Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

PERSALINAN NORMAL


Pengertian
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

Persalinan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
b.     Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
c.     Persalinan Buatan
Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar.
Misalnya dengan ekstraksi vakum, forsep atau  sectio secarea.
d.      Persalinan Anjuran
Persalinan yang berlangsung dengan pemberian obat untuk merangsang timbulnya kontraksi. Pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan. Kadang-kadang persalinan tidak mulaidengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.

Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin adalah berbagai berikut:
Ø  Abortus adalah terhentinya dan dikeluarkanya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan , umur kehamilan kurang dari 20 minggu.
Ø  Partus immaturus adalah suatu proses persalinan dimana janin dalam uterus berusia kurang dari 28 minggu dan lebih 20 minggu dengan berat janin antara 500-1000 gram.
Ø  Partus Prematurus adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm/cukup bulan, umumnya berat janin antara 1000-2500 gram dengan umur kehamilan 28-36 minggu.
Ø  Partus Postmaturus atau serotinus adalah proses persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari waktu yang ditentukan.
Ø  Partus Presipitatus adalah persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.

Fisiologi Persalinan
Sebab-sebab terjadinya Persalinan   :
      Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas, namun ada banyak faktor yang memegang peranan penting sehingga menyebabkan persalinan.
      Beberapa teori yang dikemukakan adalah                   :
1.      Penurunan kadar Estrogen dan Progesteron
Hormon progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya hormon estrogen meninggikan kerentanan otot-otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
2.      Teori Oksitosin
Hormon oksitosin mempengaruhi kontraksi otot-otot rahim. Pada akhir kehamilan, kadar oksitosin bertambah, sehingga uterus menjadi lebih sering berkontraksi.
3.      Teori Distansia Rahim
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.


4.      Pengaruh Janin
Hipofyse dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5.      Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan.
6.      Teori Plasenta menjadi tua
Menurut teori ini, plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
7.      Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus Frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, maka akan timbul kontraksi.
8.      Induksi Partus (Induction of Labour)
Partus juga dapat ditimbulkan dengan             :
·        Gagang Laminaria      :  Beberapa laminaria diamsukkan ke dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang Fleksus Frankenhauser.
·        Amniotomi  :              Pemecahan ketuban
·        Oksitosin Drips          :  Pemberian Oksitosin melalui tetesan infus per menit
Dalam hal mengadakan induksi persalinan perlu diperhatikan bahwa serviks sudah matang (serviks sudah pendek dan lembek) dan kanalis servikalis terbuka utuk 1 jari.
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labour)
Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut   :
·        Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
·        Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri menurun.
·        Perasaan sering atau susah BAK (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
·        Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi leah dari uterus, kadang-kadang disebut false labour pains.
·        Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah.

Tanda-tanda inpartu  :
ü  Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
ü  Keluar lendir bercampur darah (blood slim) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks
ü  Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
ü  Pada Pemeriksaan Dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah :                           
[ Power           :  -  His (kontraksi otot-otot rahim)
ª                                                                  Kontraksi otot dinding perut
ª                                                                  Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan
ª                                                                  Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
[ Passanger    :  -  Janin
ª                                    Plasenta
[ Passage       :  Jalan Lahir


Fisiologi His
Secara Klinis, persalinan dimulai bila timbul his dan ibu mengeluarkan lendir bercampur darah merah (bloody show, lendir yang bercampur darah ini berasal dari Kanalis Servikalis karena serviks mulai membuka, mendatar, sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar Kanalis Servikalis yang pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.His dimulai dari salah satu tuba yang masuk ke dalam dinding uterus, gelombang bergerak ke dalam dan ke bawah dengan kecepatan 2 cm tiap detik untuk mengikutsertakan seluruh uterus. His yang sempurna mempunyai kejang otot paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal, dan puncak kontraksi erjadi simultan di seluruh bagian uterus. Sesudah tiap his, otot-otot korpus uteri menjadi lebih pendek daripada sebelumnya. Oleh karena serviks kurang mengadung otot maka serviks tertarik dan dibuka, lebih-lebih jika ada tekanan oleh bagian besar janin yang keras, umpamanya kepala yang merangsang pleksus syaraf setempat.  

Berlangsungnya Persalinan Normal
Proses Persalinan terdiri dari 4 Kala, yaitu      :
Ä Kala I
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).
Persalinan Kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu        :
Fase Laten Persalinan  :
o   Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
o   Pembukaan serviks kurang dari 4 cm
o   Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
Fase Aktif Persalinan   :
-         Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
-         Serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga penbukaan lengkap (10 cm)
-         Terjadi penurunan bagian terbawah janin
-         Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase, yaitu        :
ª      Periode Akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
ª      Periode Dilatasi Maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan terjadi sangat cepat menjadi 9 cm
ª      Periode Deselerasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.

Dalam beberapa buku, proses membukanya serviks disebut dengan berbagai istilah       : melembek (softening), menipis (thinned out), oblitrasi (oblitrated), mendatar dan tertarik ke atas (effaced and taken up) dan membuka (dilatation).

Perbedaan fase yang dilalui antara primigravida dan multigravida adalah:
Primigravida
Multigravida
·        Serviks mendatar (effacement) dulu baru dilatasi
·        Berlangsung 13-14 jam
·        Serviks mendatar dan membuka bisa bersamaan
·        Berlangsung 6-7 jam

Ä  Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal juga sebagai kala pengeluaran.

Perubahan yamg terjadi pada kala II            :
1.      Kontraksi Uterus
[ Lebih kuat amplitudo 40-60 mmHg
[ Lebih lama amplitudo 50-60 x/ his
[ Lebih sering 2-3 detik / kali aktivitas uterus dalam satu unit montevido
2.      Fetus
Pertukaran O2, plasenta menurun akan mengakibatkan        :
Hypoksia / Asidosis
DJJ tidak teratur, > 160 x / menit
Kepala masuk rongga panggul, dasar panggul tertekan sehingga refleks mengedan timbul

3.      Otot penyokong kala dua
[ Mengedan ; karena otot dinding perut kontraksi
[ Mengedan optimal dengan cara       :
§  Paha ditarik maksimal dekat lutut
§  Badan fleksi
§  Dagu menyentuh dada
§  Gigi bertemu gigi
§  Tidak mengeluarkan suara
[ Kelahiran Bayi
§  Posisi tidur telentang atau miring
§  Pimpin ibu mengedan saat his kuat
§  Kepala turun, anus-vagina terbuka membuka pintu
§  Proses keluarnya bayi
Defleksi-hypomochlion-sub occiput-kepala lahir-putaran paksi luar (substitusi) bahu depan-bahu belakang-badan-kaki

Tanda dan gejala Kala II Persalinan      :
[ Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
[ Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vaginanya
[ Perineum terlihat menonjol
[ Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
[ Peningkatan pengeluaran lendir dan darah

Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
Ø  Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm)
Ø  Biasanya ketuban pecah sendiri; bila pembukaan lengkap tapi ketuban masih positif, maka dilakukan amniotomi
Ø  Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
Ø  UUK biasanya akan memutar ke depan; pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam

Penatalaksanaan Kala II Persalinan
a.    Persiapan Penolong Persalinan
Menerapkan upaya Pencegahan Infeksi seperti yamg dianjurkan, termasuk di antaranya cuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung pribadi.
b.    Persiapan tempat persalinan, peralatan, dan bahan
Pastikan bahwa semua peralatan dan bahan-bahan tersedia dan berfungsi dengan baik.
c.     Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
Pastikan bahwa ruangan bersih, hangat dan nyaman.
d.    Persiapan Ibu dan Keluarga
Asuhan Sayang Ibu
ü  Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu dan terlibat dalam asuhan sayang ibu
ü  Berikan dukungan dan semangat pada ibu serta bimbing ibu untuk berdoa
ü  Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran
ü  Saat pembukaan lengkap, jelaskan pada ibu untuk hanya meneran apabila ada dorongan kuat untuk meneran. Jangan menganjurkan ibu untuk meneran berkepanjangan dan menahan nafas.
ü  Anjurkan ibu untuk minum selama kala dua persalinan sebagai tambahan tenaga saat meneran dan agar ibu tidak dehidrasi.
ü  Beritahu dan jelaskan setiap tindakan yang akan kita lakukan pada ibu
e.      Penatalaksanaan Fisiologis kala dua persalinan
Memulai Meneran
Bila sudah didapatkan tanda pasti kala dua persalinan, tunggu sampai ibu merasakan adanya dorongan spontan untuk meneran. Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi. Teruskan pemantauan ibu dan janin.
Posisi ibu saat melahirkan
      Perbolehkan ibu untuk mencari posisi yang apapun yang nyaman baginya, tapi ibu tidak boleh melahirkan bayi pada posisi telentang (Supine Position).
      Pencegahan Laserasi
Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali. Oleh karena itu untuk mencegahnya, dilakukan Stenen saat kepala 5-6 cm depan vulva.

Cara melahirkan bayi :
a.      Melahirkan kepala bayi
Pimpin ibu meneran saat kepala sudah tampak 5-6 cm depan vulva.
v  Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal.
v  Satu tangan lainnya menahan perineum agar tidak terjadi robekan.
v  Usap muka bayi dengan kasa / kain kering untuk membersihkan dari kotoran seperti darah, lendir dan air ketuban.
v  Periksa apakah ada lilitan tali pusat, jika ada lilitan dan tali pusat panjang maka longgarkan melewati kepala bayi, tapi jika tali pusat pendek, klem lalu potong.

b.      Melahirkan bahu dan anggota badan seluruhnya
·           Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan sendirinya.
·           Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan lehar bayi (secara biparietal).
·           Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan,            dan lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
·           Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lain ke punggung bayi untuk melahirkan bayi seluruhnya (dengan sanggah susur)
·           Letakkan bayi di atas perut ibu dan keringkan bayi.
·           Klem dan potong tali pusat di antara kedua klem.

Ä  Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plsenta dan selaput ketuban. Proses ini berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah ± 100-200 cc.

Tanda-tanda pelepasan plasenta   :
Ø  Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Setelah bayi lahir, dan sebelum miometrium berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya turun hingga di bawah pusat.
Ø  Tali pusat memanjang (tanda Ahfeld)
Ø  Semburan darah tiba-tiba
Semburan darah yang tiba-tiba ini menandakan bahwa darah yang terkumpul di antara tempat melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta ( darah retroplasenter), keluar melalui tepi plasenta yang terlepas.

Manajemen Aktif Kala III, yaitu   :
ª      Pemberian suntikan Oksitosin 10 unit IM dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir.
ª      Melakukan penegangan tali pusat terkendali
ª      Rangsangan Taktil (masase) fundus uteri selama 15 detik.




Keuntungan-keuntungan Manajemen Aktif Kala III       :
*        Kala tiga persalinan yang lebih singkat
*        Mengurangi Jumlah Kehilangan darah
*        Mengurangi kejadian Retensio Plasenta
Tingkat pada Kelahiran Plasenta :
1.      Melepas Plasenta dari implantasinya pada dinding uterus
2.      Pengeluaran Plasenta dari dalam kavum uteri
©      Pelepasan dapat dimulai dari tengah (sentral, menurut Schultz)
©      Dari pinggir plasenta (marginal, menurut Mathew-Duncan)
©      Serempak dari tengah dan pinggir plasenta
©      Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml, jika lebih termasuk kasus patologi.

Untuk mengetahui pelepasan plasenta dipakai beberapa perasat, antara lain:
1.      Perasat Kustner
Tangan kanan merenggangkan atau menarik tali pusat. Tangan kiri menekan daerah symphisis, bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus, bila tetap tidak masuk kembali ke dalam vagina berarti plasenta lepas dari dinding uterus.

2.      Perasat Strasman
Tangan kanan merenggangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri mengetok-ngetok fundus uteri, bila terasa getaran pada tali pusatyang direnggangkan ini berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus, bila tidakterasa getaran berarti plasenta telah lepas dari dinding uterus.

3.      Perasat Klien
Ibu diminta mengedan, tali pusat tampak turun ke bawah bila mengedannya dihentikan, jika tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.

4.      Perasat Crede
Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk, agar plasenta lepas dari dinding uterus , hanya dapat digunakan bila terpaksa. Misalnya perdarahan setelah plasenta lahir harus diperiksa kelengkapan-kelengkapannya apakah ada kotiledon yang tertinggal.

Ä  Kala IV
Kala IV dimulai setelah plasenta lahir sampai 2 jam kemudian. Pada kala IV ini, ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensif karena perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri masih mengancam.

Lamanya persalinan pada Primipara dan Multipara adalah           :
Waktu
Primipara
Multipara
Kala I
13 jam
7 jam
Kala II
1 jam
½ jam
Kala III
½ jam
¼ jam
Lama persalinan
14 ½ jam
7 ¾ jam


Asuhan dan Pemantauan pada Kala IV
      Setelah lahirnya Plasenta :
ª      Periksa kelengkapan plasenta dengan teliti apakah lengkap atau tidak untuk menghindari perdarahan.
ª      Periksa kontraksi rahim, bila kontraksi rahim tidak bagus dan konsistensi uterus lembek bisa mengakibatkan perdarahan.
ª      Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan penolong secara melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau lebih bawah.
ª      Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
ª      Periksa perineum dari perdarahan aktif. Periksa luka laserasi atau episiotomi, apakah terawat dengan baik dan tidak ada hematome.
ª      Evaluasi kondisi ibu secara umum. Pastikan Ibu dalam keadaan baik. Nadi dan Tekanan Darah normal, tidak ada pengaduan sakit kepala tau enek.
ª      Pastikan kondisi  bayi dalam keadaan baik. 
ª      Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan pada halaman partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian.


INISIASI MENYUSUI DINI ( IMD )
            Rangsangan isapan bayi putting susu ibu akan diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan jormon prolaktin. Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI. Semakin sering bayi menghisap puting susu akan semakin banyak prolaktin dan ASI dikeluarkan.

Keuntungan pemberian ASI :
*        Mempromosikan keterikatan emosional ibu dan bayi.
*        Memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum.
*        Merangsang kontraksi uterus.

Memulai pemberian ASI
            Prinsip pemberian ASI adalah edini mungkin da eksklusif. Bayi baru lahir harus mendapat ASI dalam waktu satu jam setelah lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan mencoba segera menyusukan bayi setelah tali pusat diklem dan dipotong. Beritahu bahwa penolong akan selalu membantu ibu untuk menyusukan bayi setelah plasenta lahir dan memastikan ibu dalam kondisi bailk. Keluarga dapat membantu ibu untuk memulai pemberian ASI lebih awal.

Memulai pemberian ASI secara dini akan :
[ Merangsang produksi susu
[ Memperkuat refleks menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada bai paling kuat dalam beberapa jam pertama setela lahir.

Pedoman menyusui  (WHO/UNICEF, Breast Feeding Promotion and Support, 2005)  :
[ Mulai menyusui segera setelah lahir ( dalam waktu satu jam ).
[ Jangan memberikan makanan atau minuman lain kepada bayi (misalnya: madu, larutan gula atau pengganti susu ibu ) kecuali diintruksikan oleh dokter atas alasan-alasan medis.
[ Berikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidupnya dan baru dianjurkan untuk memulai pemberian makanan pendamping ASI setelah periode eksklusif tersebut.
[ Berikan ASI pada bayi sesuai dorongan alamiahnya baik siang maupun malm (8-10 kali atau lebih dari 24 jam) selama bai menginginkannya.

            Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang manfaat kontak langsung ibu-ibu dan anjurkan untuk menyusui bayinya sesering mungkin untuk merangsang produksi ASI sehingga mencukupi kebutuhan bayi itu sendiri. Yakinkan ibu dan keluarganya bahwa kolostrum  ( susu beberapa hari pertama kelahiran ) adalah zat bergizi dan mengandung semua unsur yang diperlukan bayi. Minta ibu untuk memberi ASI sesuai dengan keinginan atau dorongan naluriah bayinya. Pada saat bayi melepaskan putting susu yang satu, minta ibu untuk memberikan puting susu yang lainnya. Jelaskan pada ibu bahwa membatasi lama bayi menyusu akan mengurangi jumlah nutrisi yang diterima bayi dan akan menurunkan produksi susunya.

PARTOGRAF
           
Partograf dipakai untuk memantau persalinan dan membantu petugas kesehatan dalam menentukan keputusan dalam pelaksanaan. Partograf memberi peringatan pada petugas kesehatan apakah persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin ataukah ibu perlu dirujuk.

Tujuan utama penggunaan partograf adalah untuk :
1.         Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.

2.         Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan demikian juga dapat melakukan deteksi dini setiap kemungkinan terjadinya partus lama.



Hal-hal yang harus dicatat pada partograf :
1.         Informasi tentang ibu
Catat waktu kedatangan dan perhatikan kemungkinan ibu dating dalam laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecahnya ketuban.

2.         Kesehatan dan kenyamanan janin
a.          Denyut Jantung Janin (DJJ)
Catat DJJ setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin)
b.         Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan dalam dan nilai warna air ketuban juka ketuban pecah.
*        U   : ketuban utuh (belum pecah)
*        J     : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
*        M   : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
*        D   : ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
*        K   : ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)
c.          Molase ( penyusupan kepala janin)
Penyusupan adalah indicatoring tentang seberapa jauh dari kepala bayi dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu.
*        0    : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
*        1    : Tulang-tulang kepala janin hanya sebagian bersentuhan
*        2    : Tulang-tulang kepala janin saling tumpah tindih, tapi masih dapat di pisahkan
*        3    : Tulang kepala janin tumpang tindih, tidak dapat dipisahkan

3.         Kemajuan persalinan
a.       Pembukaan serviks
nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam (lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit)

b.      Penurunan bagian terendah atau presentasi janin
mengacu pada bagian kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada pemeriksaan abdomen/luar) diatas simfisis pubis, catat dengan tanda lingkaran (o).

4.         Jam : catat jam sesungguhnya
Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani sesudah pasien diterima.

5.         Kontraksi uterus
Setiap ½ jam raba dan catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan lamanya kontraksi dengan :
a.    Beri titik-titik dikotak untuk menyatakan kontraksinya < 20 detik
b.   Beri garis-garis dikotak untuk menyatakan kontraksi lamanya 20-40 detik
c.    Isi penuh kotak untuk menyatakan kontraksinya > 40 detik.
                            
6.         Obat-obatan dan cairan yang diberikan
Catat semua obat lain yang diberikan.

7.         Oksitosin
Bila memakai oksitosin catatlah banyaknya oksitosin pervolume cairan infuse dan dalam tetesan permenit.

8.         Kesehatan dan kenyamanan ibu
-   Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan. Beri tanda titik pada kolom waktu yang sesuai (.)
-   Nilai dan catat tekanan darah ibu setiap 4 jam selama fase aktif persalinan. Beri tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai.
-   Volume urine, protein atau aseton. Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam.

Bila temuan-temuan melintasi kearah kanan garis waspada, petugas kesehatan harus melakukan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari rujukan yang tepat.

2 komentar:

perlengkapan baju bayi mengatakan...

info yg bermanfaat.. trmksh

Baju Bayi dan Anak mengatakan...

info yg bermanfaat.. trmksh