Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

TERAPI KELOMPOK




Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa diharapkan  mampu :
  1. Menjabarkan pengertian kelompok  
  2. Mengenali tujuan dan fungsi dari kelompok
  3. Mengenali 4 tahap perkembangan kelompok
  4. Membandingkan jenis-jenis terapi kelompok
  5. Menganalisa kerangka teori terapi kelompok
  6. Mahasiswa mampu memperagakan peran leader dalam kelompok.

Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini mahasiswa mampu memahami jenis-jenis terapi kelompok dan mampu memperagakannya secara berkelompok. Terapi aktivitas kelompok adalah terapi yang diberikan kepada lebih dari 2 -3 orang klien secara bersamaan.  Kelompok yang terapeutik mempunyai tujuan bersama, misalnya membantu anggota yang terus menerus hidup dalam perilaku destruktif agar perilakunya berubah. . Materi ini berguna untuk mahasiswa ketika mereka menghadapi kasus-kasus yang membutuhkan terapi kelompok sehingga mereka bisa memilih salah satu model untuk dipakai dalam pendekatan dan penyelesaian masalah-masalah klien.

Bahan Bacaan :
  1. Antai-Otong, D., (1995), Psychiatric Nursing, Biological and Behavioral Concepts, Philadelphia: W.B. Saunders Company Year Book
  2. Capernito, L.J ( 1995 ), Buku saku diagnosa keperawatan (ed. Indonesia), Jakarta, EGC
  3. Fortinash, C.M dan Holloday,P.A (1991), Psychiatric nursing care plan, St.Louis: CV. Mosby Year Book
  4. Keliat dan Akemat, (2002), Keperawatan jiwa, terapi aktivitas kelompok, Jakarta, EGC
  5. Townsend, M.C., (2005), Essntials of Psychiatric Mental Health Nursing, 3rd edition,  Philadelphia: F.A. Davis Company
  6. Rawlins, R.P., Williams, S.R., dan Beck, C.K. (1993), Mental-helath-psychiatirc: a holostic life-cycle approach. St.Louis: C.V. Mosby Year Book
  7. Stuart,G.W dan Sundeen, S.J (1995), Principles and practice of psychiatric nursing, (7th ed). St.Louis: C.V. Mosby Year Book
  8. Stuart,G.W dan Laria, M.T. (2001), Principles and practice of psychiatric nursing, ed. fith, St.Louis: C.V. Mosby Year Book
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


PENDAHULUAN

Manusia sebagai mahluk sosial yang hidup secara berkelompok untuk memenuhi kebutuhan sosial seperti  rasa memiliki orang lain atau keluarga,   kebutuhan pengakuan dan penghargaan dari orang lain. Secara ilmiah individu selalu berada dalam kelompok, misalnya dalam keluarga dan lingkungan sosial. Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pemulihan kesehatan jiwa seseorang. Dinamika kelompok membantu individu/klien meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.. Lebih mudah dan efektif merubah perilaku secara berkelompok dari pada secara individual.

Pengertian
Pengertian dasar dari kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai hubungan  satu sama lain, antar orang yang mandiri dan mempunyai norma-norma yang sama. Kelompok yang terapeutik mempunyai tujuan bersama, misalnya membantu anggota yang terus menerus hidup dalam perilaku destruktif agar perilakunya berubah.

Setiap kelompok mempunyai  struktur dan identitas sendiri. Kekuatan kelompok terletak pada kontribusi setiap anggota dan leader untuk mencapai tujuan kelompok. Kontribusi ini merupakan isi dan proses kelompok. Fungsi isi kelompok dipenuhi ketika setiap anggota membagi perasaan dan pengalamannya dan menjelaskan itu kepada anggota lain agar mampu merubah perilakunya. Ketika anggota mengetahui metoda yang dipakai temannya berhasil, maka dia akan memakai cara itu bila mengalami masalah yang sama.

Fungsi proses membuat anggota menerima umpan balik dari sesama anggota dan leader selama melakukan terapi kelompok. Kelompok dianggap sebagai laboratorium untuk melihat, mencoba dan mendefinisikan hubungan dan perilaku. Misalnya, seorang yang sering mendominasi pembicaraan maka anggota lain akan menegurnya dan mengeluarkannya dari kelompok. Oleh karena itu dia mengubah dirinya supaya diterima kelompok.

Tujuan dan Fungsi kelompok
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok ada pada kontribusi dari setiap anggota dan pemimpin dalam mencapai tujuannya.

Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama lain untuk menemukan cara menyelesaikan masalah. Kelompok merupakan laboratorium tempt mencoba dan menemukan hubungan interpersonal yang baik, serta mengembangkan perilaku yang adaptif. Anggota kelompok merasa dimiliki, diakui, dan dihargai eksistensinya oleh anggota kelompok yang lain.

Komponen Kelompok
a.  Struktur kelompok
Struktur kelompok berhubungan dengan peraturan kelompok, yang meliputi batasan-batasan, komunikasi,  proses pengambilan keputusan dan otoritas  didalam kelompok. Struktur memberikan kestabilan dan membantu anggota  mengatur perilaku dan pola intraksi.

b.  Ukuran kelompok
Jumlah anggota 7- 10 orang. Kelompok harus mempunyai jumlah orang yang cukup agar bisa memberikan kesempatan memberikan masukan dan memberikan ekspresi. Bila terlalu banyak, setiap tidak punya waktu untuk bicara dan merasa dikucilkan. Juga tiak cukup waktu untuk menganalisa dan berdiskusi.

c.   Lama
Lama setiap sesi sekitar 45- 60 menit. 10-15 menit untuk mengawali dan menghangatkan suasana, sekitar 30 menit untuk menyelesaikan tugas dan sisanya untuk mengevaluasi.

 d.  Komunikasi
Tugas seorang leader adalah mengamati dan menganaisa pola-pola komunikasi dalam ekolompok melalui umpan balik dan pada saat mereka berbicara. Leader mengikuti proses dan mengobservasi komunikasi antar kelompok, pola-pola duduk, topik yang sedang dibahas, siapa yang paling aktif dan bagaimana anggota menyimak dan memecahkan masalah.

 e.  Peran
Para anggota berperan sesuai dengan kepribadiannya, kepentingannya ikut kelompok dan bagaimana dia diperlakukan dalam kelompok. Kadang-kadang ada yng suka menguasai, ada yang suka mengkritik, membuat onar  tetapi ada juga yang bersifat menenangkan anggota lain, belajar dengan serius dan sebagainya.. Melalui kelompok mereka belajar untuk menghargai anggota lainnya.

e.   Kekuatan
Kekuatan berarti kemampuan anggota mempengaruhi kelompok dan anggota lainnya. Srtuktur kekuatan sebaiknya dipecahkan diawal kegiatan supaya nanti bisa bekerja sama. Kekuatan diatasi dengan membuat tujuan jelas dan aturan kegiatan yang jelas. para anggota akan mematuhi kesepakatan yang telah dibuat

f.    Norma
Norma adalah standar perilaku yang ditegakkan dalam kelompok dan disepakati bersam. Anggota yang tidak mengikuti norma akan dianggap pemberontak dan akan diberi sangsi oleh anggota liannya. Anggota akan berusaha mengikuti norma karena takut malu atau tidak diterima anggota lain. Norma memfasilitasi pencapaian tujuan kelompok, kontrol kelompok interpersonal, menghaluskan kesatuan dan meningkatkan kerja sama.

g.  Kohesifan
Kohesifan adalah kekuatan pada anggota yang membuat mereka mau bekerja sama dalam mencapai tujuan dan membuat mereka bertahan untuk tetap ikut dalam kelompok. Kohesif menciptakan kenyamanan dan kepuasan dan kelanggengan dalam keolompok. Meotda yang bisa dilakukan adalah melatih anggota untuk berbicara langsung pada orang yang dituju, bicara asertif, tidak boleh menghindar dari anggota lain, mematuhi kesepakatan dalan bicara dan menghargai orang lain.

Perkembangan Kelompok

1.   Fase I : pre kelompok
Leader harus membuat proposal agar tujuan bisa dimengerti dan persiapan kegaitan menjadi prima. Leader harus memperhatikan struktur ruangan yang akan dipakai mulai dari susunan kursi, kenyamanan, alat bantu, pengeras suara dan ventilasi. Ruangan harus bisa menampung kegiatan tanpa ada gangguan dam suara ribut. Kemudian dilakukan seleksi anggota agar didapat anggota yang homogen sehingga bisa bekerja sama kaena mempunyai masalah yang sama.

2.   Fase inisiatif
Terdiri dari :
a.  Tahap orientasi
Fase ini ini ada pada awal kegiatan. Kecemasan klien meningkat karena terapist sudah memberikan tugas-tugas yang akan dicapai. Anggota juga cemas karena takut tidak bisa mengikuti atau tidak diterima anggota lain. Leader mulai menjelaskan tujan, kontrak waktu, aturan dan kegiatan selama sesi itu

b.   Tahap konflik
Para anggota bisa mengalami konflik dengan anggota lainnya atau konflikdengan dirinya karena topik atau hasil kelompok tidak sesuai atau bertentangan dengan dirinya.

c.  Tahap kohesif
Setelah mengalami fase konflik anggota siap mengikuti kegiatan dan menyadari bahwa saat ini dia belajar dan perlu bekerja sama.

3. . Fase Kerja
Pada fase ini kelompok merupakan satu tim, sudah mampu mengekspresikan Perasaan positif dan negatif, hubungan saling percaya sudah tebina, antar anggota sudah bekerjasama dalam belajar dan memecahkan masalah. Leader pada saat ini aktif menjadi role model dalam berkomunikasi dan bertindak.

4.  Fase  Terminasi
Secara kelompok para anggota bisa merasa puas atau juga merasa belum sukses. Kepuasan akan membuat mereka berniat untuk ikut lagi dalam kegiatan kelompok yang akan datang dan mungkin juga ada merasa kehialngan Ketidakpuasan membuat mereka enggan dan menolak. Evaluasi kelompok dilakukan dengan membandingkan perilaku sebelum kagiatan, pengamatan selama proses dan perilaku sesudah kegiatan dan ini harus didokumentasikan.

Jenis Terapi Kelompok
Beberapa ahli membedakan kegiatan kelompok sebagai tindakan keperawatan pada kelompok dan terapi kelompok. Rawlins, William dan Beck (1993) membagi kelompok terapi kelompok menjadi tiga yaitu terapi kelompok, kelompok terapeutik dan terapi aktivitas kelompok.

Terapi kelompok
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus terapi kelompok adalah membuat sadar diri (self awaerness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya.

Kelompok Terapeutik
Kelompok terapeutik membantu mengatasi stres emosi, penyakit fisik, krisistumbuh kembang, atau penyesuaian sosial, misalny kelompok ibu hamil yang akan menjadi ibu, individu yang kehilangan dan penyakit terminal. Banyak kelompok terapeutik yang dikembangkan menjadi self-help-group. Tujuan dari kelompok ini adalah sebagai berikut
  1. Mencegah masalah kesehatan
  2. Mendidik dan mengembangkan potensi anggota kelompok
  3. Meningkatkan kualitas kelompok. Antara anggota kelompok saling membantu dalam menyelesaikan masalah.

Terapi Aktivitas Kelompok
Kelompok dibagi seseuai dengan kebutuhan yaitu, stimulasi persepsi, stimulasi sensoris, orientasi realita dan sosialisasi. Terapi kelompok sering dipakai sebagai terapi tambahan. Selain mereka belajar maka diberi aktifitas tambahan seperti unsur persepsi dan kegiatan sehari-hari, Unsur persepsi seperti menari, membaca puisi, menggambar atau mendengar musik. Unsur kegiatan sehari-hari, peserta belajar melakukan kegiatan sehari-hari misalnya menata meja, merawat diri dan sebagainya.

Jenis-jenis terapi aktivitas kelompok
  1. Terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/Persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulasi yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Kemampuan persepsi klein dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap sesi. Dengan proses ini, diharapkan respons klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif.

Aktivitas berupa stimulus dan persepsi. Stimulus yang disediakan; baca artiek;/majalah/buku/puisi, menonton TV (ini merupakan stimulus yang disediakan), stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi klien yang maladaptif atau distruktif, misalnya kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negatif pada orang lain dan halusinasi. Kemudian dilatih persepsi klien terhadap stimulus.

  1. Terapi aktivitas kelompok stimulus sensoris
Aktivitas digunakan sebagai stiumulus pada sensoris  klien. Kemudian diobservasi reaksi sensoris klien terhadap stimulus yang disediakan berupa, berupa eksprtesi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh). Biasanya klien yang tidak mau mengungkapkan komunikasi verbal akan terstimulasi emosi dan perasaannya serta menampilkan respon. Aktivitas yang ditampilkan sebagai stimulus adalah musik, seni, menyanyi, menari. Jika hobi klien diketahui sebelumnya, dapat dipakai sebagai stimulus, misalnya lagu kesukaan klien, dapat diguakan sebagai stimulus.

  1. Terapi aktivitas kelompok orientasi realitas
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada di sekitar klien, yaitu diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien dan lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Demikian dengan orientasi waktu saat ini, waktu yang lalu dan rencana ke depan. Aktivitas dapat berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada di sekitar dan semua nyata.

  1. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada disekitar klien. Sosialisasi dpat pula dilakukan secara bertahap dari interpersonal (satu dan satu), kelompok dan masa. Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok.

Keuntungan dalam melaksanakan terapi kelompok (Birckhead, 1989)
1. Memberikan dukungan
2. Memberi pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
4. Meningkatkan hubungan interpersonal
5. Meningkatkan uji realitas pada klien gangguan oreintasi realita
                                               
                       
Kerangka Teoritis TAK

1. Model “Focal Conflict”

Prinsip :
·         Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari
·         Pengalaman kelompok secara berkesinambungan muncul, lalu konfrontir konflik untuk penyelesaian
·         Tugas terapis : membantu anggota memahami konflik dan mencapai pemecahan konflik.
·         Leader : Memfasilitasi dan memberi kesempatan anggota untuk mengekspresikan perasaan dan mendiskusikannya untuk penyelesaian masalah.

2. Model Komunikasi
    
     Prinsip :
  • Menggunakan teori komunikasi dan komunikasi terapeutik

Asumsi
  • Disfungsi atau komunikasi tidak efektif dalam kelompok menyebabkan :
- ketidakpuasan anggota kelompok
- umpan balik tidak adekwat
- kekohesifan/keterpaduan kelompok menurun

     Leader
  • Memfasilitasi komunikatif efektif
  • Mengidentifiaksi dan menyelesaikan masalah kelompok
  • Mengajarkan pada kelompok, bahwa :
- perlu berkomunikasi dalam kelompok
- anggota harus bertanggungjawab pada ucapannya
- Komunikasi pada semua level
- pesan disampaikan dan dipahami orang lain
- anggota dapat menggunakan teori komunikasi

  • Model ini bertujuan meningkatkan keterampilan interpersonal dan sosial anggota kelompok

  • Teori komunikasi membantu merealisasi komunikasi secara verbal dan berkomunikasi lebih efektif


3. Model Interpersonal
Menurut Sulivan, semua tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui hubungan interpersonal

Terapis
·         Bekerja dengan individu dan kelompok

Anggota kelompok
·         Belajar interaksi antar anggota dan terapis
    
·         Melalui proses ini kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku sosial yang efektif dipelajari

·         Perasaan cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk mengidentifikasi dan merubah perilaku

Contoh :
Salah satu tujuan TAK meningkatkan hubungan interpersonal

Pada saat konflik interpersonal muncul, leader menggunakan situasi tersebut untuk mendorong anggota untuk mendiskusikan perasaan mereka dan mempelajari konflik apa yang membuat anggota cemas dan menentukkan perilaku apa yang digunakan untuk menghindari atau menurunkan cemas pada saat terjadi konflik


4. Model Psikodrama

·         Memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai peristiwa yang harus terjadi atau yang pernah terjadi
·         anggota kelompok memainkan peran sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami
·         psikodrama ini dilakukan secara spontan dan memberi kesempatan pada anggota untuk berakting












TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


PENDAHULUAN

o   Manusia sebagai mahluk sosial yang hidup secara berkelompok untuk memenuhi kebutuhan sosial seperti :
-  rasa memiliki orang lain atau keluarga
-  kebutuhan pengakuan dan penghargaan dari orang lain

o   Secara ilmiah individu selalu berada dalam kelompok, misalnya dalam keluarga

o   Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan dampak positif dalam upaya pemulihan kesehatan jiwa seseorang

o   Dinamika kelompok membantu individu/klien meningkatkan perilaku adaptif dan mengurangi perilaku maladaptif.

o   Lebih mudah dan efektif merubah perilaku secara berkelompok dari pada secara individual.


Keuntungan dalam melaksanakan terapi kelompok
1. Memberikan dukungan
2. Memberi pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
4. Meningkatkan hubungan interpersonal
5. Meningkatkan uji realitas pada klien GOR
                                                          (Birckhead, 1989)

Pengertian kelompok
* Kumpulan individu                * mempunyai hubungan                  *saling ketergantungan            * mempunyai norma yang sama
(Stuart & Subdeen, 1991)

* Pada kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling (sharing) tujuan. Contoh : Mengidentifikasikan dan memberikan alternatif untuk meubah perilaku destruktif     

* Setiap kelompok mempunyai struktur dan identitas tersendiri
* Kekuatan kelompok memberikan konstribusi pada anggota dan ketua kelompok, untuk saling bertukar pengalaman untuk mengatasi masalah kelompok

* Kelompok dijadikan sebagai wadah untuk praktek uji coba kemampuan berhubungan dan berperilaku dengan orang lain


Fungsi kelompok                                    
1. Tempat bertukar pengalaman
2. Memberi pengalaman dan penjelasan kepada anggota
3. Tempat proses menerima umpan balik

Tujuan TAK
1. Umum
·        Meningkatkan kemampuan uji realitas
·        Melakukan sosialisasi
·        Meningkatkan kesadaran terhadap reaksi emosi dengan tindakan defensif
·        Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif

2. Khusus
·        Meningkatkan identifikasi diri
·        Menyalurkan emosi secara konstruktif
·        Meningkatkan hubungan interpersonal

3. Rehabilitasi
·        Meningkatkan keterampilan ekspresi diri
·        Meningkatkan keterampilan sosial
·        Meningkatkan empati
·        Meningkatkan pengetahuan pemecahan masalah


Kerangka Teoritis TAK

1. Model “Focal Conflict”

Prinsip :
·        Dikembangkan berdasarkan konflik yang tidak disadari
·        Pengalaman kelompok secara berkesinambungan muncul, lalu konfrontir konflik untuk penyelesaian
·        Tugas terapis : membantu anggota memahami konflik dan mencapai pemecahan konflik.
·        Leader : Memfasilitasi dan memberi kesempatan anggota untuk mengekspresikan perasaan dan mendiskusikannya untuk penyelesaian masalah.

2. Model Komunikasi
    
     Prinsip :
·        Menggunakan teori komunikasi dan komunikasi terapeutik

Asumsi
·        Disfungsi atau komunikasi tidak efektif dalam kelompok menyebabkan :
- ketidakpuasan anggota kelompok
- umpan balik tidak adekwat
- kekohesifan/keterpaduan kelompok menurun

     Leader
·        Memfasilitasi komunikatif efektif
·        Mengidentifiaksi dan menyelesaikan masalah kelompok
·        Mengajarkan pada kelompok, bahwa :
- perlu berkomunikasi dalam kelompok
- anggota harus bertanggungjawab pada ucapannya
- Komunikasi pada semua level
- pesan disampaikan dan dipahami orang lain
- anggota dapat menggunakan teori komunikasi

·        Model ini bertujuan meningkatkan keterampilan interpersonal dan sosial anggota kelompok

·        Teori komunikasi membantu merealisasi komunikasi secara verbal dan berkomunikasi lebih efektif


3. Model Interpersonal
Menurut Sulivan, semua tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui hubungan interpersonal

Terapis
·        Bekerja dengan individu dan kelompok

Anggota kelompok
·        Belajar interaksi antar anggota dan terapis
    
·        Melalui proses ini kesalahan persepsi dapat dikoreksi dan perilaku sosial yang efektif dipelajari

·        Perasaan cemas dan kesepian merupakan sasaran untuk mengidentifikasi dan merubah perilaku

Contoh :
Salah satu tujuan TAK meningkatkan hubungan interpersonal

Pada saat konflik interpersonal muncul, leader menggunakan situasi tersebut untuk mendorong anggota untuk mendiskusikan perasaan mereka dan mempelajari konflik apa yang membuat anggota cemas dan menentukkan perilaku apa yang digunakan untuk menghindari atau menurunkan cemas pada saat terjadi konflik


4. Model Psikodrama

·        Memotivasi anggota kelompok untuk berakting sesuai peristiwa yang harus terjadi atau yang pernah terjadi
·        anggota kelompok memainkan peran sesuai dengan peristiwa yang pernah dialami
·        psikodrama ini dilakukan secara spontan dan memberi kesempatan pada anggota untuk berakting


Fokus TAK

1. Orientasi realita
·        Membantu klien yang disorientasi
Proses :
Mengorientasikan klien pada dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan
Contoh aktivitas : Permainan simulasi

2. Sosialisasi
·        Membantu klien berhubungan dengan orang lain
Proses :
- bercerita tentang diri sendiri pada kelompok
- memotivasi klien untuk menyapa, bertanya dan diskusi

Contoh aktivitas :
Permainan kursi, bernyanyi yang diawali dengan perkenalan dan diakhiri dengan diskusi tentang perasaanya.

3. Perseptual simulasi
·        Digunakan untuk klien gangguan persepsi

Proses
·        Merangsang untuk klien gangguan persepsi

Proses
·        Merangsang atau menstimulasi klien melalui kegiatan yang disukai.
·        Mendiskusikan aktivitas yang telah dilakukan

contoh aktivitas
·        Membaca artikel, buku atau majalah dilanjutkan de3ngan diskusi.
·        Menyususn segitiga pecahan.

4. Sensasi stimulasi

·         Bertujuan menstimulasi sensor klien
·        Digunakan pada klien yang mengalami kemunduran sensori.

Proses
·        Klien diberi stimulasi secara teratur.
·        Perubahan prilaku pada klien yang mengalami kemunduran sensorik.

Contoh kegiatan
terapi musik


Perkembangan Kelompok

1. Fase I : Orientasi
v Kecemasan klien meningkat
v Muncul konflik yang menuju keberasamaan
v Leader muncul konflik tidak disadari


2. Fase II : Kerja
Ö Kelompok merupakan satu tim
Ö Mampu mengekspresikan Perasaan (+) / (-)
Ö Hubungan saling percaya
Ö Antar anggota kerjasama
Ö Leader sebagai role model



3. Fase III : Terminasi

O Tindakan untuk mangakhiri kegiatan
O  Beberap hal yang dapat terjadi diakhir TAK
·        Istiraha, diganti anggota baru
·        Tidak sukses ( drop out )
·        Sukses, tujuan tercapai
O Tidak sukses bila terlihat respon klien sedih dan kehilangan.

4. Penyaluran Energi
·        Tujuan menyalurkan energi klien secara konstuktif
·        Berguna Untuk klien agresif, risiko amuk, hipoaktif

Proses
·        Klien dimotivasi unruk menggerakkan badan
·        Setelah menggerakkan badan, klien diberi kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya.

Contoh aktivitas, Therapi gerak, senam, sepak bola, volly, basket, tenis meja dll.

Faktor Yang mempengaruhi perubahan pembentukan kelompok

1. Lingkungan fisik
·        Warna, suara, cahaya.
·        Penataan lingkungan perlu memperhatikan
+ Teritorial
+ Jarak antar kota
+ Latar belakang budaya

2. Kepemimpinan
·        Kemampuan leader mempengaruhi hubungan antar anggota untuk mencapai tujuan.

3. Pengambilan keputusan
Mempertimbangkan kepuasaan anggota

4. Rasa percaya antar anggota
Memungkinkan anggota untuk bekerjasama mencapai tujuan



5. Kohesi ( Rasa kebersamaan )
Saling percaya, saling perhatian dan saling menerima, ada norma kelompok dan kerjasama.

6. Kekuasaan






Out line proposal TAK
 
PROPOSAL TAK

·        Topik                   :
·        Tujuan                  :
+ Umum             :
+ Khusus            :
·        Leader                  :
·        Landasan teori     :
·        Kriteria anggota   :
·        Proses seleksi       :

Uraian struktur kelompok
1.     Tempat pertemuan
2.     Waktu
3.     Lamanya
4.     Jumlah anggota
5.     Perilaku yang diharapkan dari anggota
6.     Metode TAK
7.     Pengorganisasian

·        Proses evaluasi
·        Alat bantu yang digunakan
·        Perincian biaya

HAL – HAL YANG PERLU DICATAT

1.     Tanggal pelaksanaan TAK
2.     Nomor kelompok
3.     Anggota kelompok
+ Anggota yang hadir
+ Anggota yang terlibat
+ daftar hadir
4.  Catat anggota yang memberikan issu, ide – ide dan pendapat, dan catat topik diskusi

5. Identifikasi isu – isu penting dalam proses kelompok

6. Identifikasi strategi kritis yang digunakan

7. Catat modifikasi strategi untuk kelompok berikutnya

8. Prediksi respon anggota pada sesi berikutnya.
·        Pengaruh anggota kelompok menentukan pencapaian tujuan.


Pengorganisasian Kelompok
1. Leader
·        Menyusun rencana TAK
·        Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
·        Memfasilitasi anggota mengekspresikan perasaan
·        Role model
·        Memotivasi anggota mengungkapkan pendapat

2. Co Leader
·        Membantu leader mengorganisir kelompok

3. Fasilitator
·        Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
·        Memotivasi anggota

4. Observer
·        Mengobservasi respon klien
·        Mencatat proses kegiatan
·        Memberikan umpan balik

Ö Jumlah anggota 7 sampai 10 orang
Ö Lama permainan  45 sampai 60 menit
Ö sebelum kegiatan dimulai harus dibuat proposal














Out line proposal TAK
 
PROPOSAL TAK

·         Topik               :
·         Tujuan                         :
+ Umum                    :
+ Khusus                   :
  • Leader             :
  • Landasan teori            :
  • Kriteria anggota          :
  • Proses seleksi  :

Uraian struktur kelompok
1.      Tempat pertemuan
2.      Waktu
3.      Lamanya
4.      Jumlah anggota
5.      Perilaku yang diharapkan dari anggota
6.      Metode TAK
7.      Pengorganisasian

·         Proses evaluasi
·         Alat bantu yang digunakan
·         Perincian biaya

HAL – HAL YANG PERLU DICATAT

  1. Tanggal pelaksanaan TAK
  2. Nomor kelompok
  3. Anggota kelompok
    1. + Anggota yang hadir
    2. + Anggota yang terlibat
    3. + daftar hadir
  4. Catat anggota yang memberikan issu, ide – ide dan pendapat, dan catat topik diskusi

  1. Identifikasi isu – isu penting dalam proses kelompok

  1. Identifikasi strategi kritis yang digunakan

  1. Catat modifikasi strategi untuk kelompok berikutnya

  1. Prediksi respon anggota pada sesi berikutnya.
·         Pengaruh anggota kelompok menentukan pencapaian tujuan.


Pengorganisasian Kelompok
1. Leader
·         Menyusun rencana TAK
·         Mengarahkan kelompok mencapai tujuan
·         Memfasilitasi anggota mengekspresikan perasaan
·         Role model
·         Memotivasi anggota mengungkapkan pendapat

2. Co Leader
  • Membantu leader mengorganisir kelompok

3. Fasilitator
  • Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif
  • Memotivasi anggota

4. Observer
  • Mengobservasi respon klien
  • Mencatat proses kegiatan
  • Memberikan umpan balik

Ö Jumlah anggota 67 sampai 10 orang
Ö Lama permainan 6 45 sampai 60 menit
Ö sebelum kegiatan dimulai harus dibuat proposal








Tidak ada komentar: