Persalinan Normal
Ialah serangkaian kejadian yang berkaitan dan berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan plasenta dan selaput janin dari tubuh bayi.
Sebab-sebab terjadinya persalinan:
- Turunya hormon estrogen dan progesteron
- Uterus yang makin lama makin membesar
- Nutrisi janin menurun
- Tekanan pada ganglion servikal dan fleksus prankenhouser yang menghasilkan kontraksi uterus.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan:
- Power : his dan tenaga mengejang
- Passage : jalan lahir
- Passangger : janin, berat badan, letak, presentasi, dan posisi janin.
Jenis-Jenis Persalinan:
- Prsalinan sepontan
Ialah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
- Persalinan buatan
Ialah persalinan yang dibantu tenaga dari luar, seperti: forceps, secti, caesaria, cavum extraksi.
- Persalinan anfuran
Ialah persalinan yang berlangsung setelah dilakukan suatu tindakan missalnya, pemecahan ketuban dan pemberian oxytosin.
Gestose
Ialah penyakit yang kahas dalam kehamilan, ada 2 macam:
- Gesosa dini yang timbul pada hamil muda ialah hiperemesis gravidarum
- Getosa lambat yang timbul pada kehamilan lanjut ialah hipertensi dalam kehamilan
Penyakit hipertensi yang khas dalam kehamilan merupkan penyakit hipertensif yang tidak disertai kejang disebut Preeklamsia dan pada tingkat kejang disebut Eklamsia.
PRE-EKLAMPSIA BERAT (PEB)
Pre-eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Umumnya terjadi pada triwulan III dalam kehamilan, tetapi dapatterjadi sebelumnya seperti pada kasus molahidatidosa.
Frekuensi Kejadian
Primipara underng berfrekuensi lebih tinggi untuk terjadinya pre-eklamsia, terutama primipara muda bila dibandingkan dengan miltipara.
Faktor Predisposisi Terjadinya Pre-Eklampsia Berat (PEB)
Kehamilan dengan DM, molahidatidosa, kehamilan ganda, hidrofetalis, usia ibu saat hamil >35 tahun dan Obesitas.
Gambaran Klinik
Tanda-tanda Pre-Eklampsia timbul dalam urutan:
- Pertambahan BB (Karena Retensi Cairan)
- Edema (biasanya terjadi pada wajah dan kaki)
- Hipertensi (tekanan diastolic >100 mmHg) dan tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg.
- Proteinuria (+1 untuk PER, +2 untuk PEB dan Eklamsia ( bisa juga +3)
Uji Diagnostik Pre-Eklampsia:
- Uji diagnostik dasar
- Pengukuran TD
- Analisis protein dalam urin
- Pemeriksaan endema
- Pemeriksa TFU
- Pemeriksa Funduskopi
- Uji laboratorium dasar
- Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi eritrosity pada sediaan apusan darah tepi)
- Pemeriksaan fungsi faal hati (bilirubin,protein serum, aspartat, amniotransitrase dan sebagainya)
- Pemeriksaan fungsi ginjal
- Uji untuk meramalkan hipertensi
- Roll over test
- Pemberian infus angiostein II
Penanganan Pre-Eklampsia Berat (PEB) dan Eklampsia
Penanganan pre-eklampsia berat dan eklampsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya ejang pada Eklampsia.
Penanganan Kejang:
1. Beri obat konvulsan
2. Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, sedotan, masker o2 dan Oksigen).
3. Lindungi pasien dari kemungkinan trauma
4. Aspirasi mulut dan tenggorokan
5. Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi trendelenberg untuk mengurangi aspirasi.
6. Beri o2 4-6 lt. / menit
Penanganan Umum:
1. Jika tekanan diastolik >100mmHg, maka berikan anti hipertensi, sampai tekanan dastolik dibawah 100mmHg
2. Pasang infuse RL dengan jarum besar (16 geuge atau lebih) untuk persiapan transfuse
3. Ukur keseibangan cairan, jangan terlalu overload
4. Kateterisasi urin untuk pengeluara cairan dan proteinuria. (Urin)
5. Jika jumlah urin <30 ml / jam, maka:
- Infuse cairan dipertahankan 11/8 jam
- Pantau kemungkinan endema paru
6. Jangan tinggalkan pasien sendiri. Kejang disertai aspirasi dapat menyebabkan kematian ibu dan janin
7. Observasi tanda-tanda vital, reflkes patella dan DJJ setiap jam atau setiap 30 menit
8. Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru. Krepetasi merupakan tanda endema paru, stop pemberian cairan dan berikan deuretik
9. Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bed-side. Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit, kemungkinan terjadi koagulopati
Antikonvulsan
MgSO4 (Magnesium Sulfat)
Sebelum pemberian MgSO4, periksa dan pastikan:
- Frekuensi pernafasan >16x/menit
- Reflek patella (+) kanan dan kiri
- Urin >600ml dalam 24 jam
Dosis Awal
1. MgSO4, 2 gram 40% 5ml, masukan secara IV selama 5 menit diikuti pemberian 12 gr MgSO4 40% 30 ml dimasukan dalam botol infuse RL (jumlah tetesan 15x / menit)
Dosis Pemeliharaan
1. Pemberian 12gr MgSO4= 30ml untuk 6-8 jam
2. Dosis perawatan 36-48 jam / 24 jam
Persiapan Antidotum
- Jika terjadi henti nafas, bantu dengan ventilator
- Beri kalsium gulkonas 2gr (20ml dalam larutan10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi.
§ Persalinan harus berlangsung dalam waktu 24 jam pada PEB, sedangkan pada Eklampsia persalinan harus terjadi dalam waktu 12 jam
§ Jika terjadi awat janin, lakukan SC dan perhatikan:
- Tidak terjadi koagulopati
- Anestesi yang aman / terpilih adalah anastesi umum. Jangan lakukan anestesi lokal, sedangkan anastesi spinal berhubungan dengan resiko hipotensi.
§ Jika anestesi umum tidak tersedia, atau janin mati, aterm atau kecil, lakukan persalinan pervaginam
- Jika pervaginam, serviks matang lakukan induksi dengan oksitosin 2-5 IU dalam 500ml dekstrose 10 tetes / menit atau dengan prostaglandin.
LANDASAN TEORI KB
KELUARGA BERENCANA
Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan :
- Tujuan Umum :
Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS.
- Tujuan pokok :
Penurunan angka kelahiran yang bermakna,guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkategorikan 3 fase untuk mencapai sasaran yaitu:
· Fase menunda perkawinan/kesuburan
· Fase menjarangkan kehamilan
· Fase menghentikan/mengakhiri kesuburan
Macam-Macam Metode Kontrasepsi
- Metode Sederhana
1) Tanpa Alat
a. KB Alamiah =
· Natural Family Planning
· Fertility Awarreness Methods
· Periodic Abstinens
· Metode Rhythm
· Pantang berkala
· Metode Kalender (Ogino-Knauss)
· Metode suhu badan basal (Thermal)
· Metode lender Serviks (Billing)
· Metode Sympto Thermal
b. Coitus Interuptus
2) Dengan Alat
a) Mekanis
· Kondom pria
· Barier intravaginal
Ø Diafragma
Ø Kap serviks
Ø Spons ( sponge)
Ø Kondom wanita
b) Kimiawi
Spermisid :
Ø Vaginal cream
Ø Vaginal foam
Ø Vaginal jelly
Ø Vaginal suppositoria
Ø Vaginal tablet
Ø Vaginal soluble film
- Metode Modern
1) Kontrasepsi Hormonal
a) Per-Oral
Ø Pil Oral Kombinasi (POK)
Ø Mini Pil
Ø Morning After pil
b) Injeksi/ suntikan
Ø DMPA
Ø NET_EN
Ø Microsphere
Ø Microcapsules
c) Sub-Kutis/ Implant
Ø Implant non biodegradable (Norplant,Norplant-2,ST-1435,Implanon)
Ø Implant biodegradable (Capronor,Pellets)
2) Intra Uterine Device (IUD)/ AKDR
3) Kontrasepsi Mantap:
a) Pada Wanita
§ Penyinaran
ü Radiasi sinar X,radium cobalt dan lain-lain
ü Sinar Laser
§ Operatif, Medis Operatif Wanita
ü Ligasi tuba falopii
ü Elektro koagulasi tuba falopii
ü Fimbriektomi
ü Salpingektomi
ü Ovarektomi bilateral
ü Histerektomi
ü Fimbriotexy (fimbrial cap)
ü ovaroitexy
§ Penyumbatan tuba falopii secara mekanis:
ü Penjepitan tuba falopii (hemoclip,tubal band,falope ring,yoon band,spring-loaded clip,filshie clip)
ü Solid plugs (solid silastic intra tubal device,polyethylene plug,ceramik dan proplast plugs,Dacron dan Teflon plugs)
§ Penyumbatan tuba falopii secara kimiawi:
ü Phenol (carbolic acid) compounds)
ü Quinacrine
ü Methyl-2 cyanoacrylate (MCA)
ü Ag- Nitrat
ü Gelatin-resorcinol-formaldehide (GRF)
ü Ovabloc
b) Pada Pria
§ Medis Operatif Pria
ü Vasektomi/ vasektomi tanpa pisau (VTP)
§ Penyumbatan Vas-Deferens secara mekanis :
ü Penjepitan Vas-deferens
ü Plugs
ü Intra Vas Device
ü Vas Values
§ Penyumbatan vas-deferens secara kimiawi (Quinacrine,Ethand,Ag-Nitrat)
Semua jenis kontrasepsi diatas mempunyai keuntungan kerugian dan cara pakai yang berbeda-beda. Di bawah ini akan dikelaskan secara rinci mengenai kontrasepsi Pil Oral Kombinasi.
PIL ORAL KOMBINASI
Merupakan salah satu alat kontrasepsi berupa pil (tablet salut gula) yang berisi hormon estrogen dan progesteron ataupun sintetisnya.
Profil
- Efektif dan reversibe
- Harus diminum setiap hari
- Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual,nyeri pada payudara dan perdarahan bercak yang tidak berbahaya yang akan segera hilang.
- Efek samping serius jarang terjadi
- Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak maupun yang belum mempunyai anak.
- Dapat mulai diminum setiap saat bila yakin tidak sedang hamil.
- Tidak di anjurkan pada ibu yang menyusui karena dapat menekan produksi ASI.
- Dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi darurat.
Jenis-Jenis POK
- Monofasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
- Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
- Trifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormone aktif estrogen/progesterone (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
Cara Kerja POK
§ Menekan produksi ASI
§ Mencegah implantasi
§ Lender serviks mengental,sehingga sulit dilalui sperma
§ Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur akan terganggu pula.
Manfaat dan Keuntungan POK
1) Efektivitasnya tinggi, angka kegagalan teoritis sekitar 0,1%(dari 1000 orang pemakai POK hanya 1 wanita yang mungkin mengalami kehamilan),dalam praktek angka kegagalan sekitar 0,7-7%.
2) Melindungi dari PID
3) Melindungi dari acne
4) Melindungi terhadap kehamilan ektopik di banding tanpa KB
5) Melindungi terhadap karsinoma endometrium,karsinoma ovarium, dan penyakit jinak pada payudaradibandingkan tanpa KB
6) Pada siklus haid :
o Mengurangi rasa nyeri salama haid (dismenorhoea) karena POK diduga meghambat produksi prostaglandin
o Mengurangi lama hari perdarahan
o Mengurangi jumlah darah haid
o Menyebabkan siklus haid teratur
o Meniadakan mittelscmerz( sakit yang timbul saat ovulasi)
o Mengurangi anemia (Fe- Defisiensi)
o Kadang-kadang mengurangi ketegangan pra-haid (gelisah,mudah tersinggung,emosi yang tidak stabil dan depresi) yang terjadi 7-10 hari sebelum haid datang.
7) Dapat digunakan untuk menjarangkan kelahiran selama perempuan masih ingin menggunakannya untuk mencegah kehamilan
8) Dapat digunakan sjak usia remaja hingga menopause
9) Mudah dihentikan setiap saat
10) Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
11) Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Efek Samping Penggunaan POK
1) Gejala-gejala “pseudo-pregnancy” karena estrogen berlebihan :
v Mual-muntah pada 3 bulan pertama penggunaan
v Pusing/sakit kepala
v Payudara membesar (terasa penuh) dn terasa nyeri
v Oedema atau retensi cairan tubuh
v Berat badan bertambah
2) Gejala-gejala “pseudo-pregnancy” karena progesterone berlebihan :
v Nafsu makan bertambah besar
v Rasa lelah
v Depresi dan perubahan suasana hati
v Penambahan berat badan
3) Penurunan gairah seks
4) Dapat meningkatkan tekanan darah sehingga meningkatkan resiko stroke pada wanita usia 35 tahun keatas dan perokok berat.
Keterbatasan POK :
1) Membosankan karena harus tiap hari meminum pil
2) Adanya factor lupa dari akseptor
3) Tidak dapat mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual),HBV, HIV/AIDS.
Yang dapat menggunakan POK :
1) Usia reproduksi
2) Telah memiliki anak ataupun belum mempunyai anak
3) Gemuk/kurus
4) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6) Setelah melahirkan enam bulan dan tidak memberikan ASI Eksklusif
7) Pacsa keguguran
8) Nyeri haid hebat
9) Siklus hadi tidak teratur
10) Riwayat kehamilan ektopik
11) Kelinan payudara jinak
12) Kencing manis tanpa komplikasi pda ginjal,pembuluh darah,mata dan syaraf.
Yang tidak dapat menggunakan POK:
1) Hamil atau dicurigai hamil
2) Menyusui eksklusif
3) perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
4) penyakit hati akut( hepatitis)
5) perokok dengan usia >35 tahun
6) riwayat pwnyakit jantung, stroke,atau tekanan darah tinggi >180/110 mmHg
7) riwayat diabetes mellitus > 20 tahun
8) kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
9) migraine
10) riwayat epilepsi
Waktu Minum POK
ü Bila baru mulai menggunakan POK gunakan kontrasepsi lain sebagai cadagan seperti kondom
ü Kontpasepsi PO dapat diminum pada :
§ Hari pertama haid
§ Hari kelima haid
§ Minggu pertama setelah haid, tapi perlu memakai kondom dalam minggu pertama atau tidak coitus sampai hari ke 14
§ Hari-hari biasa bila yakin tidak hamil
ü Setelah melihirkan :
· Setelah 6 bulan pemberian ASI eksklusif
· Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
· Pasca keguguran( segera atau dalam waktu 7 hari
ü Bila berhenti memakai kontrasepsi suntik, dan ingin menggunakan kontrasepsi pil KB Kombinasi maka pil dapat langsung diberikan tanpa perlu menunggu haid
Cara Minum POK
1) Minum POK setiap hari sampai habis seluruhnya dan bila minum kemasan 28 hari dapat langsung di sambung kemasan berikutnya. Apabila minum kemasan 28 hari dapat dihentikan minum selama 1 minggu (7 hari) kemudian mulai lagi dengan kemasan baru pada hari ke delapan.
2) Minum POK disekitar waktu-waktu kegiatan yang sering dilakukan stiap hari, misal pada waktu makan malam atau menjelang tidur.
3) Periksa bungkus kemasan pil oral pada pagi hari untuk memastikan telah meminum sebelumnya.
4) Bila lupa minum 1 pil oral segera minum pil oral yang terlupa dan minumpil oral selanjutnya pada waktunya meskipun anda minum 2 pil pada hari yang sama.
5) Bila lupa minum 2 pil oral, segeraminum 2 setelah teringat, kemudian minum la 2 pil pada hari berikutnya.
6) Bila lupa minum 3 pil oral, segera minum 2 pil setelah teringat,kemudian minum lagi 2 pil pada hari berikutnya berturut-turut dari baris 7 pil oral aktif terakhir.
Tanda-Tanda Bahaya Pil Oral
a) Sakit abdomen yang hebat, kemungkinan:
o Penyakit kandung empedu
o Adenoma hepar
o Bekuan darah
o Pankreatitis
b) Sakit dada yang hebat,” nafas pendek” atau hemoptoe kemungkinan :
o Bekuan darah didalam paru-aru
o Miokard infark
c) Sakit kepala yang hebat,kemungkinannya :
o Stroke/ CVA
o Hipertensi
o Sakit kepala/ migraine
d) Gangguan pada mataseperti penglihatan buram, cahaya yang berkilat-kilat atau hilangnya visus, kemungkinannya :
o Stroke
o Hipertensi
e) Sakit tungkai bawah yang hebat, betis atau paha, kemungkinannya :
o Bekuan darah di dalam tungkai bawah.
Penanganan Efek samping dari Penggunaan POK :
1) Amenorea
Penangannya :
· Melakukan test B-HCG yang sensitive untuk menyingkirkan kemungkinan hamil
· Memberi pil oral progestin lebih tinggi guna membangun pengembangan endometriumyang lebih besar
· Member pil oral dengan potensi estrogen lebih tinggi/ estrogeneksogen tambahan untuk waktu tertentu
· Bila Amenorea menetap untk 3-6 bulandan tidak menunjukkan respon pada penggantian pil oral, pertimbangkan untuk melakukan evaluasi terhadap hiper-prolaktinemia, depresi, amenorea pada olahragawati dengan latihan yang berat
2) Perdarahan bercak( spotting) dan perdarahan menyerupai haid (Breakthrough bleeding)
· Konseling pada ibu bahwa spotting akan berkurang secara dramatis setelah 4 bulan
· Anjurrkan pada ibu untuk terus mengkonsumsi pil oral-nya bila terjadi perdarahan tepat sebelum waktunya
· Anjurkan pada ibu untuk segera berkunjung kembali apabila perdarahan menjadi semakin hebat
3) Payudara terasa penuh atau nyeri (mastalgia)
Setelah menyingkirkan kemungkinan kehamilan dan karsinoma payudara, anjurkan pada ibu untuk:
· Ganti pil oral dengan estrogen dosis rendah atau kedua-duanya, atau hentikan pemakaian dan ganti dengan metode kontrasepsi lain
· Hindari gerakan badan yang berlebihan dan mengguncang payudara agar gejalanya membaik
· Gunakan BH yang baik atau menunjang payudara
· Beri vitamin E 400 IU 2x sehari untuk mengurangi gejala-gejala nyeri payudara fibrokistik
· Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan payudara ( mamografi) bila umurnya > 35 tahun meskipun tidak ditemukan masa.
4) Gangguan penglihatan
Penanganannya :
· Bila timbul gangguan penglihatan (transient, total, atau partial), segera hentikan piloral-nya dan rujuk ke ahli penyakit mata atau ahli penyakit syaraf
· Bila gejala-gejala gangguan penglihatan menyertai rasa sakit kepala(migraine) paling baik untuk segera menghentikan pemakaian pil oral-nya
· Rujuk ke ahli penyakit syaraf apabila ada kelainan neurologis yang menyertai gejala-gejala gangguan penglihatan
5) Sakit kepala
Penangannya :
· Hentikan pemakaian pil oral-nya atau ganti dengan preparat lain yang aktivitas estrogenic/progestinnya lebih rendah
· Sakit kepala pada akseptor piloral harus di tanggapi dengan serius karena dapat merupakan tanda bahaya utama yang mendahului CVA
6) Mual (Nausea)
Penangannya :
· Pertimbangkan penggantian ke pil oral estrogen dosis rendah atau pil oral progestin saja
· Konseling bahwa mual akan berkurangsetelah pemakaian pil oral beberapa siklus
· Satu pola minum pil oral yang efektif untuk mengurangi mual muntahadalah pada saat setiap makan malam
· Bila muntah dalam 1 jam setelah minum pil oral, akseptor harus minum 1 pil ekstra dari bungkus lain sebagai ganti pil oral yang dimuntahkannya.
7) Bertambah Berat Badan
Penangannya :
· Kurangi dosis estrogen dan progesterone atau hentikan pil oral bila akseptormengalami pertambahan BB yang siklis karena retensi cairan.
· Pindah ke pil oral dengan dosis lebih rendah bila akseptor mengalami pertambahan BB yang disebabkan bertambahnya jaringan payudara dan lemak sub kutan terutama di pinggul dan di paha.
· Pindah ke pil oral androgenic dosis rendah bila akseptor mengalami efek anabolic dan berat badan yang terus bertamba, kadang diperlukan penghentian pil oral.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar