Pada pengkajian subjektif nifas Ny.R didapatkan data bahwa ibu merasa mulas pada perutnya juga rasa pusing dan lemas, serta ASI yang keluar masih sedikit
Pada data Objektif yaitu didapatkan hasil keadaan umum ibu lemas, TD ibu 100/60, nadi 80 x/menit, pernafasan 20 x/menit, konjungtiva pucat, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, uterus teraba bulat, perdarahan normal, dan perineum tidak ada luka jahitan. Pengeluaran pervaginam lochea rubra.
Pemeriksaan postnatal meliputi
- keadan umum
- keadaan payudara dan puting
- keadaan perineum
- kandung kemih apakah ada sistokel dan rektokel
- rectum
- apakah ada flour albus
- keadaan serviks dan perineum
Diagnosa ibu : Ibu P2A0 post partum hari pertama
Tindakan yang dilakukan yaitu menganjurkan ibu untuk beristirahat apabila bayinya sedang tidur, memberikan ibu makan dan minum dengan gizi seimbang, memberikan penjelasan kepada ibu bahwa mulas yang dialami adalah wajar dikarenakan uterus yang kembali ke bentuk semula. Mengajarkan ibu personal hygine yang baik, mengajarkan ibu untuk melakukan perawatan payudara, dan memberikan ASI eksklusif pada bayi. Serta memberikan obat amoxilin 500 mg 3x1, paracetamol 500 mg 3x1, dan Fe 1x1
Perubahan-perubahan fisiologis pada masa nifas (Obstetri Fisiologi UNPAD, hal 315 – 318) :
1. Involusi Uterus
Uterus berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. Untuk mengembalikan uterus ke bentuk semula ini, otot-otot uterus berkontraksi. Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah janin dan plasenta lahir namun mengakibatkan after pains atau rasa mules pada perut ibu terutama pada 2-3 hari pertama postpartum. (Ilmu Kebidanan : 238)
Involusi | TFU | Berat Uterus |
Bayi Lahir Uri Lahir 1 Minggu 2 Minggu 6 Minggu 8 Minggu | Setinggi pusat 2 jari bawah pusat Pertengahan pusat simfifis Tidak teraba diatas simfifis Bertambah kecil Sebesar normal | 1000 gr 750 gr 500 gr 350 gr 50 gr 30 gr |
TFU 2 jari di bawah pusat
2. Laktasi
Setelah partus, pengaruh penekanan dari estrogen dan progesteron teehadap hipofisis hilang. Timbul pengaruh hipofisis kembali, antara lain lactogenic hormone (prolaktin)yang akan dihasilkan pula. Mammae yang telah dipersiapkan pada masa kehamilan terpengaruhi, dengan akibat kelenjar-kelenjar berisi air susu. Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar susu berkontraksi, sehingga pengeluaran susu dihasilkan. Umumnya produksi air susu baru berlangsung betul pada hari 2-3 postpartum. Pada hari-hari pertama air susu mengandung kolostrum, yang merupakan cairan kuning yang lebih kental daripada air susu, mengandung lebih banyak protein albumin dan globulin dan benda-benda kolostrum dengan diameter 0,001-0,025 mm yang berfungsi sebagai imunoglobulin pada tubuh bayi. Salah satu rangsangan terbaik pengeluaran air susu itu adalah isapan bayi itu sendiri. Kadar prolaktin akan meningkat denagn perangsangan fisik pada puting. Dengan menyusui bayi akan megakibatkan peningkatan produksi prolaktin dan dengan demikian akan mengakibatkan peningkatan produksi ASI dan dengan isapan bayi maka oksitosin akan dikeluarkan juga dan hal ini akan membantu kontraksi uterus dalam berinvolusi. (Ilmu Kebidanan : 240)
Sedangkan perawatan konservatif terhadap atonia uteri yaitu pemberian antibiotik amoxillin 3 x 500 mg, melanjutkan pemberian infus RL plabottle ke 4 menggunakan jarum ukuran 16-18 dengan kecepatan 20 tetes/menit pada vena radialis di tangan kiri sampai keadaan ibu benar-benar stabil tanpa ditambahkan oksitosin serta, pemberian tablet Fe 1 x 200 mg dan nutrisi yang adekuat.
(Pengantar Kuliah Obstetri, 813)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar