BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang
dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan
sejati, yang menandai awal periode antepartum.
Periode antepartum dibagi dalam tiga trimester,
yang masing-masing terdiri dari 13 minggu atau tiga bulan menurut hitungan
kalender. Pada praktiknya, trimester pertama secara umum dipertimbangkan
berlangsung pada minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester ke dua pada minggu ke-13 hingga ke-27 (15
minggu), dan trimester ke tiga pada minggu ke-28 hingga ke-40 (13 minggu).
Pada masa periode antepartum inilah, dimulainya
pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi.
1.2
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Mengetahui pertumbuhan dan perkembangan
terutama yang berkaitan dengan hasil konsepsi
b. Mengetahui tahap-tahap perkembangan hasil
konsepsi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pertumbuhan dan
Perkembangan Janin
Proses yang memungkinkan awal dan perkembangan awal seorang manusia
melibatkan semua bidang ilmu. Diantaranya adalah genetika, pematangan gamet
(spermatogenesis dan oogenesis), pengangkutan ovum dan sperma, kapasitasi
sperma dan reaksi akrosom, fertilisasi, pembelahan sel (terutama miosis dan
mitosis), perubahan zigot dan transport selama minggu pertama kehidupan,
implantasi, embriologi (yang secara kasar mencakup periode kehidupan mulai
minggu ke dua hingga minggu ke tujuh pascafertilisasi), fetologi (mencakup
minggu ke delapan kehidupan setelah fertilisasi hingga pelahiran), dan malformasi
kongenital maupun abnormalitas.
2.1.1 Trimester Pertama
Seluruh periode zigot dan embrionik dan dua minggu pertama periode
janin (dari total 10 minggu kehidupan setelah fertilisasi) berada pada 12
minggu pertama kehamilan dihitung dari masa menstruasi terakhir, yang merupakan
trimester pertama.
Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan momen fertilisasi dan
proses fusi pronukleus pada wanita dan pria masing-masing dari ovum dan sperma.
Proses fusi ini menghasilkan sebuah sel tunggal yang disebut zigot. Pada saat ini individu baru terbentuk
dengan gambaran uniknya, yang ditentukan oleh kombinasi kromosom dan gen-gen
baru secara total. Kombinasi yang unik terbentuk karena ada pronukleus pada
masing-masing gamet atau sel seks (contohnya ovum dan sperma), yang mengandung
hanya setengah (berjumlah 23 atau jumlah haploid) jumlah total (46 atau jumlah
diploid) kromosom pada manusia. Jumlah kromosom yang setengah ini merupakan
hasil gametogenesis, yakni proses ketika ovum matang dan sperma berkembang. Bersamaan
dengan fertilisasi, fusi pronukleus kedua gamet mengembalikan jumlah kromosom
diploid, yang selanjutnya terlihat pada pembelahan sel mitosis di setiap sel
pada tubuh individu, kecuali sel-sel yang selanjutnya akan mengalami
gametogenesis.
Hal lain yang juga ditentukan sebagai hasil
fertilisasi sebagai hasil fusi dan pengembalian jumlah kromosom yang diploid
adalah jenis kelamin individu yang baru ini. Jenis kelemin ditentukan oleh
gamet jantan, yang membawa satu kromosom X atau kromosom Y. Gamet betina hanya
membawa kromosom X. Melalui proses fusi, kombinasi XX biasanya berkembang
menjadi perempuan, sedangkan kombinasi XY berkembang menjadi laki-laki.
Segera setelah fertilisasi, zigot yang dihasilkan
mengalami pembelahan mitosis, yang disebut pembelahan atau cleavage. Melalui
serangakaian tahapan, massa sel yang membelah disebut morula. Setelah mengalami
reorganisasi sel dan cairan masuk ke dalam sel, morula menjadi blastosit. Blastosit
inilah yang tertahan pada lapisan uterus. Saat proses implantasi berakhir pada
hari ke sepuluh atau ke sebelas setelah fertilisasi, periode embrionik telah
dimulai.
Pada saat implantasi, embrio dikenal dengan
sebutan embrio bilaminar karena lingkaran embrio terbentuk dari sel massa bagian
dalam, yang terdiri atas dua lapisan sel, yakni:
1. Epiblas, lapisan tebal sel-sel silindris
yang membentuk dasar rongga amnion dan pada akhirnya akan menjadi endodermis, mesodermis,
dan ektodermis embrionik.
2. Hipoblas, selapis tipis sel-sel kubus
kecil yang tersusun atas endodermis utama kantung kuning telur.
Awal minggu ke tiga pascafertilisasi menandai
dimulainya morfogenesis, yakni perkembangan untuk tubuh. Perkembangan ini
diselesaikan melalui gastrulasi, suatu proses yang memungkinkan lempeng
bilaminar embrionik diubah menjadi lempeng trilaminar embrionik. Lapisan
primitif terbentuk pada permukaan epiblas dan merupakan pusat embrio selama
kurang lebih dua minggu. Setelah itu, lapisan ini menjadi tidak begitu jelas
dan akhirnya berpisah. Lempeng trilaminar embrionik membentuk tiga lapisan sel,
yakni (1) endodermis, (2) mesodermis, dan (3) ektodermis.
Menjelang akhir minggu ke tiga, perkembangan somit
dimulai, yang pada puncaknya akan menghasilkan 42 hingga 44 pasang somit.
Bermula dari mesodermis, somit bertanggung jawab membentuk sebagian besar
tengkorak kepala dan batang tubuh, otot-otot terkait, dan sebagian besar dermis
yang berbatasan dengan kulit. Somit berguna untuk mengetahui usia embrio awal
yang terbentuk kurang lebih 30 hari setelah fertilisasi. Selama minggu ke tiga,
pembuluh saraf (cikal bakal otak dan medula spinalis), notokord (permulaan
vertebra), rongga koelomik (cikal bakal rongga tubuh), sel darah primitif, dan
sistem kardiovaskular primitif mulai terbentuk.
Jantung mulai berdetak pada awal minggu ke empat
pascafertilisasi. Selama minggu ke empat terjadi perkembangan yang pesat dan
terbentuk lapisan lempeng embrionik longitudinal dan transversal. Lapisan
longitudinal meliputi lapisan kepala dan lapisan ekor yang mengubah enbrio dari
bentuk yanhg lurus menjadi bentuk yang memiliki lekuk. Lapisan transversal
meliputi lapisan transversal kiri dan kanan yang melipat ke arah garis tengah
dan mengubah embrio dari bentuk datar menjadi bentuk silindris. Pada akhir
minggu ini, embrio diperkirakan memiliki gambaran seperti kadal dan mempunyai
bakal telinga, tungkai, dan struktur leher dan wajah.
Selama minggu ke lima pascafertilisasi,
perkembangan pesat otak menghasilkan perkembangan kepala yang membesar dan
membuatnya menjadi bagian yang lebih besar daripada anggota tubuh yang lainnya.
Perkembangan berlangsung dari kepala hingga bokong, tungkai, dan mata.
Hidung, mulut, dan palatum mulai terbentuk selama
minggu ke enam pascafertilisasi dan mata mulai terlihat. Jari-jari primordial
mulai berkembang dan bentuk kepala lebih besar daripada batang tubuh.
Minggu ke tujuh pascafertilisasi menandai
perkembangan tungkai lebih lanjut. Kelopak mata terbentuk dan dapat terlihat.
Aurikula telinga bagian luar terbentuk dan usus halus mengalami herniasi ke
bagian belakang tali pusat yang memiliki ruang untuk usus tersebut.
Pada akhir minggu ke-8 pascafertilisasi, embrio
telah memiliki gambaran manusia meski ukuran kepalanya yang besar masih belum
proporsional mencapai dan hampir separuh ukuran total. Perkembangan urogenital
telah terjadi, tetapi diferensiasi masih terlalu dini untuk dapat menentukan
jenis kelamin. Akhir minggu ke-8 pascafertilisasi juga menandai akhir periode
embrionik. Semua struktur eksternal dan internal yang penting sudah terbentuk.
Periode embrionik adalah masa kritis yang memungkinkan teratogen apapun
(obat-obatan, sinar-X, virus) dapat menyebabkan kematian atau menyebabkan malformasi kongenital.
Trimester pertama kehamilan juga mencakup dua
minggu pertama periode janin. Pada akhir minggu ke-10 pascafertilisasi atau
minggu ke-12, seluruh usus halus telah masuk ke dalam abdomen dan keluar tali
pusat, genetalia eksterna telah memiliki karakteristik laki-laki atau perempuan,
anus terbentuk, dan raut wajah sudah seperti manusia. Janin beratnya kurang
lebih 0,5 hingga 1 ons, mulai dapat menelan, melakukan gerak napas, bekemih,
menggerakkan bagian tungkai tertentu, mengedipkan mata dan mengerutkan wajah.
Mulut membuka dan menutup. Ukuran kepala kurang lebih 56 hingga 61 mm.
Trimester Kedua dan Ketiga
Trimester ke dua, yang berlangsung 15 minggu,
mencakup minggu ke-13 hingga minggu ke-27. Usia kehamilan ini ekuivalen dengan
minggu ke-11 hingga minggu ke-25 sejak pascafertilisasi. Trimester ke tiga,
berlangsung 13 minggu, mencakup minggu ke-28 hingga ke-40. Usia ini ekuivalen
dengan minggu ke-26 hingga ke-38 sejak pascafertilisasi. Panjang kepala bokong
dihitung semata-mata untuk memberi gambaran mengenai ukuran janin.
Minggu ke-13 hingga ke-16 (bulan ke empat),
kelopak mata mengalami fusi dan kepala berkembang lambat, sementara telinga
bergerak ke posisi yang lebih tinggi, pada kepala dan dagu tampak lebih jelas
dengan terbentuknya mandibula. Kedua lengan telah mencapai panjang
sesungguhnya. Kuku jari tangan mulai berkembang, namun jari kuku belum.
Perbedaan jenis kelamin mulai jelas terlihat pada minggu ke-14. Pada minggu
ke-16, pusat-pusat osifikasi tulang terlihat dan panjang kepala-bokong kurang
lebih 11,5 cm dan berat janin antara 3,5 hingga 4 ons pada akhir minggu ke-16.
Minggu ke-17 hingga ke-20 (bulan ke lima), kaki
mencapai panjang total dan kuku jari mulai terbentuk. Kelopak mata masih
menyatu. Ketika janin cegukan, ibu akan merasakannya sebagai serangkaian
sentakan ringan. Detak jantung dapat didengar dengan menggunakan fetoskop pada
akhir bulan. Pada akhir minggu ke-20, panjang rata-rata kepala-bokong adalah
16,5 cm dengan berat badan kurang lebih hampir 500 gram.
Minggu ke-21 hingga ke-24 (bulan ke enam),
pertumbuhan rambut terlihat jelas. Seluruh tubuh janin dilapisi lanugo, yakni
rambut halus yang menurun. Kulit berkerut, bening, dan kemerahan. Bakal gigi
permanen telah muncul. Tangan mulai terbentuk kepalan dan pegangan. Lemak
coklat yang yang merupakan sumber energi, produksi panas, dan pengaturan panas
pada bayi yang baru lahir juga mula terbentuk. Pada akhir bulan, panjang rata-rata
kepala hingga ke bokong kurang lebih 20,3 cm dan memiliki berat kurang lebih
1,25 pon.
Minggu ke-25 hingga ke-28 (bulan ke tujuh), meski
lemak mulai sedikit disimpan dan kontur mulai membulat, janin masih terlihat
kurus dan masih tampak tua dan berkerut selama bulan ini. Surfaktan mulai
dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu. Rambut kepala semakin panjang,
gerakan menghisap menjadi lebih kuat, mata mulai menutup dan membuka, dan kuku-kuku
pada jari mulai terlihat. Panjang rata-rata kepala-bokong kurang lebih 23 cm
dengan berat sekitar 2,25 pon (1000 gram) pada akhir minggu ke-28.
Minggu ke-29 hingga ke-32 (bulan ke delapan),
simpanan lemak subkutan mulai memperhalus kerutan, tetapi kerutan janin masih
belum hilang sepenuhnaya. Tubuh janin sudah terisis lemak. Kuku jari sudah
mencapai ujungnya namun kuku kaki belum sepenuhnya. Janin telah memiliki
kendali terhadap gerak pernapasan yang berirama dan temperatur tubuh. Mata
telah terbuka dan refleks cahaya terhadap pupil muncul pada akhir bulan. Ukuran
panjang rata-rata kepala-bokong adalah 28 cm dan berat badan kurang lebih 3,75
pon.
Minggu ke-33 hingga ke-36 (bulan ke sembilan),
pada akhir bulan ini, kulit menjadi lebih halus tanpa kerutan karena lemak
subkutan menebal dari cadangan tambahan. Tubuh menjadi lebih bulat sementara
lengan dan tungkai tampak montok. Rambut memanjang, kuku pada jari kaki telah
mencapai ujungnya, dan testis sebelah kiri biasanya telah turun ke skrotum.
Ukuran panjang rata-rata kepala-bokong adalah 31,7 cm lebih sedikit dan berat
badan kurang lebih 5,5 pon (2500 gram) selama minggu ke-36.
Minggu ke-37 hingga ke-40 (bulan ke sepuluh).
Bulan ke sepuluh merupakan waktu untuk sentuhan terakhir yang penting.
Pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai. Janin kini bulat sempurna
dengan dada dan kelenjar payudara menonjol pada kedua jenis kelamin. Kedua
testis telah masuk ke dalam skrotum pada akhir bulan ini. Lanugo telah
menghilang pada hampir seluruh tubuh. Kuku-kuku mulai mengeras melebihi kedua ujung jari tangan dan jari kaki.
Wana kulit bervariasi mulai dari putih hingga merah muda dan merah muda kebiruan
tanpa menghiraukan ras karena melanin yang bertanggung jawab memberi warna pada
kulit hanya dihasilakan setelah terpajan cahaya. Ukuran panjang rata-rata kepala-bokong
kini adalah 36 cm. Berat
badan tergantung pada sejumlah variabel, tetapi rata-rata adalah 7,5 pon.
Perkembangan Plasenta
Plasenta sebagian berasal dari janin dan sebagian
lagi dari ibu. Kontribusi janin berasal dari korion, sedangkan kontribusi ibu
berasal dari desidua (endometrium) di tempat implantasi.
Lapisan luar sel yang membentuk dinding blastosit
disebut trofoblas. Ketika trofoblas mulai masuk ke dalam epitel endometrium,
trofoblas akan mengalami diferensiasi menjadi dua lapisan, yakni:
1. Sitotrofoblas, yang merupakan lapisan
bagian dalam.
2. Sinsitiotrofoblas yang merupakan lapisan
luar.
Diferensiasi ini terjadi pada saat trofoblas
mengdaakkan kontak denagn endometrium.
Sinsitiotrofoblas adalah massa protoplasmik yang
memiliki banyak nukleus tanpa ada batasan antarsel. Dari massa ini keluar
tonjolan berbentuk seperti jari yang berpenetrasi melalui epitel endometrium ke
dalam stroma endometrial. Stroma endometrium mengandung kelenjar dan kapiler.
Lakuna, atau ruang berlubang, terbentuk pada sekitar hari ke-8 pada
sinsitiotrofoblas saat masuk ke dalam stroma. Akibatnya, kelenjar endometrium
mengalami erosi dan kapiler ruptur untuk mengisi lakuna dengan embriotrof.
Embriotrof merupakan campuran sekresi galndular dan darah ibu yang mengandung
gizi tinggi untuk embrio, yang diperoleh embrio melalui difusi dari
sinsitiotrofoblas. Melalui lakuna inilah hCG, yang dihasilkan oleh
sinsitiotrofobalas, masuk ke dalam aliran darah ibu sehingga dapat dideteksi
melalui tes kehamilan.
Setelah embrio sepenuhnya melekat pada
endometrium, pada sekitar hari ke-12 setelah fertilisasi, lakuna pada
sinsitiotrofoblas bergabung bersama membentuk jaringan kerja interkomunikasi
lakuna. Jaringan ini membentuk sinsitiotrofoblas yang menyerupai spon. Pada
saat bersamaan endometrium mengalami suatu kejadian yang disebut reaksi
desidua, yakni saat sel-sel stroma membesar karena akumulasi glikogen dan lemak
dan menjadi lebih dikenal dengan sel-sel desidua, serta kapiler mengalami
dilatasi dan memadat untuk membentuk sistem peredaran darah primitif.
Desidua adalah sebutan untuk endometrium uterus
selama kehamilan berlangsung. Desidua berbeda dari endometrium wanita tidak
hamil karena ada reaksi desidua, denagn pengecualian pada zona basalis, yakni
desidua diluruhkan setelah persalinan terjadi. Nama desidua berasal dari bahasa latin deciduus, yang berarti ”suatu peluruhan.”
Menurut Moore, peluruhan desidua dapat diumpamakan
dengan gugurnya daun-daun dari pepohonan desidua pada musim gugur. Ada tiga
area desidua:
1. Desidua
basalis, desidua yang terletak di bawah lokasi implantasi
embrio, yang menjadi kontribusi ibu terhadap plasenta.
2. Desidua
kapsularis, desidua yang
berada di sekeliling embrio yang telah berimplantasi, yang berperan sebagai
lapisan penutup antara embrio dan rongga uterus. Seiring perkembangan janin,
desidua kapsularis menonjol ke dalam ronggga uterus dan melakukan fusi dengan desidua
parietalis. Hal ini terjadi
pada akhir bulan ke empat usia kehamilan.
3. Desidua
parietalis (juga dikenal
dengan sebutan desidua vera) lapisan
desidua pada bagian lain uterus yang tersisa.
Desidua basalis dann desidua parietalis tersusun
atas tiga lapisan:
- Zona kompakta : lapisan permukaan, yang strukturnya berbentuk padat.
- Zona spongiosa : lapisan tengah, yang memiliki struktur seperti spon karena ada sel-sel desidua dan kapiler
- Zona basalis : lapisan dasar atau lapisan bawah, yang berperan melakukan regenerasi endometrium yang baru saat desidua yang masih tersisa meluruh setelah persalinan.
Pada sekitar hari ke-14 setelah fertilisasi, vili
korionik mulai terbentuk, saat sel-sel sitotropoblas melakukan reorganisasi
menjadi sel-sel kolumnar yang meluas hingga ke inti sinsitiotrofoblas. Vili ini
dikenal sebagai vili primer dan membentuk permukaan luar kantung kuning telur
embrio. Segera setelah itu, vili-vili ini bercabang dan mengembangkan isi pusat
mesenkim, pada saat ini vili- vili tersebut disebut vili sekunder. Sel-sel
mesenkim berkembang menjadi pembuluh-pembuluh darah yang memilki vili yang
tersambung dengan pembuluh darah pada kantung kuning telur, yang juga berasal
dari mesenkim dan dengan embrio melalui penghubung tali pusat yang sebelumnya,
yakni batang penghubung. Vili tersebut kini disebut vili sejati atau vili
tersier.
Hingga kurang lebih minggu ke-8 setelah
fertilisasi vili menutupi seluruh permukaan kantung korion. Setelah itu,
seiring pertumbuhan kantung, aliran darah pada area desidua kapsularis
menghilang sehingga vili pada area tersebut mengalami degenerasi. Pada saat
bersamaan vili yang berada di area desidua basalis akan berproliferasi,
bercabang, dan membesar pada lokasi yang memang kaya dengan suplai darah.
Proses ini menghasilkan struktur yang tampak seperti pohon yang banyak atau
bertumpuk, yang duikenal dengan sebutan frondosum korion atau vilus korion
(bagian yang janin yang memberi kontribusi pada plasenta).
Saat vili korion masuk dan melekat pada desidua
basalis, sisa-sisa desidua tertutup oleh trofoblas yang membentuk septum
plasenta. Septum plasenta memisahkan diri, tetapi tidak menyeluruh dan
membentuk kotiledon plasenta yang tidak beraturan bentuknya. Jumlah kotiledon
mencapai 15 hingga 30 buah. Septum membatasi pertukaran darah antara kotiledon
pada ruang antarvilus.
Ruang antarvilus merupakan perluasan jaringan
lakunar yang lebih dini. Ruang-ruang pada jaringan lakunar membesar akibat
invasi desidua lebih lanjut oleh trofoblas untuk membentuk sebuah sinus darah
besar, yang disebut ruang antarvilus. Dengan lokasi antara pelat korion pada
satu sisi dan desidua basalis pada sisi lain, rubang vilus secara tidak komplet
terbagi-bagi oleh septum plasenta yang meluas dari desidua, tetapi tidak
mencapai pelat korion. Pelat korion terdiri atas trofoblas pada sisi luar
(tepat disebelah ruang antarvilus) dan mesodermis pada sisi dalam. Mesodermis
internal pada korion mengalami fusi dengan amnion kurang lebih pada akhir dari
trimester pertama. Korion dan
amnion memiliki membran-membran janin yang mengandung cairan amnion dan
melindungi janin. Cabang pada arteri dan vena umbilikus mengalir antara lapisan
pelat korionik internal dan eksternal sebelum masuk ke dalam vili korion yang
meluas hingga keruang antarvilus.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan janin merupakan
proses awal seorang manusia terbentuk, yang melibatkan semua bidang ilmu diantaranya adalah
genetika, pematangan gamet, pengangkutan ovom dan sperma, kapasitasi sperma dan
reaksi akrosom, fertilisasi, pembelahan sel, perubahan zigot dan transpor
selama minggu pertama kehidupan, inplantasi, embriologi, fetologi, dan
malformasi kongenital maupun abnormalitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar