Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

NIFAS NORMAL


Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, dimulai dari selesai persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 - 8 minggu.

Nifas di bagi dalam 3 periode, yaitu :
v  Puerperium Dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
v  Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
v  Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

Tujuan Asuhan Masa Nifas

*        Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
*        Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
*        Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
*        Memberikan pelayanan keluarga berencana.

 







Perubahan yang terjadi pada Masa Nifas

  1. Perubahan Fisik
·  Uterus
   Involusi Uterus
Setelah janin lahir, uterus secara berangsur-angsur akan menjadi kecil sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Involusi ini terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil karena sitoplasma yang berlebihan dibuang. Involusi ini disebabkan oleh proses autolisis. Pada proses autolisis ini zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi kemudian dibuang melalui urine. Dapat dilihat kadar nitrogen dalam urine ibu postpartum sangat tinggi.

Involusi
TFU
Berat Uterus
Bayi Lahir
Uri Lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
Setinggi Pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pusat-symphisis
Tidak teraba, diatas symphisis
Bertambah kecil
Sebesar normal
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram

Proses involusi uteri pada bekas implantasi plasenta terdapat gambaran sebagai berikut:
ü  Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12x15 cm, permukaan kasar dimana pembuluh darah besar bermuara.
ü  Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose disamping pembuluh darah tertutup karena kontraksi rahim.
ü  Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke-2 sebesar 6-8 cm dan akhir puerperium sebesar 2 cm.
ü  Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama dengan lochia.
ü  Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium.
ü  Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari masa puerperium.

Tempat Plasenta
Bagian bekas implantasi plasenta merupakan luka kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri yang berdiameter 7,5 cm dan sering disangka sebagai bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan pada minggu ke-6 mencapai 2,4 mm. Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum bagian atas. Setelah 2-3 hari lapisan di atasnya berubah menjadi nekrosis dan lapisan di bawahnya yang berhubungan dengan lapisan otot tetap dalam keadaan baik. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru di bawahnya.

Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar. Hemostasis postpartum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Selama 1-2 jam pertama postpartum intensitas kontraksi uterus biasanya berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena pentingnya kontraksi uterus pada masa ini biasanya suntikan oksitosin IM atau IV diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu dianjurkan untuk membiarkan bayinya menghisap putting segera setelah lahir untuk merangsang kontraksi uterus.

   Rasa sakit
Yang disebut after pains, (meriang atau miles-mules) di sebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obat antisakit dan antimules.

Lochea
Sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
*        Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
*        Lochea sanguinolenta
   Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, pada hari ke-3 sampai hari ke-7 pasca persalinan.
*        Lochea serosa
   Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke-7 sampai 14 pasca persalinan.
*        Lochea alba
   Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan.
*        Lochea purulenta
   Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
*        Locheostasis
   Lochea yang tidak lancar keluarnya.

v   Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadangterdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim. 2 jam setelah persalinan dapat dilewati 2-3 jari dan setelah satu minggu hanya dapat dilalui satu jari.

·        Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,     setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan dan gymnastik postpartum.

2.      Perubahan Sistem Tubuh yang Lain

©      Sistem Urinari
Diuresis terjadi berhubungan dengan pengurangan volume darah, hal ini berlangsung sampai 2-3 hari post partum. Tonus ureter berangsur kembali pada panjang semula dan kandung kemih kembali sebagai organ dalam pelvik.
©      Sistem Pencernaan
Setelah plasenta lahir estrogen menurun sehingga tonus otot seluruhnya berangsur pulih kembali, tapi konstipasi mungkin tetapi terjadi dan mengganggu hari-hari pertama post partum. Hal ini mungkin berhubungan dengan kurangnya aktivitas dan refleks defekasi terhambat karena nyeri perineum.
©      Sistem Sirkulasi
Volume darah menurun kembali pada keadaan sebelum hamil (kembali pada viskositas semula) tonus otot dinding pembuluh darah dan tekanan darah kembali pada tingkat normal/semula.
©      Sistem Pernafasan
Ventilasi penuh dari lobus basal paru kembali seperti semula (sebelumnya tidak bebas) akibat adanya penekanan/dorongan pembesaran uterus.
©      Sistem Endokrin
Setelah plasenta lahir sirkulasi H. estrogen dan progesteron menurun dan negatif feed back mekanism mengaktifkan dan mendorong mengeluarkan H. FSH dan LH untuk memulai kembali siklus menstruasi. Pembesaran glandula tiroida menurun pada keadaan semula dan basal metabolisme kembali pada keadaan normal.
Pelvik bagian lunak (sendi, ligamen) kembali pada keadaan normal sekitar 3 bulan. Tonus otot abdomen dan otot dasar panggul, berangsur pulih secara menyeluruh bila dengan bantuan senam/latihan.

Perawatan Pasca Persalinan
[     Mobilisasi
Dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini setelah 2 jam postpartum. Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan :
b.      Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.
c.       Mempercepat involusi alat kandungan.
d.      Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
e.       Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

Karena lelah sehabis  bersalin ibu harus beristirahat, tidur terlentang selama 2 jam postpartum kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri.  Untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk, hari ke-3 jalan-jalan, dan hari ke-4 atau ke-5 diperbolehkan pulang. Mobilisasi bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
Faktor lain yang harus diperhatikan dan dicermati dalam perawatan pasca persalinan, yaitu :
v  Diet makanan
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
v  Miksi
Hendaknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, dikarenakan sfingter urethra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m. sphingter ani selama persalinan Jika kandung kemih ibu post partum penuh dan mengalami kesulitan untuk BAK, maka dapat dilakukan kateterisasi.
v  Defekasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Jika mengalami kesulitan dapat diberikan obet laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
v  Perawatan Payudara
Perawatan payudara hendaknya telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan tidak kering sebagai persiapan menyusui bayinya. Dianjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
         Bila bayi meninggal laktasi harus segera dihentikan dengan cara :
·          Pembalutan mammae sampai tertekan.
·          Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan perlodel
[    Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae yaitu :
ª Proliferasi  jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak    bertambah.
ª Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus  disebut colostrum   berwarna kuning putih susu.
ª Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam diman vena-vena   berdilatasi sehingga tampak jelas.
ª Setelah pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang maka timbul    pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari    postpartum.

Bila bayi mulai disusui isapan pada putting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Poduksi ASI akan lebih banyak sebagai efek positif adalah involusi uterus akan lebih sempurna. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar (roming in) atau pada tempat yang terpisah.
Keuntungan rooming in adalah :
Mudah untuk menyusui bayi.
Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi.
Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus anaknya.

Pemeriksaan Pasca Persalinan
      Pemeriksaan pasca persalinan dilakukan pada hari ke ke-3, ke-7 & minggu ke-6. Pemeriksan pasca persalinan meliputi :
Ä  Pemeriksaan Umum
Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, keluhan yang dirasakan
Ä  Keadaan Umum
Kesadaran, keadaan emosi, selera makan, dll
Ä  Payudara
Keadaan putting susu, pengeluaran ASI
Ä  Perut
Dinding perut
Ä  Perineum, kandung kemih, rektum
Ä  Sekret yang keluar
Lochea, flour albus
Ä  Keadaan alat-alat kandungan

Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

K B
Ø  Idealnya pasangan menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Ø  Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selam menyusui (amenorea laktasi). Oleh karena itu metode amenorea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko ini adalah 2% kehmilan.
Ø  Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut perlu dijelaskan dahulu kepada ibu :
b.      Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya.
c.       Kelebihan / keuntungannya.
d.      Efek samping.
e.       Bagaimana menggunakan metode itu.
f.        Kapan metode itu dapat dimulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui.
g.       Jika seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/pasangannya dan untuk mengetahui apakah metode tersebut dengan baik.

Postpartum blues
                     Merupakan adaptasi suatu fenomena psikologis yang umumnya dialami oleh wanita yang terpisah oleh bayi dan keluarganya. Postpartum blues biasanya terjadi sekitar hari ke-3 hingga hari ke-5 postpartum. Dimulai dari bentuk yang ringan yaitu perasaan down kemudian menjadi mudah marah dan perasaan sedih yang tidak dapat dijelaskan, lalu wanita tersebut umumnya sering menangis dengan alasan-alasan yang tidak dapat digambarkan atau diungkapkan.

         Tanda dan gejala postpartum blues adalah :
ü  Sangat emosional
      Perubahan hormon yang cepat berlangsung untuk mengembalikan kondisi tubuh seperti keadaaan semula (saaat sebelum hamil) dan proses laktasi yang berlangsung merupakan penyebab munculnya sifat emosi yang labil pada postpartum blues. Emosi yang labil ini juga dipacu oleh ketidaknyamanan fisik lainnya seperti nyeri setelah melahirkan, nyeri jahitan dll.
ü  Sedih
ü  Khawatir jika tidak bisa merawat bayinya.
ü  Mudah tersingggung.
      Ia menjadi sangat sensitif terhadap berbagai komentar dan tindakan yang ditujukan kepadanya. Ia menganggapnya sebagai kritikan terhadap kemampuannya dalam merawat anaknya.
ü  Cemas
ü  Merasa hilang semangat
ü  Mudah marah
ü  Sedih tanpa ada sebabnya
ü  Menangis berulang kali

Beberapa faktor yang dapat mendorong terjadinya postpartum blues adalah :
a.       Pengalaman melahirkan yang kurang lancar dapat membuat ibu merasa kecewa dan sedih.
b.      Pengalaman melahirkan yang sulit dapat menyebabkan ibu merasa letih.
c.       Rasa nyeri/sakit setelah melahirkan sehingga membuat ibu merasa down.
d.      Adanya rasa tanggung jawab yang besar untuk menjalankan peran sebagai orang tua dirasakan sebagai beban bagi ibu.
e.       Tingkah laku bayi contohnya bayi yang menangis dianggap sebagai akibat dari ketidakmampuan ibu dalam merawat bayinya.
f.        Kesulitan dalam merawat atau menyusui bayinya, dapat membuat ibu merasa kecewa dan sedih.
g.       Adanya masalah dengan perawat atau pihak rumahsakit dapat menambah permasalahan.


Adaptasi Psikologis Ibu
            Adalah suatu penyesuaian diri yang sangat besar terhadap jiwa dan kondisi tubuhnya setelah mengalami suatu stimulasi dan kegembiraan yang luar biasa. Emosional labil (mood : keadaan jiwa terganggu), keadaan ini sering terjadi selama hari-hari pertama puerperium.
                        Setelah partus umumnya wanita menunjukkan rasa gembira tapi beberapa hari kemudian kemungkinan terjadi depresi dan sedih/menangis. Hal ini adalah fase transisi dan kemungkinan reaksi dari stress fisik dan mental setelah post partum, cemas tentang bayinya dan merasa tidak adekuat untuk menjadi seorang ibu.

         Adaptasi psikologi ibu terbagi 3 :
A.    Hari ke-1 (Taking in)            :
Ø  Ibu terfokus pada diri sendiri, minta diperhatikan.
B.     Hari kedua (Taking hold)      :
Ø  Ibu menjadi mandiri, punya keinginan merawat bayinya.
C.    Minggu pertama (Letting go) :
Ø  Masa mendapat peran baru, ibu mulai mencurahkan kegiatan pada bantuan orang lain, beri dukungan baik dari petugas maupun keluarganya.

Tanda bahaya masa nifas
            Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca persalinan (memasuki masa nifas) karena itu sangat penting untuk mendidik para ibu dan keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas sehinggaa ibu dapat segera mencari pertolongan medis jika terdapat tanda-tanda bahaya masa nifas yang disebutkan di bawah ini :
[ Perdarahan per vaginam yang luar biasa/tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan biasa) memerlukan penggantian pembalut 2-3x dalam setengah jam.
[ Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.
[ Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung.
[ Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik.
[ Gangguan masalah penglihatan/penglihatan kabur.
[ Pembengkakan di wajah atau tangan.
[ Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa tidak enak badan.
[ Payudara yang berubah menjadi merah, panas atau terasa sakit.
[ Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
[ Rasa sakit, merah, lunak atau pembengkanan pada kaki.
[ Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri.
[ Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.

Perawatan yang harus dilakukan pada ibu nifas :
©      Pemeriksaan plasenta, agar tidak ada bagian-bagian plasenta yang tertinggal.
©      Pengawasan tinggi fundus uteri.
©      Pengawasan perdarahan dari vagina.
©      Pengawasan konsistensi rahim.
©      Pengawasan keadaan umum ibu.
©      Perawatan payudara.
©      Perawatan vulva seperti vulva hygiene.

Cara untuk merawat perineum adalah :
Ø  Gunakan pembalut bersih minimal 4-6 jam, pakai dengan baik agar tidak bergeser
Ø  Lepaskan pembalut dari arah depan ke belakang untuk menghindari penyebaran kuman dari dubur
Ø  Percikkan air hangat ke daerah perineum setiap setelah BAK dan BAB kemudian keringkan dengan lap yang halus
Ø  Jauhkan tangan dari daerah perineum hingga benar-benar sembuh




JADWAL KUNJUNGAN NIFAS
Kunjungan
Waktu
Tujuan
1.







2.









3.


4.
6-8 jam setelah peralinan






6 hari setelah persalinan








2 minggu setelah persalinan

6 minggu setelah persalinan
·     Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
·     Mendeteksi dan merawat penyebab lain dari perdaran, rujuk bila perdarahan berlanjut
·     Pemberian ASI awal
·     Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi

Involusi uterus berjalan normal
·     Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal
·     Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan istirahat
·     Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperhatikan tanda-tanda penyulit
·     Memberikan konseling pada ibu mengenai
perawatan bayi

Sama seperti diatas pada kunjungan ke-2


·     Menanyakan pada ibu tentang keluhan-keluhan yang dirasakan
·     Member konselung untuk KB secara dini.

Tidak ada komentar: