Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang klien, agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995).
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam empat tahap kegiatan,
yang meliputi ; pengumpulan data, analisis data, sistematika data dan penentuan
masalah. Adapula yang menambahkannya dengan kegiatan dokumentasi data (meskipun
setiap langkah dari proses keperawatan harus selalu didokumentasikan juga).
Pengumpulan dan pengorganisasian data harus menggambarkan dua hal, yaitu :
status kesehatan klien dan kekuatan – masalah kesehatan yang dialami oleh
klien.
Pengkajian keperawatan data dasar yang komprehensif adalah
kumpulan data yang berisikan status kesehatan klien, kemampuan klien untuk
mengelola kesehatan dan keperawatannya terhadap dirinya sendiri dan hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
Data fokus keperawatan adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon
klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya, serta hal-hal yang mencakup
tindakan yang dilaksanakan kepada
klien.
A. PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan
secara sistematis untuk menentuan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan
keperawatan dan kesehatan klien.
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari
informasi yang terumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang
dihadapi klien. Selanjutnya
data dasar tersebut digunaan untuk menentuan diagnosis keperawatan,
merencanakan asuhan keperawatan, serta tindaan keperawatan untuk mengatasi
masalah-masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial assessment),
selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment), serta
pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment).
TUJUAN PENGUMPULAN DATA
1.
Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
2. Untuk
menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
3. Untuk
menilai keadaan kesehatan klien
4. Untuk
membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah beriutnya.
KARAKTERISTIK DATA
1.
Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk
mengidentifikasi masalah keperawatan klien. Data yang terkumpul harus lengkap
guna membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau
makan — kaji secara mendalam kenapa klien tidak mau makan (tidak cocok
makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis, atau sebab-sebab
yang lain)
2. Akurat
dan nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat
harus berfikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar-tidaknya apa
yang telah didengar, diliha, diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada
tidaknya validasi terhadap semua data yang sekiranya meragukan. Perawat tidak
boleh langsung membuat kesimpulan tentang suatu kondisi klien. Misalnya, klien
tidak mau makan. Perawat tidak boleh langsung menuliskan : `klien tidak mau
makan karena depresi berat`. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menetapkan
kondisi klien. Dokumentasikan apa adanya sesuai yang ditemukan pada saat
pengkajian.
3. Relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya
memerlukan banyak sekali data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu
perawat untuk mengidentifikasi.
INFORMASI YANG DIPERLUKAN
1.
Segala sesuatu tentang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial & spiritual
2. Kemampuan
dalam mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari
3. Masalah
kesehatan dan keperawatan yang mengganggu kemampuan klien
4. Keadaan
sekarang yang berkaitan dengan rencana asuhan keperawatan yang akan dilakuan
terhadap klien
SUMBER DATA
1.
Sumber data Primer
Sumber data primer adalah data-data yang
dikumpulkan dari klien, yang dapat memberikan informasi yang lengap tentang
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapinya.
2. Sumber
data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data-data yang
diumpulkan dari orang terdekat klien (keluarga), seperti orang tua, saudara,
atau pihak lain yang mengerti dan dekat dengan klien
3. Sumber
data lainnya
Catatan klien (perawatan atau rekam medis
klien) yang merupakan riwayat penyakit dan perawatan klien di masa lalu.
Secara umum, sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan data
adalah :
1. Klien sendiri sebagai sumber
data utama (primer)
2. Orang terdekat
3. Catatan klien
4. Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik
dan catatan perkembangan)
5. Konsultasi
6. Hasil pemeriksaan diagnostik
7. Catatan medis dan anggota tim
kesehatan lainnya
8. Perawat lain
9. Kepustakaan
JENIS DATA
1.
Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh melalui
suatu pengukuran dan pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui
(berlaku), seperti : warna kulit, tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, dll. Data-data tersebut diperoleh melalui `senses` : Sight, smell,
hearing, touch dan taste.
2. Data
Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari
keluhan-keluhan yang disampaikan oleh klien, misalnya rasa nyeri, pusing, mual,
ketakutan, kecemasan, ketidaktahuan, dll.
CARA PENGUMPULAN DATA
Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan
penggolongan atau klasifikasi data berdasarkan indentitas klien, keluhan utama,
riwayat kesehatan, keadaan fisik, psikologis, sosial, spiritual, intelegensi,
hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya.
Cara yang biasa digunakan untuk mengumpulkan data tentang klien antara lain :
wawancara (interview), pengamatan (observasi), pemeriksaan fisik (pshysical
assessment) dan studi dokumentasi.
WAWANCARA
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara
berlangsung untu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang
dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan
dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara perawat
dengan klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klien
memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan
keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih lanjut
selama tahap pengajian.
Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi. Komunikasi
keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan kemampuan skill
komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya digunaan untuk
memperoleh riwayat keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu
teknik yang berusaha untuk mengajak klien dan keluarga untuk bertuar pikiran
dan perasaan. Teknik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non
verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan
memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi : mendengarkan secara
aktif, diam, sentuhan dan konta mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu
hal yang penting dalam pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang
sulit dipelajari.
Tahapan wawancara / komunikasi :
1.
Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien,
perawat harus melakukan persiapan dengan membaca status klien. Perawat
diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien, karena akan mengganggu
dalam membina hubungan saling percaya dengan klien.
Jika klien belum bersedia untuk
berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa atau memberi kesempatan kepada klien
kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan
dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
2. Pembukaan
atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali
wawancara adalah dengan memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara,
waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat
perlu memberikan informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan
disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh
mengetahuinya.
3. Isi /
tahap kerja
Selama tahap kerja dalam wawancara,
perawat memfokuskan arah pembicaraan pada masalah khusus yang ingin diketahui.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
- Fokus wawancara adalah klien
- Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
- Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
- Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
- Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
- Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya
- Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
4. Terminasi
Perawat mempersiapkan untu penutupan
wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari
wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara
perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan
bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan
berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan wawancara dengan klien adalah :
1.
Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2.
Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-keluhannya /
pendapatnya secara bebas
3. Dalam
melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi klien
4. Perawat
harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5.
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6. Tidak
bersifat menggurui
7.
Memperhatikan pesan yang disampaikan
8.
Mengurangi hambatan-hambatan
9. Posisi
duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10. Menghindari adanya
interupsi
11. Mendengarkan penuh
dengan perasaan
12. Memberikan kesempatan
istirahat kepada klien
Macam wawancara :
1.
Auto anamnese : wawancara dengan klien langsung
2. Allo
anamnese : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.
Hambatan wawancara :
1.
Internal :
- Pandangan atau pendapat yang berbeda
- Penampilan klien berbeda
- Klien dalam keadaan cemas, nyeri, atau kondisinya menurun
- Klien mengatakan bahwa ia tidak ingin mendengar tentang sesuatu hal
- Klien tidak senang dengan perawat, atau sebaliknya
- Perawat berpikir tentang sesuatu hal yang lain / tidak fokus ke pasien
- Perawat sedang merencanakan pertanyaan selanjutnya
- Perawat merasa terburu-buru
- Perawat terlalu gelisah atau terburu-buru dalam bertanya
2. External
;
- Suara lingkungan gaduh : TV, radio, pembicaraan di luar
- Kurangnya privacy
- Ruangan tidak memadai untuk dilakukannya wawancara
- Interupsi atau pertanyaan dari staf perawat yang lain.
Teknik pengumpulan data yang kurang efektif
:
1.
Pertanyaan tertutup : tidak ada kebebasan dalam mengemukakan pendapat / keluhan
/ respon. Ex : Apakah Anda makan tiga kali sehari ?
2. Pertanyaan terrarah : secara khas
menyebutkan respon yang diinginkan. Ex : ……………. Anda setuju bukan?
3. Menyelidiki : mengajukan pertanyaan
yang terus-menerus
4. Menyetujui / tidak menyetujui. Menyebutkan secara tidak langsung bahwa
klien benar atau salah. Ex : Anda tidak bermaksud
seperti itu kan?
PENGAMATAN / OBSERVASI
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan
dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari
observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui
kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan observasi adalah :
1.
Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci
kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena
terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data
(data yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : `Pak, saya akan
menghitung nafas bapak dalam satu menit` —- kemungkinan besar data yang
diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk
mengatur nafasnya.
2.
Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
3. Hasilnya
dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti oleh
perawat yang lain.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk menentukan
masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan berbagai
cara, diantaranya adalah
1.
Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti :
Mata kuning (icteric), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis), dll
2. Palpasi
Adlaah pemeriksaan fisik yang dilakukan
melalui perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya
adanya tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang), dll.
3.
Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan
melalui pendengaran. Biasanya menggunakan alat yang disebut dengan stetoskop.
Hal-hal yang didengarkan adalah : bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
4. Perkusi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan
dengan mengetuk bagian tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek
hammer untuk mengetahui reflek seseorang (dibicarakan khusus). Juga dilakukan
pemeriksaan lain yang berkaitan dengan kesehatan fisik klien. Misalnya :
kembung, batas-batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui pengembangan paru),
dll.
Pendekatan pengkajian fisik dapat
menggunakan :
1. Head-to-toe (dari kepala s.d
kaki)
2. ROS (Review of System)
3. Pola fungsi kesehatan (Gordon,
1982)
Setelah data terkumpul, dilakukan
pengelompokkan data, yang dapat dilakukan dengan cara :
1.
Berdasarkan sistem tubuh
2.
Berdasarkan kebutuhan dasar (Maslow)
3.
Berdasarkan teori keperawatan
4.
Berdasarkan pola kesehatan fungsional.
B. ANALISIS DATA
Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan
penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan,
pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan analisis data,
diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan
konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam
menentukan masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Dasar analisis :
1.
Anatomi – fisiologi
2.
Patofisiologi penyakit
3.
Mikrobiologi – parasitologi
4.
Farmakologi
5. Ilmu
perilaku
6.
konsep-konsep (manusia, sehat-sakit, keperawatan, dll)
7. Tindakan
dan prosedur keperawatan
8.
Teori-teori keperawatan.
Fungsi analisis :
1.
Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga data yang
diperoleh memiliki makna dan arti dalam menentukan masalah dan kebutuhan klien
2. Sebagai
proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif pemecahan masalah yang
dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan, sebelum melakukan tindakan
keperawatan.
Pedoman analisis data :
1.
Menyusun kategorisasi data secara sistematis dan logis
2.
Identifikasi kesenjangan data
3.
Menentukan pola alternatif pemecahan masalah
4.
Menerapkan teori, model, kerangka kerja, nrma dan standart, dibandingkan dengan
data senjang
5.
Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang asuhan keperawatan klien
6. Membuat hubungan sebab akibat
antara data dengan masalah yang timbul.
Cara analisis data :
1. Validasi data, teliti kembali
data yang telah terkumpul
2. Mengelompokkan data berdasarkan
kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual
3. Membandingkan dengan standart
4. Membuat kesimpulan tantang
kesenjangan (masalah keperawatan) yang ditemukan
C. PRIORITAS MASALAH
Apabila masalah talah diidentifikasi, maka disusun daftar masalah yang
ditemukan, kemudian diprioritaskan. Hal ini dilakukan karena tidak mungkin semua masalah diatasi
bersama-sama sekaligus. Jadi diputuskan masalah mana yang yang dapat diatasi
terlebih dahulu.
Dalam memprioritaskan kebutuhan klien, hirarki Maslow menjadi rujukan perawat
dalam menentukan pemenuhan kebutuhan klien. Kebutuhan fisiologi menjadi
kebutuhan utama manusia, kemudian diikuti oleh kebutuhan-kebutuhan psikososial
seperti : aman-nyaman, pengetahuan, cinta-memiliki, harga diri dan aktualisasi
diri.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM
PENGKAJIAN
1.
Data yang dikumpulkan harus menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial dan
spiritual
2.
Menggunakan berbagai sumber yang ada relevansinya dengan masalah klien dan
menggunakan cara-cara pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan klien
3. Dilakukan
secara sistematis dan terus-menerus
4. Dicatat
dalam catatan keperawatan secara sistematis dan terus-menerus
5.
Dikelompokkan menurut kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual
6.
Dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relevan.
DOKUMENTASI PENGKAJIAN
Fokus dokumentasi pengkajian pada data klinik adalah perawat dapat
mengimplementasikan dan mengorganisasi data. Bentuk dokumentasi dapat berupa
data dasar, lembar alur (flow sheet) dan catatan perkembangan, yang semuanya
termasuk tipe pengkajian informasi. Untuk mencapai catatan pengkajian secara
aktual, maka perlu dipertimbangkan pedoman dalam pembuatan pencatatan pengkajian,
diantaranya :
1.
Gunakan format yang terorganisasi
2. Gunakan
format yang telah ada
3. Format
yang mencakup pengkajian perkembangan, pemeriksaan dari kepala sampai dengan
seluruh tubuh dapat memperluas informasi
4. Catat
informasi tanpa bias dan nilai-nilai opini pribadi
5. Masukkan
pernyataan yang mendukung klien
6. Jabarkan observasi dan hasil yang
jelas
7. Ikuti kebijakan dan prosedur yang
telah ada untuk pencatatan pengkajian
8. Tulis data secara ringkas
9. Setiap data yang dikumpulkan adalah
data baru dan mendapatkan validasi
10. Dilakukan secara
sistematis dan terus-menerus
11. Data harus dicatat,
dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain
12. Data dikelompokkan dalam bio-psiko-sosio-spiritual,
sesuaikan formatnya
13. Data dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang
relecan dan sesuai
14. Menuliskan identitas waktu
15. Menulis nama dan tanda tangan pelaksana
pengkajian.
Lampiran.
1. Bagaimana cara mendapatkan
data yang baik ?
- Jaga kerahasiaan
- Sebutkan nama
- Jelaskan tujuan wawancara
- Jaga kontak mata
- Usahakan tidak tergesa-gesa
2. Bagaimana cara mengobservasi ?
- Pergunakan panca indera
- Tunjukkan penampilan yang baik
- Tunjukkan sikap yang baik
- Jaga pola interaksi yang baik
3. Bagaimana cara bertanya yang baik ?
- Tanyakan pertama kali mengenai masalah yang paling dirasakan klien
- Pergunakan istilah yang dimengerti oleh klien
- Pergunakan lebih banyak pertanyaan terbuka
- Pergunakan refleksi (mengulang kembali apa yang dikatakan oleh klien)
- Jangan memulai pertanyaan pribadi
- Tanyakan sesuatu yang penting dan tidak menyinggung
- Pergunakan format pengkajian yang teorganisir dan disepakati oleh instansi
4. Bagaimana cara menjadi pendengar
yang baik?
- Jadilah pendengar yang aktif
- Beri kesempatan kepada klien untuk menyelesaikan pembicaraannya
- Bersabarlah jika klien `blocking`
- Berikan perhatian yang penuh
- Klarifikasi, ulang apa yang telah dikatakan dan simpulkan.
MODEL KEPERAWATAN DALAM PENGKAJIAN / PENGUMPULAN DATA
GORDON (1982) : Pola Kesehatan
Fungsional
1. Pola penatalaksanaan
kesehatan / persepsi sehat
- Pola sehat – sejahtera yang dirasakan
- Pengetahuan tentang gaya hidup dan berhubungan dengan sehat
- Pengetahuan tentang praktik kesehatan preventif
- Ketaatan pada ketentuan media dan keperawatan
2. Pola
nutrisi – metabolik
- Pola makan biasa dan masukan cairan
- Tipe makanan dan cairan
- Peningkatan / penurunan berat badan
- Nafsu makan, pilihan makanan
3. Pola
eliminasi
- Defekasi, berkemih
- Penggunaan alat bantu
- Penggunaan obat-obatan
4. Pola
aktivitas – latihan
- Pola aktivitas, latihan dan rekreasi
- Kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll)
5. Pola
tidur dan istirahat
- Pola tidur – istirahat dalam 24 jam
- Kualitas dan kuantitas tidur
6. Pola
kognitif – perseptual – keadekuatan alat sensori
- Penglihatan, perasa, pembau
- Kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan pembuatan keputusan
7. Pola
persepsi-konsep diri
- Sikap klien mengenai dirinya
- Persepsi klien tentang kemampuannya
- Pola emosional
- Citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri
8. Pola
peran dan tanggung jawab
- Persepsi klien tantang pola hubungan
- Persepsi klien tentang peran dan tanggung jawab
9. Pola
seksual – reproduksi
- Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien terhadap seksualitasnya
- Tahap dan pola reproduksi
10. Pola koping dan toleransi
stress
- Kemampuan mengendalian stress
- Sumber pendukung
11. Pola nilai dan
keyakinan
- Nilai, tujuan dan keyakinan
- Spiritual
- Konflik
MODEL ROY`s (1984) : Model adaptasi
:
1. Kebutuhan fisiologik
- Aktivitas dan istirahat
- Nutrisi
- Eliminasi
- Cairan dan elektrolit
- Oksigen
- Proteksi
- Pengaturan suhu
- Pengaturan sistem endokrin
2. Konsep diri
3. Fungsi peran
4. Interdependent
MODEL OREM
(1985) : Self-care / kemandirian klien dalam
merawat dirinya sendiri :
1. Pemenuhan kebutuhan oksigen
2. Pemenuhan kebutuhan cairan
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
4. Pemenuhan kebutuhan eliminasi
5. Keseimbangan aktivitas dan
istirahat
6. Sosial
7. Pencegahan
8. Promosi
DOENGOES (1993) :
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
3. Integritas ego
4. Eliminasi
5. Makanan dan cairan
6. Hygiene
7. Neurosensori
8. Nyeri / ketidaknyamanan
9. Pernafasan
10. Keamanan
11. Seksualitas
12. Interaksi sosial
13. Penyuluhan / pembelajaran
FITZ PATRICK (1991) : Pola respon
manusia :
1. Memilih : memilih di antara
alternatif-alternatif
2. Berkomunikasi : verbal – non verbal
3.
Bertukaran : memberikan, melepaskan, dan kehilangan sesuatu
4. Merasakan
: pengalaman, kesadaran, sensasi, pemahaman atau pengertian secara sadar /
emosional
5.
Mengetahui : mengenal – memahami
6. Bergerak
: mengubah posisi, desakan untuk bertindak / melakukan sesuatu
7.
Mempersepsikan : memahami dengan pikiran, sadar tentang indera / rangsangan
eksternal
8.
Berhubungan : menjalin hubungan, membangun hubungan, berada dalam beberapa
asosiasi dengan benda, orang atau tempat
Menilai : perhatian, mengenal,
peduli, berharga, berguna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar