ASKEP PADA KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI |
ASKEP PD KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI DEFENISI NYERI • Nyeri adalah apapun yang menyakitkan tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya,yang ada kapanpun individu mengatakannya. PENGKAJIAN A. RIWAYAT KESEHATAN Ada 4 kriteria yang harus di penuhi : • mudah mengerti dan digunakan • memerlukan sedikit upaya pada pihak pasien • mudah dinilai • sensitif terhadap perubahan kecil dalam identitas nyeri B.PEMERIKSAAN FISIK Informasi yg harus dikaji : • Intensitas nyeri • Karakteristik nyeri • Faktor-faktor yang meredakan nyeri • Efek nyeri terhadap aktivitas kehidupan sehari-hari • Kekhawatiran individu tentang nyeri Respon fisiologik dan prilaku terhadap nyeri : • Indikator perilaku terhadap nyeri Mencakup pernyataan verbal, prilaku vokal, ekspresi wajah, gerakan tubuh, kontrak fisik dg orang lain atau perubahan respon terhadap lingkungan. Faktor yang mempengaruhi : 1. Pengalaman masa lalu 2. Ansietas & nyeri 3. Budaya & nyeri 4. Usia & nyeri 5. Efek plasebo Skala intensitas nyeri • 0 : tidak ada nyeri • 1-2 : nyeri ringan • 3-5 : nyeri sedang • 6-7 : nyeri hebat • 8-9 : nyeri sangat hebat • 10 : nyeri paling hebat DIAGNOSA KEPERAWATAN • Nyeri dan ketidak nyamanan • Potensial koping tidak efektif yang berhubungan dgn antisipasi dan stres dari nyeri INTERVENSI KEPERAWATAN • Mengidentifikasi tujuan untuk penatalaksanaan nyeri • Hubungan perawat-pasien & penyuluhan pasien • Memberikan perawatan fisik • Menangani ansietas yang berhubungan dg nyeri. INTERVENSI FARMAKOLOGIS • Pengkajian sebelum memberikan analgesik • Pendekatan dalam menggunakan preparat analgesik • Pendekatan preventif • Dosis individual TINDAKAN NON FARMAKOLOGIS • Stimulasi & masase kutaneus • Terapi Es & panas • Stimulasi saraf elektris trasnkutan : dijalankan oleh baterai dg elektroda yg dipasang pd kulit utk menghasilkan sensasi kesemutan • Distraksi : utk menurunkan persepsi nyeri dg menstimulasi sistem kontrol desenden EVALUASI ASKEP • Hasil yang di harapkan : 1. Pencapaian peredaan nyeri ~ nilai nyeri > rendah (pd skala 0-10 ) ~ nilai nyeri > rendah untuk waktu yg panjang 2. Pasien atau keluarga memberikan medikasi analgesik yg diresepkan dg benar ~ dosis benar ~ penggunaan prosedur obat benar ~ menjelaskan tindakan yg dilakukan utk mencegah efek samping 3. Menggunakan strategi nyeri non formakologik yg direkomendasikan 4. Melaporkan efek minimal nyeri & efek samping yg minimal dari intervensi |
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses keperawatan, perumusan diagnosa keperawatan ini sangatlah vital untuk dilakukan
Hasil uji coba penulis terhadap beberapa perawat di 3 rumah sakit di kota Bandung dan Cimahi didapatkan adanya kesimpangsiuran dalam penulisan diagnosa keperawatan ini, bahkan hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh perawat pelaksana yang telah terbiasa dengan pola perilaku pekerjaan rutinitas sehari-hari, bahkan dosen yang mengajar proses keperawatanpun seringkali memberikan suatu masukan terhadap mahasiswa dengan menggunakan persepsi pribadinya yang pada akhirnya akan saling menyalahkan antara satu dosen dengan dosen lainnya ataupun perawat satu dengan lainnya terhadap frase dari diagnosa keperawatan tersebut.
Percobaan yang dilakukan adalah dengan memberikan suatu soal kepada perawat tentang suatu kondisi pasien yaitu : klien mengeluh sesak, batuk, adanya sekret pada saluran nafas, ronchi (+), Wheezing (+), RR = 32 x/menit.
Perawat-perawat menjawab diagnosa tersebut sebagai berikut :
1. Gangguan rasa nyaman batuk
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen dan karbondioksida
4. Sesak
5. Pemenuhan oksigen tidak terpenuhi
6. Gangguan pertukaran oksigen
7. Jalan nafas takefektif
8. dll
1. Gangguan rasa nyaman batuk
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen dan karbondioksida
4. Sesak
5. Pemenuhan oksigen tidak terpenuhi
6. Gangguan pertukaran oksigen
7. Jalan nafas takefektif
8. dll
Begitu banyaknya diagnosa keperawatan yang muncul dan ketika didiskusikan ternyata para perawat tersebut saling menyalahkan terhadap diagnosa keperawatan yang tidak sesuai dengan apa yang mereka anut. Padahal jika kita merujuk kepada aspek profesionalisme, pastilah adanya suatu patokan terhadap diagnosa keperawatan yang muncul tersebut. Jika kita lihat kepada sumber maka diagnosa keperawatan yang benar untuk masalah di atas adalah “bersihan jalan nafas takefektif”. Ternyata ada jawaban yang telah mendekati benar hanya saja jawaban tersebut tidak/kurang lengkap terhadap diagnosa keperawatan yang dianut oleh NANDA.
ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN RASA
NYERI

DISUSUN OLEH
kelompok 1 :
ADE MAHENDRA
JULIAN TUTI
HAFIDO AUFWA
CHANDRA PAMBUDI
RITNO SETYA NINGRUM
YUDIANSYAH
POLITEKNIK KESEHATAN DEPARTEMEN KESEHATAN TANJUNG KARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
2008-2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar