I PENGKAJIAN
A.
Data demografi.
·
Nama :
·
Alamat :
·
Umur :
·
Jenis
Kelamin :
·
Tingkat
pendidikan :
B.
Riwayat
Keperawatan:
·
Kaji
gejala atau keluhan utama : Nyeri, kelemahan otot, kelelahan. à kaji lebih dalam meliputi : mulainya kapan,
frekuensi, durasinya, lokasinya,
dicetuskan oleh apa, bertambah oleh apa.
·
Kaji
riwayat kesehatan klien :
a. Riwayat ggn sistemik : trauma kepala,
peningkatan TIK
b. Kardiovaskuler : Gagal jantung, infark miokard, penyakit jantung kongenital.
c. Múskuloskeletal : Osteoporosis, fraktur dan
arthritis
d. Pernafasan : PPOM, Dispneu, Orthopnea,
Pneumonia.
·
Pemakaian
obat : sedatif, hipnotik, depresan SSP, laksatif.
C.
Pengkajian Fisik
·
Mengkaji
skelet tubuh : adanya deformitas dan kesejajaran.
-
Pertumbuhan
tulang yang abnormal akibat tumor tulang.
-
Pemendekan
ekstremitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak dalam kesejajaran anatomis.
-
Angulasi
abnormal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menandakan
adanya patah tulang.
·
Mengkaji
tulang belakang
-
Skoliosis
(deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
-
Kifosis
(kenaikan kurvatura tulang belakang bagian dada)
-
Lordosis
(membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang berlebihan)
·
Mengkaji
system persendian
-
Luas
gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif
-
Deformitas,
stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi
·
Mengkaji
system otot
-
Kemampuan
mengubah posisi,
-
Kekuatan
otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot.
-
Lingkar
ekstremitas untuk memantau adanya edema atau atropfi, nyeri otot.
·
Mengkaji
cara berjalan : Adanya gerakan yang tidak teratur dianggap tidak
-
Bila
salah satu ekstremitas lebih pendek dari yang lain.
-
Berbagai
kondisi neurologist yang berhubungan dengan cara berjalan abnormal (mis. cara
berjalan spastic hemiparesis - stroke, cara berjalan selangkah-selangkah –
penyakit lower motor neuron, cara berjalan bergetar – penyakit Parkinson).
·
Mengkaji
kulit dan sirkulasi perifer
-
Palpasi
kulit dapat menunjukkan adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari
lainnya dan adanya edema.
-
Sirkulasi
perifer dievaluasi dengan mengkaji denyut nadi, warna, suhu dan waktu pengisian
kapiler.
·
Mengkaji
fungsional klien
A. KATZ Indeks
Termasuk katagori yang mana: Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB, BAK),
menggunakan pakaian, pergi ke toilet, berpindah,dan mandi.
- Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.
- Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.
- Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.
- Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu
- Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah & satu fungsi yang lain.
- Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.
- Mandiri semuanya kecuali salah satu dari fungsi diatas.
- Mandiri, kecuali mandi, dan satu lagi fungsi yang lain.
- Mandiri, kecuali mandi, berpakaian dan satu lagi fungsi yang lain.
- Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, dan satu
- Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah & satu fungsi yang lain.
- Ketergantungan untuk semua fungsi diatas.
B.
Indeks ADL BARTHEL (BAI)
NO
|
FUNGSI
|
SKOR
|
KETERANGAN
|
1
|
Mengendalikan rangsang pembuangan tinja
|
0
1
2
|
Tak terkendali/tak teratur (perlu pencahar).
Kadang-kadang tak terkendali (1x seminggu).
Terkendali teratur.
|
2
|
Mengendalikan rangsang berkemih
|
0
1
2
|
Tak terkendali atau pakai kateter
Kadang-kadang tak terkendali (hanya 1x/24 jam)
Mandiri
|
3
|
Membersihkan diri (seka muka, sisir rambut, sikat gigi)
|
0
1
|
Butuh pertolongan orang lain
Mandiri
|
4
|
Penggunaan jamban, masuk dan keluar (melepaskan, memakai celana,
membersihkan, menyiram)
|
0
1
2
|
Tergantung pertolongan orang lain
Perlu pertolongan pada beberapa kegiatan tetapi dapat mengerjakan sendiri
beberapa kegiatan yang lain.
Mandiri
|
5
|
Makan
|
0
1
2
|
Tidak mampu
Perlu ditolong memotong makanan
Mandiri
|
6
|
Berubah sikap dari berbaring ke duduk
|
0
1
2
3
|
Tidak mampu
Perlu banyak bantuan untuk bias duduk
Bantuan minimal 1 orang.
Mandiri
|
7
|
Berpindah/ berjalan
|
0
1
2
3
|
Tidak mampu
Bisa (pindah) dengan kursi roda.
Berjalan dengan bantuan 1 orang.
Mandiri
|
8
|
Memakai baju
|
0
1
2
|
Tergantung orang lain
Sebagian dibantu (mis: memakai baju)
Mandiri.
|
9
|
Naik turun tangga
|
0
1
2
|
Tidak mampu
Butuh pertolongan
Mandiri
|
10
|
Mandi
|
0
1
|
Tergantung orang lain
Mandiri
|
·
TOTAL
SKOR :
20 : Mandiri 5-8 : Ketergantungan berat
12-19 : Ketergantungan ringan 0-4 : Ketergantungan total 9-11 : Ketergantungan sedang
20 : Mandiri 5-8 : Ketergantungan berat
12-19 : Ketergantungan ringan 0-4 : Ketergantungan total 9-11 : Ketergantungan sedang
·
Toleransi
terhadap aktivitas.
Diukur : sebelum mulai aktivitas, Selama aktivitas, segera setelah
aktivitas berhenti tiga menit. Ukuran untuk menilai toleransi aktivitas: Denyut
jantung (frek, irama dan kekuatannya), pernafasan (frek, kedalaman, irama),
tekanan darah dan nyeri dada.
·
Pemeriksaan Penunjang
-
Sinar
–X tulang menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, dan perubahan hubungan
tulang.
-
CT
scan (Computed Tomography) menunjukkan rincian bidang tertentu tulang yang
terkena dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau cidera ligament atau
tendon. Digunakan untuk mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang
didaerah yang sulit dievaluasi.
-
MRI
(Magnetik Resonance Imaging) adalah tehnik pencitraan khusus, noninvasive, yang
menggunakan medan magnet, gelombang radio, dan computer untuk memperlihatkan
abnormalitas (mis: tumor atau penyempitan jalur jaringan lunak melalui tulang.
Dll.
·
Pemeriksaan
Laboratorium:
Hb ↓pada trauma, Ca↓ pada imobilisasi lama, Alkali Fospat ↑, kreatinin dan
SGOT ↑ pada kerusakan otot.
II. DIAGNOSA keperawatan
A. Sistem muskuloskeletal:
- Potencial cidera (jatuh ketika ambulasi) berhubungan dengan
-
terbatasnya
ketahanan tubuh
-
penurunan
kekuatan otot
-
kekakuan
dan nyeri sendi
-
hipotensi
ortostatik
- Kerusakan / ggn mobilisasi fisik (individu mempunyai keterbatasan pada kemampuan pada pergerakan fisik secara independen) berhubungan dengan
-
penurunan
rentang gerak
-
tirah
baring
-
penurunan
kekuatan otot
-
nyeri
atau tidak nyaman.
Karakteristik :
-
tidak
mampu bergerak di bed dan lingkungan, tidak mampu pindah atau ambulasi.
-
Keterbatasan
pada pergerakan sendi
-
Penurunan
kekuatan dan kontrol otot adanya pergerakan yang dibatasi.
B. Sistem Kardiovaskuler
·
Intoleransi
aktivitas b.d bedrest jangka panjang, kelemahan secara umum, ketidaksesuaian
antara kebutuhan dan suplai oksigen.
·
Perubahan
perfusi jeringan berhubungan dengan
-
ggn
aliran darah balik vena
-
edema
C. Sistem pernafasan
·
Pola
nafas tidak efektif b.d
- penurunan ekspansi paru
- atropi otot dada
- pemberian agen depresan (analgesik, sedatif)
·
Ggn
pertukaran gas yang berhubungan dengan
-
pola
nafas tidak efektif
-
penuurunan
perkembangan paru
-
penumpukan
sekresi paru.
·
Bersihan
jalan nafas tidak efektif
-
stasis
sekresi paru
-
ketidaktepatan
posisi tubuh.
D. Sistem Metabolik dan Nutrisi
·
Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
o
intake
tidak adekuat
o
katabolisme
masa otot
·
Perubahan
nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakseimbangan antara intake dengan energi
yang dikeluarkan.
E. Sistem Perkemihan
Resiko infeksi perkemihan berhubungan dengan
stasis urin, obstruksi aliran urin
F. Eliminasi Feses
Konstipasi berhubungan dengan penurunan aktivitas fisik, kurangnya terjaga
privasi, diet yang tidak adekuat.
G. Sistem Integumen
·
Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan
- Keterbatasan mobilisasi
- Tekanan permukan kulit
- Gaya gesek pada permukaan kulit..
III.
PERENCANAAN
A.
Sistem
Muskuloskeletal
-
Mempertahankan fungsi muskuloskeltal normal
-
rom
normal pada semua sendi
-
kekuatan
dan masa otot normal
-
berpartisipasi
aktif dalam aktivitas dl.
Intervensi :
-
buat
jadwal latihan ROM aktiv, pasiv dan isotonik.
-
Anjurkan aktif untk berpartisipasi aktivitas selfcare
-
Posisi bodyaligment yang baik.
-
ambulasi klien jika mampu atau Bantu berdiri di sisi
tt.
B.
Sistem
kardiovaskuler
Ggn kardiovaskuler minimal, ditandai dengan:
vital sign standaraliran balik vena adekuat (tidak ada edema, nyeri, peradangan, distensi vena, perubahn
kulit)
intervensi :
-
monitor
vital sign
-
ajarkan
klien bagaimana dan kapan boleh valsava maneuver.
-
Pakai
stoking jika mungkin
-
Tinggikan kaki kurang lebih 20 menit setiap hari.
-
Kaji kulit pada area tertekan
-
Lihat dan Tambahkan juga intervensi pada system
musculoskeletal
C.
Sistem
pernafasan
Mempertahankan fungsi pernafasan normal
ditandai dengan bunyi nafas bersih selama auskultasi, ekspansi dada normal,
tidak ada nyeri dada, demam, pergerakan otot dada emboli dan atelektasis.
Intervensi:
-
kaji
bunyi nafas dan ekspansi dada setiap 8 jam
-
ajarkan
klien nafas dalam dan batuk efektif
-
rubah
posisi setiap 2 jam, ambulasi jika mungkin dan
dan tempatkan di kursi.
-
Latihan
nafas diagfragma abdominal.
D.
Sistem
Nutrisi dan Cairan
Mempertahankan pola nutrisi dan cairan adekuat
BB normal, turgor kulit adekuat, I & O seimbang, nilai serum protein normal
Intervensi:
-
monitor
BB, turgor jeringan, I & O cairan, nilai serum protein.
-
Idem
eliminasi
E.
Pola
eliminasi
Pola eliminasi normal ditandai output urin
tidak kurang 1500 ml, Bj urin 1 – 1,025 urin asam. Tidak ada tanda retensi /
infeksi urin.
Feses berbentuk dan lunak, Bab tidak lebih 2 –
3 hari.
Intervensi:
-
Monitor
warna, BJ Jumlah keasaman urin, warna dan karakteristik feses, frekuensi
defekasi.
-
Diet
: peningkatan protein, kalori, serat.
-
Suplemen
vitamin dan mineral
-
Suplemen
parentral dan enteral
-
Ambulasi
dini dan latihan rom
IV.
EVALUASI
Dilakukan dengan cara mengumpukan data ualang
estela dilakukan implementasi dan data tersebut dibandingkan dengan tujuan.
1. Kerusakan mobilasasi, fisik berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tenang
tehnik-tehnik meningkatkan fungsi
ekstremitas bawah dan atas.
Batasan karakteristik :
·
Mampu untuk bergerak untuk maksud tertentu dalam
lingkunganya seperti mobilisasi ditempat tidur, ambulasi.
·
Keterbatasan menggerakkna sendi-sendi
·
Adanya keterbatasan aktivitas
·
Malas untuk bergerak.
Rencana intervensi
- Kaji faktor penyebab (trama, prosedur pembedahan, penyakit-penyakit yang menimbulkan kecacatan.
- Tingkatkan gerakan dan mobilitas secara optimal
a. meningkatkan
mobilisasi ekstremitas.
- Ajarkan latihan rentang gerak (ROM) frekuensi
tergantung kondisi individu.
- pada ekstremitas sehat minmal 4 kali/hari jika mungkin.
- Lakukan ROM pasif pada ekstremitas yang sakit àlakukan secara berlahan untuk mencegah terjafinya regangan pada sendi.
- Selama latihan perhatikan toleransi nyeri.
- Untuk ROM pasif posisi telentang paling efektif. Bila mampu secara aktif dapat dilakukan dengan duduk.
- Lakukan setiap hari dan coba menggabungkan dengan aktvitas lain.
-
topang ekstremitas untuk mencegah atau mengurangi
bengkak.
-
obati nyeri jika diperlukan, khususnya sebelu
aktivitas.
-
gunakan kompres dingin untuk mengurangi nyeri,
peradangan dan bengkak.
-
motivasi klien untuk melakukan latihan bagi sendi.
b.
Posisikan klien pada posisi fisiologis untuk mencegah komplikasi.
-
gunakan papan kaki
-
Hindari duduk atau berbaring dalam posisi sama pada
waktu yang lama
-
Ubah posisi setiap 2 – 4 jam
-
Gunakan
bantal kecil /tidak sama sekali bila klien dalam posisi semi fowler.
c.
pertahankan posisi tubuh yang benar bila menggunakan
alat-alat mekanik.
Ø
Traksi
-
kaji posisi yang benar antara traksi dan tulang.
-
Observasi jumlah beban dan posisi yang benar.
-
Biarkan beban tergantung dengan bebas (tanpa selimut
atau sprei).
-
Kaji perubahan sirkulasi : periksa kualitas nadi, suhu
kulit, warna ekstremitas, dan CR (bak bila < 2 detik)
-
Kaji adanya perubahan sirkulasi (kesemutan, nyeri, rasa
mati)
-
Kaji adanya perubahan mobilisasi (kemampuan untuk
fleksi, ekstensi)
-
Kaji
tanda iritasi kulit ( kemerahan, lecet, pucat)
-
Kaji daerah pen skeletal traksi dari kelonggaran,
peradangan, ulserasi, dan pengeluaran cairan.
-
Bersihkan tempat penusukan pen.
Gips
-
Kaji
ketepatan balutan (jangan terlalu longgar dan kencang).
-
Kaji sirkulasi daerah yang terbalut setiap 2 jam
sekali. (warna dan suhu kulit, kualitas nadi, CR)
-
Kaji perubahan sensasi pada ekstremitas setiap 2 jam
(kesemutan, nyeri)
-
Kaji gerakan-gerakan sendi
-
Kaji adanya iritasi kulit (kemerahan, ulserasi, atau
keluhan nyeri pada balutan)
-
Hindari adanay benda yang tajam masuk dalam balutan.
-
Latih sendi yang ada dibawah dan atas balutan jika
memungkinkan (jari kaki dan tangan setiap 2 jam)
-
Bantu dalam melakukan latihan yang disarankan dan
latihan isometrik terhadap otot yang ditutup gips.
-
Pertahankan ekstremitas dalam keadaan ditinggikan
setelah pemasangan gips untuk mengurangi bengkak.
d. Berikan
mobilisasi secara bertahap.
-
bantu klien untuk duduk secara berlahan
-
biarkan klien untuk menjuntaikan kaki pada tepi tt
untuk beberapa menit sebelum berdiri.
-
Selama 15 menit, 3 x sehari merupakan waktu klien untuk
turun dari tempat tidur.
-
Tingkatkan ke ambulasi, dengan atau tanpa bantuan alat.
-
Jika tidak mampu untuk berjalan, bantu klien untuk
pindah dari tempat tidur ke kursi atau kursi roda.
-
Motivasi klien untuk ambulai, minimal 3 kali sehari
bila klien belum siap.
-
Naikkan jarak yang harus ditempuh secara bertahap.
- Berikan penyuluhan kesehatan
-
ajarkan metode untuk pindah dari tempat tidur ke kursi
roda atau posisi berdiri
-
ajarkan ambulasi dengan peralatan yang ada.
-
Ajarkan menaiki tangga jika memngkinkan.
-
Observasi komplikasi mobilisasi (Plebitis, luka tekan,
infeksi setelah pembedahan, penurunan neurovaskuler).
2. Resiko terhadap kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan immobilisasi. Ditandai dengan
Rencana intervensi :
- kaji tingkat immobilisasi klien
- tingkatkan latihan gerak sendi
- tingkatkan sirkulasi yang optimal jika berada di tempat tidur.
-
buat jadwal perubahan posisi ( 30 sampai dengan 2 jam)
-
gunakan bantal atau busa pada bagian tubuh yang beresio
tinggi
-
pertahankan tempat tidur sedatar mungkin untuk
mengurangi kekuatan gesekan
-
batasi posisi
semi fowler hanya 30 menit sekali.
- ganjal kaki dengan papan kaki untuk mencegah terjadinya footdrop
- tingkatkan sirkulasi dalam posisi duduk
-
batasi waktu duduk untuk ndividu yang beresiko terhadap
ulkus.
-
Instruksikan individuuntuk mengangkat sendiri dengan
menggunakan tangan kursi roda setiap 10 menit jika mungkin, atau bangkit dari
tempat duduk setiap 1 jam.
-
Jangan naikkan kaki jika tidak dtpang, untuk mengurangi
tekanan disekitar iskhium tuberosa.
- Berikan penyuluhan penyuluhan tentang : tehnik pencegahan terjadinya ggn integritas kulit, Alat-alat penghilang tekanan untuk immobilisasi permanen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar