Dasar pemikiran
Demam
berdarah adalah suatu penyakit tropik
yang angka kejadiannya masih banyak di Indonesia, terutama di kota-kota
besar. DBD merupakan penyakit endemik dengan jumlah kasusu yang meningkat pada
saat-saat awal dan akhir musim hujan dan disertai adanya ledakan kasus setiap
lima tahun yaitu pada tahun 1988, 1993 dan terakhir pada tahun 1998. Tetapi
sampai saat ini angka kejadiannya masih sedang di masyarakat.
Demam
berdarah disebabkan oleh adanya gigitan nyamuk aides aigepti yang telah membawa
kuman dari orang yang telah ter-infeksi DBD. Nyamuk aides aigepti mempunyai
rantai biologi dan berkembang pada genangan air yang jernih. Maka dari itu kita
haruslah mencegahnya dengan cara memutus rantai biologinya dengan cara mencegah
terjadinya penetasan nyamuk tersebut dengan menutup semua genangan air yang
jernih, karena dapat sebagai tempat bersarangnya nyamuk dan berkembang biak.
Dan kita juga haruslah menjaga kebersihan agar nyamuk tidak bersarang. Dan
perlu diwaspadai bahwa nyamuk aides aigepti menggigitnya pada siang hari.
Tujuan
a. Tujuan Umum
setelah
dilakukan penyuluhan audien diharapkan dapat meningkatkan kesehatan di
lingkungan individu, keluarga dan masyarakat dengan meningkatnya pengetahuan,
keinginan untuk hidup sehat dan merubah perilakunya terutama yang berhubungan
dengan penyakit DBD. Sehingga meningkatlah derajat kesehatan masyarakat.
b. Tujuan Khusus
Setelah
dilakukan penyuluhan audien dapat :
- Menjelaskan pengertian DBD.
- Menyebutkan etiologi / penyebabnya.
- Menyebutkan tanda dan gejalanya serta cara penanganannya.
- Menjelaskan pencegahan penyakit DBD
- Menjelaskan dan melakukan perawatan penderita DBD
- Penderita DBD dapat menghindari terjadinya DBD yang kedua kalinya
Sasaran penyuluhan
Sasaran penyuluhan adalah
Tempat dan waktu pelaksanaan
a.
Tempat :
b.
Hari/tanggal
:
c.
Waktu :
Metode
Metode yang
akan digunakan dalam penyuluhan bersifat fleksibel, artinya akan lebih banyak
prioritas terhadap kebutuhan tingkat pengetahuan mengenai DBD dan
pencegahannya, sehingga metodenya berupa :
¨
Ceramah
¨
Tanya jawab
Alat peraga
¨
Leaf fleat
Startegi
a.
Persiapan
¨
Pembuatan satuan penyuluhan dengan materi
penatalaksanaan kedaruratan di bidang ilmu penyakit dalam, dengan menggunakan
referensi yang ada di Perpusatakaan Jurusan keperawatan Politeknik Kesehatan
Tanjung Karang.
¨
Pembuatan leaf – flet.
b. Pelaksanaan
¨
Pembukaan dan perkenalan
¨
Melakukan ceramah dan tanya jawab
¨
Pemberian reward kepada yang bisa menjawab pertanyaan
pada saat penyuluhan
¨
Membagikan leaf - flet
Evaluasi
Pendekatan evaluasi dilakukan secara langsung yaitu dengan
melakukan tanya jawab pada saat selesai ceramah. Dengan kriteria :
¨
Tampak audien antusias dalam mengikuti penyuluhan
¨
Peserta dapat menjelaskan tentang penyakit DBD,
penyebab, tanda dan gejalanya.
¨
Peserta mengerti tentang pencegahannya dan penolongan
pertama pada penderita DBD.
LAMPIRAN MATERI
DEMAM BERDARAH DENGUE
A. Pengertian
¨
DBD merupakan suatu penyakit yang terjadinya aktivasi
sistem komplemen (C3, C4, C5) dengan akibat
terjadinya peningkatan permeabilitas vaskular sehingga cairan plasma keluar
dari kompartemen vaskular. Selanjutnya akibat keluarnya cairan dari kompartemen
vaskular maka dapat terjadi hemokonsentrasi, tekanan nadi rendah, renjatan dan
KID (koagulasi intravaskular diseminata)
( Arif Mansjoer, Kapita Selecta Kedokteran
Jilid I
Penerbit FK UI hal 482)
¨
DBD terjadi gangguan hemostasis, berupa perubahan
pembuluh darah, trombositopenia dan koagulopati yang dapat manimbulkan
perdarahan dan renjatan.
¨
Penyakit DBD biasanya ditandai dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, penurunan volume plasma, hipotensi, trombositopenia dan
diatesis hemoragik. Biarpun penyakit ini sudah diketahui secara sejak beberapa
dekade yang lalu tetapi patofisiologinya belum diketahui secara pasti. infeksi berat, ditandai dengan
renjatan dan atau perdarahan, dilaporkan merupakan penyebab utama kematian.
¨
Beratnya penyakit dan besarnya angka
kematian lebih redah dibandingkan DBD pada anak-anak.
¨
Sampai sekarang belum ditemukan pengobatan
DBD secara etiologis, Penyakit ini masih digolongkan sebagai self limiting
desease oleh karena itu pengobatan DBD masih bersifat suportif.
B. Kelainan pada DBD
Ø Pada DBD
juga terjadi kerusakan kapiler oleh makrofag, hal ini terbukti dari adanya
endapan kompleks imun, perdarahan intravaskuler disertai diapedesis, infiltrasi
limfosit dan sel mononuklear pada dinding kapiler. Gangguan endotel ini juga
dapat meningkatkan permeabilitas kapiler.
Ø Pada
gangguan hemostasis KID secara potensial dapat terjadi pada pemderita DBD tanpa
renjatan. Pada permulaan memang KID tidak menonjol dibandingkan dengan
perembesan plasma. Tetapi bila penykit memburuk dengan terjadinya asidosis dan
renjatan maka KID memperberat gambaran klinis penderita sehingga perannya
menjadi sangat menonjol.
Ø Renjatan
hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma dan atau perdarahan
bila terjadi segera diatasi dan mengakibatkan anoksia jaringan, asidosis
metabolik dan kematian.
C. Tanda dan gejala klinis DBD
Berdasarkan
kriteria WHO yang telah direvisi, DBD ditegakkan bila semua tanda berikut ini
dipenuhi :
1. Demam atau riwayat akut, antara 2-7 HARI, biasanya bifasik
1. Demam atau riwayat akut, antara 2-7 HARI, biasanya bifasik
2.
Terjadi minimal satu dari menifestasi perdarahan berikut :
Ø Uji
touniquet positif
Ø Petekie,
ekimosis atau purpura
Ø Perdarahan
mukosa, saluran cerna bekas suntikan atau tempat lain.
Ø Hematemesis
atau melena
3.
Trombositopenia (< 100.000/mm3).
4. Terdapat
minimal satu tanda – tanda plasma leakage oleh karena peningkatan permeabilitas
kapiler berikut :
Ø Hematokrit
meningkat > 20% di banding hematokrit rata-rata pada usia, jenis kelamin dan
populasi yang sama.
Ø Hematokrit
turun hingga > 20% dari hematokrit awal, setelah pemberian cairan.
Ø Terdapat
efusi pleura, asites dan hipoproteinemia.
Namun
dalam kenyataannya seringkali 8 tanda- tanda yang ada tidak selalu memenuhi
kriteria DBD. Oleh karena itu untuk membantu klinis menegakkan diagnosa secara
dini WHO juga membuat petunjuk sebagai berikut :
Ø Gejala
klinis :
·
Demam mendadak tinggi
·
Terdapat manifestasi perdarahan (minimal uji torniquet
positif)
·
Hepatomegali
·
Renjatan
Ø Laboratorium
·
Trombositopenia (< 100.000/mm3)
·
Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat > 20%)
Bila
ditemukan dua atau lebih gejala klinis ditambah minimal satu kelainan
laboratorium maka diagnosis sementara DBD sudah dapat di tegakkan dan apabila
pada diagnosis sementara DBD terjadi renjatan maka diagnosis sementara sindrom
renjatan dengue sudah dapat ditegakkan.
D. Tingkat keparahan DBD
Berdasarkan
beratnya penyakit DBD dibagi menjadi 4 derajat :
Derajat I : Demam disertai gejala kanstitusional yang tidak
khas, manifestasi perdarahan hanya berupa uji torniquet positif dan atau mudah
memar.
Derajat I I : Derajat
I disertai perdarahan spontan, dapat berupa perdarahan di bawah kulit atau
jenis perdarahan lainnya.
Derajat III : Terdapat
kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan nadi
cepat dan lemah atau hipotensi
disertai kulit dingin dan lembab atau gelisah.
Derajat IV : Renjatan
yang ditandai dengan tekana darah dan nadi yang tidak teratur DBD derajat III
dan IV di golongkan dalam sindrom renjatan dengue (Dengue Shock Syndrome, DSS)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan DD atau DBD tanpa penyulit adalah :
1.
Tirah baring
2. Makanan lunak dan bila belum nafsu makan di beri
minum 1,5 - 2 liter dalam 24 jam (susu, gula atau sirup) atau air di tambah
garam
3. Medikamentosa yang bersifat simptomatis. Untuk
hiperpiroksia diberi kompres, antipiretik, golongan asetaminofen, eukinin atau
dipiron dan jangan diberikan asetosal karena adanya bahaya perdarahan.
Pada pasien dengan tanda renjatan
dilakukan dengan :
1.
Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12-48 jam
setelah renjatan diatasi.
2.
Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan
pernapasan tiap jam, serta hb dan ht tiap 4-6 jam hari pertama selanjutnya tiap
24 jam.
Pada
pasien dengan dengue shock syndrome (DSS) diberi cairan intravena yang
diberikan dengan diguyur, seperti NaCl, Ringer laktat, yang dipertahankan
selama 12 - 48 jam setelah renjatan teratasi. Bila tidak tampak perdarahan
dapat diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran atau preparat hemasel
sejumlah 15-29ml/kg dan dipertahankan selama 12 - 48 jam
setelah renjatan teratasi. Bila pada pemeriksaan di dapatkan penurunan kadar Hb
dan Ht maka diberi tranfusi darah.
Hal-hal yang harus diketahui tentang DBD
Virus
dengue dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti
dan aedes Albopictus sebagai vektor ketubuh manusia melalui gigitan nyamuk
tersebut. DBD dapat terjadi bila dalam tubuh seseorang yang telah terinfeksi
dengue pertama kali, mendapat infeksi berulang virus dengue lainnya. Masa
inkubasi antara 3-15 hari rata-rata 5-8 hari. Pada DD terdapat penigkatan suhu
secara tiba-tiba, disertai sakit kepala, nyeri yang hebat pada otot dan tulang,
mual kadang muntah dan batuk ringan. Sakit kepala dapat menyeluruh atau
berpusat pada supraorbital dan retroorbital.
Nyeri dibagian otot terutama dirasakan bila tendon dan otot perut ditekan. Pada
mata terdapat pembengkakan, injeksi konjungtiva lakrimasi dan fotofobia, otot
sekitar mata pegal. Eksantem dapat
muncul pada awal demam yang terlihat jelas di muka dan dada, berlangsung
beberapa jam lalu akan muncul lagi pada hari ke 3- 6 berupa bercak petekie di
lengan dan kaki lalu ke seluruh tubuh. Pada suhu turun ke normal, ruam
berkurang dan cepat hilang, berkas – berkasnya terkadang terasa gatal.
Pasien
DBD dapat terjadi gejala perdarahan pada hari ke-3 atau ke-5 berupa petekie,
purpura, ekimosis, melena dan epitaksis. Hati umunya membesar dan terdapat
nyeri tekan yang tidak sesuai dengan beratnya penyakit. Pada pasien DSS gejala
renjatan di tandai dengan kulit yang terasa lembab dan dingin, sianosis perifer
yang terutama tampak pada ujung hidung, jari tangan dan kaki, serta dijumpai
penurunan tekanan darah. Renjatan biasanya terjadi pada waktu demam atau saaat
demam turun antara hari ke-3 dan hari ke-7 penyakit .
CARA PALING
TEPAT MENCEGAH DEMAM BERDARAH
1.
Bersihkan (kuras) bak mandi seminggu sekali.
2.
Tutup tempayan rapat-rapat setelah mengambil air nya.
3.
Buanglah pada tempatnya: sampah plastik dan
sampah-sampah lainnya yang dapat digenangi air hujan.
4.
Gantilah air di vas bunga dan pot tanaman air setiap
hari.
5.
Untuk memberantas jentik di tempat air yang tak
mungkin dikuras: tutup yang rapat agar nyamuk tidak dapat masuk, atau
peliharalah ikan, atau taburkan bubuk Abate (abatisasi) abatisasi ini hendaknya
diulangi 2 – 3 bulan sekali.
CARA PENYEBARAN
DEMAM BERDARAH
Ø Demam
berdarah hanya dapat ditularkan oleh nyamuk demam berdarah (Aedes-aegypti).
Ø Nyamuk ini
mendapatkan virus demam berdarah dari orang yang di dalam darahnya terdapat
virus tersebut. Orang ini disebut “Carrier”.
Ø Orang itu
mungkin sakit demam berdarah, tapi mungkin juga tidak, yaitu bila kebetulan
memiliki kekebalan terhadap virus tersebut.
Ø Sebagai
orang yang tidak sakit, ia bisa pergi kemana saja dan menularkan virus itu
kepada orang lain.
Ø Bila orang
yang ditulari itu tidak memiliki kekebalan (umumnya anak-anak), orang itu
segera akan menderita demam berdarah.
Ø Jadi pada
dasarnya semua orang dapat terserang demam berdarah setelah digigit nyamuk
Aedes-aegypti yang membawa virus dengue tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
-
Prosiding simposium, Penatalaksanaan Kedaruratan Di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Hotel
horison jakarta. Penerbitan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.2000
-
Mansjoer, Arief. Dkk. Kapita Selekta Kedokteran. edisi ketiga jilid i. Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran UI. 1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar