Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

LAPORAN PENDAHULUAN DIABETES MELITUS





Pengertian
Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula dalam darah dan juga dalam air kencing sehingga disebut dengan kencing manis.
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi

 Etiologi

 Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu :
Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM )
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pancreas disebabkan oleh :
a.      Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DM tipe 1.
Ini ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA ( Human Leucocyte Antigen ) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan proses imun lainnya.
b.      Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing.
c.      Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.
Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM )
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui .
Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin . Selain itu terdapat faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan  yaitu : 
Usia
Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun
Obesitas
Riwayat Keluarga
Kelompok etnik
Di Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asli amerika tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya diabetes tipe II disbanding dengan golongan Afro-Amerika

Klasifikasi

Klasifikasi DM dan gangguan toleransi glukosa adalah sebagai berikut :
Diabetes mellitus
DM tipe 1 (tergantung insulin)
DM tipe 2 (tidak tergantung insulin)
Gemuk
Tidak gemuk
DM tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu
Penyakit pancreas
Hormonal
Obat atau bahan kimia
Kelainan reseptor
kelainan genital dan lain-lain
Toleransi glukosa terganggu
Diabetes Gestasional

Pathofisiologi 

Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin karena sel-sel beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa tidak terukur oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi klokosa dalam darah tinggi, ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa muncul dalam urine (glukosuria). Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine disertai pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (poli uri) dan rasa haus (polidipsi). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan . pasien juga mengalami peningkatan selera makan (polifagi) akibat penurunan simpanan kalori.gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan 
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu  resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini disertai dengan penurunan reaksi intra sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada gangguan sekresi insulin berlebihan, kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit meningkat. Namun jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan insulin maka kadar glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi. Gejala yang dialami sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas, poliuri, polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur ( jika kadar glukosanya sangat tinggi )

Manifestasi Klinik

·        Gejala klasik : 
v Poliuri
v Polidipsi
v Polifagi
·        Penurunan Berat Badan
·        Lemah
·        Kesemutan, rasa baal
·        Gatal-gatal
·        Bisul / luka yang lama tidak sembuh
·        Keluhan impotensi pada laki-laki
·        Keputihan
·        Infeksi saluran kemih

Komplikasi

Akut
Ketoasidosis diabetik
Hipoglikemi
Koma non ketotik hiperglikemi hiperosmolar
Efek Somogyi ( penurunan kadar glukosa darah pada malam hari diikuti peningkatan rebound pada pagi hari )
Fenomena fajar / down phenomenon ( hiperglikemi pada pagi hari antara jam 5-9 pagi yang tampaknya disebabkan peningkatan sikardian kadar glukosa pada pagi hari )
Komplikasi jangka panjang
Makroangiopati
·            Penyakit arteri koroner ( aterosklerosis )
·            Penyakit vaskuler perifer
·            Stroke
Mikroangiopati      
·            Retinopati
·            Nefropati
·            Neuropati diabetic

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan kadar serum glukosa
Gula darah puasa   : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes
Gula darah 2 jam pp           : 200 mg / dl
Gula darah sewaktu           : lebih dari 200 mg / dl
Tes toleransi glukosa
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta satu nilai lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr
      
HbA1C
> 8% mengindikasikan DM yang tidak terkontrol
Pemeriksaan kadar glukosa urin
Pemeriksaan reduksi urin dengan cara Benedic atau menggunakan enzim glukosa . Pemeriksaan reduksi urin positif jika didapatkan glukosa dalam urin.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diet
Prinsip umum :diet dan pengndalian berat badan merupakan dasar dari penatalaksanaan DM.
Tujuan penatalaksanaan nutrisi :
Memberikan semua unsur makanan esensial missal vitamin, mineral
Mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai
Memenuhi kebutuhan energi
Mencegah fluktuasi kadar glukosa darah setiap haridengan mengupayakan kadar glukosa darah mendekati normal melalui cara-cara yang aman dan praktis.
Menurunkan kadar lemak darah jika kadar ini meningkat
Latihan fisik
Latihan penting dalam penatalaksanaan DM karena dapat menurunkan kadar glikosa darah dan mengurangi factor resiko kardiovaskuler. Latihan akan menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin. Sirkulasi darah dan tonus otot juga diperbaiki dengan olahraga.


Pemantauan
Pemantauan glukosa dan keton secara mandiri untuk deteksi dan pencegahan hipoglikemi serta hiperglikemia.
Terapi
Insulin
Dosis yang diperlukan ditentukan oleh kadar glukosa darah
Obat oral anti diabetik
Sulfonaria
Asetoheksamid ( 250 mg, 500 mg )
Clorpopamid(100 mg, 250 mg )
Glipizid ( 5 mg, 10 mg )
Glyburid ( 1,25 mg ; 2,5 mg ; 5 mg )
Totazamid ( 100 mg ; 250 mg; 500 mg )
Tolbutamid (250 mg, 500 mg )
Biguanid
Metformin 500 mg
Pendidikan kesehatan
Informasi yang harus diajarkan pada pasien antara lain  :
Patofisiologi DM sederhana, cara terapi termasuk efek samping obat, pengenalan dan pencegahan hipoglikemi / hiperglikemi
Tindakan preventif(perawatan kaki, perawatan mata , hygiene umum )
Meningkatkan kepatuhan progranm diet dan obat


Pengkajian Keperawatan
Aktivitas / istirahat ;
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan , kram otot, tonus otot menurun,
Gangguan tidur dan istirahat, takikardi dan takipnea, letargi, disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
Sirkulasi ;
Adanya riwayat hipertensi, MCI
Klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas
Ulkus, penyembuhan luka lama
Takikardi, perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang menurun/tak ada, disritmia, krekles
Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung
Integritas ego;
Stres, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi
Ansietas, peka rangsang
Eliminasi ;
Poliuri, nokturia, disuria, sulit brkemih, ISK baru atau berulang
Diare, nyeri tekan abdomen
Urin encer, pucat, kuning, atau berkabut dan berbau bila ada infeksi
Bising usus melemah atau turun, terjadi hiperaktif ( diare ), abdomen keras, adanya asites
Makanan / cairan ;
Anoreksia, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa / karbohidrat
Penurunan berat badan
Haus dan lapar terus, penggunaan diuretic ( Tiazid ), kekakuan / distensi abdomen
Kulit kering bersisik, turgor kulit jelek, bau halitosis / manis, bau buah.
Neurosensori :
Pusing, pening, sakit kepala
Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parastesia, gangguan penglihatan, disorientasi, mengantuk, stupor / koma , gangguan memori ( baru, masa lalu ), kacau mental, reflek tendon dalam menurun/koma, aktifitas kejang
Nyeri / kenyamanan ;
Abdomen tegang/nyeri, wajah meringis, palpitasi
Pernafasan ;
Batuk, dan ada purulen, jika terjadi infeksi
Frekuensi pernafasan meningkat, merasa kekurangan oksigen
Keamanan ;
Kulit kering, gatal, ulkus kulit, kulit rusak, lesi, ulserasi, menurunnya kekuatan umum / rentang gerak, parestesia/ paralysis otot, termasuk otot-otot pernafasan,( jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam) ,demam, diaforesis
Seksualitas ;
Cenderung infeksi pada vagina.
Masalah impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada wanita

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa umum yang muncul pada pasien Diabetes Melitus :
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan defisiensi insulin, penurunan intake oral, status hipermetabolisme
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic, kehilangan cairan gastric berlebihan , pembatasan cairan
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi lekosit, perubahan sirkulasi

Intervensi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan defisiensi insulin, penurunan intake oral, status hipermetabolisme
Tujuan : klien mendapatkan nutrisi yang adekuat
Kriteria hasil:
§  BB stabil
§  BB mengalami penambahan ke arah normal
Intervensi :
§  Mandiri :
Ø Timbang BB setiap hari sesuai indikasi
Ø Tentukan program diet dan pola makan klien
Ø Auskultasi bising usus, catat adanay nyeri , mual muntah
Ø Berikan makanan oral yang mengandung nutrient dan elektrolit sesuai indikasi
Ø Observasi tanda – tanda hipoglikemi
§  Kolaborasi :
Ø Pantau kadar gula darah secara berkala
Ø Kolaborasi ahli diet untuk menentukan diet pasien
Ø Pemberian insulin / obat anti diabetik

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic, kehilangan cairan gastric berlebihan , pembatasan cairan
Tujuan : klien memperlihatkan status hidrasi adekuat
Kriteria Hasil :
§  TTV stabil dan dalam batas normal
§  Nadi perifer teraba
§  Turgor kulit  dan pengisian akpiler baik
§  Output urin tepat
§  Kadar elektrolit dalam batas normal
Intervensi :
§  Mandiri
Kaji riwayat muntah dan diuresis berlebihan
Monitor TTV, catat adanya perubahan TD ortostatik
Kaji suhu, kelembapan, warna kulit
Monitor nadi perifer, turgor kulit dan membran mukosa
Monitor intake dan output cairan, catat BJ urin
§  Kolaborasi
Pemeriksaan Hb, Ht, BUN, Na, K, Gula Darah
Pemberian terapi cairan yang sesuai (Nacl, RL, Albumin)

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hiperglikemi, penurunan fungsi lekosit, perubahan sirkulasi
Tujuan : klien terhindar dari infeksi silang
Kriteria hasil:
Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi
Klien mendemonstrasiakn tehnik gaya hidup untuk mencegah infeksi.
Intervensi :
Mandiri
Ø Observasi tanda – tanda infeksi seperti panas, kemerahan,         keluar nanah, sputum purulen
Ø Tingkatkan upaya pencegahan dengan cuci tangan yang baik pada semua orang yang berhubungan dengan klien, termasuk klien sendiri
Ø Berikan perawatan kulit secara teratur, masase daerah yang tertekan , jaga kulit tetap kering
Ø Auskultasi bunyi nafas dan atur posisi tidur semi fowler
Ø Lakukan perubahan posisi dan anjurkan klien untuk batuk efektif / nafas dalam bila klien sadar / kooperatif
Ø Anjurkan makan  dan minum adekuat
Kolaborasi
Ø Pemeriksaan kultur dan sensitivity test
Ø Pemberian antibiotik yang sesuai
 




















DAFTAR PUSTAKA


Doenges. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan.  Edisi 3. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius

Suyono, S. (2001). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Susan Martin Tucker. (1998) Patient Care Standarts. Volume 2. Alih Bahasa : Monica E. D Adiyanti Jakarta : EGC

Lynda Juall Carpenito. (2001) Handbook Of Nursing Diagnosis. Edisi 8. Alih bahasa : Anugerah, P Jakarta : EGC

Francis S. Greenspan. (2000) Basic And Clinical Endokrinology. Edisi 4. Alih Bahasa : Caroline Wijaya. Jakarta : EGC

Tidak ada komentar: