimester pertama adalah saat yang spesial karena seorang ibu akan menyadari kehamilannya. Selama kehamilan sedapat mungkin wanita hamil harus beradaptasi dengan kondisi psikologisnya. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.

Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika memang multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu.

2.2 Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I

Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu, yaitu stress intrinsik dan stress ekstrinsik.

Stress intrinsik yang berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sempurna mungkin baik dalam kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara profesional.

Stress ekstrinsik timbul karena faktor eksternal seperti rasa sakit, kehilangan, kesendirian, dan masa reproduksi. Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan dengan 3 aspek utama, yaitu:
  1. Stress di dalam individu
  2. Stress yang disebabkan oleh pihak lain
  3. Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan sosial

2.3 Respon Psikologis Kehamilan Triwulan Pertama

Reaksi psikologis dan emosi timbul pada beberapa wanita: kecemasan, kegusaran, ketakutan, perasaan panik terhadap kehamilan dan segala akibatnya.

Dalam pikiran mereka kehamilan merupakan: ancaman, kegawatan, ketakutan, bahaya bagi dirinya.

Sikap mereka: tidak hanya menolak kehamilan, tapi berusaha menggugurkan, kadang-kadang mencoba bunuh diri.

Gambaran respon terhadap rasa tidak pasti: selama beberapa minggu awal kehamilan ibu ragu, apakah ia hamil atau tidak, ia menghabiskan banyak waktu untuk membuktikannya dengan cara: perubahan tubuh diamati dengan cermat, mencari tanda-tanda kehamilan, membahas ketidakpastian dengan keluarga, teman tentang kemungkinan hamil, untuk kepastiannya mereka melakukan tes kehamilan.

Diri sebagai fokus utama: fokus utama hanya pada dirinya dan bukan pada janinnya, respon fisik, seperti mual dan letih sebenarnya isyarat sesuatu telah terjadi pada dirinya, walaupun kepastian tentang janin, belum menentu dan tidak nyata, berat badan ibu belum bertambah, sebenarnya berat badan bertambah sebagai penentu janin tumbuh kembang, mereka lebih sering mengatakan “saya hamil” daripada “saya akan mempunyai anak”.

2.4 Perubahan Psikologis Pada Kehamilan Trimester II

Peningkatan rasa memiliki dan mulai dapat kembali pada minat semula, adanya gerak anak menjadikan ibu semakin merasakan kehamilan, mulai membayangkan fisik calon bayi dan merancang rencana masa depan untuknya, ibu merasakan peningkatan.

Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase: prequickening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu).

1.                  Fase Prequickening

Selama akhir trimester pertama dan masa prequickening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalamnya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi basis/dasar bagaimana ia mengembangkan hubungannya dengan anak yang akan dilahirkannya.

Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih sayang kepada anak yang akan dilahirkannya.

2.                  Fase Postquickening

Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagi seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir.

Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini meyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil.

Respon psikologis triwulan kedua: konsep abstrak kehamilan menjadi identitas nyata: perut membesar, gerakan janin terasa (quickening) gerakan ini merupakan peristiwa penting karena gerakan janin yang lembut ini, bahwa kehidupan terjadi dalam rahim. Dokter atau bidan mendengar denyut jantung janin, wanita sudah dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan, ia mulai memikirkan janin merupakan bagian dari dirinya yang secara keseluruhan bergantung padanya, sekarang ia mengatakan: “saya akan mempunyai bayi”.

2.5    Perubahan Psikologis Pada Trimester III

Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapan pun, membuatnya berjaga–jaga dan memperhatikan serta menunggu tanda dan gejala persalinan muncul. Pergerakan janin dan pembesaran uterus menjadi hal yang mengingatkan keberadaan bayi.

Pada trimester ketiga ibu akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang sangat besar dan konsisten dari pasangannya.

Ada dua golongan wanita yang perlu mendapat perhatian karena diliputi rasa takut: wanita dengan pengalaman tidak menyenangkan dalam kehamilan sebelumnya dan primigravida yang mendengar pengalaman menakutkan dan mengerikan dari wanita lain. Multipara dalam usia lanjut, kehamilan dan persalinan normal dan lancar.

Pendekatan psikologis yang tepat, kepercayaan pada dokter dan bidan akan mengurangi beban penderitaannya, menyelamatkan ibu dan bayi kerentanan, dan hal buruk pada janinnya.

Persiapan untuk melahirkan secara bertahap, perasaan rentan dan menurun sesuai dengan situasi, janin bertumbuh terus dan pergerakannya tidak lagi lembut. Hubungan ibu dan janin berubah, pengertian janin bukan bagian dari dirinya-sesuatu yang ada di dalam walaupun sudah terpisah tetapi merasa lebih akrab.

2.6    Diagnosa Kehamilan
      
1.                  Tanda kehamilan pasti
            Pada ibu yang diyakini sedang dalam kondisi hamil maka dalam pemeriksaan melalui USG terlihat adanya janin. Pemeriksa merasakan adanya gerakan janin dalam rahim pada usia 20 minggu, terlihat adanya gambar kerangka janin, dan terdengar denyut jantung janin.

2.                  Tanda tidak mungkin kehamilan
            Dasar dari tes kahamilan adalah pemeriksaan hormon chorionik gonadotropin dalam urin.
o    Uterus membesar, perubahan bentuk, besar konsistensi.
o    Tanda hegar yaitu segmen bawah rahim melunak
o    Tanda Chadwick. Biasanya muncul pada minggu kedelapan dan terlihat lebih jelas pada wanita yang hamil berulang
o    Tanda goodel. Muncul pada minggu keenam berupa serviks menjadi lunak dan jika dilakukan pemeriksaan dengan speculum, serviks terlihat lebih berwarna keabu-hitaman.
o    Tanda piscasek. Uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengah tubuh, bagian yang lebih besar merupakan tempat melekatnya implantasi.
o    Tanda Braxton hick. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi.

3.                  Kehamilan tidak pasti (keluhan pasien)
          o    Amenorhea
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graf dan ovulasi, gejala ini sangat penting  karena biasanya wanita hamil tidak haid.
          o    Mual dan Muntah
Enek pada umunya terjadi pada bulan pertama kehamilan disertai kadang-kadang oleh emesis (muntah). Keadaan ini lazim disebut morning sickness.
          o    Mengidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu yang sering terjadi di bulan-bulan pertama.
          o    Leukore (Keputihan)
Peningkatan jumlah cairan vagina pada pengaruh hormon cairan tersebut tidak menimbulkan gatal, warna jernih, dan tidak banyak.

2.7    Pemeriksaan Diagnosa Kehamilan
      
Diagnosa dibuat untuk menentukan hal sebagai berikut :
Kehamilan normal dengan gambaran ibu sehat, tidak ada riwayat obstetri buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan, pemeriksaan fisik dan laboratorium normal (Saifuddin, 2006).

Kehamilan dengan masalah khusus, seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam rumah tangga, kebutuhan finansial (Saifuddin, 2006). Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan kerja sama penanganannya. Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan segera. Seperti perdarahan, eklampsia, ketuban pecah dini, dan lain-lain.

Cara melakukan diagnosis kehamilan antara lain :
ü    Kapan ibu mulai tidak mendapat haid
ü    Apakah ibu mengalami mual dan muntah
ü    Apakah terjadi pembesaran payudara
ü    Apakah terjadi pembesaran putting susu
ü    Apakah sering buang air kecil
ü    Apakah ibu mengalami lesu/lelah/cepat pingsan
ü    Apakah ibu mengalami pigmentasi kulit
ü    Apakah ibu mengalami Folikel Montgomery
ü    Apakah ibu mengidam
ü    Apakah ibu mengalami anoreksia dan obstipasi
ü    Apakah ibu mengalami epulis dan varises
ü    Apakah ibu mengalami peningkatan suhu badan basal
ü    Apakah ibu mengalami peningkatan saliva
ü    Apakah ibu mengalami perubahan warna payudara dan keluarnya kolostrum

Pemeriksaan palpasi leopold dilakukan dengan sistematika:
a.       Leopold I: menentukan tinggi fundus uteri (TFU) dan meraba bagian janin yang ada di atas perut ibu.
b.      Leopold II: kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kepala pasien, mencari sisi bagian yang seperti papan panjang (punggung) janin/mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
c.       Leopold III: satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah (di atas simpisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk difiksasi.
d.      Leopold IV: kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-kanan, jari ke arah kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah masuk/melewati PAP (pintu atas panggul).




BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan

Perubahan dan adaptasi psikologis kehamialn:
Kehamilan Pada Trimester I:
  Merupakan masa awal dari kehamilan serta masa penentuan
  Seorang wanita akan berusaha untuk mencari kepastian apakah dia benar-benar hamil atau tidak
  Pada trimester I, wanita harus menerima kenyataan bahwa dirinya benar-benar sedang hamil
  Terjadinya peningkatan hormon estrogen dan progesteron, sehingga hal ini akan mempengaruhi perubahan tubuh sehingga akan menimbulkan kecemasan, penolakan, dan kesedihan atas kehamilannya
  Sehubungan dengan adanya peranan baru yang akan dijalaninya, seorang ibu akan mengalami kebingungan
  Kekhawatiran yang tinggi juga akan terjadi apabila kehamilannya mengalami keguguran
  Hal ini dapat menimbulkan perasaan ambivalen (suatu perasaan yang tidak menetap terkadang sedih kemudian kembali bahagia)
  Ambivalensi juga merupakan konflik perasaan yang timbul secara simultan atau berubah-ubah

Kehamilan Pada Trimester II:
  Trimester II biasa disebut sebagai periode sehat karena ibu hamil sudah berkurang keluhan dan bisa menerima perubahan yang ada pada dirinya
  Tubuh ibu sudah terbiasa dengan perubahan hormon dan perut belum terlalu besar sehingga tidak merasa berat
  Pada trimester ini ibu mulai merasakan gerakan janin dan mulai merasakan kehadiran bayi sebagai bagian di luar dirinya sendiri
  Hasrat seksual mulai meningkat pada trimester ini


Kehamilan Pada Trimester III:
  Pada trimester III disebut sebagi periode penantian (menanti kelahiran sang bayi)
  Saat ini merupakan waktu persiapan persalinan
  Ibu dan keluarga mempersiapkan semua perlengkapan kebutuhan bayi
  Ibu juga akan mengalami kekhawatiran akan proses persalinannya nanti
  Saat ini ibu yang sedang hamil sangat memerlukan pendampingan untuk persiapan kelahiran baik dari keluarga maupun dari tenaga kesehatan
  Senam hamil ataupun latihan-latihan ibu hamil lainnya digunakan untuk memperlancar proses persalinan dan yang bisa membuat ibu tenang

Diagnosa Kehamilan:
-       Tanda tidak pasti/tanda mungkin hamil
1.      Amenorhoe                               8.   Quickening
2.      Mual dan muntah                     9.   Sering kencing
3.      Ballotement                              10. Tes kehamilan
4.      Tanda piscasek                         11. Konstipasi
5.      Tanda hegar                              12. Perubahan warna kulit
6.      Tanda Chadwick                      13. Pembesaran abdomen
7.      Mastodinia

-       Tanda pasti kehamilan
1.      Indikatornya adalah penemuan keberadaan janin secara jelas
2.      Denyut jantung janin dapat didengar dengan stetoskop pada minggu 17-18, dengan doppler dapat didengar  lebih awal sekitar minggu ke 12
3.      Teraba bagian-bagian janin dengan palpasi
4.      Terasa gerakan janin
5.      Dengan USG terlihat adanya janin
6.      Dengan rontgenografi terlihat adanya gambaran tulang-tulang janin setelah minggu ke-12
7.      Dengan Fetal Electro Cardiografi (ECG) terdengar denyut jantung setelah minggu ke-12

Tidak ada komentar: