Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

Makalah Tumbuh Kembang Anak Usia 0-6 Bulan

Menurut Frankenburg dkk 1981 mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita yaitu:
1)      Personal Social ( Kepribadian tingkah laku sosial )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisas, dan berinteraksi dengan lingkunganya.
2)      Fine Motor Adaptive ( Gerakan motorik halus )
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh.
3)      Language ( Bahasa )
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,. Mengikuti perintah, dan berbicara spontan.
4)      Gross Motor ( Perkembangan motorik kasar )
Aspek yang berhubungn dengan pergerakan dan sikap tubuh.
1.1         Perkembangan Bayi Bulan Pertama
Posisi Tubuh
Beberapa minggu setelah lahir posisi tubuh bayi tampak melengkung atau seperti posisi katak. Posisi ini merupakan warisan saat ia berada dalam kandungan yang ruangnya terbatas. Jari-jemari tangannya pun dalam kondisi mengepal. Jika berbaring kepalanya menghadap salah satu sisi.
Perilaku Sosial
Pengalaman pertama bayi berhubungan dengan orang lain ialah saat menatap ibunya kala menyusu. Saat ini bayi bisa merasakan kesan kelembutan dan kehangatan melalui sentuhan kulit dengan ibunya. Lakukanlah stimulasi sesering mungkin sambil beraktivitas. Misalnya sambil menyusui, memandikan, atau saat beraktivitas lainnya.
Gerak refleks
Pada usia awal bayi sering kali menunjukkan gerakan-gerakan secara spontan. Misal, jika telapak kakinya ditekan ia akan menggerakkan badannya, seperti gerakan merayap. Bila telapak tangannya dibuka dan jari kita disentuhkan pada telapak tangannya, langsung ibu jari dan jari lainnya mengepal dan menggenggam. Bayi juga sering menunjukkan sikap terkejut atau kaget dengan merentangkan lengannya atau mungkin menangis.
Motorik Kasar
Begitu lahir, aspek motorik bayi sudah mulai berkembang. Gerakan otot-otot besar pada tangan dan kakinya bergerak sangat aktif. Pada minggu-minggu pertama biasanya bila bayi ditelungkupkan, tampak ia menggoyang-goyangkan kepalanya, paling tidak sekitar 3 detik. Kemudian ia meletakkan kepalanya ke arah satu sisi. Umumnya, dalam waktu 20 hari sampai belum genap usia sebulan, jika tak ada kelainan secara spontan dia akan berusaha mengangkat kepalanya sendiri saat ditelungkupkan. Jika kepalanya terkulai lemas/tak terangkat saat ditelungkupkan, perlu dicermati sebagai tanda mencurigakan. Kemungkinan ada suatu penyakit yang dideritanya.
Gerakan motorik kasar yang seimbang juga bisa dilakukan bayi sejak lahir hingga usia setengah bulan. Ini bisa dilihat dari anggota gerak tangan dan kakinya. Saat kaget, keempat anggota geraknya yang semula dalam posisi menekuk seperti katak, mengalami ekstensi menjadi lurus secara bersamaan.
Emosi
Perkembangan emosi bayi harus terus dipantau mengingat masa ini merupakan dimulainya pembentukan kecerdasan emosi/emotional quotient (EQ). EQ ini memegang peran sangat penting dalam menumbuhkan rasa aman yang selanjutnya memupuk kepribadiannya tumbuh secara positif. EQ juga sangat mendukung pertumbuhan berbagai aspek kecerdasan bayi itu sendiri.
Sejak baru lahir bayi sudah dapat menunjukkan emosi pertamanya dalam bentuk tangis dan kerewelan. Dengan cara tersebut bayi mengungkapkan emosi akibat rasa tak nyaman seperti lapar, haus, dan lainnya. Umumnya selama minggu-minggu pertama ia akan sering menangis dan rewel. Tak mudah untuk mengenali apakah emosi bayi terganggu atau tidak. Namun yang penting orangtua berupaya untuk mengenali emosi yang ditunjukkan si kecil. Tanggaplah akan kebutuhannya. Pemenuhan ini selanjutnya akan menumbuhkan rasa percaya (basic trust) terhadap lingkungan terdekatnya.
Bila bayi terlihat begitu tenang, jarang menangis meski mengalami ketidaknyamanan, boleh saja bila orangtua mencurigai sesuatu, apakah ada gangguan kinerja otaknya. Untuk memastikannya tentu perlu observasi dan pemeriksaan oleh dokter untuk membantu menemukan masalahnya.
Bayi usia-usia awal juga umumnya jarang tersenyum. Apalagi bila kemudian ibu yang membesarkannya pun jarang tersenyum, jarang mengajaknya bercakap-cakap. Bayi kemungkinan juga sulit tersenyum atau sulit mengekspresikan perasaannya lewat suara-suara karena emosi bayi tak terstimulasi dengan baik. Jadi, demi kebaikannya seringlah tersenyum dan mengajaknya bicara di setiap kesempatan, entah saat menyusui, bermain, memakaikan baju, memandikan, dan sebagainya.
Berat & Panjang Badan
Pertumbuhan berat badan sekitar 3,0-4,3 kg. Panjang badan 49,8-54,3 cm,dan lingkar kepala 33-39cm.
Bahasa
Usia-usia awal bayi belum bisa berbicara dalam arti "berbahasa" yang sebenarnya. Bahasa yang diungkapkannya berupa tangisan. Ia akan menyatakan rasa lapar, ngantuk, dan rasa tak nyamannya akibat pipis atau cuaca panas lewat tangisan. Karenanya, bayi ingin dipahami dan orang-orang di sekitarnya harus berusaha memahami ekspresinya. Biasanya dalam beberapa minggu, orangtua sudah bisa membedakan tangisan bayinya. Apakah itu tangisan keras karena lapar, tangisan melengking karena kolik, atau tangisan pelan bagai keluhan karena merasa tak nyaman dan ingin dibelai.
Meski bayi belum dapat menangkap bahasa orang di sekitarnya, tetapi jangan pernah berhenti untuk selalu mengajaknya bicara, bahkan sejak ia masih dalam kandungan. Awalnya ia akan menangkap suara-suara yang didengarnya. Semakin sering mengajaknya bicara, maka akan semakin banyak hal yang dapat ia tangkap. Dari situ, kemampuan berbahasanya akan berkembang melalui tahapan- tahapan. Bayi yang banyak mendengar, kemampuan berbicaranya lebih cepat terasah karena kemampuan bahasa dan pendengaran saling berkaitan. Dendangkan nyanyian atau perdengarkan lagu-lagu dari tape. Buku-buku bergambar dan dongeng juga baik dibacakan untuk mengenalkan berbagai kosakata. Bahasa yang dominan dipakai akan menjadi bahasa ibu.
Motorik Halus
Gerak motorik halus berkaitan dengan koordinasi mata. Kemampuan penglihatannya masih bereaksi dengan objeknya berupa sinar. Jadi, jika didekatkan pada sinar terang tampak bayi seperti mengerjapkan matanya atau mengerutkan dahinya. Ada juga bayi yang sudah menatap, walaupun hanya sebentar saja.
Rangsang bayi dengan objek cahaya, mainan berwarna terang dan menyala seperti merah, kuning, hijau, serta suara-suara. Sekitar usia 1 minggu hingga 1 bulan 2 minggu, diharapkan bayi sudah bisa mengikuti arah objek yang digerakkan ke garis tengah pandang penglihatannya. Untuk memastikannya bisa dengan menaruh mainan berwarna terang di depan matanya sekitar 20 cm. Jika bayi sudah bisa mengikuti arah mainan tersebut pertanda si bayi sudah dapat menangkap lebih banyak yang dilihatnya, tak hanya membedakan gelap dan terang lagi. Hanya saja stimulasi ini perlu dilakukan berulang-ulang. Mulai usia 3 minggu berikan stimulasi dengan cara mengarahkan benda sebagai objeknya dari arah pinggir sampai lewat garis tengah. Diharapkan mata bayi akan mengikuti gerakan benda tersebut.

1.2         Perkembangan Bayi di Bulan Kedua
Motorik Kasar
Posisi tubuhnya sudah tidak terlalu menekuk seperti katak namun mulai meregang pada kedua tangan dan kakinya. Mobilitas yang dilakukan adalah bergeser saat berbaring, kedua kaki seolah ditendangkan dan menggeliat seperti melenturkan tubuhnya.
Ketika diposisikan telengkup bayi sudah dapat mengangkat kepala, meski baru membentuk sudut 45 derajat. Memang kepalanya masih agak bergoyang-goyang karena kekuatan otot leher belum sempurna, namun sudah bisa bertahan sekitar 10 menit. Karena itu bila ingin menggendong bayi, lehernya tetap perlu ditopang.
Untuk membantu menguatkan otot lehernya, si bayi perlu sering ditengkurapkan. Agar nantinya ia bisa tengkurap sendiri, sering-seringlah memiringkan badannya. Jangan sering menggendong bayi, berikan kesempatan untuk bereksplorasi.
Kepalan tangan yang tadinya menggenggam erat, kini perlahan sudah mulai sering membuka dan tidak lagi mengepal kuat. Perlahan refleks menggenggamnya juga berkembang.
Motorik Halus
Kemampuan motorik halus berkaitan dengan kemampuan penglihatannya. Di usia ini pandangannya mulai terfokuskan (ia seperti memerhatikan tangannya saat berbaring). Bayi juga sudah bisa melihat warna-warna terang, tak sekadar hitam-putih atau gelap dan terang saja. Untuk stimulasi gunakan mainan berwarna cerah yang ditempel, digantung, dan dipegang. Gerakkan mainan tersebut dari sisi ke garis tengah pandangan bayi. Ia akan belajar mengikuti arah benda bergerak. Motorik halus pun terkait dengan koordinasi pendengarannya. Kemampuan pendengarannya di usia ini juga berkembang. Ia mulai bereaksi terhadap bunyi-bunyian. Misal bunyi lonceng di dekat telinganya akan membuatnya memerhatikan dan tertegun. Bayi pun bisa menaruh perhatian pada suara yang ada di sekitarnya, terutama suara ibu. Maka itu seringlah memperdengarkan berbagai bunyi maupun suara. Bayi pun bisa merasakan tekstur, seperti kasar atau halusnya pakaian.
Bahasa
Selain mengungkapkan perasaan lewat tangisan, bayi mulai mengeluarkan suara. Ia juga sudah merespons bunyi-bunyian yang ditangkap melalui pendengaran; baik suara keras maupun lembut. Umumnya, bunyi yang dikeluarkan adalah vokal "a" atau "e", terkadang ditambah selingan huruf "h", jadi "he" atau bunyi seperti aooh dan aaah. Jika bayi mulai mengeluarkan suara-suara, jangan lupa untuk selalu memberinya hadiah seperti ciuman. Baginya, mengeluarkan suara-suara merupakan sesuatu yang menyenangkan. Sering-seringlah mengajak si kecil bicara, menyanyi, bersenandung, dan lainnya.
Emosi
Bila di usia sebelumnya bayi lebih banyak diam dan tak tersenyum, maka di usia ini bayi mulai tersenyum. Perilaku ini bila diamati umumnya muncul kala perutnya kenyang, ingin bermain, atau ingin merespons pembicaraan. Sering-seringlah tersenyum pada setiap kesempatan kala melakukan aktivitas bersamanya. Contoh, saat mengajaknya bicara, memandikan, bermain, memakaikan baju dan sebagainya. Dengan demikian bayi merasa aman, senang dan nyaman. Emosinya pun jadi terstimulasi dengan baik dibandingkan dengan ibu yang jarang mengajaknya tersenyum atau bercakap-cakap. Kelak, ia akan tumbuh menjadi bayi yang easy child, merasa aman dan percaya diri dalam mengembangkan kecerdasan emosinya.
Sosial
Di usia ini perilaku sosial bayi yang pertama muncul. Ketika menyusu pada ibunya, ia bisa menatap dengan penuh perhatian. Umumnya bayi juga sudah mengenal suara orangtuanya dengan baik. Respons yang diberikan bayi adakalanya dalam bentuk senyuman atau dengan suara yang dia keluarkan untuk mengungkapkan perasaannya. Respons dapat juga berupa kedipan mata, kernyitan dahi atau ekspresi wajah dan gerakan tubuh lainnya.
Jika orangtua sering memberinya stimulasi, kemampuan sosialnya akan terus berkembang dengan baik. Untuk itu berikan stimulasi dengan sering memberinya sentuhan, baik berupa ciuman, usapan, belaian kasih sayang, dan lainnya. Lakukan interaksi dengan membacakan si kecil buku cerita, mendongeng, bernyanyi, mengajaknya bicara dan lainnya. Hal ini penting agar terjalin kontak erat dengan orangtua. Jangan lupa, kontak yang baik dengan orangtua membantu mengembangkan rasa aman pada diri bayi serta menanamkan rasa percaya pada lingkungan.
Perlu dicurigai, bila bayi tidak merespons (dengan menyunggingkan senyum sosial) saat distimulasi. Banyak balita penyandang autisme ternyata saat bayi tidak menunjukkan senyum sosial. Jika ada dugaan ke arah sana, konsultasikan ke ahli untuk mendapat diagnosis pasti.
Ukuran Tubuh
Berat badan sekitar 3,6-5,2 kg, panjang badan 52,8-58,1 cm dan lingkar kepala 35-41 cm.

1.3         Perkembangan Bayi di Bulan Ke Tiga
Motorik kasar
Mulai berusaha membalikkan badan pada satu sisi, kemudian telentang kembali. Bantulah saat ia berusaha membalikkan badannya.
Bila diposisikan tengkurap, tampak tubuhnya bertumpu pada kaki. Sementara dada terangkat dan bertumpu pada lengan.
Otot leher mulai kuat (tak terkulai lemas). Bayi mulai mengangkat kepala sekitar 900 selama kurang lebih 1 menit.
Jika dipangku (posisi bayi didudukkan), kepalanya sudah bisa tegak. Patut dicurigai bila kepalanya terjatuh, tampak lemas atau menunduk.
Motorik Halus
Bola mata sudah bisa mengikuti objek 1800. Terkadang untuk melihat suatu objek, ia sampai memutar kepalanya. Lantaran itu ia sudah dapat mengikuti arah mainan yang digerakkan di depan matannya.
Bisa melihat objek satu ke objek yang lain. Juga dapat melihat objek yang berada di arah atas kepalanya, dengan gerak mata ke atas.
Mulai memegang-megang mainan yang diberikan. Bayi akan menggenggam mainan tersebut. Terlihat pula usahanya untuk mendekatkan mainan ke arah mulut. Terkadang ia juga menggeliatkan badannya. Untuk menstimulasi, berikan mainan yang berbunyi seperti kerincingan yang memiliki pegangan untuk digenggamnya.
Umumnya bayi mulai memain-mainkan kedua tangannya, seperti saling menyentuh atau mengamati kedua tangannya. Stimulasi bisa dengan memberi mainan yang digantung di atas boksnya agar ia berusaha untuk meraihnya. Mainan sebaiknya tidak yang berputar karena koordinasi matanya belum baik, selain juga berisiko membuat matanya tidak terfokus pada satu objek.
Refleks
Sejak lahir sampai usia 2-3 bulan bayi memiliki refleks "menyentakkan badan." Sejalan dengan waktu, gerakan refleks tersebut akan menghilang.
Kognitif
Memerhatikan mata dan mulut orang yang mengajaknya bicara.
Mencari dengan gerakan mata atau tubuhnya ke arah sumber suara.
Memperlihatkan ketertarikan pada sesuatu atau orang, paling tidak dalam satu menit.
Mulai bermain dengan mainan yang dibunyikan.
Menggunakan tangan dan mulut untuk mengeksplorasi sensorinya.
Bahasa
Tangisan yang ditunjukkan bervariasi. Ada yang lemah, meninggi, tersedu-sedu dan sebagainya. Orangtua bisa membedakan tangisan mana yang menandakan kebutuhan akan makan, minum, lapar, kesal, marah, mengantuk, dan sebagainya.
Mulai tertawa dan menangis yang kedengarannya ritmis dengan mulut terbuka dan menutup.* Memekik atau menjerit.
Bunyi yang dikeluarkan seperti orang berkumur, "Oooo...", dan sebagainya. Biasanya suara-suara tersebut merupakan ekspresi rasa senang/gembiranya. Sering kali juga dibarengi dengan gerak anggota tubuhnya. Terkadang juga ia mengeluarkan bunyi seperti suku kata yang diucapkan namun belum terlalu jelas.
Ketika diajak bicara atau bercanda ia memberi respons dengan mengeluarkan bunyi-bunyi vokal seperti "a".
Setiap kali bayi menunjukkan kemajuan berbahasa dan kemampuan merespons, beri dia pujian dengan senyuman. Jika mengajaknya bicara, orangtua hendaknya mengucapkan kata dengan benar, tidak dicadel-cadelkan. Misal, "Adek mau susu?" bukan "Adek mau cucu."
Sosial
Bayi mulai menikmati permainan sosial. Ia sering tersenyum bila melihat raut muka orang lain yang mengajaknya bercanda. Perilaku ini menunjukkan adanya hubungan sosial.
Bayi berusaha mengamati orang-orang yang berada di sekitarnya. Ia akan belajar mengenali mimik orang-orang di sekitarnya apakah dalam keadaan senang, kesal, dan lainnya. Maka itu hendaklah orangtua selalu menampakkan wajah ceria pada si kecil.
Emosi
Reaksi emosi sudah lebih tampak. Contoh, bayi mengeluarkan suara-suara ketika merasa gembira, saat kesal atau marah.
Adakalanya ia bereaksi secara berlebihan, umpamanya berteriak-teriak, tak mau tenang untuk waktu lama, dan sebagainya. Reaksi ini umumnya merupakan cerminan kekecewaannya karena kebutuhan yang tidak segera direspons. Jika kebutuhannya dipenuhi biasanya ia akan tenang kembali.
Untuk menghadapi bayi dengan reaksi emosi berlebihan, tingkatkan kejelian membaca kebutuhannya dan penuhi segera.
Pertumbuhan
Berat badan sekitar 4,2-6 kg, tinggi 55,5 -61,1 cm dan lingkar kepala 37-43 cm.



1.4         Perkembangan Bayi di Bulan Ke Empat
Emosi
Melewati usia 3 bulan reaksi emosi bayi sudah lebih jelas. Jika ada keinginan yang tak terpenuhi, si kecil bisa mengomunikasikannya dengan gerak tubuh, rengekan atau tangisan yang beritmis, serta mimik muka. Adakalanya emosi yang muncul -karena rasa marah dan kecewa- ditampakkan dengan berlebihan seperti berteriak-teriak dan perlu waktu untuk menenangkannya. Orangtua dapat membangun emosi positif dengan berusaha jeli memahami apa kebutuhan bayinya dan harus sering mengajaknya bicara pada setiap kesempatan. Berikan stimulasi setiap berinteraksi dengan anak.
Bayi sudah bisa merasakan emosi orangtuanya yang sedang sedih, marah, letih dan sebagainya. Umpamanya, saat si kecil berceloteh lantas ibu mengeluarkan suara dengan intonasi tinggi, ia akan diam. Bayi yang memiliki gangguan emosi justru cuek pada apa yang terjadi di sekelilingnya. Kalau ini yang terjadi, sering-seringlah mengajak si kecil bermain, ngobrol, mendongeng, dan lain sebagainya. Dengan begitu, setidaknya ada rangsangan ke otak si kecil untuk bisa fokus ke satu hal yang tengah dihadapinya.
Bayi sudah mengenali raut wajah kedua orangtuanya. Maka itu, perlihatkan wajah yang selalu ceria padanya. Hal ini akan memberi pengaruh pada keceriaannya juga. Wajah cemberut dan kesal yang kerap diperlihatkan pada bayi, hanya akan membuatnya juga jadi mudah marah.
Motorik kasar
Bila ditengkurapkan, bayi dapat mengangkat dada dan menopang dengan kedua tangannya. Terkadang, ia pun menumpu pada kedua kakinya. Otot leher yang semakin kuat, memungkinkan bayi untuk menegakkan kepala dan menggoyangkan kepalanya. Bila otot leher bayi masih terkulai lemas maka perlu dicurigai.
Bila didudukkan dengan dipangku, kepalanya dapat tegak. Curigai bila kepalanya lemas terjatuh atau menunduk.
Sudah berguling atau tengkurap-telentang sendiri. Beberapa bayi masih perlu bantuan untuk itu. Ini masih wajar. Saat tubuhnya miring-miring, coba bantu dia membalikkan badannya. Waspadai bila menaruhnya di tempat tidur karena dengan kemampuannya yang baru ini, ia berisiko terjatuh bila tidak diawasi.
Ketika bayi telungkup, berikan mainan berbunyi di hadapannya agar ia berusaha mengangkat kepala. Ini juga melatih kekuatan otot leher yang diperlukan saat ia belajar duduk nantinya dan untuk belajar meraih mainannya. Jangan sering menggendongnya, lebih baik taruh bayi di tempat tidurnya agar banyak bereksplorasi.
Bayi sudah diajar untuk didudukkan. Contoh, dari posisi telentang, kita bisa menarik kedua tangannya perlahan sehingga ia seolah-olah dalam posisi duduk. Sudah memungkinkan juga untuk memosisikan bayi duduk saat digendong, dipangku atau diletakkan di kereta dorong bayi.
Motorik halus
Bila diberikan mainan, bayi dapat menggenggam dan memainkannya.
Dapat meraih benda.
Memasukkan tangan ke mulut dengan mainan atau benda.
Bola mata mengikuti arah benda yang digerakkan dihadapannya tanpa diikuti gerakkan kepala.
Kognitif
Aktif memerhatikan orang yang ada di dekatnya atau yang mengajaknya bicara atau objek yang berada di dekat/dalam pandangannya. Mulai ada ketertarikan untuk mengamatinya.
Bermain dengan mainan kerincingan atau memainkan tangan, kaki maupun jari-jari tangan dan kakinya.
Mencari sumber suara dan mengeskplorasi rasa dengan menggunakan tangan dan mulut.
Bahasa
Respons bayi sudah lebih kompleks. Untuk mengungkapkan perasaan, ia tak hanya mengeluarkan bunyi-bunyian vokal maupun diftong (ai, oi, au), tapi juga dibarengi gerakan anggota tubuh. Misal, saat ia mendengar bunyi, ia akan menggerakkan mata atau tubuhnya mencari sumber suara tadi. Ketika diajak bicara, bayi tampak serius memerhatikan dan mengamati orang yang mengajaknya bicara itu.
Tangisannya pun sudah bervariasi. Ada perbedaan pada tangisan saat lapar, kesal, marah, mengantuk, dan sebagainya. Ia juga sudah bisa menjerit-jerit. Lantaran itu, orangtua harus peka dengan apa yang tengah dibutuhkan bayi.
Perkembangan psikososial
Mampu berinteraksi dan berkomunikasi secara beragam. Contoh, ketika diajak bicara, ia memberi respons berupa suara atau tingkah yang memperlihatkan kesenangan maupun ketidaksenangan. Jika ada hal yang menurutnya menyenangkan, ia bisa tersenyum bahkan tergelak tertawa.
Menyukai permainan yang bersifat sosial atau permainan yang bersenda gurau, seperti main cilukba.
Kontak mata semakin intens dan bola matanya dapat mengikuti arah pergerakan objek. Secara visual, bayi sudah mengenali orangtuanya.
Bisa menarik perhatian. Antara lain dengan tertawa keras, menjerit, menghentakkan badan, menendangkan kaki, main ludah dan lainnya.
Memberi respons dengan menoleh pada suara yang menarik perhatiannya. Ada keinginannya untuk digendong oleh orang yang mendekatinya.
Ukuran Tubuh
Berat badan antara 4,7-6,7 kg, panjang badan sekitar 57,8 -63,7 cm dan lingkar kepala antara 38-44 cm.

1.5         Perkembangan bayi di Bulan Ke Lima
Motorik halusnya sudah terkoordinasi dengan baik. Telapak tangan sudah membuka dan ia akan meraih objek yang ada dalam pandangannya.
Perkembangan Motorik kasar
Bila bayi mengamati sesuatu pada satu sisi, ia akan memiringkan kepala dan badan sehingga membuatnya terguling. Karena itu, hati-hati jika menaruh bayi, perhatikan sekelilingnya, apakah cukup aman dan tidak berisiko membuatnya terjatuh.
Kepalanya sudah bergerak-gerak dengan aktif jika ditelungkupkan. Ia pun mulai bisa bertopang tegak pada kedua lengannya (dengan ujung-ujung jari kaki menahan pada alas). Dalam posisi telungkup pun ia mudah untuk bergerak memutar.
Ketika dari posisi telentang, kedua tangannya ditarik, kedua lengannya akan melengkung dan kepala bayi menunduk ke depan sehingga dagu menyentuh dada. Ketegangan otot perut dan pangkal paha juga menyebabkan pinggul tertekuk. Bayi pun dapat duduk dengan dibantu.
Kalau bayi "diberdirikan" dengan memegang kedua ketiaknya, tampak kedua kaki bayi bisa tegak. Bertumpu pada kedua kaki dengan posisi seimbang bisa dilakukan dalam hitungan 1-2 detik.
Perkembangan Motorik halus
Bayi sudah mencoba meraih mainan yang digerak-gerakkan di depan pandangannya atau yang ditaruh di dadanya.
Telapak tangannya sudah membuka sehingga orangtua bisa memegang kedua tangannya dan membantu si kecil untuk bertepuk tangan.
Sudah bisa memerhatikan suatu objek yang berjarak.
Perkembangan sosial-emosi
Bayi mulai memunculkan berbagai suara sebagai ekpresi rasa senang atau tidak senang ketimbang menangis.
Dapat memberi respons dengan mengoceh atau tersenyum pada orang dewasa yang mengajaknya bercanda.
Bisa membedakan wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara ramah maupun yang menunjukkan amarah. Respons yang diberikan berbeda terhadap apa yang dilihat. Maka itu, seringlah memberikan senyuman serta suara riang gembira pada bayi.
Dapat menikmati permainan, baik bermain sendiri dengan suatu objek atau bermain sosial semisal bermain cermin. Ia akan tersenyum ketika melihat bayangannya di cermin.
Mengulurkan tangan minta digendong ibu atau orang yang sudah dikenalnya.
Jika ada bayi lain, biasanya ia memberikan respons untuk menarik perhatian. Seperti dengan menendang-nendangkan kaki, tertawa, main ludah atau melambungkan badannya ke atas-ke bawah.
Perkembangan Kognitif
Dapat bereksplorasi sensori dengan menggunakan tangan dan mulut. Lantaran itu, ia memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut.
Bisa meraih suatu objek dengan sengaja.
Seringkali terlihat memainkan tangan, kaki serta jemarinya sambil mengamati dengan penuh perhatian.
Mulai memahami air muka dan nada suara orang dan serta dapat memerhatikan dan menafsirkan perilaku orang yang senang, marah, dan lainnya. Bayi pun akan memberi respons dengan menunjukkan wajah ketakutan, keheranan atau lainnya.
Perkembangan Bahasa
Bisa berteriak-teriak ketika ditinggal sendirian atau tak ada orang di dekatnya.
Mengoceh dan menyuarakan suara-suara seperti "aaah", "ee", atau "oy".
Jika diajak bercanda bisa mengungkapkan rasa senang dan gembiranya dengan tertawa.
Mulai memberi respons dengan mendengar dan memerhatikan suara musik yang diperdengarkan, adakalanya dengan mendekut.
Orangtua bisa mestimulasi dengan memperdengarkan kata-kata yang familiar (sudah dikenalnya). Bayi akan mencoba-coba untuk menirukan suara-suara itu. Ukuran Tubuh
Ukuran Tubuh
Berat badan sekitar 5,3-7,3 kg, panjang badan 59,8 -65,9 cm, dan lingkar kepala 39-45 cm.

1.6         Perkembangan Bayi di Bulan Ke Enam
Pada bulan ke-6 bayi usia ini dapat distimulasi untuk belajar duduk. Ia pun bisa dilatih untuk memegang biskuit dan memasukkannya ke mulut.
Perkembangan Motorik Kasar
Ketika ditelungkupkan, posisi kepala bisa tegak dan bisa menopang tubuhnya dengan kedua lengan yang ditegakkan. Posisi ini sudah lebih terlihat mantap dan seimbang ketimbang usia sebelumnya.
Kemampuan bergulingnya sudah lebih sering dan mudah terjadi.
Bila dalam posisi telentang kemudian kita ulurkan tangan, dia akan menggenggamnya dan akan mengentakkan badan untuk bergerak bangun ke arah posisi duduk. Ia merasa senang kalau ditarik untuk didudukkan.
Jika diposisikan duduk dengan dibantu, kepalanya dapat tegak cukup baik tanpa berpegangan. Memangku si kecil dengan posisi duduk dapat membantu menstimulasinya untuk posisi duduk.
Bila diposisikan berdiri dengan dipegangi pada kedua ketiaknya, kaki bayi dapat menumpu dengan baik dan sudah tampak keseimbangan meski hanya sebentar.
Perkembangan Motorik Halus
Telapak tangan tidak lagi mengepal malah sudah membuka keseluruhan.
Ia dapat meraih dengan tepat sasaran sebuah objek dengan kedua tangannya.
Dapat memegang benda dengan telapak tangan dan semua jemari tangannya.
Ia bisa dilatih memegang biskuit untuk dimakannya.
Dapat mencoba-coba atau memanipulasi objek yang ada dalam genggamannya dan mengamat-amatinya. Selain itu, memukulkan objek yang dipegangnya pada meja, misalnya.
Dapat memindahkan benda yang dipegangnya dari satu tangan ke tangan lain. Sesekali ia gunakan pula tangan dengan bantuan mulut atau anggota badan lainnya. Pandangannya sudah lebih luas dalam melihat. Misal, ia bisa mengikuti gerakan orang yang melintas dalam ruangannya.
Perkembangan Sosial-Emosi
Sudah dapat membedakan orang dekat dan orang baru sebagai orang asing baginya. Ia mulai mempunyai kesadaran akan orang asing maupun situasi yang asing. Lantaran itu, ia akan merasa senang dan bersikap ramah pada orang yang dikenalnya seperti orangtua ataupun pengasuh. Sebaliknya ia bisa merasa takut dan menangis saat disapa orang yang belum dikenalnya.
Bila di dekatnya ada bayi lain, ia akan menunjukkan minatnya dengan tersenyum. Kalau bayi didekatnya menangis, ia seolah menunjukkan minatnya pada suara tangisan tersebut dengan sikap diam mendengarkan.
Perkembangan Bahasa
Sebagian besar bayi usia ini dapat menggabungkan atau merangkaikan huruf hidup tertentu dengan bunyi-bunyi huruf mati. Ia bisa menyuarakan suku kata-suku kata seperti, "ma-ma", "da-da", dan "na-na" dengan nada berirama/ritmis.
Ia akan memerhatikan dengan baik orang yang berbicara dan menyebutkan namanya. Latih bayi untuk mencoba menirukannya.
Ukuran Tubuh
Berat badan sekitar 5,8-7,8 kg, panjang badan 61,6   67,8 cm, dan lingkar kepala 40-46 cm.
Perkembangan Kognitif
Ketika meraih benda, ia melakukannya dengan sengaja. Begitu juga saat melakukan eksplorasi sensori dengan memasukkan benda/sesuatu ke mulutnya.
Kemampuan mendengarnya cukup tajam dan perhatiannya besar pada suara-suara yang didengarnya. Ia juga bisa menentukan gerak pandangan/kepalanya ke arah munculnya suara. Bisa dicoba dengan meremas kertas di samping telinganya. Ia akan menoleh ke arah bunyi kresekan kertas.
Bisa membedakan suara ramah dan marah yang didengarnya serta memberi respons yang berbeda.
2.7 Tanda-tanda Bayi Baru Lahir Sehat
v  Bayi lahir segera menangis.
v  Seluruh tubuh bayi kemerahan.
v  Bayi bergerak aktif.
v  Bayi bisa mengisap puting susu dengan kuat.
v  Berat lahir 2500 gram/lebih.

2.8 Tindakan Yang Harus Diberikan Pada Bayi Baru Lahir
v  Beri ASI, jangan diberi makanan lain terlebih dahulu
1)      Segera susui bayi dalam 30 menit untuk merangsang ASI cepat keluar.
2)      Susui bayi sesering mungkin seiap bayi menginginkan.
3)      ASI yang pertama keluar mengandung zat kekebalan tubuh.
v  Jaga bayi tetap hangat
1)      Tunda memandikan bayi sekurang kurangnya 6 jam
2)      Bungkus bayi dengan kain kering
3)      Bayi jangan ditidurkan ditempat yang dingin
4)      Dekap bayi agar kulit bayi menempel pada dada ibu

v  Cegah infeksi pada bayi baru lahir
1)      Minta salep antibiotik untuk mata segera setelah lahir
2)      Minta imunisasi Hepatitis B sebelum umur 7 hari
3)      Jaga agar tali pusar bersih dan kering
4)      Jangan bubuhkan ramuan atau bahan lain pada tali pusar
v  Beri rangsangaan perkembangan
1)      Anjuran rangsangan perkembangan sampai 4 Bulan
o   Peluk timang bayi dengan penuh kasih sayang
o   Gantung benda bergerak warna cerah agar bayi dapat melihat benda tersebut
o   Ajak bayi tersenyum bicaralah dengan bayi serta dengarkan musik
2)      Anjuran rangsangan perkembangan pada umur 4-6 bulan
o   Sering menengkurapkan bayi
o   Menggerakan benda kekiri dan kekanan didepan mata bayi
o   Dengarkan bunyi-bunyian
o   Beri benda yang berwarna dan kasar agar diraih si bayi

2.9 Anjuran Pemberian Makan
Bayi 0-3 bulan
a)      Beri ASI tiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari
b)      Jangan berikan makanan dan minuman kecuali ASI
c)      Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian.
Bayi 4-6 bulan
a)      Beri ASI setiap kali bayi menginginkan setiap 8 kali sehari
b)      Beri makanan pendamping ASI 2 kali sehari sebanyak 2 sendok
c)      Beri ASI terlebih dahulu kemudin makanan pendamping ASI.

2.10 Tanda-tanda anak tumbuh sehat
a)      Berat badan naik setiap bulan
b)      Pada KMS garis pertumbuhan naik mengikuti salah satu pita warna atau pindah kepita warna diatasnya.
2.11 Tanda-tanda anak tumbuh kurang sehat
a)      Berat badan tidak naik
b)      Pada kartu KMS garis pertumbuhan turun, datar, pindah kepita wrnai dibawahnya atau ada dibawah garis merah.











BERIKUT TABEL BERAT DAN TINGGI BADAN RATA-RATA
BAYI USIA 0-6 BULAN
Umur (bulan)
Berat (gram)
Tinggi (cm)
Standar
80% standar
standar
80% standar
lahir
3400
2700
50,5
40,5
0-1
4300
3400
55,0
43,5
2
5000
4000
58,0
46,0
3
5700
4500
60,0
48,0
4
6300
5000
62,5
49,5
5
6900
5500
64,5
51,0
6
7400
5900
66,0
52,5
                                                       Sumber: Direktorat Gizi Depkes RI (1973)







BAB III
PENUTUP

Tidak ada komentar: