PERSALINAN
A.Pengertian
- Persalinan adalah serankaian kegiatan yang berahir dengan pengeluaran yang cukup bulan.di susul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari ibu.
- Persalinan adalah peroses pengeluaran hasil konsepsi(janin dan uri)yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandung melalui ia jalan lahir,dengan bantuan atau tampa bantuan(kekuatan sendiri)
(Ilmu kebidanan penyakit kandungandan
keluarga dan keluarga berencana 15,7)
B.Jenis Jenis Persalinan
1. Persalinan spontan
Yaitu : Persalinan yang berlangsung
dengan ibu sendiri dan melalui jalan lahir
2. Persalinan buatan
Yaitu : persalinan yang di bantu dengan tenaga
dari luar seperti :forsep,sc,vakum.
3. Persalinan anjuran
Yaitu : persalinanyang di
lakuka setelah di lakukan tindakan misalnnya : pemecahan ketuban,pemberian
pitosin.
C.Sebab Sebab Mulainya Persalinan
Sebab-sebab mulainya persalinan belum di
ketahui dengan jelas.Mungkin banya faktor yang memegang peranan dan bekerja
sama sehinga terjadi persalinan.Beberapa teori yang di kemukakan:
1.Turunya hormon esterogen dan progesteron
Progesteron menimbulkan relaksi otot-otot
rahim.selama kehamilan terdapat keseimbangan antara hormon estrogen dan
progesteron di dalam darah.tetapi pada ahir kehamilan kadar progesteron menurun
sehinga menimbulkan his
2.Teori oksitosin
Pada ahkir kehamilan kadar oksitosin
bertambah.oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim
3.Nutrisi janin menurun
Tekanan pada ganglion serukol dari flleus frankerhauser, yang menghasilkan
kontraksi uterus.
4.Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua. Di
sangka menjadi sebab mulinya persalinan.
5.teori hipotalamus-pituitary dan glandula superenal
Glandula merupakan pemicu
persalinan
(obstetri fisiologi ,224)
D.faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan
1.power:his tenaga
mengetan
.His
His adalah
kuntrakson otot rrahim pada persalinan.pada bulan terakhir dari kehamilan
srbelum persalinan,sudah ada kontraksi rahin yang di sebut his pendahuluan atau
his palsu.yang sebenarnya hanya peningkatan dari kontraksi brakton hicks.his
pendahuluan ini tidak teratur,menyebab kan nyeri di perut bagian bawah dan
paha.tidak menyebabkan nyeri yang memencar dari pingang keperut seperti di
persalinan,lama kontraksi pendek,tidak bertambah kuat bila dibawa berjalan
malah sering berkurang,tidak mempunyai pengaruh pada serviks.sifat dari his
persalinan berkebalikan dari his pendahuluan.kontraksi rahim bersifat berkala
dan yang harus di perhatikan adalah:
1.lamanya kontraksi:
kontraksi berlangsung 45-75 detik
2.kekuatan kontraksi: menimbulkan naiknya tekanan
intra uterin sampai 35 mmHg
3.
interfal antara dua kontraksi: pad permulan persalinan sekali dalam waktu 10
menit ,dalam kala persalinan sekali dalam 2 menit
Menurut faalnya his
persalinandapat di bagi dengan:
- his pembukaan : his yang menimbulkan pembuka dari seruks
- his pengeluaaran: his yang mendorong anak keluar.biasanya di sertai kekuatan mengedan
- his pelepas uri :yang melepasan
- Tenaga Mengejar
Setelah pembukaan lengkap dansetelah ketuban
pecah,tenaga yang mendorong anak keluar selain his terutama di sebabkan oleh
kontraksi otot-otot di dinding perut yang menyebabkan peningalan tekanan
intraapdominal.tenaga ini serupa debgan tenaga mengejar sewaktu kita BAB tetapi
jauh lebih kuat lagi..rupanya sewaktu kepala sampai di dasar pangul.timbul
suatu refleks yang menyebabkan pasien menutup glotisnya.mengontraksi otot-otot
perutnya dan menekan diagfragin nya kebawah.tenaga mangenjan ini hanya dapat
berhasilkalau pembukaan sudah lengkap dan paling efektifsewaktu kontraksi
rahim.tanpa ada pengenjan ini anak tidak dapat lahir,tenaga pengejan ini anak
tidak dapat lahir.tenaga ini mengenjan ini juga melahirkan plasenta setelah
plasenta lepas dari dinsing rahim.
2.PASSAGE
Perubahan pada uterus dan jalan
lahir pada persalinan
- keadaan segmen bawah dan aegmen atas rahim pada saat persalinan sejak kehamilan yang lanjut,uterus dengan jelas terdiri dari dua bagian ialah segmen atas rahim yang di bentuk oleh karpus dan segmen bawah rahim yang terjadi dari isthimus uteri.segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontruksi dan dinding rahimnya bertambah tebal denga majunya persalinan sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena di regang.kontraksi otot rahim mempunyai sifat yang khas:
- setelah kontraksi otot maka otot tersebut tidak berelaksi kembali kekeadaan sebelum kontraksi tetapi malah menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya tidak seperti sebelum kontraksi.
- kontraki tidak sama kuatnya,tetapi paling kuat didaerah fundus uteri dan berangsur berkurang jebawah dan paling lemah pada segmen bawah rahim.
- Perubahan bentuk rahim
Pengaruh perubahan bentuk ini adalah:
·
karena
ukuran melintang berkurang ,maka lengkungan tulang punggung menjadi lebih lurus
dan demikian kutup atas anak tertekan pada fundus,sedangkan bawah di tekan
kedalam pintu atas panggul.
·
karena
rahim bertambah panjang,maka otot-otot memenjang di rengang dan menarik pada
sekmen bawah dan serviks..
- Faal ligamen fotundum dalam persalinan
·
Pada
tiap kontraksi fondus tadinya bersetandar pada tulang pungung berpindah kedepan
mendesak dinding perut bagian depan kedepan..
·
Dengan
adanya kontraksi dari tiap ligamen rotundum fundusuteri terhambat,sehinga waktu
kontraksi fundus tak dapat naik keatas.
- Peruban pada serviks
Permukaan serviks ini biasanya di dahului perdataran dari serviks
- Pendataran diri serviks
Pemendakan dari kanalis
servikalis yang semula berupa saluran yang panjang nya 1-2 cm nenjadi suatu
lubang dengan pingir yang tipis.
- Pembukaan dari serviks
Pembesaran dari ostinum
exsternum yang tadinya berupa satu dengan
diameter berupa mili meter menjadi lubng yang dapat di lalui anak kira-kira
diameternya 10 cm.
- Perubahan pada vaginal dan dasar panggul
Setelah ketuban pecah segal perubahan terutama
pada dasar panggul di timbulkan oleh bagian depan anak..oleh bagian depan yang
maju itu dasar panggul di rengganng menjadi saluran dinding-dinding yang tipis.dari
luar,perengangan pada bagian depan terletak pada perintun yang menonjoldan
menjadi tipis sedangkan anus menjadi terbuka.
3.PASSENGER
Janin ,
berat badan, letak prasanti, dan posisi janin.
Istilah
letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung A pengertian
a.Situs
- Letak
- Yang di maksud letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu.
- Letak memanjang ada 2 macam persentasi, ialah jika kepala bayi terletak di bawah di sebut presentasi kepala,sedangkan kalau bokong di sebut presentasi bokong
- Jika sumbu panjang anak melintang pada sumbu panjang ibu maka anak di katakan pada letak lintang.
- Jika sumbung panjang anak serong terhadap sumbu panjang ibu maka anak dalam letak serong.
b.Habitus
- Sikap
- Yang di maksud adalah bagian-bagian anak satu terhadap yang yang lain.
- Sikap anak psikologis ialah
Badan anak dalam kyphose
Kepala menekung,dagu dekat dada
Lengan bersilang di depan dada
Tungkai terlipat pada lipatan paha,dan leku lutut
rapat pada badan
c.Posisi
- Posis
Yang di maksud adalah letak salah satu bagian anak
yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir
d.Presentasi
- Presentasi
- Yang di maksud adalah apa yang menjadi bagian yang terendah
(Obsterti
Fisiologi ,224)
E . Perjalanan Persalinan Secara Klinis
- Tanda-tanda persalinan
- Timbulnya is persalinan ialah his permulaan dengan sifat sebagai berikut:
-
Nyeri
melingkar dari pinggung memancar keperut bagian bawah.
-
Teratur
-
Mangkin
lama mangkin pendek,intervalnya mangkin kuat
-
Jika
di bawa berjalan semangkin kuat
-
Mempunyai
pengaruh pada pendataran dan pembukaan serviks.
- Keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir atau bloot show,hal ini terjadi karena terlepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawahrahim pada saat pendataran serviks sehingga beberapa kapiler terputus.
- keluarnya cairan banyak dengan tiba-tiba dari jalan lahir hal ini terjadi kalau ketuban pecah dan selaput janin robek,ketuban biasanya pecah kalau pembukaanya lengkap atau hampir lengkap,
(Ilmu kebidanan,penyakit kandungan & KB
untuk pendidikan bidan,160)
F.Kala Dalam Persalinan
- Kala I (Kala Pembukaan)
Inpartu di tandai dengan
keluarnya lendir bercampur dengan darah (blood show)
Karena serviks mulai membuka
(dilatasi) dan mendatar (effacemen). Darah berasal dari pembuluh darah kapiler
sekitar kanalis servikasi karena pergeseran serviks mendatar dan terluka.
Kala pembukaan di bagi atas 2
fase ,yaitu:
1.Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai
pembukaan 3 cm
berlangsung dalam 7-8
2.Fase aktif : Berlangsung selama
6 jam, di bagi dalam 3 safe
·
Periode
akselerasi : berlangsung 2 jam, di bagi dalam 3 supfase
·
Periode
dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat menjadi
9cm
·
Periode
deselerasi : berlang lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10 cm atau
lengkap.
- Kala 11 (Kala Pengeluaran janin )
Pada pengeluaran janin, his
terkoordinir, kuat, cepat,dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.kepala
janin telah turun masuk ruang panggul sehinga terjadi tekanan pada otot dasar
panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengendan.karena tekanan pada
rektum,ibu merasa seperti mau membuang air besar,dengan tanda anus terbuka.pada
waktu his,kepala janin mulai terlihat,vulua membuka dan perinem meregang,dengan
his mengendan yang terpimpin,akan lahirlah kepala,di ikuti seluruh badan janin.
Kala II pada primi :1/2-2 jam,pada multi ½-1 jam.
- kala III (Kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir kontraksi rahim istrahat
sebentar .uterus teraba keras dengan fundus setinggi pusat dan berisi dengan
plasenta yang semangkin tebal 2 kali dari sebelumnya.beberapa saat
kemudian,timbul his pelepasan dan pengeluaran uri dalam waktu 5-10 menit
seluruh plasenta terlepas,terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau
dengan sedikit dorongan dari atas simpisis dan atas fundus uteri.seluruh proses
biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.pengeluaran plasenta di
sertai dengan keluarnya darah kira-kira 100-200 cc.
- Kala IV
Adalah pengawasan selama i jam setelah bayi dan
plasenta lahir untunk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahayanya
pendarahan post partum lamanya paersalinan pada primi dan multi.
Primi
multi
Kala I
13 jam
7 jam
Kala II 1 jam ½ jan
Kala III ½
jam ¼ jm
Lama persalinan 14 ½ jam 7 ¾ jam
(Sinopis
Obseterti , 94)
- Mekanisme persalinan
1.Turunya kepala
- Masuknya kepala dan pintu atas panggul pada primi terjadi pada bulan terakhir kehamilan,tetapi pada multi gravida baru terjadi permulaan persalinan.Masuknya kepala di PAP biasanya sutera sagitalis melintang dengan fleksi yang ringan.Kalau sutura sagitalis terdapat di tengah-tangah jalan lahir ialah tepat di antara sympisis dan pramentirium,maka di katakan kepala dalam asynclitimus jika sutura sagitalis agak kependan mendekati simpisis atau agak kebelakang mendekati ponmotorium maka asynclitismus.Jika sutura sagitalius mendekati sympisis dan os pariental belakang lebih rendah dari os pariental depan ”a synclitismus anterior”. Dan jika sutura sagitalis mendekati ponmotorium dan os pariental belakang ”asynclitismus posterior”.
- Majunya Kepala
Pada primi kala II telah
terjadi majunya kepala,sedangkan pada multigravida majunya kepada dam masuknya
kepala terjadi bersamaan.Yang menyebabkan majunya kepala adalah:
·
Tekanan
cairan intraliterin
·
Tekanan
pada fundus dan bukan
·
Kekuatan
.Menjejan Melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.
2.
Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya
fleksi bertambah hinga Uuk lebih rendah dari UUB.Keuntungan dari bertanbahnya
fleksi adalah bawa ukuran.Kepala yang lebih yang lebih kecil melewati jalan
lahir : diamete suboccipito bregmatica (9,5 ma) mengantikan suboccipito
frontalis (ilem) fleksi di sebabkan karena anak di sorong maju dan sebaliknya
mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul.serviks,dinding panggul atau
dasar panggul.
3. Putaran Paksi Dalam
Pemutaran
dari bagian depan sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan
kebawah simpisis.Putaran faksi adalah suatu keadaan untuk menyusaikan
posisikepala dengan bentuk jalan lahir khususnya untuk bidang tengah dan pintu
bawah panggu.Putaran faksi dalam terjadi bersamaan dengan majunya kepala dan
tidak terjadi sebelum kepala sampai ke hadge III,terkadang sampai kepala di
dasar panggul.
4.Ekstense
Kepala harus melakukan
ekstensi karena sunbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan
dan keatas untuk melaluinya.Pada kepala bekerja dua kekuatan,yang satu mendesak
kebawah dan yang lainya di sebabkan tahanan dasar panggul yang menolaknya ke
atas,maka lahirlah berturut-turut pada pingir atas penerieun UUB,dahi,hidung,mulut
dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.Subocciput yang menjadi pusat
pemutaran di sebut ”hypomochlion”.
5.Putaran faksi luar
Setelah kepala lahir,maka kepala anak
memutar kembali kearah punggung anak memutar kembali kearah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang
terjadi karena putaran faksi dalam.Selanjutnya putaran di lanjutkan hingga belakang
kepala berhadapan dengan tuber ischiadiam sepihak.
6.Explusi
Setelah putaran paksi luar bahu depan
sampai di bawah simphysis dan menjadi jypomochlion untuk kelahiran bahu
belakang.Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir
searah dengan paksi jalan lahir.
H.Bidang Hodge
Untuk menentukan berupa jauhnya anak tersebut telah turun ke rongga
panggul maka hodge telah menentukan bidang khayal dalam panggul:
· Hodge I
: sama dengan pintu atas panggul
· Hodge II
: sejajar dengan hodge I melalui pinggir bawah simfisis
· Hodge III
: sejajar dengan hodge I mrlalui
sipina ischiadika
· Hodge IV : sejajar dengan hodge I melalui
ujung os coccygis
I. Partograf
Partograf di pakai untuk mamantau kemajuan persalinan dan membantu petugas
kesehatan dalam menentukan dalam penatalaksanakan.Patograf memberi peringatan
pada petugas kesehatan apakah persalinan berlangsung lama , adanya gawat ibu
dan janin ataukah ibu perlu untuk di rujuk.
Hal-hal yang perlu di catat dalam partagraf:
1.Denyut jantung janin
Catat setiap jam, dan ½ jam pada fase aktif
2.Air ketuban
Catat warna air ketuban setiap
kali melakukan pemeriksaan vagina
U : Selaput utuh
J : Selaput pecah,air keban jernih
M :
Air ketuban bercampur mikonium
D : Air ketuban bernoda darah
3. Perubahan bentuk kepala janin (molding / molage)
1. Sutura (pertemuan duatulang
tengjorak yang tepat,nersusaian)
2. Sutura tumpang tindih tetapi
tidak di perbaiki
3. Sutura tumpang tindih tetapi
tidak di perbaiki
4. Pembukaan mulut rahim/serviks
Dinilai dalam sertiap
pemeriksaan pervaginan dan di beri tanda silang ( x )
5. Penurunan
Mengacau pada bagian kepala (di bagi 5
bagian) yang teraba (pada pemeriksaan abdomen 1 luar) di atas simfisis pubis
6. waktu
Menyatakan berapa jam waktu
yang telah di jalanin sesudah pasien di terima
7. Jam
Catat jam sesunguhnya
8. Kontraksi
Catat
setiap ½ jam,lakukan palpasi untuk kenghitung banyaknya kontraksi dalam 10 menit dan lamanya masing-masing
kontraksi dalam hitingan detik
9. Oksitosin
Bila
nemadai oksitosin, catatlah banyaknya oksitosin pervolume cairan infus dan
dalam tetesan permenit.
10. Obat yang di berikan
Catat semua alat yang di
berikan
11. Nadi
Catat setiap 30-60 menit dan
tandai dengan sebuah titik besar ( . )
12. Tekanan darah
Catat setiap 4 jam dan
tandai dengan anak panah.
13. Suhu badan
Catat setiap 2 jam
14.
Protein ,aseton,dan volume urine.
Catat setiap kali ibu berkemih
Bila
temuan temuan melintas kearah kanan garis waspada,petugas kesehatan harus
melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin,dan segera mencari rujukan
yang tepat.
(Buku Acuan Pelayanan
Kesehatan Nateral Dan Neonatal, 2002 : 104)
58 Langkah APN
Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58 langkah asuhan
persalinan normal sebagai berikut (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2003):
- Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.
- Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.
- Memakai celemek plastik.
- Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.
- Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
- Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.
- Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.
- Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.
- Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
- Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).
- Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
- Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
- Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.
- Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
- Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
- Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu
- Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
- Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
- Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.
- Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
- Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
- Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
- Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.
- Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)
- Melakukan penilaian selintas :
a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif ? - Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
- Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.
- Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
- Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
- Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
- Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
- Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
- Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.
- Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva
- Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.
- Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
- Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
- Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
- Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
- Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
- Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
- Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
- Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.
- Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.
- Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
- Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.
- Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.
- Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
- Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
- Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
- Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.
- Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.
- Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
- Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.
- Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
- Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
- Melengkapi partograf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar