Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

PSIKOTERAPI INDIVIDU




Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa diharapkan  mampu :
  1. Mendiskusikan konsep-konsep dasar psikoterapi individu.
  2. Membandingkan psikoterapi pada tingkat usia.
  3. Mengkaji pentingnya proses keperawatan pada pendekatan psikoterapi


Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini mahasiswa mampu memahami model-model konsep terapi keluarga jiwa yaitu pandangan para ahli tentang pendekatan terapi keluarga. Setiap model punya dasar pemikiran dan pendekatan sendiri. Materi ini berguna untuk mahasiswa ketika mereka menghadapi kasus-kasus yang membutuhkan terapi keluarga sehingga mereka bisa memilih salah satu model untuk dipakai dalam pendekatan dan penyelesaian masalah-masalah klien.

Bahan Bacaan :
  1. Antai-Otong, D., (1995), Psychiatric Nursing, Biological and Behavioral Concepts, Philadelphia: W.B. Saunders Company Year Book
  2. Capernito, L.J ( 1995 ), Buku saku diagnosa keperawatan (ed. Indonesia), Jakarta, EGC
  3. Fortinash, C.M dan Holloday,P.A ( 1991 ), Psychiatric nursing care plan, St.Louis: Mosby Stuart,G.W dan Sundeen, S.J (1995), Principles and practice of psychiatric nursing, ed. fith, St.Louis: Mosby Year Book
  4. Townsend, M.C., (2005), Essntials of Psychiatric Mental Health Nursing, 3rd edition,  Philadelphia: F.A. Davis Company












PSIKOTERAPI INDIVIDU

Psikoterapi adalah bantuan profesional yang bertujuan memecahkan masalah, mempromosikan pertumbuhan personal dan mengurangi respon maladaptif. Melalui terapi ini perawat berusaha mengerti perasaan dan perilaku pasiennya. Psikoterapi merupakan intervensi penting dimana perawat dan pasien saling berinteraksi untuk meningkatkan perubahan adaptif, meningkatkan pegertian pasien pada dirinya dan memfasilitasi fungsi optimal.

TEORI DAN KONSEP PSIKOTERAPI INDIVIDU
Pada saat dipsikoterapi, pasien  akan menuturkan masalah dan pengalama masa lalunya dan dihubungkan dengan masalah sekarang, stresor yang dialami sekarang dan motivasinya untuk berubah. Banyak terapis menggunakan pendekatan ekletisim yaitu pendekatan dengan memakai dua atau lebih teori. Beberapa teori akan dijabarkam :

Psikoterapi psikoanalisa
Pendekatan ini diprakarsai Sigmund Freud, yantiu pendekatan yang menitikberakan pada tehnik asosiasi bebas. Terapist mengatakan satu hal, kemudian pasien disuruh mengucapkan  satu kata yang pertama kali muncul dibenaknya yang berhubungan dengan kata yang diucapkan terapist,  tanpa merasa dibatasi. Lingkungan tempat terapi dilakukan bisa membuat psien mengalami regresi ke masa-masa dia mengalami trauma melalui tindakan hipnotis. Terapis akan menganalisa dan menginterpretasikan asosiasi bebas dan mimpi. Lama pengobatan 3 – 5 pertemuan dalam satu minggu selama 3 -5 tahun, Tujuannya adalah (1) memfasilitasi pemecahan masalah atau konflik, kenangan traumatik di masa kecil  yang selama ini ditekan. (2) menguraikan hal-hal yang membingungan dan mengurutkannya. (3) meningkatkan tiliki diri pasien.

Tehnik pengobatannya
  1. Aliansi terapeutik
Pada tahap ini pasien dan terapist sudah saling percaya sehingga pasien bebas mengemukakan perasaannya.

  1. Mengartikan transfer
Pasien secara tidak sadar mengekspresikan perasaan positif atau menyenangkan atau perasaan negatifnya kepada terapist, kemudian terapist menganalisa, menyimpulkan dan akhirnya bersama-sama dengan pasien menyelesaikannya

  1. Kontertransfer
Terapis juga mempunyai perasaan, pengalaman dan fantasi yang brhubungan dengan kondisi pasien sehingga bisa juga terlibat secara emosional. Supaya tetap obyektif, terapist mengerti, mengontrol dan bersifat  rasional.

  1. Asosiasi bebas
Melalui cara ini terapist akan menganalisa kata-kata spontan pasien sehingga penyebab-penyebab perilaku masa sekarang  dikaitkan dengan pengalaman masa kecil.

  1. Kenetralan
Terapist bersifat pasif dan menerima semua kata-kata dan perilaku pasien


Psikoterapi Singkat
Pasien yang tidak memiliki fungsi ego yang positif akan memiliki harga diri rendah, tidak mampu mengontrol impuls, tidak mampu beradaptasi dengan stres, frustasi, tidak mampu mengatasi kecemasan dan tidak mampu menjalin hubungan interpersonal. Oleh karena itu ada pendekatan jangka pendek yang berfokus membantu pada masa-masa sulit. Tujuannya untuk mengkaji masalah pasien, menghilangkan gejala-gejala stres, mendukung koping perilaku adaptif, menyusun tujuan-tujuan hidup dan meningkatkan fungsi-fungsi optimal pasien.
Contoh-contoh psikoterapi interpersonal singkat
a.   Psikoterapi interpersonal
Tujuannya adalah untuk mengkaji inteaksi maladapatif dan mengajarkan keterampilan koping yang adaptif dan mengajarkan cara-cara berinteraksi dengan orang lain.
b.   Terapi yang menurunkan stres
Tujuannya untuk meningkatkan pemulihan kesehatan dan menurunkan stres dengan membantu pasien mempertahankan perilaku adaptif, menguatkan fungsi-fungsi ego, memperbaiki koping, meningkat ketrampilan memecahkan masalah dan kemampuan menggunakan sumber daya. Perawat selalu memberikan dukungan pada saat pasien mengalami saat stres itu (Kaplan dan Saddock, 19881)

c.   Terapi perilaku
Perilaku baru yang positif dibentuk dengan memberi batasan-batasan tegas, perilaku yang diharapkan jelas sehingga pasien bisa mengikutinya. Bila pasiennya berhasil akan diberikan pujian dan “hadiah”

d.   Terapi kognitif
Membantu pasien mengetahui gangguan kognitifnya yang berupa keyakinan atau proses pikir atau perasaan yang mengganggunya selama ini. Pasien akan diberikan pekerjaan rumah yang bertujuan untuk membuat daftar gangguan kognitifnya, kemudian diajarkan cara-cara untuk menghilangkan keyakinan atau perasaan negatif yang mengganggunya.

Psikoterapi pada berbagai tingkat usia
Anak-anak
a.    Psikoterapi suportif
    Mendampingi anak-anak yang mengalami stres tumbuh kembang sehingga anak-anak bisa melewatinya sewajar mungkin.

b.   Terapi bermain
Membuat anak-anak mengkespresikan perasaan, kecemasan, agresif dan kebingungannya dengan mengajaknya bermain sehingga perasaannya disalurkan melalui permainan atau bonekanya.

c.  Modifikasi perilaku
Menerapkan terapi perilaku pada saat menangani anak-anak yang mempunyai masalah perilaku.
d.   Terapi kognitif
Memperbaiki perilaku negatif, gangguan kognitif sehingga anak-anak bisa percaya diri dan terbentuklah perilaku positif.

Remaja
Dalam menghadapi remaja, perawat harus menciptakan hubungan saling percaya dulu sehingga remaja mau mencurahkan perasaannya. Pendekatannya harus lebih tekun dan sabar. Remaja seringkali menyangkal masalahnya atau menyalahkan orang lain.  Kadangkadang mereka melampiaskan kemarahan yang selama ini ada pada terapisnya. Perilakunya bisa perilaku merusak, memakai zat, kekerasan, kenakalan dan bahkan bunuh diri. Perawat harus sabar, obyektif dalam menanganinya sehingga bisa membantu meningkatkan harga diri, perilaku positif dan mampu menemani pada saat stres dan kebingungan.

Dewasa
Stres terbesar pada masa ini adalah karir, memasuki perkawinan atau perceraian, masalah keuangan, masalah pengasuhan anak, dan merawat orang tua. Seringkali stres membuat pasien mengalami depresi, kecemasan dan keluhan fisik. Perawat bisa memberikan psikoterapi, terapi fisik atau pengobatan dan juga terapi psikososial dengan melibatkan keluarga dan kerabat pasien.

Usia Tua
Pada masa tua, orang mengalami banyak kehilangan mulai dari kemampuan dan kesehatan, orang yang dicintai,  kehilangan kekuasaan dan materi. Psikoterapi yang dilakukan dengan memberikan pendekatan spiritual, menghilangkan kesepian dan memberikan dukungan dalam menghadapi kehilangan dan gangguan kesehatan.

PROSES KEPERAWATAN

Pengkajian dan diagnosa
Pendekatan dimulai dengan mengkaji gejala-gejala stres yang ada saat ini. Koping masa lalu dan sekarang juga dikaji. Selain dengan wawancara, perawat juga perlu mengamati tanda dan gejala, dan juga mengajarkan bentuk-bentuk kerjasama yang akan dilalui pasien. Kemudian data-data ini dikumpulkan dan dibuat diagnosa.

Perencanaan
Penyusunan rencana dan tujuan dilakukan bersama pasien sehingga mudah diajak kerjasama.

Intervensi
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam intervensi
a.   Resistensi
Pada awalnya, pasien sering kali bertahan atau menghindar dari pertemuan dengan terapist karena merasa cemas, malu dan merasa tidak percaya.

b.   Tilik diri
Tilik diri berarti kesadaran diri dan pengertian pasien terhadap perilakunya atau motivasinya. Kesadaran ini membuat pasien mau berobat, mengenali tanda dan gejalanya sehingga bisa mencari bantuan secara mandiri dan mudah bekerja sama dengan terapist. Perawat membantu pasien melihat dirinya sendiri dengan melakukan dialog aktif.

c.  Konfrontasi
Tindakan konfrontasi dilakukan bila didapat ketidaksesuaian kata-kata, perilaku pasien dengan kenyataan yang ada. Pasien diajak diskusi untuk melihat ketidaksesuaian kemudian diklarifikasi dan diluruskan. Konfrontasi juga berguna untuk membantu pasien dalam menghadapi kecemasan dan kebingungan.

d.   Membuka diri
Pasien dan perawat saling membuka diri agar dapat memudahkan kerjasama. Pasien terbuka dengan masalah dan mau membuka diri. Perawat membuka diri dengan menceritakan pengalamannya yang sesuai dengan masalah pasien sekarang, membuka diri terhadap pendidikan dan sertifikat yang dimilikinya sehingga pasien percaya perawatnya kompeten dalam membantu dia.


e.    Kerahasiaan
Perawat harus menjaga kerahasiaan pasien dan mengunakan data hanya untuk kepentingan pasien. Tetapi bila itu berhubungan dengan masalah kriminal, perawat dengan seizin pasien akan memberitahu dengan yang berkepentingan.

Evlaluasi
Perawat membandingkan kondisi pasien sebelum dengan sesudah psikoterapi.

Pertanyaan Kunci
  1. Apakah pengertian psikoterapi individu ?
  2. Apa  saja konsep  psikoterapi individu ?
  3. Apakah psikoterapi individu bisa diterapkan dalam semua kasus kejiwaan ? 










Tidak ada komentar: