KALA I FASE LATEN ( 10.45 – 14.45 WIB )
I. SUBJEKTIF (S)
· Keluhan utama : Ibu mengatakan ingin melahirkan
· Riwayat keluhan utama
Ibu datang pada tanggal 30 April 2009 pukul 10.45 WIB mengeluh sakit-sakit pada pinggang hingga ke perutnya sejak pukul 03.00 WIB yang disertai dengan pengeluaran lendir bercampur darah serta keluar air-air sejak pukul 05.00 WIB.
II. OBJEKTIF (O)
A. PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
Tanda-tanda vital : TD : 140 / 100 mmHg R : 24 x / menit
N : 83 x / menit S : 36,4 0C
TB : 164 cm
BB sekarang : 61 kg
BB sebelum hamil : 50 kg
B. PEMERIKSAAN FISIK
· Inspeksi
a. Kepala : Rambut : warna hitam, tidak rontok
Kulit kepala : bersih
b. Muka : Mata : Kelopak mata : tidak oedema
Konjungtiva : pucat ( anemis )
Sklera : putih ( an-ikterik )
c. Mulut dan gigi : Lidah : bersih
Gigi dan geraham : tidak ada caries gigi
d. Leher : Pembengkakan kelenjar tiroid : tidak ada
Pembengkakan kelenjar getah bening : tidak ada
Pembendungan vena jungularis : tidak ada
e. Dada : Jantung : Normal, bunyi lup-dup
Paru-paru : Ada, sesuai usia kehamilan
Payudara : Putting susu : menonjol
Benjolan : tidak ada
Pengeluaran : ada, kolostrum
Rasa nyeri : tidak ada
f. Abdomen
Bekas luka operasi : tidak ada
Pembesaran : ada, sesuai usia kehamilan
Pembesaran lien dan liver : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Linea : linea nigra
Striae : tidak ada
g. Punggung dan pinggang
Posisi punggung : lordosis
Nyeri ketuk : tidak ada
h. Ekstremitas
Atas : Oedema : tidak ada
Varices : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Bawah : Oedema : ada
Varises : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
i. Anogenital
Perineum : Luka parut : tidak ada
Vulva vagina : Warna : merah kebiru-biruan
Luka : tidak ada
Varices : tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Ada, air-air dan lendir bercampur darah
Kelenjar bartholini : Pembengkakan : Tidak ada
Rasa Nyeri : Tidak ada
Anus : Tidak ada haemorroid
j. Refleks patella : (+) kanan dan kiri
B. PEMERIKSAAN KEBIDANAN
Leopold I : Pada fundus teraba satu bagian kurang bulat, lunak, tidak
melenting yaitu bokong bayi.TFU pertengahan pusat-PX
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil
Janin yaitu ekstremitas janin
Pada bagian kanan perut ibu teraba satu bagian keras,
rata, dan memanjang yaitu punggung janin.
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian bulat,
keras dan sukar digerakkan yaitu kepala
Leopold IV : Divergen.
Mc Donald : 27 cm
TBJ ( Rumus Johnson Tausack )
TBJ = ( MD – 13 ) x 155 gram + 10 %
= ( 27 – 13 ) x 155 gram + 10 %
= 2387 gr
Keterangan : Kepala belum di H III ( MD – 13 )
Kepala di H III ( MD – 12 )
Kepala lewat H III ( MD – 11 )
Bila ketuban sudah pecah ditambah 10 %
DJJ (+) : Punctum maximum : 2 jari dibawah pusat perut ibu
Frekuensi : 135 x / menit, teratur
Kontraksi : 2x/10 menit lamanya 30-40 detik
· Inspekulo : atas indikasi untuk mengetahui cairan ketuban atau bukan
Hasil : kertas lakmus biru tetap menjadi biru (ketuban)
· Pemeriksaan dalam : atas indikasi sudah inpartu atau belum
- Dinding vagina : Tidak ada sistokel, rektokel, dan benjolan
- Portio : Arah : sejajar jalan lahir
Konsistensi : lunak
Pendataran : 20 %
Pembukaan : 2 cm
Ketuban : negatif
Presentasi : kepala
Penunjuk : sutura sagitalis
Posisi : sutura sagitalis melintang
Molase : tidak ada
Penurunan : H II
· Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Urin : Protein : + 1
Darah : Hb : 7,8 gr %
III. ASSESMENT (A)
Diagnosa Ibu : Ny. S Usia 33 tahun G3P2A0 hamil 38 minggu 6 hari inpartu kala I fase laten dengan PER, KPD, dan anemia sedang
Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala
Masalah : Ibu cemas karena TD nya tinggi
Masalah potensial : Preeklampsi berat, perdarahan, dan infeksi
IV. PLANNING (P)
1. Menempatkan ibu di tempat yang bersih dan aman serta jaga privasi ibu.
Ibu ditempatkan diruang VK yang bersih dan rapi serta privasi ibu terjaga.
2. Melakukan pemeriksaan inspekulo dengan inspekulo steril untuk mengetahui apakah cairan yang keluar adalah cairan ketuban atau hanya urin dengan menggunakan kertas lakmus biru
Kertas lakmus biru tetap menjadi biru (ketuban)
3. Memberikan inform choice pada ibu dan keluarga tentang tindakan-tindakan yang akan diambil dan meminta keluarga menandatangani lembar inform consent
Suami ibu telah menandatangani lembar inform consent
4. Berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan antibiotik spektrum luas pada ibu yaitu amoksilin peroral 500 mg diulang tiap 6 jam untuk mencegah terjadinya infeksi karena ketuban telah pecah
Ibu telah diberikan amoksilin dan berjanji akan mengkonsumsi obat tersebut
5. Menganjurkan Ibu untuk tirah baring terutama miring kiri sehingga memperbaiki perfusi darah plasenta, ginjal, jantung, otak, serta hati dan menghilangkan keadaan iskemia sehingga diharapkan dapat memperbaiki keadaan preeklampsi ringan pada ibu
Ibu berjanji akan melakukan tirah baring
6. Berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan sedatif sehingga ibu dapat tenang dan membantu menurunkan tekanan darahnya, setelah pemberian obat ini pantau TTV serta pengeluaran urin secara ketat.
Diberikan fenoberbital 3 x 30 mg dan ibu berjanji akan mengkonsumsi obat tersebut
7. Memasang infus RL dengan ukuran jarum 16-18 untuk membantu asupan nutrisi pada ibu dan sebagai antisipasi jika diperlukan transfusi darah atau pemberian obat per IV.
Infus terpasang pada vena radialis di tangan kiri dengan kecepatan 20 tetes/menit
8. Menganjurkan keluarga untuk mencari donor darah sebagai antisipasi jika ibu membutuhkan transfusi
Keluarga mengerti akan penjelasan yang diberikan dan berusaha mencari golongan darah yang sesuai dengan golongan darah ibu
9. Memberi dukungan pada ibu bahwa ia dan dirinya akan baik-baik saja dan menghadirkan orang terdekat untuk mendampingi ibu saat persalinan yaitu meminta suami ibu untuk masuk dan mendampingi ibu.
Ibu merasa tenang dan nyaman menghadapi proses persalinannya.
10. Memberi ibu makan dan minuman seperti jus,teh manis, roti agar ibu tidak dehidrasi dan ibu ada tenaga untuk mengejan.
Ibu mau mengkonsumsi jus dan roti
11. Menganjurkan ibu untuk rutin BAK jika kandung kemih terasa penuh sehingga tidak menghambat penurunan kepala
Ibu mengerti akan penjelasan yang diberikan
12. Memantau kemajuan persalinan dan dicatat pada kertas khusus yang meliputi DJJ, kontraksi, pembukaan, penurunan, produsi urin, nadi, tekanan darah, suhu untuk memastikan kondisi ibu baik dan janin tidak mengalami gawat janin
Keadaan umum, TTV dan kemajuan persalinan ibu terpantau dengan baik
KALA I FASE AKTIF (PUKUL 14.45 WIB – 18.00 WIB)
I. SUBJEKTIF (S)
· Ibu mengatakan mules yang dirasakan menjadi lebih sering.
II. OBJEKTIF (O)
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. TTV : TD : 130/90 mmHg R : 23 x/menit
N : 84 x/menit T : 36,5 oC
5. Pemeriksaan Dalam (Pukul 14.45 WIB)
Atas indikasi : untuk mengetahui kemajuan persalinan
· Dinding vagina : tidak ada rekstokel dan sistokel
· Arah : searah jalan lahir
· Konsistensi : lunak :
· Pendataran : 60 %
· Pembukaan : 6 cm
· Ketuban : (-) negatif
· Presentasi : kepala
· Penunjuk : UUK
· Posisi : UUK kanan depan
· Penurunan : Hodge III
· Molase : Tidak ada
Auskultasi
· DJJ : (+) frekuensi 140 x/menit, teratur.
· Punctum max : di 3 jari bawah pusat sebelah kiri perut ibu
Observasi His
· His : adekuat
· Frekuensi : 4 x dalam 10 menit
· Lamanya : 30 – 40 detik
I. ASSESSMENT (A)
Diagnosa Ibu : Ny S 33 th, G3 P2 A0, hamil 38 minggu 6 hari, inpartu kala I fase aktif dengan PER, KPD, dan anemia sedang
Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup, intrauterin dengan presentasi kepala.
Masalah : Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya
Masalah potensial: Preeklampsi berat, perdarahan, dan infeksi
II. PLANNING (P)
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu tentang kemajuan persalinan dan keadaan bayinya agar ibu tenang
Keadaan ibu dan bayi dalam batas normal dan ibu terlihat lebih tenang
2. Menganjurkan kepada ibu untuk berdoa kepada Tuhan agar dilancarkan proses persalinannya dan agar batin ibu menjadi tenang
Ibu menjadi lebih tenang dalam menghadapi persalinan.
3. Memberi ibu minum untuk mencegah dehidrasi saat tidak ada his
Ibu telah minum dibantu oleh suaminya.
4. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik dan benar pada waktu his datang dengan cara buka mata, gigi ketemu gigi, kepala diangkat, mengejannya diperut bukan dileher, mengejan seperti BAB.
Ibu mengerti cara mengedan yang baik dan benar
5. Menyiapkan alat-alat pertolongan persalinan meliputi partus set, heacting set, medikamentosa, peralatan ibu, peralatan bayi, peralatan resusitasi, cairan infus dan peralatan lainnya yang dibutuhkan
Alat-alat pertolongan persalinan sudah disiapkan.
6. Melakukan pemantauan kemajuan persalinan yang meliputi DJJ, kontraksi, pembukaan, penurunan,TTV, urin dengan partograf.
Kemajuan persalinan terpantau
KALA II ( 18.00 – 18.30 WIB )
I. SUBJEKTIF (S)
· Ibu mengatakan rasa mulas yang dialaminya semakin sering.
· Ibu merasakan ingin BAB dan terasa ingin mengedan
II. OBJEKTIF (O)
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital : TD : 130 / 90 mmHg R : 25 x / menit
N : 86 x / menit S : 36,5 0C
4. His (+), frekuensi 4x dalam 10 menit lamanya > 40 detik
5. DJJ (+), punctum maximum 3 jari dibawah pusat perut ibu
Frekuensi 135 x / menit, teratur
6. Kandung kemih kosong
7. Periksa dalam
Atas indikasi : Untuk menilai kemajuan persalinan
· Dinding vagina : Tidak ada sistokel, rektokel maupun tumor vagina
· Portio : Tidak teraba lagi
· Pendataran : > 80 %
· Pembukaan : 10 cm
· Ketuban : negatif
· Presentasi : Kepala
· Penunjuk : Ubun-ubun kecil
· Posisi : Ubun-ubun kecil depan
· Penurunan : Hodge IV
· Molase : Tidak ada
III. ASSESMENT (A)
Diagnosa Ibu : Ny. S 33 tahun G3P2A0 hamil 38 minggu 6 hari inpartu kala II dengan PER,KPD, dan anemia sedang
Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi kepala
Masalah : -
Masalah potensial : preeklampsi berat, perdarahan, dan infeksi
IV. PLANNING (P)
1. Memberi motivasi / semangat pada ibu agar ibu dapat mengejan dengan baik
Ibu menjadi semangat dan berkurang kecemasannya dalam menghadapi persalinan setelah diberi motivasi.
2. Memberi kesempatan ibu untuk memilih posisi yang ia inginkan
Ibu memilih posisi litotomisambil miring ke kiri
3. Mendekatkan alat-alat persalinan yang meliputi partus set, heating set, maupun resusitasi set ke dekat penolong dan susun secara ergonomis
Alat-alat telah didekatkan kepada penolong
4. Menganjurkan ibu mengedan bila ada his dan memberi pujian pada ibu serta menganjurkan ibu untuk mengambil nafas diantara mengejan dan beristirahat jika tidak ada his
Ibu telah mengikuti anjuran yang diberikan, ibu mengedan selama ada his, mengambil nafas dan mengontrolnya saat his hilang.
5. Beri minum dan usap keringat ibu saat tidak ada his
Ibu telah diberi minum air putih ± 100 ml, ibu tidak mengalami dehidrasi
6. Pimpin persalinan sesuai dengan prosedure yang telah ditetapkan dengan cara
- Letakkan alas bokong saat diameter kepala 5-6 cm tampak divulva.
- Menolong melahirkan kepala dengan cara :
a. Setelah kepala nampak divulva dengan diameter 5-6 cm tangan kanan penolong menahan perineum, sedangkan tangan kiri mengikuti lahirnya kepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal.
b. Membersihkan mulut, hidung dengan kasa steril dan mengusap muka bayi dengan kain kering dan bersih untuk membersihkan dari kotoran, darah dan lendir.
c. Memeriksa lilitan tali pusat ( tidak ada lilitan )
- Melahirkan bayi dan anggota badan seluruhnya dengan cara :
a. Meletakkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher.
b. Lakukan penarikan curam ke bawah untuk melahirkan bahu depan
c. Satu tangan menelusuri bahu dan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk melahirkan tubuh bayi seluruhnya
d. Bayi diletakkan diatas perut ibu lalu dikeringkan dari kepala sampai seluruh tubuh dengan kain / handuk yang kering dan bersih
e. Lakukan pemotongan tali pusat dengan cara :
- Klem tali pusat 3-4 cm didepan perut bayi
- Urut tali pusat ke arah plasenta kemudian letakkan klem tali pusat 2 cm dari klem plasenta.
- Lakukan pemotongan tali pusat diantara dua klem dengan cara melindungi perut bayi dari gunting tali pusat.
Bayi lahir spontan pervaginam tanggal 30 Juni 2009 pukul 18.30 WIB jenis kelamin perempuan bernafas megap-megap, warna kulit kemerahan, dan tonus otot lemah, A/S = 6, dan tali pusat sudah terpotong.
Jumlah perdarahan kala II = 10 cc
Kontraksi uterus baik
Plasenta belum lahir
7. Memberikan bayi kepada tim penanganan bayi baru lahir untuk dilakuakan penanganan bayi asfiksia dengan cara resusitasi
Dilakukan resusitasi pada bayi baru lahir
KALA III ( 18.30 – 18.45 WIB )
I. SUBJEKTIF (S)
· Ibu mengatakan perutnya terasa mules
· Ibu mengatakan senang tetapi lelah
· Ibu terlihat bahagia setelah bayinya dilahirkan
II. OBJEKTIF (O)
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Keadaan uterus
· TFU : 1 jari di atas pusat
· Kontraksi : baik
5. Kandung kemih kosong
6. Plasenta belum lahir
7. Perdarahan Kala II = 10 cc
8. Perineum = tidak terdapat ruptur perineum
9. Pukul 18.30 WIB, bayi lahir spontan, menangis megap-megap, warna kulit kemerahan, tonus otot kurang aktif, A/ S = 6, dan jenis kelamin perempuan
III. ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ny. S 33 tahun P3A0 kala III dengan PER dan anemia sedang
Masalah : -
Masalah potensial : preeklampsi berat dan perdarahan
IV. PLANNING (P)
1. Mengganti handuk yang diletakkan di atas perut ibu dengan kain bersih
Kain telah terpasang
2. Palpasi abdomen apakah ada bayi kedua dan beri tahu ibu akan diinjeksi oksitosin serta injeksikan oksitosin 10 unit IM pada 1/3 paha atas bagian luar
Tidak ada bayi kedua, ibu diinjeksi oksitosin 10 unit IM ( 1 ampul ) di 1/3 paha kanan atas bagian luar.
3. Lakukan penegangan tali pusat terkendali, caranya antara lain :
· Letakkan satu tangan kiri diatas supra simfsis ibu, pada saat ada kontraksi tangan kiri mendorong ke arah dorso kranial, sedangkan tangan kanan menegangkan tali pusat yang di klem ± 5-6 cm dari vulva.
· Jaga tahanan tangan kanan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi
· Selama ada kontraksi lakukan penegangan tali pusat terkendali ( dorso kranial ) jangan memaksa bila ada tahanan.
· Lakukan tarikan plasenta searah jalan lahir setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu
o Semburan darah tiba-tiba
o Tali pusat yang memanjang
o Perubahan tinggi fundus uteri
· Setelah plasenta nampak divulva, pegang plasenta dengan kedua tangan dan dipilin sesuai arah jarum jam sehingga plasenta dan selaput lahir seluruhnya.
Plasenta lahir spontan Pukul 18.45 WIB lengkap. Jumlah perdarahan kala III = 150 cc
4. Lakukan masase uterus untuk merangsang kontraksi sesudah plasenta lahir secara sirkuler selama 15 detik
Kontraksi uterus jelek, pada uterus Ibu terasa lunak.
5. Memeriksa kelengkapan plasenta untuk memastikan bahwa kontraksi uterus yang jelek karena sisa plasenta atau bukan
Plasenta lahir lengkap dengan selaput dan kotiledonnya
KALA IV ( Pukul 18.45 – 20.45 WIB )
I. SUBJEKTIF (S)
· Ibu mengatakan sudah lega karena bayi dan plasentanya sudah lepas
· Ibu mengatakan perutnya tidak terasa mulas.
· Ibu mengatakan lelah
II. OBJEKTIF (O)
- Keadaan umum : baik
- Kesadaran : compos mentis
- Keadaan emosional : stabil
- Tanda-tanda Vital : TD : 130 / 90 mmHg R : 25 x / menit
N : 86 x / menit S : 36,40C
- Keadaan Uterus
· TFU : sepusat
· Kontraksi uterus lemah
- Kandung kemih penuh
- Keadaan perineum : utuh, tidak ada ruptur kandung kemih
- Perdarahan kala 3 : ± 150 cc
III. ASSESMENT (A)
Diagnosa : Ny.S 33 tahun P3A0 kala IV persalinan dengan atonia uteri, PER, dan anemia sedang
Masalah : Perdarahan
Masalah potensial : syok dan preeklampsi berat
IV. PLANNING (P)
1. Melakukan penanganan atonia uteri :
· Bersihkan bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina dan serviks
· Melakukan kateterisasi untuk mengosongkan kandung kemih
· Mengganti sarung tangan dengan menggunakan gloves dan lakukan kompresi bimanual internal selama 5 menit yaitu tangan kanan dilitakkan pada forniks anterior, tekan dinding anterior ke arah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus ke arah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan ke belakang
Uterus belum berkontraksi
· Mengajarkan keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal yaitu tangan kanan diletakkan pada dinding abdomen diatas simfisis pubis dan tangan kiri pada dinding belakang korpus uteri sejajar dengan dinding depan korpus uteri dan saling dekatkan kedua tangan tersebut
· Keluarkan tangan kanan penolong dari uterus
· Memberikan 600 misoprostol mcg perrektal
· Memasang infus RL dengan jarum diameter besar 16-18 yang berisi 20 unit oksitosin dengan tetesan cepat.
· Mengulangi kompresi bimanual internal
Uterus berkontraksi dan perdarahan mulai berkurang.
2. Memasase uterus dan mengajarkan pada keluarga untuk menilai kontraksi dan menilai jumlah perdarahan dengan cara :
· Memasase perut ibu dengan cara sirkuler dan lembut searah jarum jam
· Memberitahukan kepada ibu dan keluarga bahwa kontraksi yang baik yaitu keras dan membulat.
Keluarga mengatakan sudah bisa menilai kontraksi dan menilai jumlah perdarahan sendiri.
3. Mengobservasi kontraksi, perdarahan, kandung kemih pada :
· 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
· Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
· Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan
· Suhu setiap 1 jam sekali
Kontraksi uterus ibu selalu terpantau sehingga mencegah terjadinya perdarahan postpartum.
4. Menempatkan semua peralatan di dalm larutan klorin 0,5 % untuk didekontaminasi selama 10 menit kemidian dicuci bilas dan disterililkan dan membuang seluruh bahan habis pakai yang telah terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang tersedia.
Seluruh peralatan telah direndam di dalam klorin 0,5 % dan bahan habis pakai telah dibuang ke tempat sampah khusus barang habis pakai.
5. Membersihkan badan dan vulva ibu dengan air DTT dan ganti pakaian ibu dengan pakaian kering dan bersih serta gunakan underpack untuk memantau perdarahan ibu serta bersihkan tempat tidur ibu dengan air klorin dan air DTT
Badan dan vulva ibu sudah dibersihkan, sudah diganti dengan pakaian yang bersih dan kering dan underpack sudah terpasang. Ibu merasa nyaman dengan keadaan ini.
6. Menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan dan minuman pada ibu
Ibu diberi roti dan air putih.
7. Mencelupkan sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 % secara terbalik dan mencuci tangan
Sarung tangan telah dicelupkan dalam klorin 0,5 % dan penolong telah mencuci tangan
8. Menganjurkan ibu menyusui walaupun ASI belum keluar dan beri penjelasan tentang manfaat menyusui. Manfaat ASI antara lain :
· Dengan memberikan ASI eksklusif selain sangat berguna untuk kesehatan bayi dan juga merangsang kontraksi uterus bagi ibu.
· Aspek psikologis bayi terpenuhi ( Bounding Attachment )
Ibu mulai menyusui bayinya
9. Melakukan pemeriksaan TTV
Tanda-tanda Vital : TD : 130 / 90 mmHg R : 25 x / menit
N : 86 x / menit S : 36,40C
10. Melengkapi partograf yang meliputi pemantauan kala I yang terdiri dari DJJ, ketuban, pembukaan, penurunan, kintraksi, bat-obatan, tekanan darah, nadi, suhu, urin, minum; kala II, kala III, dan Kala IV
Partograf telah diisi
11. Pindahkan ibu ke ruang perawatan setelah 2 jam postpartum
Ibu dapat beristirahat di ruang perawatan, ibu dapat beristirahat dengan baik dan dapat berkumpul dengan keluarganya
Observasi kala IV
Jam Ke | Waktu | TD | Nadi | Suhu | TFU | Kontraksi | Kandung kemih | Perdarahan |
1. | 19.00 | 130/90 | 85 | 36,7 | sepusat | Lemah | Penuh | 200 cc |
| 19.15 | 130/90 | 84 | | 1 jari ¯ pusat | Baik | Kosong | 75 cc |
| 19.30 | 130/90 | 85 | | 2 jari ¯ pusat | Baik | Kosong | 50 cc |
| 19.45 | 130/90 | 82 | | 2 jari ¯ pusat | Baik | Kosong | 25 cc |
2. | 20.15 | 130/90 | 85 | 36,7 | 2 jari ¯ pusat | Baik | Kosong | 25 cc |
| 20.45 | 130/90 | 85 | | 2 jari ¯ pusat | Baik | Kosong | 25 cc |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar