Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

ASKEP OKSIGENASI

ASKEP OKSIGENASI

OKSIGENASI

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia. Dalam tubuh, oksigen berperan penting di dalam proses metabolisme sel. Oksigenisasi adalah proses penambahan O2 ke dalam system. Saat bernapas, tubuh mengambil O2 dari lingkungan untuk kemudian di angkut ke seluruh tubuh melalui darah duna di lakukan pembakaran. Selanjutnya, sisa pembakaran berupa CO2 akan kembali di angkut oleh darah ke paru-paru umtuk di buang ke lingkungan karena tidak berguna lagi oleh tubuh.
Kapasitas udara dalam paru-paru adalah 4.500 – 5.000 ml. udara yang diproses dalam paru-paru hanya sekitar 10%, yakni yang di hirup (inspirasi) dan yang di hembuskan (ekspirasi) pada pernapasan biasa. 




















Anatomi system pernapasan


A. Sistem pernapasan atas
 Hidung

udara yang masuk akan mengalami proses penyaringan, humidifikasi, dan penghangatan di hidung
 Faring

merupakan saluran yang terbagi 2, untuk udara dan makanan. Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan limfoid yang berfungsi menangkap dan menghancurkan kuman yang masuk ber
 Laring

sering disebut jakun, berperan dalam menghasilkan suara dan berfungsi mempertahankan kepatenan jalan napas dan melindungi jalan napas bawah dari air dan makanan yang masuk.
B. Sistem pernapasan bawah

 Trakea

merupakan pipa membran yang disokong oleh cincin-cincin kartilgo yang menghubungkan laring dengan bronkus utama kiri dan kanan. Keseluruhan jalan napas membentuk pohon bonkus
 Lung

terletak di sebelah kiri dan kanan yang masing-masing terdiri dari beberapa lobus (paru kanan tiga lobus dan paru kiri 2 lobus) dan dipasok oleh satu bronkus. Jaringan paru sendiri terdiri atas serangkaian jalan napas yang bercabang-cabang, yaitu alveolus, pembuluh darah paru, dan jaringan ikat elastis.

Fisiologi Sistem Pernapasan

Pernapasan eksternal
Petrnapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Secara umum, proses ini berlangsung dalam tiga langkah yaitu:
a. Ventilasi pulmoner
Saat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses ini dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu napas yang bersih, system saraf pusat dan system pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu mengemban dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru yan adekuat.
b. Pertukaran gas alveolar
Setelah oksigen memasuki alveolus, proses pernapasan berikutnya adalah difusioksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmuner. Difusi adalah pergerakan molecular dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membrane kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membrane serta perbedaan tekanan gas.
c. Transport oksigen dan karbon dioksida
Tahap ketiga pada proses pernapasan adalah transport gas-gas pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali ke paru. Transpor O2, proses ini berlangsung pada system jantung dan paru-paru. Normalnya, sebagian besar O2 berikatan lemah dengan Hb dan diangkut ke seluruh jaringan dalam bentuk oksihemoglobin, dan sisanya terlarut dalam plasma. Proses ini dipengaruhi oleh ventilasi dan perfusi. Transpor CO2, karbon dioksida sebagai hasil metabolisme sel terus-menerus diproduksi dan diangkut menuju paru.

Pernapasan internal
Pernapasan internal mengacu pada proses metabolisme intrasel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakian oksigen dan menghasilkan karbon dioksida selama proses penyerapan energi molekul nutrient. Pada proses ini, darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruhan tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutkan terjadi pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradient tekanan parsial.

Jenis-Jenis Pernapasan

Pernapasan Biasa/ Quiet Breathing
Disebut juga eupnea, inhalasinya melibatkan kontraksi otot diafragma dan eksternal interkostal, tetapi ekshalasinya merupakan proses pasif. Saat pernapasan diafragma atau pernapasan dalam, kontraksi diafragma mengakibatkan perubahan penting volume rongga dada. Udara masuk ke paru-paru saat diafragma berkontraksi, dan diekshalasi secara pasif saat diafragma berelaksasi.
Pada pernapasan kostal atau pernapasan dangkal, volume rongga dada berubah karena tulang rusuk merubah bentuknya. Inhalasi terjadi saat kontraksi otot eksternal interkostal menaikkan tulang rusuk dan memperbesar volume rongga dada. Ekshalasi terjadi secara pasif ketika otot-otot tersebut berelaksasi.

Pernapasan Kuat/ Forced Breathing
Disebut juga hiperpnea, melibatkan pergerakan aktif inspiratori dan ekspiratori. Inhalasi pada pernapasan kuat dibantu oleh otot aksesori, ekshalasi melibatkan kontraksi otot internal interkostal. Pada tingkat pernapasan kuat mutlak, otot abdominal juga dilibatkan dalam ekshalasi. Kontraksinya dapat memampatkan isi abdomen, mendorongnya ke atas melawan diafragma sehingga menurunkan volume rongga dada.

Volume tidal (VT) adalah volume udara
• ketika ekspirasi atau inspirasi dalam 1 siklus respirasi dengan kondisi rileks. Jumlah pada pria dan wanita sama yaitu sekitar 500 ml.
Volume inspirasi
• cadangan (VIC) adalah volume udara yang masih dapat di inspirasi setelah melakukan inspirasi biasa. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda, pada pria sekitar 3100 ml dan pada wanita sekitar 1900 ml.
Volume ekspirasi cadangan
• (VEC) adalah volume udara yang masih dapat di ekspirasikan setelah melakukan ekspirasi biasa. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda, pada pria sekitar 1200 ml dan pada wanita sekitar 700 ml.
Volume residu adalah volume udara
• yang masih terdapat dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi maksimal. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda tapi tidak terlalu signifikan, pada pria sekitar 1200 ml dan pada wanita sekitar 1100 ml.

Terdapat empat jenis kapasitas respirasi antara lain kapasitas vital, residual fungsional, inspirasi, dan kapasitas paru-paru total. Dengan masing-masing pengertian, sbb :
Kapasitas total paru (KTP) adalah jumlah maksimal udara yang terdapat
• dalam paru-paru setelah melakukan inspirasi maksimal. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda, pada pria sekitar 6000 ml dan pada wanita sekitar 4200 ml. KTP = VT+ VIC+ VEC+ VR.
Kapasitas vital (KV) adalah jumlah maksimal
• udara yang dapat di ekspirasikan setelah melakukan inspirasi maksimal. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda, pada pria sekitar 4800 ml dan pada wanita sekitar 3100 ml. KV = VT+ VIC+ VEC (sekitar 80 % dari volume KTP).
Kapasitas inspirasi (KI) adalah jumlah maksimal udara yang dapat di
• inspirasi setelah melakukan ekspirasi normal. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda, pada pria sekitar 3600 ml dan pada wanita sekitar 2400 ml. KI = VT+ VIC.
Kapasitas residual fungsional (KRF) adalah jumlah udara yang masih
• terdapat dalam paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa. Jumlah pada pria dan wanita dewasa berbeda, pada pria sekitar 2400 ml dan pada wanita sekitar 1800 ml. KRF= VEC+ VR.
http://1.bp.blogspot.com/spirometri.jpg

Gangguan pada fungsi pernapasan
 Perubahan pola napas

Pola napas mengacu pada frekuensi, volume, irama, dan usaha pernapasan. Pola napas yang umum terjadi adalah takipnea, bradipnea, hiperventilasi, napas kussmaul, hipoventilasi, dispnea dan orthopnea.
 Hipoksia

Hipoksia adalah kondisi ketika kadar oksigen dalam tubuh tidak adekuat akibat kurangnya penggunaan atau pengikatan oksigen pada tingkat sel. Kondisi ini di tandai dengan kelelahan, kecemasan, pusing, pucat, sianosis dan dispnea.
 Obstruksi jalan napas

Obstruksi jalan napas dapat terjadi di seluruh tempat di sepanjang jalan napas atas atsu bawah. Pada jalan napas atas disebabkan oleh benda asing seperti makanan, akumulasi secret dan lidah yang menyumbat orofaring pada klien yang tidak sadar. Sedangkan pada jalan napas bawah meliputi sumbatan total atau sebagian pada jalan napas bronkus dan paru.

Asuhan keperawatan klien dengan masalah oksigenasi

a) Pengkajian
 Riwayat keperawatan
§
 Pemeriksaan fisik
§
 Pemeriksaan diagnostik
§
b). Penetapan diagnosa, menurut NANDA (2003)
 Ketidakefektifan bersihan jalan napas
Ø
 Ketidakefektifan pola
Ø napas
 Gangguan pertukaran gas
Ø
 Intoleransi aktivitas
Ø
c). Perencanaan dan implementasi
 Ketidakefektifan bersihan jalan napas, berhubungan dengan
q :
 Kriteria hasil
q
 Indikator
q
 Intervensi
q
 Rasional
q

Diagnosa yang diangkat adalah ketidakektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan:
 Sekret yang berlebihan dan kental, sekunder akibat
(infeksi, inflamasi, alergi, merokok, penyakit jantung atau paru)
Imobilisasi, stasis sekret, dan batuk tak-efektif, sekunder akibat (depresi ssp/trauma kepala, cedera serebrovaskular)
 Supresi refleks batu

 Efek
trakeostomi (perubahan sekret)
 Imobilisasi, sekunder akibat
(pembedahan/trauma, nyeri, ansietas, kelemahan, gangguan persepsi/kognitif)
Kelembapan yang sangat tinggi atau sangat rendah
 Terpajan udara dingin,
tertawa, menangis,alergen, merokok

Kriteria hasil
 individu tidak
v akan mengalami aspirasi

Indikator
 memperlkihatkan upaya batuk yang
v efektif dan peningkatan pertukaran gas
 Menjelaskan rasional intervensi
v untuk meningkatkan batuk

Intervensi umum
Mandiri
o Kaji faktor penyebab (ex: batuk tidak efektif, nyeri, sekret yang kental)
o Kurangi atau hilangkan faktor penyebabnya
o Ajarkan klien metode batauk efektif yang benar
a. bernapas dalam dan pelansambil meninggikan badan setinggi mungkin
b. gunakan pernapasan diafragma
c. Tahan napas selama 3-5 detik dan perlahan keluarkan melalui mulut semaksimal mungkin
d. ambil napas kedua kali, tahan, keluarkan perlahan dan batukkan dengan kekuatan penuh
o Lakukan fisioterapi dada dan drainase postural sesuai kebutuhan
o Jika ada nyeri, berikan obat peredanyeri sesuai kebutuhan
o Sesuaikan pemberian dosis analgesik dengan sesi latihan batuk
o Tentukan waktu ketika klien terlihat paling bebas dari rasa nyeri, yakni saat tingkat kesadaran dan penampilan fisiknya optimal. Saat itu, waktu yang tepet untuk latihannapas dan batuk aktif
o Pastikan bahwa latihan batuk dilakukan pada puncak periodekenyamanan setelah pemberian analgesik,bukan pada puncak rasa kantuk
o Pertahankan posisi tubuh yang baik untuk mencegah nyeri /cedera otot
o jika sekret kental, pertahankan hidrasi yang adekuat (tingkatkan asupan cairan hingga 2-3 x sehari jika tidak ada kontraindikasi)
o Pertahankan kelembapan udara inspirasi yang adekuat
o Jika batuk kronik, minimalisirkan iritan pd udara inspirasi (ex, debu,alergen)
o Izinkan klien beristirahat setelah berlatih batuk dan sebelum makan
o Berikan periode istirahat yang tidak terganggu
o Berikan obat yang telah diresepkan-depresan batuk
o Redakan iritasi membran mukosa dengan memberikan kelembapan.

Kolaborasi
 Kolaborasi dengan
q dokter untuk tindakan suction guna mempertahankan kepatenan jalan napas
q Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian oksigen melalui masker, kanula hidung, dan transtrakea guna mempertahankan dan meningkatkan oksigenasi

Rasional
 Batuk yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kelelahan dan tidak efektif,
dan bisa menyebabkan bronkitis
 Latihan napas dalam dapat melebarkan jalan
napas, menstimulasi produksi surfaktan, dan mengembangkan permukaan jaringan paru sehingga meningkatkan pertukaran gas.
 Duduk pada posisi tegak
menyebabkan organ2 abdomen terdorong menjauhi paru, akibatnya pengembangan paru menjadi lebih besar
 Pernapasan diafragma mengurangi frekuensi pernapasan
dan meningkatkan ventilasi alveolar
 Sekret yang kental sulit di keluarkan
dan dapat menyebabkan henti mukus
 Nyeri atau rasa takut dapat melelahkan
dan menyakitkan
 Dukungan emosional menjadi semangat bagi klien

 Air
hangat dapat membantu relaksasi

Tidak ada komentar: