Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS PERSALINAN KALA II


BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapt hidup di luar kandungan, melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. (Ilmu Kebidanan, Gde Manuaba).
Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membrane dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2005).
Persalinan itu sendiri dibagi menjadi tahap-tahap yang biasa di sebut Kala. Ada 4 kala dalam persalinan, yaitu:
a). Kala I, pendataran serviks dimulai dari kontraksiuterus yang regular sampai lengkap.
b). Kala II, Pengeluaran janin mulai pembukaan lengkap sampai dengan lahir janin.
c). Kala III, Pelepasan dan engeluaran plasenta, berlangsung dari lahir janin sampai plasenta lakir.
d). Kala IV, 1-2 jam setelah lahir plasenta harus di observasi fase pemlihan mencapai homeostasis.
Dalam hal ini kami mengangkat tahap persalinan yang kedua, yaitu Kala II, kala ini merupakan initi dari persalinan, di mana pada tahap ini janin dikeluarkan dari rahim. Sangat penting di ketahui proses terjadinya.

I.2.  Tujuan
a), Mengetahui fase-fase persalinan pada Kala II.
b). Mengetahui persiapan-persiapan yang diperlukan pada persalinan kala II.
c). Mengetahui proses persalinan terjadi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PERSALINAN KALA II

Batasan Persalinan Kala II
Kala II dimulai saat pembukaan serviks lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya seluruh tubuh janin. Kala II juga disebut kala pengeluaran.
Tanda dan Gejala Kala II Persalinan
·         ibu ingin meneran (dorongan meneran/doran) bersamaan dengan kontraksi.
·         perineum menonjol (perjol)
·         vulva dan sfingter ani membuka (vulka)
·         tekanan anus (teknus)
·         meningkatnya pengeluaran darah dan lendir
·         kepala telah turun di dasar panggul
Diagnosis Pasti
  • pembukaan lengkap
  • kepala bayi terlihat pada introitus vagina
Fase kala II (Aderhold dan Robert)
  • fase I : fase tenang, mulai dari pembukaan lengkap sampai timbul keinginan untuk meneran
  • faseII : fase peneranan, mulai dari timbulnya kekuatan untuk meneran sampai kepala crowning (lahirnya kepala)
  • fase III : fase perineal, mulai sejak crowning kepala janin sampai lahirnya seluruh badan bayi
Kriteria
Fase I
Fase II
Fase III
KONTRAKSI
Kekuatan
Frekuensi

PENURUNAN

SHOW


USAHA MENGEDAN SPONTAN

VOKALISASI


PERILAKU IBU
Periode tenang
Fisiologis untuk semua criteria
2-3 menit





Kecil sampai tidak ada kecuali pada puncak kontraksi muncul

Tenang, khawatir tentang kemajuan

Merasa lega telah sampai ke tahap 2, letih, merasa dapat mengendalokan diri
Sangat kuat

2- 2,5 menit

Meningkat dan refleks Ferguson menjadi aktif
Aliran darah merah tua meningkat

Rasa mengedan semakin tak tertahan

Suara keras, menhembuskan napas keras

Merasa sangat ingin mengedan, mengybah pola nafas, mengeluarkan suara keras
Luar biasa kuat
Ekspulsif
1-2 menit

Cepat

Kepala janin terlihat pada introitus, aliran darah menyetainya
Semakin meningkat


Semakin keras, mungkin memaki-maki

Menyatakan nyeri luar biasa, tidak berdaya, penurunan konsentrasi dan pendengaran

Persiapan Persalinan
1. persiapan ibu dan keluarga
  • memastikan kebersihan ibu, sesuai prinsip Pencegahan Infeksi (PI)
  • perawatan asuhan sayang ibu:
    • anjurkan keluarga terdekat mendampingi klien selama proses persalinan
    • jelaskan terhadap klien dan keluarga proses persalinan
    • bombing ibu dan beri motivasi
    • Bantu ibu untuk memilih posisi yang yaman saat mengeran
    • Anjurkan ibu ntuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan
  • pengosongan kandung kemih/2 jam
  • amniotomi (jika ketuban belum pecah dan serviks membuka sepenuhnya)
2. persiapan penolong persalinan
  • perlengkapan pakaian, sarung tangan, dan pelindung pribadi
  • mencuci tangan (sekitar 15 detik)
3. persiapan peralatan
  • ruangan khusus untuk bayi baru lahir
  • penerangan yang memadai
  • tempat tidur yang sesuai
  • peralatan persalinan
  • bahan, alat tenun bersih

Asuhan kala II
1. Pemantauan ibu
  • tanda-tanda vital: tekanan darah (tiap 30 menit), suhu, nadi(tiap 30 menit), pernafasan
  • kandung kemih
  • urine: protein dan keton
  • hidrasi: cairan, mual, muntah
  • kondisi umum: kelemahan dan keletihan fisik, tingkah laku dan respon terhadap persalinan serta nyeri dan kemampuan koping
  • upaya ibu meneran
  • kontraksi tiap 30 menit
kemajuan persalinan
Kemajuan persalinan cukup baik bila penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir serta dimulainya fase pengeluaran.
Lama kala II rata2 menurut Friedman adalah satu jam untuk primigravida dan 15 menit untuk multipara.
Pada kala II yang berlangsung lebih dari 2 jam bagi primigravida atau 1 jam bagi multipara dianggap sudah abnormal oleh mereka yang setuju dengan pendapat Friedman tetapi saat ini hal tersebut tidak mengindikasikan perlunya melahirkan bayi dengan forceps atau vacum ekstraksi.
Kontraksi selama kala II adalah sering, kuat dan sedikit lebih lama, yaitu kira2 2 menit, yang berlangsung 60-90 detik dengan interaksi tinggi dan semakin ekspulsif sifatnya.
2. Pemantauan janin
a. denyut jantung janin (DJJ)
  • denyut dasar 120-160 x/menit
  • perubahan DJJ, pantau tiap 15 menit
  • variasi DJJ dari DJJ dasar
  • pemeriksaan auskultasi DJJ setiap 30 menit
b. warna dan adanya air ketuban (jernih,keruh, kehijauan/tercampur mekonium) 
c. penyusupan kepala janin
Kondisi yang harus diatasi sebelum penatalaksanaan kala II
  • syok
  • dehidrasi
  • infeksi
  • preeklampsia/eklampsia
  • inersia uteri
  • gawat janin
  • penurunan kepala terhenti
  • adanya gejala dan tanda distosia bahu
  • pewarnaan mekonium pada cairan ketuban
  • kehamilan ganda(kembar/gemelli)
  • tali pusat menumbung/lilitan tali pusat

Proses Kelahiran Bayi
1. Posisi Ibu Saat Melahirkan
  • Posisi terlentang bisa menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya akan menekan aorta, vena kava inferior serta pembuluh2 lain dari sistem vena tersebut. hipotensi ini bisa menyebabkan ibu pingsan dan seterusnya bisa mengarah ke anoreksia janin
  • Posisi litotomi bisa menyebabkan kerusakan pada syaraf di kaki dan di punggung dan akan ada rasa sakit yang lebih banyak di daerah punggung pada masa postpartum(nifas)
  • Posisi berjongkok, menggunakan gaya gravitasi untuk membantu turunnya bayi serta dapat melebarkan rongga panggul
  • Posisi duduk, memanfaatkan gaya gravitasi untuk membantu turunnya bayi, serta memberi kesempatan bagi ibu untuk istirahat diantara kontraksi
  • Posisi berlutut, dapat mengurangi rasa sakit serta membantu bayio dalam mengadakan rotasi posisi yang diharapkan (ubun-ubun kecil depan) dan juga untuk mengurangi keluhan haemoroid
  • Posisi berjongkok atau berdiri, dapat memudahkan dalam pengosongan kandung kemih. kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian bawah janin.
  • posisi berjalan, berdiri dan bersandar. efektif dalam membantu stimulasi kontraksi uterus serta dapat memanfaatkan gaya gravitasi.
  • dengan kebebasan untuk memutuskan posisi yang dipilhnya, ibu akan lebih merasa aman. karena fokus utama kita adalah berpusdat kepada kenyamanan klien(ibu) bukan nakes.
2. Pencegahan Laserasi/Ruptur
Laserasi terjadi saat bayi dilahirkan terutama saat kepala dan bahu lahir. Dan akan semakin meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali. Gunakan manuver tangan yang tepat dalam mengendalika kelahiran bayi. Terutama saat kepala bayi dengan diameter 5-6 cm tengah membuka vulva.
Episiotomi, dilakukan pada keadaan: gawat janin, Penyulit kelahiran pervaginaan, jaringan parut perineum. Dan tidak boleh dilakukan secara rutin karena dapat menyebabkan meningkatnya jumlah perdarahan, resiko hematom, menambah luas laserasi dibandingkan dengan laserasi tanpa episiotomi, meningkatnya nyeri dan infeksi.
3. Melahirkan Kepala Bayi
  • Lindungi Perineum dengan satu tangan dan letakkan ibu jari dan 4 jari tangan tersebut dilipat di paha pada kedua sisi perineum.
  • Letakkan tangan lainnya pada kepala bayi.
  • Berikan tekanan lembut pada kepala bayi dan biarkan kepala bayi keluar secara bertahap.
  • Usap muka bayi dengan kain atau kasda bersih untuk membersihkan mulut dan hidung bayi dari lender dan darah.
  • Jangan melakukan penghisapam secara rutin pada mulut dan hidung bayi, kecuali jika cairan ketuban mengandung mekonim.
  • Selalu menghisap mulut dahulu sebelum menghisap hidungnya.
  • Periksa tali pusat pada leher, jika longgar lepaskan melewatimkepala bayi, dan jka erat klem di dua tempat kemudian potong diantara lem terdebut.

4.Melahirkan Bahu
  • Setelah menyeka mulut dan hidung tunggu kntraksi berikutnya dan awasi rotasi spontan kepala bayi.
  • Setelah rotasi eksterna letakkan satu tangan pada masing-masing sisi bayi dan beritahu ibu untuk meneran pada kontraksi berikutnya.
  • Lakukan tarikan perlahan kea rah bawah dan luar secara lebut hingga bahu anterior tampak di arkus pubis.
  • Angakat kepala bayi kearah atas dan luar untuk meahirkan bahu posterior.

5. Melahirkan Sisa Tubuh Bayi
  • Saat bahu posterior lahir, selipkan tangan pada bagian bawah kepala bayi kea rah perineum dan biarkan bahu dan tangan bayi lahir ke tangan yang lain.
  • Gunakan jari-jari tangan yang sama untuk mengendalikan kelahiran siku dan tangan pada sisi posterior bayi pada saat melewati perineum.
  • Setelah kelahiran tubuh dan lengan sisipkan tangan bagian depan dui punggung bayu kea rah bokong dan kaki bayi untuk menahan laju kelahiran bayi saat kaki lahir.
  • Sisipkan jari telunjuk dai tangan yang sama di antara kaki bayi, pegang dengan mantap bagian mata kakibayi baru lahirkan kaki secara hati-hati.
  • Baringkan bayi diatas kain.
                        
6. Memotong Tali Pusat
  • Dengan menggunakan klem DTT, klem tali pusat 3 cm dari pusat bayi.
  • Lakukan pengurutan pada tali pusat dan klem ini kea rah ibu.
  • Kemudian pasang klem 2 cm dari klem pertama pada sisi ibu
  • Pegang tali pusat dengan satu tangan dan potong tali pusat dengan tangan yang lain diantara kedua klem dengan menggunakan gunting tali pusat DTT.
  • Setelah memotong tali pusat, ganti handuk yang basah dengan yang bersih dan kering.
  • Selimuti bayi dan pastikan kepala bayi tertutup dengan baik.

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Persalinan kala II di mulai saat pembukaan serviks lengkap dan berakhir dengan lahirnya seluruh janin. Persalinan Kala II ini di bagi menjadi beberapa fase, yaitu fase I (tenang), fase II (mengeran), fase III (perineal) di mana di setiap fase-fase tersebut terdapat perbedaan baik dari perilaku ibu maupun derajat kontraksi dan nyeri.
Dalam persalinan juga diperlukan persiapan-persiapan, baik itu persiapan dari ibu dan keluarga, maupun persiapan penolong persalinan dan peralatan yang akan digunakan. Di antara persiapan-persiapan tersebut  yang perlu diperhatikan adalah persiapan ibu dan keluarga. Ibu dan keluarga dalam hal ini memegang peranan penting, psikologis ibu mempengaruhi kelancaran proses persalinan. Dan kehadiran keluarga dalam mendampingi ibu tentunya akan memberi dorongan psikologis ibu, tentunya dengan tidak mengkesampingkan persiapan-persiapan yang lain.
Proses persalinan dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yanh diantaranya Posisi tubuh si ibu, Pencegahan rupture, melahirkan kepala, melahirkan bahu, melahirkan tangan dan tubuh serta kaki, dan yang terakhir memotong tali pusat.
III.2. Saran
  1. Bagi penyusun, agar lebih giat lagi dalam mencari referensi-referensi dari sumber rujukan, karena dengan semakin banyak sumber yang di dapat semakin baik makalah yang dapat disusun.
  2. Bagi Institusi, agar dapat menyediakan sumber-sumber bacaan baru, sehingga dapat mendukung proses belajar mengajar.
  3. Bagi pembaca, agar dapat memberikan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah yang akan datang.
    DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Titi. 2006. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Masa Intranatal. Banda Lampung: Politeknik Kesehatan Tanjungkarang Jurusan Keperawatan.
Diklat Kuliah Kebidanan. 2007. Kala 2 Persalinan. Prodi Kebidanan Jakarta:Cipto Mangunkusumo.
Mochtar, Rustam. 1995. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Liesmayani, Elvi Era. 2008. Materi Ajar Asuhan Keperawatan pada Ibu Bersalin. Bandar Lampung:Akademi Keperawatan Panca Bhakti.

Tidak ada komentar: