PENDAHULUAN
Infeksi
masa nifas (post partum) merupakan penyebab kematian pada ibu yang kedua
(terpenting), kematian dalam pasca persalinan karena infeksi uterus. Bila
pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik,
peritoritis, syok septik, thombosis vena dalam embon pulmonal, infeksi pervik
menahun, dispereunia, penyumbatan pada tuba dan infertilitas.
Yang
sangat erat hubungannya dengan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang
berorientasi pada klien. Secara keseluruhan bagian ini diharapkan menjadi acuan
untuk asuhan antenatal dan persalinan dasar.
INFEKSI PADA NIFAS
Endometritis
Infeksi yang paling sering
ialah enometritis.
Patofisiologi
Kuman-kuman
memasuki endometritis, biasanya pada luka insersio plasenta dan dalam waktu
singkat mengikuti seluruh endometrium, infeksi dengan kuman yang tidak beberapa
potogen radang terbatas pada endometrium. Jaringan desi dua bersama-sama dengan
bekuan dari menjadi nekrolis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas
keeping-keping nekrolis serta cairan. Infeksi yang lebih berat batas
endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran, penyebaran melalui
pembuluh darah, septikemia dan piemia.
Penyebab :
Infeksi umumnya disebabkan
oleh kuman-kuman yang sangat patogen.
- Streptoeoceus baemolyticus golongan A – D sangat berbahaya 50 %.
- Dari semua kematian karena nifas.
- Septikomia kuman-kuman dan sarangnya di uterus langsung masuk ke
dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum dan dibawa oleh aliran
darah ke tempat-tempat lain antara lain : paru-pari, ginjal, jantung, dll, dan
menyebabkab terjadi abses.
Penyebaran
Melalui Jalan Limpe Dan Jalan Lain :
Peritonitis
Infeksi
nifas dapat menyebar melalui pembuluh limpe di dalam uterus langsung mencapai
peritoneum dan menyebabkan peritonitis atau melalui jaringan diantara kedua
ligamentum latum dan menyebabkan parametritis (Sellulisis Pelvika).
Peritonitis
mungkin terbatas pada rongga pelvis saja (pelvio peritonilis). Peritonilis umum
merupakan komplikasi yang berbahaya dan mrupakan sepertiga dari sebab kematian
infeksi.
Patofisiologis
:
Infeksi jaringan ikat
pelvis dalap terjadi melalui tiga jalan, yakni :
1. Penyebaran
melalui limpe dari luka serviks yang terinfeksi atau endometritis.
2. Penyebaran
langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar ligamentum.
3. Penyebaran
sekunder dari tromboflebilis pelvik, proses ini dapat tinggal terbatas pada
dasar ligamentum latum/menyebar ekstraperitoneal ke semua jurusan.
Penyebaran
Melalui Permukaan Endometrium
Salpingitis
Ooforitis
- Kadang-kadang jaringan infeksi menjalar ketuba fallopii dan
ovarium disini terjadi salpingitis dan/ abfritis yang sukar dipisahkan dari
polvio peritonitis
Gambar Klinis
- Infeksi pada perineum, pulva, vagina dan serviks.
Gejala :
- Rasa nyeri
- Panas pada daerah infeksi
- Kadang-kadang perih pada saat keneing
-
Bila getah radang bisa keluar suhu 38 0 C , nadi 100
x 1
-
Bila getah radang tidak keluar suhu 738 0C
– 40 0 C dan menggigil.
Endomotritis
Tanda-tanda / Gejala
- Kadang-kadang lochea tertahan oleh darah sisa plasenta dan
selaput ketuban
-
Uterus pada endometritis agak besar dan nyeri pada perabaan dan
lunak
-
Endometritis tidak meluas pada hari pertama agak nyeri dan
kurang sehat.
-
Hari ketiga suhu menaik
-
Nadi cepat
Septicemia dan
Plemia
Tanda gejala
- Terjadi mendadak dari plemia
- Penderita mudah sakit dan lemah
- Hari ke 3 pasien suhu menaik 39-400 C
Pencegahan
- Selama kehamilan
Oleh
karena onomia merupakan presdisposisi untuk infeksi nifas harus diusahakan
perbaikan gizi merupakan faktor paling karenanya, diet yang harus diperhatikan.
selama
persalinan
- Usaha pencegahan membatasi masuk kuman-kuman dalam jalan lahir.
- Selesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin mencegah
terjadi pendarahan banyak.
- Petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dengan masker.
- Penderita dengan infeksi pernapasan tidak boleh masuk kamar
bersalin.
- Alat-alat dalam kamar bersalin suci dari hama.
- Jika terjadi SC dengan pendarahan maka harus disiapkan
transfuse.
Selama Nifas
Jika
terdapat luka pada beberapa tempat jalan rahir pada hari pertama PP, harus
dijaga agar luka tidak masuki kuman dari luar. Oleh sebab itu alat-alat dan
kain yang berhubungan dengan genetaria harus suci dari hama.
Pengobatan :
Antibiotika
memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas. Sebelum
terapi dimulai dilakukan pembiakan gemu vagina serta serviks, jika perlu juga
dari darah dan kemudian dilakukan tes kepekaan menahankan terhadap antibiotic.
Tromboflebitis
Perluasan
infeksi nifas ialah perluasan/invasi mikroorganisme pathogen yang mengikuti
aliran darah di sepanjang pena dan cabang-cabang sehingga terjadi
tromboflebitis.
Klasifikasi/Pengelompokan
- Peleiotromboflebitis
Mengenai
vena dan dinding uretus dan ligamentum yaitu vena ovarika, vena eterina dan
vena hipogastrika dan paling sering vena ovarika destra karena infeksi terjadi
pada tempat implantusi plasenta.
- Tromboflebilis Femoralis
Tromboflebilis
Femoralis mengenai vena pada tungkai, misalnya vena fomoralis, vena poplitea
dan vena safena.
Patofisiologis
Nyeri
yang terdapat pada peruit bagian bawah dan/perut bagian samping timbul pada
hari ke 2 – 3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
Tanda dan
Gejala
· Penderita tampak sakit berat dengan gambaran
- Mengigil berulang kali.
- Suhu badan meningkat secara tajam 36 0C menjadi 40 0C.
- Penyakit dapat berlangsung selama 1 – 3 bulan.
- Cenderung terbentuk pus yang menjalar kemana-mana, terutama ke
;paru-paru.
· Gambaran Darah
- Terdapat leukositasis, meskipun setelah endotoksin menyebar ke
sirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia.
- Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat
sebelum dimulainya mengigil.
- Pada periksa dalam hampir tidak ditemukan apa-apa karena yang
paling banyak terkena ialah vena ovarika.
Komplikasi
- Komplikasi pada paru-paru infark, abses, pneumonia.
- Komplikai pada ginjal sinistra, nyeri mendadak yang diikuti
dengan proteinuria dan hematuria.
- Komplikasi pada persalinan, mata dan jaringan subkutun
Penanganan
· Rawat Inap
Penderita
tirah baring untuk pemantauan gejala penyakitnya dan mencegah terjadinya emboli
pulmonum.
· Terapi Medik
Pemberian
antibiotika (lihat antibiotika, kombinasi dan alternatif, seperti yang
tercantum dalam penatalaksaan korioam nionitis) heparin jika terdapat
tanda-tanda-tanda atau dugaan emboli pulmonum.
· Terapi Operatif
Pengikatan
vena kaya inferior dan vena ovarika jika emboi septik terus berlangsung sampai
mencapai paru-paru, meskipun sedang dilakukan heparinisasi.
Infeksi Luka
Perineal dan Luka Abdominal
Penyebab
Keadaan yang kurang bersih
dan tindakan pencegahan infeksi yang kurang baik.
- Pengeluaran cairah kemerahan yang tidak ada/sedikit.
- Odema meluas melalui dari tempat insisi dan melembarkan.
- Bila terdapat pus dan cairan pada luka, buka dan lakukan
pengeluaran.
- Daerah jahitan yang terinfeksi dihilangkan dan dilakukan
debrideman.
- Bila infeksi sedikit tidak perlu antibiotika.
Faktor-faktor
Predisposisi
- Paritas
- Umur
- Gizi
- Faktor kekebalan dalam ASI
- Stress dan kelelehan
- Pekerjaan di luar rumah.
- Faktor lokal dalam payudara
- Trauma
Gambaran Klinis Infeksi Nifas
a. Infeksi pada perineum, vulva, vagina dan serviks
Gejalanya
berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi dan kadang-kadang perih bila kencing. Bila getah radang bisa keluar,
biasanya keadaannya tidak berat, suhu
sekitar 38°C dan nadi di bawah 100 per menit.
Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39 - 40°C
dengan kadang-kadang disertai
menggigil.
b.
Endometritis
Kadang-kadang lokia tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini dinamakan
lokiametra dan dapat menyebabkan
kenaikan suhu. Uterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan dan lembek.
Pada endometritis yang tidak meluas, penderita merasa kurang sehat dan nyeri perut pada hari-hari pertama.
Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa
hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah
normal kembali.
Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Hal ini tidak boleh dianggap
infeksinya berat. Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak berbau. c.
ASKEP ENDOMETRITIS
b. Selama persalinan
Usaha-usaha
pencegahan terdiri atas
membatasi sebanyak mungkin masuknya kuman-kuman dalam
jalan lahir :
1) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah
lama/menjaga supaya persalinan
tidak berlarut-larut.
2) Menyelesaikan persalinan dengan trauma
sedikit mungkin.
3) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena
tindakan baik pervaginam maupun
perabdominam dibersihkan, dijahit
sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
4) Mencegah terjadinya perdarahan banyak, bila
terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan tranfusi darah.
5) Semua petugas dalam kamar bersalin harus
menutup hidung dan mulut dengan
masker; yang menderita infeksi pernafasan tidak diperbolehkan masuk ke kamar bersalin.
6) Alat-alat dan kain-kain yang dipakai dalam
persalinan harus suci hama.
7) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang,
lakukan bila ada indikasi dengan sterilisasi yang baik,
apalagi bila ketuban telah pecah.
c. Selama nifas
1) Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai
kena infeksi, begitu pula
alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril.
2) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya
diisolasi dalam ruangan khusus,
tidak bercampur dengan ibu sehat.
3) Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya
pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar