Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN


KALA I ( Jam 08.00-16.00 WIB)

I.       PENGKAJIAN
A.     Biodata
     Isrti                                        Suami
Nama                     : Ny. Yuliana                            Tn. Ferly
Umur                      : 21 tahun                                 25 tahun
Agama                   : Islam                                      Islam
Suku / Bangsa        : Lampung / Indonesia   Lampung / Indonesia
Pendidikan             : SMA                                      SMA
Pekerjaan               : IRT                                        Dagang / wiraswasta
Alamat                   : Desa Umbul Buah No. 65 Kec. Kotaagung Timar
                                Kabupaten Tanggamus – Lampung.

B.     Keluhan Utama   
Ibu hail anak pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran, datang ke tempat BPS Mariano, mengeluh mulas dan nyeri dari pinggang yang menjalar sampai ke perut bagian bawah Sejas jam 08.00 WIB yang disertai dengan pengeluaran lendir bercampur darah. Ibu mengatakan Belum mengeluarkan ketuban yang banyak.  



C.     Pemeriksaan Umum
§  Keadaan umum                        : baik
§  Keadaan emocional                  : stabil
§  Kesadaran                                : compos mentis
§  Tinggi Badan                            : 150 cm
§  Lingkar lengan atas                   : 24 cm
§  Berat badan (BB)
- BB sebelum hamil : 49 kg
- BB Sekarang                   : 60 kg
- Penambahan BB  : 11 kg
§  Tanda – tanda vital                  
- Tekanan darah                 : 110/70 mmHg
- Respirasi                          : 24 kali/menit
- Nadi                                : 88 kali/menit
- Suhu                                : 37oC

D.    Pemeriksaan Kebidanan
    1. Pemeriksaan Fisik
1.      Inspeksi
Ø  Kepala
- rambut                       : bersih
- odema                       : tidak ada

Ø  Muka
- kelopak mata             : tidak ada oedema
- conjungtiva                 : merah muda
- skelera                       : putih
- cloasma                     : tidak ada


Ø  mulut dan gigi
- lidah                           : bersih
- geraham                     : lengkap/tidak berlubang
- gigi                             : tidak ada caries
- gusi                            : tidak ada epulis

Ø  kelenjar tyroid dan kelenjar getah bening
- kelenjar tyroid            : tidak ada pembesaran
- kelenjar gth bening     : tidak ada pembesaran

Ø  dada
- simetris                      : ya,kiri dan kanan
- jantung                       : bunyi lup dup
- paru-paru                   : pernapasan vaskuler
- bunyi ronchi               : tidak ada
- bunyi wheezing           : tidak ada

Ø  payudara
- pembesaran               : ada ( tidak simetris )
- putting susu                : menonjol keluar
- pengeluaran                : ada,colostrum
- rasa nyeri                   : ada,sedikit
- hyperpigmentasi         : ada
- benjolan abnormal      : tidak ada

Ø  punggung dan pinggang
- tulang belakang          : posisi lordosis
- nyeri punggung           : ada

Ø  ekstremitas atas dan bawah
- oedema                      : tidak ada
- kaku sendi otot          : tidak ada
- kemerahan                 : tidak ada
- varices                       : tidak ada
- reflek patela               : (+), kiri dan kanan
Ø  abdomen
- bekas luka operasi     : tidak ada
- pembesaran               : ada, sesuai usia kehamilan
- konsistensi rahim
o  saat ada his            : teraba keras dan tegang
o  saat tidak ada his   : teraba lunak dan lembek

2.      Palpasi
Ø  kontraksi uterus            : baik
Ø  abdomen                      : tidak ada acites atau tumor
Ø  fetus
- letak                          : memanjang
- posisi                         : sejajar sumbu ibu
- presentasi                   : kepala
- penurunan kepala       :3/5
Ø  leopold I
-   tinggi fundus uteri 3 jari dibawah px
-   pada fundus uteri teraba satu bagian agak keras, lunak, dan tidak melenting.
Ø  Leopold II
-   pada bagian kanan perut ibu teraba satu bagian yang datar, keras dan memanjang dari atas kebawah yaitu punggung janin.
-   Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin.
Ø  Leopold III
Pada abdomen bagian bawah teraba satu bagian yang keras, bulat dan melenting serta sukar digerakkan.
Ø  Leopold IV                              : divergen, kepala sudah  
  masuk ke PAP
Ø  TFU ( Mc.Donald)                   : 35 cm
Ø  Tafsiran Berat Janin ( TBJ )       :
( Mc.Donald- 7,7)x 1,2 x 100 +150
(35-7,7)x 1,2 x100-150= 3126 gram
(35-7,7)x 1,2 x100+150= 3426 gram
                    Jadi, TBJ adalah           : 3126-3426 gram

3.      Auskultasi
·        Denyut Jantung Janin ( DJJ )     : ada ( + )
·        Frekuensi DJJ                           : 136 kali/menit, teratur
·        Punctum maximum                    : terdengar satu DJJ disebelah
                                                        kanan ibu, 3 cm di bawah
                                                        pusat

4.      Perkusi
·        Reflek patella                            :  (+), kanan dan kiri
·        Nyeri ketuk pinggang                :  tidak ada

b.  Pemeriksaan Dalam (Jam 14.00 Wib)
Ø  Periksa dalam atas indikasi sudah inpartu atau belum
Ø  Hasil pemeriksaan dalam     :
·        Dinding vagina baik, tidak ada kelainan
·        Tidak ada benjolan atau tumor
·        Arah serviks sejajar dengan sumbu jalan lahir
·        Konsistensi serviks lunak
·        Portio mulai menipis
·        Pendataran + 70%
·        Pembukaan 7 cm
·        Ketuban (-)
·        Presentasi fetus kepala
·        Penunjuk ubun-ubun kecil
·        Molase (-)
·        Penurunan pada hodge II

c.   Pemeriksaan laboratorium
·        Pemeriksaan urin    : tidak dilakukan
·        Pemeriksaan Darah : tidak dilakukan
·        Pemeriksaa feses    : tidak dilakukan


II.  IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA, DAN KEBUTUTHAN

a.   Diagnosa Ibu          : G1P0A0 hamil 39 minggu 5 hari, inpartu kala I,  
  fase aktif
Dasar                     :
-         Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah keguguran.
-         Tinggi Fundus Uteri       : 3 jari bawah PX
-         HPHT                          : 5 Maret 2006
-         Tafsiran Partus (TP)      : 12 Desember 2006
-         His, frekwensi               : 3-4 kali/ menit
-         Lama HIS                    : 40 – 50 detik
-         Pembukaan Serviks      : 7 – 8 cm
-         Ketuban                       : Negatif ( - )

b.   Diagnosa Janin        : Janin tunggal, hidup, intrauterine, dengan  
  presentasi kepala
Dasar                     :
-         pada leopold I teraba satu bagian yang agak bulat, besar, lunak, dan tidak melenting yaitu bokong janin.
-         Pada leopold III teraba satu bagian yang bulat, keras dan melenting yaitu kepala janin.
-         DJJ terdengar di satu tempat yaitu pada abdomen ibu sebelah kanan, tiga jari di bawah pusat.
-         Pada pemeriksaan dalam teraba kepala janin dengan penunjuk sutura sagitalis

c.   Masalah      :
1. Ibu merasa cemas dan takut
2. Ibu merasa kurang nyaman

d.   Kebutuhan
1. Penjelasan tentang keadaan ibu dan janin
2. Penjelasan tentang proses persalinan yang baik dan benar
3. ajarkan pada ibu tekhik mengedan dan relaksasi saat his
4. Hadirkan orang yang terdekat dengan ibu
5. suport dan dukung dari keluarga terdekat


III.       ANTISISPASI MASALAH POTENSIAL
   Tidak ada


IV.        TINDAKAN SEGERA
   Tidak Ada


V.           PERENCANAAN
1.      Beri penjelasan pada ibu tentang keadaan ibu dan janinnya, serta proses persalinan dan cara mengedan yang baik dan benar.
Rasionalisasi        : Agar ibu dapat mengetahui keadaan dirinya dan  
  juga janinnya sehingga mengurangi kecemasan 
  dan ketegangan dan ibu lebih tenang dalam  
  menghadapi proses persalinan.

2.      Observasi dan pantau persalinan dengan partograf, yaitu;
·  Mengukur tekanan darah setiap 4 jam
·  Menghitung denyut jantung janin setiap 30 menit
·  Menghitung detak nadi setiap 30 menit
·  Mengukur suhu badan setiap 2 jam
·  Mencatat jumlah urin setiap ibu BAK
·  Mencatat jumlah minuman yang diminum
·  Mencatan keadaan atau warna ketuban setiap periksa dalam
·  Menilai perubahan bentuk kepala janin (Moulage)
·  Menilai pembakaan serviks
·  Menilai penururnan kepala janin dengan sistem perlimaan
·  Mencatat penggunaan obat perinfus
Rasionalisasi        : Penggunaan partograf secara rutin akan  
  memastikan para ibu dan bayinya mendapatkan  
  asuhan yang aman dan tepat waktu, juga dapat
  mencegah terjadinya penyulit yang dapat
  mengancam keselamatan jiwa mereka dan dapat
  memantau kemajuan persalinan dan segera
  menentukan keputusan bila ada masalah ditemui.

3.      Beri posisi yang nyaman bagi ibu dan anjurkan miring ke kiri, agar     
               kontraksi dan penurunan kepala lebih cepat.
Rasionalisasi        : dengan posisi yang nyaman dan berganti posisi
  secara teratur dapat mempercpat kemajuan  
  persalian dan ibu dapat meneran secara efektif
  pada posisi tertentu.

4.      Bimbing ibu untuk rileks dan tenang sewaktu ada his dengan mengatur nafas dengan baik.
Rasionalisasi        : dengan mengajarkan cara bernafas yang baik dapat
  memperlancar sirkulasi oksigen ke janin dan juga
  dapat mengurangi rasa sakit yang timbul akibat
  kontraksi.

5.   Hadirkan orang atau keluarga terdekat ibu di sampingnya untuk   
         menemani dan memberi dukungan pada ibu
         Rasionalisasi        : dengan menghadirkan anggota keluarga yang
  dekat dengan ibu maka akan mengurangi rasa  
  cemas, takut dan ketegangan dalam menghadapi
  persalinan akan berkurang.

6.      Anjurkan pada ibu untuk BAK sesering mungkin jika si ibu ingin BAK atau bila kandung kemih ibu terasa penuh.
Rasionalisasi           : kandung kemih yang penuh dapat menghalangi
  kontraksi dan penurunan kepala bayi, hal ini
  akan menambah rasa sakit, kesulitan untuk
  melahirkan plasenta, perdarahan pasca persalinan
  dan menghambat penatalaksanaan persalinan.

7.   Memberi ibu makan dan minum sesuai kebutuhan si ibu
Rasionalisasi           : ibu akan mudah mengalami dehidrasi selam
  persalinan dan kelahiran, untuk mempertahankan
  kondisi yang optimal pada ibu dan bayinya maka
  ibu mendapat cukup asupan nutrisi dan cairan.

8.   Menyiapkan alat-alat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku  
         (Asuhan Persalinan normal).
         Rasionalisasi           : dengan menyiapkan alat-alat persalinan sesuai  
     standar prosedur, diharapkan proses persalinan  
     dapat berjalan dengan baik.

9.      Ajarkan pada ibu cara mengedan yang baik dan benar pada saat kala II persalinan nanti.
Rasionalisasi           : dengan mengajarkan bagaimana cara mengedan
  dengan baik dan benar, maka ibu dapat
  mengedan dengan baik sehingga proses
  persalinan nanti berjalan dengan lancar.


VI.    IMPLEMENTASI
1.      Memberi penjelasan pada ibu tentang keadaan ibu dan janinnya.
2.      Menjelaskan pada ibu tentang proses persalinan dan cara mengedan yang baik dan benar.
3.      Memberi posisi yang nyaman bagi ibu dengan menganjurkan agar miring ke kiri atau posisi setengah duduk secara bergantian.
4.      Menghadirkan orang yang terdekat dengan ibu untuk menemani, yaitu suazi atau ibu kandungnya.
5.      Memberikan ibu makanan ringan dan minum yang hangat seperti nasi / roti / kue dan susu atau teh manis.
6.      Menyiapkan alat-alat persalinan sesuai dengan standar asuhan persalinan normal.
7.      Menganjurkan pada ibu untuk selalu buang air kecil bila kndung kemihnya terasa penuh atau ingin buang air kecil.
8.      Membimbing ibu agar rileks dan tenang pada saat tidak ada his dengan cara menarik nafas yang dalam dan panjang.


VII.   EVALUASI

1.      Proses persalinan ibu terpantau dengan baik
2.      Ibu sudah mulai merasa nyaman
3.      Ibu telah mengerti cara mengedan yang baik dan benar
4.      Ibu merasa tenang ditemani suaminya
5.      Ibu mau makan dan minum
6.      Rasa sakit di pinggang agak berkurang setelah di masase





KALA II ( Pukul 16.00 wib – 16.40 wib)

I.       PENGKAJIAN
A.     SUBJEKTIF
      Ibu mengatakan ingin buang air besar dan terasa ingin mengedan.

B.     OBJEKTIF
a.       Tampak keluar blood slym pervaginam
b.      Kandung kemih kososng
c.       His ( + ), baik, dengan frekuensi 4 x  dalam 10 menit, teratur, dan lamanya 45 – 50 detik
d.      DJJ ( + ), frekuensi 136 x permenit, teratur, terdengan 1 PM + 4 cm di bawah pusat sebelah kanan perut ibu.
e.       Ibu memperlihatkan tanda-tanda persalinan, yaitu perinium menonjol, vulva membuka, dan anus mengembang.
f.        Pada pemeriksaan dalam
- Atas indiukasi : Untuk menilai kemajuan persalinan
- oleh                           : Bidan Mariani
- Pukul                         : 16.00 wib
- Hasil Pemeriksaan dalam        :
·        Dinding vagina                 : tidak ada sistokel ataupun rectokel
·        Portio                              : tidak teraba
·        Pendataran                      : lebih dari 80 %
·        Pembukaan                     : 10 cm ( lengkap)
·        Ketuban                          : (-), pecah spontan pukul 15.10 wib
·        Warna air ketuban           : jernih
·        Presentasi                        : kepala
·        Penunjuk             : UUK, Sutura sagitalis
·        Posisi                              : depan
·        Molase                            : ( - )
·        Penurunan kepala            : Hodge IV

II.          IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA, DAN KEBUTUHAN
a. Diagnosa Ibu               : Ibu G1P0A0, hamil 38 minggu 2 hari, inpartu  
  kala II
b. Diagnosa janin             : janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi  
  kepala
Dasar :
-         ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama kali, belum pernah melahirkan dan tidak pernnah abortus.
-         HPHT tanggal 5 maret 2006
-         Ibu merasa ingin mengedan seperti mau BAB
-         Tampak vulva membuka, perineum menonjol, anus mengembang
-         Meningkatnya pengeluaran pervaginam, yaitu blood slyim
-         His yang adekuat, 4 kali dalam 10 menit, frekuensi 40 – 50 detik
-         Pada pemeriksaan dalam, pembukaan lengkap ( 10 cm)
c. Masalah                    : cemas dan gelisah menghadapi persalinan
d. Kebutuhan                : memimpin persalian yang baik dan benar.

III.       ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
   Tidak ada

IV.        TINDAKAN SEGERA
   Tidak ada

V.           PERENCANAAN
1.      Beri dukungan moril / suport pada ibu
Rasionalisasi        : dengan memberi dukungan / suport kepada ibu
  maka ibu akan bersemangat, sehingga dapat
  mengurangi ketegangan, kecemasan, dan
  kegelisahan pada ibu dan dapat membantu
  kelancaran proses persalinannya dan proses
  kelahiran bayinya.
2.      Bantu ibu memperoleh posisi yang nyaman baginya, yaitu berbaring   
         miring kekiri atau posisi setengah duduk.
Rasionalisasi        : dengan memperoleh posisi yang nyaman, maka
  akan mempermudahkan dan meperlancar proses  
  persalinan dan merupakan salah satu penerapan
  dari asuhan sayang ibu.
3.      Pimpin ibu mengedan selam his dan anjurkan ibu mengambil nafas
         saat his hilang.
Rasionalisasi        : mengedan tanpa diselingi bernafas dapat
  menurunkan aliran darah pada arteri umbilicalis,
  sehingga sirkulasi darah ke janin menurun, dan hal
  ini akan dapat menyebabkan denyut jantung janin
  tidak normal dan menyebabkan resiko asfiksia
  pada janin.
4.      Berikan ibu makan dan pada saat rileks atau saat tidak ada his.
Rasionalisasi        : mensuplai energi bagi ibu, agar ibu mendapat
  tenaga dan mencegah terjadinya kelelahan akibat
  kekurangan tenaga dan energi.
5.      Anjurkan ibu untuk minum selama kala II persalinan.
Rasionalisasi        : ibu akan mudah mengalami dehidrasi selam proses
  persalinan dan kelahiran, maka minum yang cukup
  berguna untuk mempertahankan kondisi optimal
  pada ibu dan bayinya, pastikan agar ibu mendapat
  cukup asupan cairan.
6.      Jaga kebersihan diri ibu selama proses persalinan.
      Rasionalisasi        : mencegah terjadinya infeksi pada diri ibu aupun
                                   janin yang akan dilahirkan.
7.      Lakukan pertolongan persalinan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (Asuhan Persalinan Normal).
      Rasionalisasi        : dengan melakukan pertolongan persalinan yang
                                   sesuai dengan prosedur asuhan persalinan normal,
                                   maka dapat melindungi diri ibu dan janin dari  
                                   resiko keacetan persalinan, bahkan diri penolong
                                   dari gugatan hukum.
8.      segera keringkan bayi dan bungkus dengan kain yang bersih dan kering.
      Rasionalisasi        : mecegah terjadinya hipotermi sehingga akan dapat
                                   menyebabkan kegawatan dan kematian pada janin.
9.      Klem, disinfeksi, potong tali pusat dan ikat tali pusat dengan kuat.
Rasionalisasi        : disinfeksi bertujuan untuk mencegah terjadinya
infeksi tali pusat, dan sedangkan pemotongan tali
pusat bertujuan untuk memulai proses pelepasan
plasenta (Kala III).
10.  Periksa kelengkapan tubuh bayi.
Rasionalisasi        : untuk mengetahui apakah ada kelainan atau
  kecacatan pada organ tubuh bayi.


VI.        IMPLEMENTASI

1.      Memberi dukungan moril dan suport pada ibu dalam menghadapi proses persalinan dengancara mengikutsertakan suami, ibunya atau anggota keluarga yang dekat dengan si ibu untuk mendampinginya saat ia membutuhkan perhatian dan dukunagn sehingga si ibu merasa tentram hatinya selama proses persalinan berlangsung.
2.      Membantu ibu untuk memperoleh posisi yang nyaman baginya, dengan berganti posisi secara teratur yaitu dengan cara posisi miring ke kiri, posisi duduk, posisi setengah duduk, berdiri atau jongkok.
3.      Memimpin ibu mengedan yang baik dan benar, yaitu menganjurkan pada ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi dan beristirahan di antara kontraksi.
4.      Menganjurkn pada ibu untuk makan dan minum pada saat tidak ada his selam dalam proses persalinan berlangsung, yaitu minum teh manis, minum susu atau air hangat, serta makan makanan ringan.
5.      Menjaga kebersihan diri ibu selama dalam proses persalinan dengan matang dan kapas atau kasa bersih, letakkan kain bersih di bawah bokong ibu dan sediakan kain bersih di dekatnya.
6.      Melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (APN) meliputi:
·     Membantu melahirkan kepala
saat kepala bayi mendorong atau membuka vulva sekitar 5-6 cm, letakkan kain bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi lahir. Letakkan akin bersih di bawah bokong ibu. Lindungi perinium dengan satu tangan dan letakkan ibu jari dan empat jari tangan tersebut di lipat paha pada kedua sisi perinium. Letakkan tangan lain pada kepala bayi dengan tekanan yang lembut. Biarkan kepala bayi keluar secara bertahap di bawah tangan tersebut. Setelah kepala keluar dan dilahirkan, usapkan muka bayi dengan kain kasa bersih DTT untuk membersihkan mulut dan hidung bayi dari lendir dan darah.
·        Melahirkan bahu
Setelah kepala bayi lahir, minta ibu untuk berhenti meneran, lalu kita meraba leher bayi apakah ada lilitan tali pusat atau tidak. Kemudian kita tunggu hingga terjadi kontraksi berikutnya, dan mengawasi rotasi eksternal, letakkan satu tangan pada masing-masing sisi kepala bayi dan ibu mulai meneran pada kontraksi berikutnya. Lalu lakukan tarikan perlahan kearah bawah dan luar secara lembut sehingga bahu anterior tampak dibawah arkus pubis. Kemudian angkat kepala bayi kearah atas dan luar untuk melahirkan bahu posterior. Setelah itu melahirkan sisa tubuh bayi.
·        Melahirkan sisa tubuh bayi
Saat bahu posterior lahir, selipkan tangan pada bagian bawah kepala bayi kearah perinium dan biarkan bahu dan bagian tangan bayi lahir ke tangan tersebut. Gunakan jari-jari tangan yang sama untuk mengendalikan siku dan tangan pada posisi posterior bayi pada saat melewati perinium. Gunakan tangan yang berada di belakang untuk menahan tubuh bayi saat lahir. Gunakan tangan bagian depan untuk melahirkan bahu anterior dan untuk mengendalikan  kelahiran siku dan tangan anterior bayi. Setelah kelahiran tubuh dan lengan, sisipkan tangan bagian depan di punggung bayi kearah bokong dan kaki bayi untuk menahan laju kelahiran bayi saat kaki lahir. Sisipkan jari telunjuk dari tangan yang sama diantara kaki bayi, pegang dengan mantap bagian mata kaki bayi dan baru lahirkan kakinya secara hati-hati. Baringkan bayi diatas kain atau handuk yang terletak diatas perut ibu sehingga kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya.
7.      Segera mengeringkan dan merangsang bayi dengan kain bersih atau handuk diatas perut ibu. Pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik sehingga bayi terasa hangat.
8.      Mengklem, memotong dan mengikat tali pusat dengan cara    menggunakan klem steril, lalu klem tali pusat 3 cm dari pusat bayi, lakukan pengurutan pada tali pusat dari klem ini kearah ibu dan kemudian pasang klem yang kedua pada sisi ibu 2 cm dari klem pertama. Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut untuk melindungi bayi. Gunakan tangan lain untuk memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut dengna menggunakan gunting steril. Setelah memotong tali pusat, ganti handuk yang telah basah tadi, lalu selimuti bayi dengan selimut dan kain yang bersih dan kering.
9.   Memeriksa kelengkapan tubuh bayi dari atas kepala sampai keujung    
         kaki dengan teliti dan memberikan identitas bayi.

VII.     EVALUASI
Tanggal 08 Desember 2006 jam 16.40 WIB, bayi lahir spontan, persentasi letak belakang kepala, segera menangis, jenis kelamin perempuan, berat badan 3200 gram, panjang badan 50 cm, APGAR skore 9/10 , anus ada (+), tidak ada kecacatan. Tidak ada ruptur perinium, perdarahan kala II persalinan + 100 cc. Ibu dan bayi sehat.
KALA III (jam 16.40 WIB-16.50 WIB )

I.       PENGKAJIAN
A.     SUBJEKTIF
    • Ibu mengatakan merasa nyeri mulas pada perutnya
    • Ibu mengatakan cemas setelah melahirkan

B.     OBJEKTIF
·        Keadaan umum                        : baik
·        Kesadaran umum                      : compos mentis
·        Keadaan emosional                  : stabil
·        Kandung kemih                        : kosong
·        Kontraksi uterus                       : baik
·        Tinggi fundus uteri                     : dua jari atas pusat
·        Plasenta                                    : belum lahir
·        Tanda pelepasan plasenta         : ada
·        Perdarahan kala II                    : + 100 cc
·        Tanda-tanda vital
- tekanan darah                        : 110/70 mmHg
- pernapasan                            : 24x/menit
- nadi                                       : 88x/menit
- suhu                                       : 36,8OC


II.    IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA, DAN KEBUTUHAN

a. Diagnosa      :I P1A0 dengan persalinan kala III
          Dasar                       :
-         bayi lahir spontan
-         bayi lahir langsung menangis
-         berat badan 3200 gram, panjang badan 50 cm
-         jenis kelamin perempuan
-         kontraksi uterus baik
-         plasenta belum lahir

b. Masalah       : Nyeri mulas pada perut
c. Kebutuhan    : Penjelasan tentang nyeri mules pada perut


III.   ANTISIPASI MASALAH
 Tidak ada


IV.  TINDAKAN SEGERA
   Tidak ada


V.           PERENCANAAN
  1. Berikan injeksi oksitosin satu ampul secara intra muscular
Rasionalisai       : oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi dengan kuat
  dan efektif sehingga dapat membantu pelepasan plasenta
  dan mengurangi kehilangan darah
  1. Observasi tanda-tanda pelepasan tali pusat
Rasionalisai       : dengan mengetahui tanda-tanda pelepasan placenta,
penolong dapat mengeluarkan plasenta dengan tepat,  
sehingga resiko perdarahan dan inversio uteri dapat
dihindari.
  1. Lakukan peregangan tali pusat terkendali
Rasionalisasi     : dengan cara melakukan peregangan tali pusat terkendali
  maka kala III persalinan akan berlansung dengan baik,
  resiko perdarahan akibat inversio uteri dapat dihindari
  sehingga mencegah angka kesakitan dan kematian pada
  ibu
  1. Lahirkan plasenta dan periksa kelengkapannya
Rasionalisasi     : plasenta harus lahir paling lama 30 menit sejak bayi lahir
dan pemeriksaan kelengkapan plasenta bertujuan untuk  
mengetahui apakah ada bagian dari plasenta yang masih
tertinggal dalam uterus atau tidak.
  1. Lakukan masase uterus
Rasionalisasi     : agar uterus selalu terangsang untuk berkontraksi dan
  mencegah terjadinya perdarahan
  1. Pantau perdarahan kala III
Rasionalisasi     : untuk mengetahui jumlah perdarahan kala III, sehingga
  bila terjadi perdarahan siap diantisipasi.


VI.        IMPLENTASI
  1. Segera memberikan suntikan oksitosin setelah bayi lahir dengan dosis 10 unit secara intra muscular pada 1/3 bawah paha kanan bagian luar. Sebelum diberikan suntikan oksitosin, periksa dulu uterus untuk memastikan tidak ada bayi lain.
  2. Mengobservasi dan mengawasi tanda-tanda pelepasan plasenta, yaitu:
·        Perubahan bentuk, usuran dan tinggi fundus uteri
·        Tali pusat terlihat memanjang melalui vulva dan vagina
·        Semburan darah yang tiba-tiba keluar melalui tepi plasenta yang terlepas
  1. Melakukan peregangan tali pusat terkendali dengan cara yaitu:
·        Si penolong berdiri disamping ibu yang melahirkan
·        Pindahkan klem kedua yang telah dijepit sewaktu kala II persalinan pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
·        Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu tepat di atas tulang pubis. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan penegangan pada tali pusat. Setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat, kemudian tangan pada dinding abdomen menekan korpus uteri kebawah dan keatas (dorso kranial) korpus.
·        Bila plasenta belum lepas, tungu hingga ada kontraksi yang kuat, tegangkan kembali tali pusat kebawah dan lakukan penekanan korpus uteri kearah bawah dan kranial hingga plasenta terlepas dari tempat implantasinya.
  1. Mengeluarkan plasenta dan memeriksa kelengkapannya
pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, teruskan kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan, pegang plasenta kedu tangan rata dan dengan lembut putar plasenta hingga selaput terpilin. Lakukan penarikan secara lembut dan perlahan-lahan untuk melahirkan selaput ketuban. Setelah plasenta lahir, maka diperiksa kelengkapannya, selaput ketuban apakah ada yang robek atau tertinggal. Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh
  1. Melakukan masase uterus ( rangsangan traktil pada fundus uteri ) dengan cara yaitu:
·        Letakkan telapak tangan pada fundus uteri kemudian gerakan tangan secara memutar pada fundus uteri sehingga uterus berkontraksi
·        Periksa uterus setelah satu hingga dua menit untuk memastikan bahwa uterus berkontraksi dengan baik. Jika uterus masih belum berkontraksi, ulangi lagi rangsangan traktil pada fundus uteri
·        Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama satu jam kedua pasca persalinan.
  1. Memantau jumlah perdarahan yang keluar pada kala III


VII.           EVALUASI
Plasenta lahir tanggal 08 Desember 2006 jam 16.50 WIB, lahir spontan, lengkap dengan selaput dan kotiledonnya, tidak ada robekan, diameter 19-20 cm, berat 500 gram, tebal 2 cm, panjang tali pusat 50 cm, dan insersi tali pusat sentralis. Perinium utuh tanpa ada ruptur, sedikit laserasi. Perdarahan kala III 120 cc.


KALA IV ( jam 16.50 WIB-18.50 Wib )

I.                    PENGKAJIAN

  1. SUBJEKTIF
-         ibu mengatakan perutnya terasa nyeri dan mulas
-         ibu mengatakan haus dan ingin minum

  1. OBJEKTIF
    • Plasenta telah lahir lengkap dengan selaput dan kotiledonnya
    • Berat plasenta 500 gram, diameter 19-20 cm, panjang 50 cm
    • Keadaan umum                        : baik
    • Kesadaran umum                      : compos mentis
    • Keadaan emosional                  : stabil
    • Keadaan kandung kemih           : kosong
    • Kontraksi uterus                       : baik
    • Tingi fundus uteri                       : sepusat
    • Perdarahan kala III                   : +120 cc
    • Pada perinium tidak ada ruptur
    • Tanda-tanda vital
- tekanan darah                        : 110/70 mmHg
- pernafasan                             : 24 kali/menit
- nadi                                       : 84 kali/menit
- suhu                                       : 36,5oC

II.                 IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA, DAN KEBUTUHAN
a. Diagnosa            : Ibu P1A0 dengan persalinan kala IV.
Dasar               : - bayi sudah lahir jam 16.40 wib
                               - plasenta lahir lengkap jam 16.50 wib
                               - tinggi fundus uteri sepusat

b. Masalah             : - mulas dan nyeri pada perut
                                - kurang nyaman karena pakaian basah dan kotor

c. Kebutuhan          : - penjelasan tentang mulas pada perut ibu
                                - personal higiene


III.               ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada


IV.              TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

V.                 PERENCANAAN
  1. Beri injeksi ergometin 1 ampul secara intramuskular
Rasionalisasi     : injeksi ergometin 1 ampul (10 unit) secara IM berguna untuk mempertahankan kontraksi uterus sehingga perdarahan post partum dapat berkurang atau dihindari sedini mungkin.
  1. Periksa kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pasca persalinan.
Rasionalisasi     : untuk memantau dan mengetahui apakah kontraksi uterus berlangsung dengan baik
  1. Osevasi tanda-tanda vital, perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 1 jam kedua pasca persalinan.
Rasionalisasi     : untuk memantau dan memonitor keadaan umum ibu sehingga dapat diketahui dengan segera bila terjadi kegawatdaruaratan pada diri si ibu.
  1. periksa Bandung kemih ibu apakah dalam keadaan kosong atau dalam keadaan penuh.
Rasionalisasi     : Bandung kemih yang kososng dapat membantu berlangsungnya kontraksi uterus sehingga jumlah perdarahan penting untuk diketahui sehingga resiko perdarahan dapat dihindari.
  1. ajari ibu melakukan masase sendiri dan anjurkan ibu untuk melakukan masase uterusnya sampai 2 jam pertama postpartum.
Rasionalisasi     : untuk mempertahankan dan menjaga agar kontraksi uterus tetap baik dan mencegah terjadinya perdarahan pasca persalinan.
  1. bersihkan seluruh badan ibu dan pakaikan pakaian yang bersih dan kering dan gunakan pembalut untuk memantau perdarahan ibu.
Rasionalisasi     : agar ibu merasa lebih segar dan nyaman, dan perdarahan akan lebih mudah terkontrol dengan baik.
  1. berikan makanan dan minutan pada ibu.
rasionalisasi      : makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh ibu akan mensuplai energi ibu yang sudah terkuras abis pada saat proses persalinan kala II dan III yang telah berlangsung serta memulihkan keadaan umum dan kondisi ibu.
  1. anjurkan ibu untuk segera menyususi bayinya.
Rasionalisasi     : ASI hádala cairan dan nutrisi yang terbaik bagi si bayi, dan hisapan pada puting ibu dapat merangsang hormon oksitosan yang dapat meningkatkan produksi ASI dan meningkatkan kontraksi uterus yang dapat mencegah perdarahan.
  1. anjurkan pada ibu untuk istirahat dan jelaskan pada ibu akan pentingnya istirahat bagi diri ibu.
Rasionalisasi     : istirahat yang cukup dapat membantu memulihkan keadaan umum dan tenaga ibu estela proses persalinan yang begitu melelahkan.
  1. jelaskan pada ibu untuk mulai pergerakan atau movilizáis sekurang-kurangnya 6 jam pasca persalinan.
Rasionalisasi     : movilizáis dini dapat memperlancar peredadaran darah ibu sehingga mencegah terjadinya tromboflebitis pada diri ibu.  


VI.              IMPLEMENTASI
  1. memberikan injeksi ergometrin 10 unit secara intra muscular segera estela placenta lahir.
  2. memeriksa kontraksi uterus setiap 15 menit sekali selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama 1 jam kedua pasca persalinan.
  3. mengobservasi tanda-tanda vital (tekanan darah, pernafasan, nadi, dan suhu) serta jumlah perdarahan setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan 30 menit selama 1 jam kedua pasca persalinan.
  4. memeriksa kandung kemih ibu apakah dalam keadaan kososng atau penuh dan menganjurkan ibu untuk mau BAK setiap kali kandung kemih terasa penuh.
  5. mengajarkan pada ibu atau anggota keluarganya tentang bagaimana cara memeriksa dan merangsang kontraksi uterus yaitu dengan cara memijat perut dengan kedua tangan si ibu.
  6. mmbersihkan seluruh badan si ibu dengan washlap bersih dan dengan air hangat, mengeringkan badan ibu dengan handuk bersih dan mengganti pakaian ibu dengan yang bersih dan kering, serta menggunakan pembalut wanita pada pakaian dalam ibu.
  7. memberikan ibu nasi dan sayur sop hangat serta minum segelas ais susu hangat setiap hari 3 kali sehari.
  8. menganjurkan pada ibu untuk segera menyusui dini, yaitu 30 menit setelah bayi lahir dan menganjurkan pada ibu agar menyusui bayinya dengan asi eksklusif selama 6 bulan.
  9. menganjurkan pada ibu untuk istirahat sejenaak dan diharapkan anggota keluarganya memberikan ketenangan kepada si ibu.
  10. menjelaskan pada si ibu untuk memulai mobilisasi dini sekurang-kurangnya 6 jam setelah melahirkan dengan cara berjalan-jalan di sekitar ruangan atau menjemur bayinya dipagi hari.

VII.            EVALUASI
Hari kamis, tanggal 8 Desember 2006, jam 20.00 wib
1. keadaan umum   : baik
2. kesadaran umum : compos mentis
3. keadaan emosional         : stabil
4. kontraksi uterus  : baik
5. tinggi fundus uteri            : dua jari di bawah pusat
6. perdarahan kala IV         : + 100 cc
7. tanda-tanda vital :
·        Tekanan darah  : 110/70 mmHg
·        Pernafasan        : 24 kali/menit
·        Nadi                 : 88 kali/menit
·        Suhu                 : 36,8oC
·        Ibu dan Bayi     : dalam keadaan sehat


Tidak ada komentar: