Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

LANDASAN TEORI KEHAMILAN NORMAL




1.      PENGERTIAN
Kehamilan / fertilisasi adalah terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sel mani (spermatozoa) dengan sel telur (ovum). Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya seluruh hasil konsepsi. Lamanya kehamilan adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT).

2.      TANDA-TANDA KEHAMILAN
a.       Tanda-tanda pasti
             Tanda-tanda objektif yang semuanya didapat oleh pemeriksa.
*    Pada palpasi dirasakan bagian janin, ballottement serta gerakan janin.
*    Pada auskultasi terdengar Denyut Jantung Janin.
*    Pada pemeriksaan dengan USG atau Scanning dapat dilihat gambar janin.
*    Pada pemeriksaan dengan sinar x, dapat dilihat  rangka janin.

b.      Tanda-tanda mungkin atau tidak pasti
*   Adanya pembesaran, perubahan bentuk dan konsistensi rahim dan perut ( Tanda Piskacek dan Hegar ).
*   Adanya selaput lendir vulva dan vagina membiru ( Tanda Chadwick )
*   Adanya perubahan pada serviks, yaitu menjadi lunak.
*   Adanya kontraksi Braxton Hicks.
*   Beta HCG pada Kehamilan positif.

c.       Tanda-tanda  dugaan hamil
*   Amenorrhoe (terlambat datang bulan). Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya ovulasi.
*   Mual dan muntah yang terjadi pada bulan pertama kehamilan karena sering terjadi di pagi hari maka sering disebut morning sickness
*   Mengidam (keinginan wanita hamil untuk makan makanan tertentu.
*   Sinkope (pingsan)
Terjadi akibat gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan ischemia susunan syaraf pusat, keadaan ini akan hilang pada minggu ke 16.
*   Sering miksi
*   Konstipasi yang terjadi akibat pengaruh progesterone yang menghambat peristalatic usus sehingga sulit BAB
*   Mamae tegang
Akibat pengaruh estrogen, progesterone dan somatotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada mamae sehingga mamae menjadi tegang dan besar.

3.      PERUBAHAN FISIOLOGIS SELAMA KEHAMILAN
a.    Uterus
     Uterus bertambah besar, dari yang beratnya 30 gram menjadi 1000 gram dengan      ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm dan ukuran muka belakang 22 cm.
     Pembesaran ini disebabkan oleh hipertrofi otot-otot rahim. Pada bulan-bulan             pertama, pertumbuhan uterus disebut pertumbuhan aktif karena memang dinding           rahim menjadi tebal disebabkan pengaruh hormone estrogen pada otot-otot rahim. Kira-kira pada bulan ke IV pertumbuhan rahim diregang oleh isinya dan disebut      pertumbuhan pasif.

     Hubungan umur kehamilan (bulan), besar uterus dan tinggi fundus uteri
Akhir bulan
Besar fundus
Tinggi fundus uteri
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lebih dari biasa
Telur bebek
Telur angsa
Kepala bayi
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa
Kepala dewasa

Palpasi belum teraba
Dibelakang sympisis
1-2 jari diatas sympisis
Pertengahan symphisis –pusat
2-3 jari dibawah pusat
Kira-kira setinggi pusat
2-3 jari diatas pusat
Pertengahan pusat-proc. xyphadeus
3 jari dibawah Px atau setinggi PX
Sama dengan usia kehamilan 8 bulan namun melebar



b.    Cervik uteri
Terjadi peningkatan hormone menyebabkan hipersekresi kelenjar serviks sehingga serviks menjadi lunak
c.    Vagina
     Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya    membiru (tanda Chadwick). Kekenyalan (elastisitas) vagina bertambah, artinya         daya regangnya bertambah, sebagai persiapan persalinan.
d.    Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpusluteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu
e.    Payudara
Payudara dan putting susu biasanya membesar dan tegang karena pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktuli dan alveoli. Daerah areola menjadi lebih hitam karena deposit pigmen berlebihan. Terdapat kolostrum bila kehamilan lebih dari 12 minggu.
f.       Kulit
     Pigmentasi kulit terjadi kira-kira minggu ke 12 atau lebih, timbul di pipi, hidung,         dan dahi yang dikenal sebagai kloasma gravidarum. Ini terjadi karena pengaruh           hormone plasenta yang merangsang melanophor dan kulit.
g.    Darah
     Volume darah bertambah, baik plasma maupun eritrositnya. Tetapi penambahan        volume plasma yang disebabkan oleh hydraemia lebih  menonjol hingga kadar Hb     menurun.
h.    Penambahan Berat Badan
     Penimbangan berat badan pada saat pemeriksaan kehamilan sangat penting karena    kenaikan berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi air yang berlebih       yang merupakan gejala dini dari Toksomia Gravidarum, atau menandakan     pertumbuhan janin yang besar seperti pada ibu dengan penyakit Diabetes Mellitus          atau kemungkinan bayi kembar.
i.      Sistem respirasi
Seorang wanita hamil dalam kelanjutan kehamilanya tidak jarang mengeluh rasa sesak dan pendek nafas. Hal ini ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas. Oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma sehingga diafragma kurng leluasa bergerak
j.      Traktus urinarius
Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesteron. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar daripada ureter kiri, karena mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan ureter kiri. Hal ini disebabkan oleh karena uterus lebih sering memutar kearah kanan atau letak kolon dan sigmoid berada dibelakang kiri uterus.

4.      PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Pemeriksaan kehamilan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan.
Jadwal pemeriksaan kehamilan adalah :
1. Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Periksa ulang :
a. setiap bulan sampai umur kehamilan 6-7 bulan.
b. setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8 bulan.
c. setiap I minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai menjelang persalinan.
3. Pemeriksaan khusus bila ada keluhan tertentu.

Pemeriksaan yang dilakukan pada ibu hamil diantaranya,yaitu :
1. Anamnesa pasien
a.       Identitas Pasien
      Berisi nama, umur, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat dan identitas pasien dan suaminya. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam identifikasi pasien dan menentukan status sosial ekonominya yang harus kita ketahui; misalnya untuk menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan diberikan.
b.      Keluhan utama
      Berisi alasan apa ibu datang memeriksakan kehamilannya.
c.       Riwayat menstruasi
    Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal alat kandungan. Haid terakhir, teratur tidaknya haid, dan siklusnya dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan.
d.      Kehamilan Sekarang
      Memperhatikan keluhan-keluhan yang dialami ibu untuk memberikan pengobatan dan asuhan yang tepat.
e.       Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
      Pertanyaan ini sangat mempengaruhi prognosa persalinan dan pimpinan persalinan, karena jalannya persalinan yang lampau adalah hasil ujian –ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan.
f.        Tentang Perkawinan
            Anamnesa tentang perkawinan digunakan untuk memperhitungkan dalam pimpinan persalinan. Menentukan arti besarnya kehadiran seorang anak (anak mahal)
g.       Riwayat Kesehatan
            Bagaimana kondisi kesehatan ibu, apakah ibu pernah sakit keras / dioperasi, bagaimana nafsu makan, miksi, dan defekasi. Dari anamnesa tersebut, kita harus mempunyai kesan tentang keadaan penderita dan kemudian akan dicocokkan dengan pendapatan dari pemeriksaan badan ibu.
h.       Riwayat kesehatan keluarga
      Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar, atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan.

2. Pemeriksaan
                  a.       Pemeriksaan Umum
                  b.       Pemeriksaan Khusus Kebidanan

·      Pemeriksaan Umum
        Berisi tentang        :
1.      Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran.
2.      Adakah anemia, cyanose, ikhterus, atau dyspnoe.
3.      Keadaan jantung dan paru-paru.
4.      Adakah Oedema
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia gravidarum atau tekanan rahim yang membesar pada vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh hypovitaminose B1, hypoproteinemia dan penyakit jantung.
5.      Refleks
Yang diperiksa adalah refleks kaki (patella). Refleks lutut negatif pada hypovitaminose B1 dan penyakit urat syaraf.
6.      Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan Darah orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolis dan 90 diastolis. Juga perubahan 30 sistolis dan 15 diastolis di atas tensi sebelum hamil menandakan Toxaemia Gravidarum.
7.      Berat Badan
Berat Badan ibu dalam triwulan ke-3 tidak boleh tambah lebih dari 1 kg semingguatau 3 kg sebulan. Penambahan berat badan selama kehamilan, yang normal adalah  berkisar antara 9-12 kg. Penambahan berat badan yang lebih dari batas-batas tersebut di atas disebabkan oleh penimbunan (retensi) air dan disebut praoedema.
8.      Pemeriksaan Laboratorium
ü  Urine
Yang diperiksa adalah kandungan glukosa, zat putih telur dan sedimen.
Adanya glukosa dalam urine orang hamil harus dianggap sebagai gejala penyakit diabetes, kecuali kalau kita bisa membuktikan ada hal lain yang menyebabkannya.
Pada akhir kehamilan dan dalam nifas, reaksi reduksi dapat menjadi positif oleh adanya laktosa dalam air kencing.
Zat putih telur positif dalam air kencing pada nefritis, toxaemia gravidarum dan radang dari saluran kencing.
ü  Darah
Dalam pemeriksaan darah, ditentukan kadar Hb, sekali 3 bulan karena pada orang hamil sering timbul anemia karena defisiensi Fe.
Pemeriksaan golongan darah dilakukan untuk menentukan supaya kita cepat dapat mencarikan darah yang cocok jik penderita perlu transfusi.
ü  Faeces
            Feses diperiksa untuk mengetahui apakah terdapat telur-telur


·      Pemeriksaan Kebidanan
        Dibagi dalam :
1.      Inspeksi (periksa pandang)
2.      Palpasi (periksa raba)
3.      Auskultasi (periksa dengar)

1.  Inspeksi
Ø   Muka
Periksa adanya kloasma, keadaan selaput mata ( konjungtiva dan sklera untuk mengetahui ikhterik/anikhterik atau anemis/ananemis), adakah oedema pada muka, keadaan lidah dan gigi.
Ø   Leher
Periksa adanya pembesaran pada kelenjar Thyroid dan kelenjar Limfe. Apakah terdapat bendungan pada vena jugularis (misalnya pada penderita penyakit jantung)
Ø   Dada
Periksa bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan keadaan putting susu, adakah colostrum.
Ø   Perut
Lihat pembesaran pada perut, perut membesar ke depan atau membesar ke samping, keadaan pusat, pigmentasi di linea alba, nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim (pada kehamilan lanjut), adakah striae gravidarum atau bekas luka.
Ø   Vulva
Lihat keadaan perineum, adakah varises, tanda Chadwick, dan fluor.
Ø   Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
Periksa adanya varises, oedema, luka, dan cicatrix pada lipat paha.

2.  Palpasi
      Periksa raba ini dilakukan untuk menentukan :
                                     a.      Besarnya rahim untuk menentukan usia kehamilan
                                     b.      Letak janin dalam rahim
                                     c.     Apakah terdapat kelainan dalam rahim, misalnya adanya tumor, kista, myoma,atau limfe yang membesar

Cara melakukan palpasi menurut Leopold ada 4 tahap. Yaitu :
1.      Leopold I
Untuk menentukan tinggi fundus uteri, sesuai masa kehamilan dan Taksiran berat janin, serta bagian apa yang terdapat di bagian fundus uteri.
Cara     :  -  Ibu dalam posisi telentang dengan kaki ditekuk
-   Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu, dan melihat ke arah ibu
-   Rahim dibawa ke tengah
-   Tentukan tinggi fundus uteri
-   Tentukan bagian janin yang terdapat di fundus
Kepala, bila teraba bagian bulat, keras dan melenting.
Bokong, bila teraba bagian besar, lunak dan tidak melenting.

2.      Leopold II
      Untuk menentukan letak punggung janin dan bagian-bagian kecil janin.
Cara     :  -  Kedua tangan pemeriksa pindak ke samping
-   Tentukan bagian punggung janin
   Punggung, bila teraba bagian tahanan memanjang.
-  Bila letak lintang, pada bagian samping teraba kepala atau bokong.

3.      Leopold III
Untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah, dan apakah bagian terbawah sudah masuk Pintu Atas Panggul.
Cara     :  -  Pergunakan satu tangan saja
-   Tentukan bagian terbawah dengan menggunakan ibu jari dan jari lainnya.
-   Cobalah apakah bagian terbawah masih dapat digoyang.

4.      Leopold IV
Untuk menentukan bagian terbawah dan berapa masuknya bagian bawah ke rongga panggul.
Cara     :  -  Pemeriksa berubah posisinya dengan melihat ke arah kaki ibu
-   Tentukan bagian bawah dengan kedua tangan
-   Tentukan bagian bawah sudah masuk Pintu Atas Panggul dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga panggul
-   Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
                                                                                     a.      Kedua tangan itu konvergen, hanya bagian kecil dari kepala turun ke dalam rongga panggul.
                                                                                    b.      Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala masuk ke dalam rongga panggul.
                                                                                     c.      Jika kedua tangan divergen, maka bagian terbesar dari kepala masuk ke dalam rongga pangggul dan ukuran terbesar dari kepala sudah melewati pintu atas panggul.

3.Auskultasi
                 Menggunakan stetoskop monoaural, stetoskop kepala atau dengan menggunakan      doptone. Bunyi jantung anak baru dapat didengar pada akhir bulan ke-5 dengan        ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke-3. Frekuensinya    antara 120-140 x/menit.

4.Perkusi
                 Untuk mengetahui reflek patella.

5.Periksa dalam
Dilakukan jika ada indikasi untuk memantau kemajuan  persalinan.

6.Periksa panggul
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena panggulnya belum pernah diuji dalam persalinan, sebaliknya pada multigravida anamnesa mengenai persalinan yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga menganai keadaan panggul.

7.Pemeriksaan janin
· Rumus Bartholomew
   Antara simpisis pubis dan pusat dibagi dalam 4 bagian yang sama maka tiapbulan menunjukan penambahan 1 bulan.pada saat fundus uteri teraba tepat teraba disimpisis umur kehamilan adalah 2 bulan.antara pusat sampai progsus xifoideus juga dibagi dalam 4 bagian dan tiap bulan menunjukan kenaikan 1 bulan perlu diperhatikan bulan ke 10(40 minggu)tinggi fundus uteri kurang lebih sama dengan bulan ke 8.pada saat itu kepala sudah masuk Pap.
· Rumus. Mc Donald
   Fundus uteri diukur dengan pita .tinggi fundus dikalikan 2 dan dibagi           7memberikan umur kehamilan dalam bulan obstetric dan bila dikalikan 8 dan d      dibagi 7 memberikan umur kehamilan dalam minggu.

   Taksiran berat janin:
   Taksiran ini hanya berlaku untuk janin presentasi kepala.rumusnya adalah:
   (tinggi fundus dalam cm-n) x 155= berat (gram) bila kepala diatas atau pada spina ishiadika n=12. Bila kepala dibawas spina ishiadika maka n=11
· Rumus niswander
   Taksiran berat janin diukur dengan (1,2 x TFU-7,7) x 100 gram±150 gram

8.Pemeriksaan Laboratorium
Dalam pemeriksaan laboratorium, terdiri dari :
Ø  Darah
§  Hb
§  Golongan darah
Ø  Urine
§  Protein
§  Glukosa

9.Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan secara rutin pada tiap pasien dan pada         tiap kunjungan. Tetapi dilakukan hanya kalau keadaan memintanya dan pasien menginginkannya. Pemeriksaan penunjang yaitu :
- Pemeriksaan USG
   Baiknya dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum bulan ke-IV rangka janin belum nampak dan pada hamil muda pengaruh sinar Rontgen terhadap janin lebih besar.

Pada saat pemeriksaan kehamilan dilakukan 7 T, yaitu :
1. Timbang berat badan(kenaikan normal saat hamil 6-12kg)
2. Ukur tekanan darah (tidak boleh lebih dari 140/90 mmHg)
3. Ukur Tinggi fundus uteri (menentukan tuanya kehamilan)
4 Pemberian tablet penambah darah.
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa
mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam
Folat 50 gr, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak
diminum bersama kopi atau teh karena akan mengganggu penyerapan.
5. Beri imunisasi TT
Imunisasi TT sangat penting, gunanya untuk melindungi bayi yang akan
dilahirkan dari tetanus neonatorum. Selama kehamilan imunisasi TT diberikan
dua kali. Jarak pemberian antara TT1 dan TT2 adalah 4 minggu.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan.

10.Letak Janin di Dalam Rahim
Letak anak sangat penting dalam prognosa persalinan. Beberapa letak, seperti letak lintang dan letak dahi tidak dapat lahir spontan pada anak hidup dan aterm, dan jika tidak di perbaiki berbahaya bagi ibu maupun anak. Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian, diantarnya:
1. Situs
Letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu.
Jika ukuran panjang anak adalah ukuranbokong kepala sesuai denagn sumbu
panjang ibu, maka anak dikatakan dalam letak membujur atau letak
memanjang.
2. Habitus
Bagaimana bagian-bagian dari anak seperti kepala, badan, tangan, kaki itu
letaknya satu terhadap yang lain.
3. Posisi
Letak salah satu bagian anak tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir
(kedudukan)
4. Presentasi
Apa yang menjadi bagian terendah dari janin, pada kehamilan normal yang
menjadi bagian terendah janin yaitu kepala.

 keluhan-keluhan yang sering didapatkan pada wanita hamil
§ Mual dan Muntah. Biasanya timbul pada usia kehamilan 8 minggu dan hilang setelah minggu ke 12 lewat.
§ Sakit pinggang. Sebagian besar disebabkan karena perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut, karena titik berat badan pindah ke depan disebabkan perut yang membesar.
§ Parises. Hal ini dipengaruhi oleh faktor keturunan, berdiri lama dan usia. Dalam kehamilan ditambah faktor hormonal, yaitu hormon progesteron, dan bendungan dalam panggul.
§ Sakit kepala. Biasanya timbul pada hamil muda dan sukar menentukan sebabnya. pada pertengahan kehamilan hilang atau berkurang dengan sendirinya. Sakit kepala pada trimester akhir dapat merupakan gejala pre eklamsia yang berat.
§ Odema. Paling sering timbul pada kaki dan tungkai bawah.
§ Sesak nafas. Disebabkan karena rahim yang membesar, mendesak diafragma ke atas. Kalau tidur dengan bantal yang tinggi, sesak nafas akan berkurang.
§ Keputihan (flour albus). Pada umumnya cairan didalam vagina bertambah dalam kehamilan tanpa sebab-sebab yang patologis dan sering tidak menimbulkan keluhan.






















LANDASAN TOERI
PERSALINAN NORMAL

Pengertian
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.

Persalinan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.    Persalinan Spontan
     Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.
2.    Persalinan Buatan
     Persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar. Misalnya dengan ekstraksi vakum, forsep atau  sectio secarea.
3.    Persalinan Anjuran
     Persalinan yang berlangsung dengan pemberian obat untuk merangsang timbulnya kontraksi. Pada umumnya persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup di luar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan. Kadang-kadang persalinan tidak mulaidengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.

Fisiologi Persalinan
Sebab-sebab terjadinya Persalinan   :
      Sebab-sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas, namun ada banyak faktor yang memegang peranan penting sehingga menyebabkan persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah     :
1.    Penurunan kadar Estrogen dan Progesteron
Hormon progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya hormon estrogen meninggikan kerentanan otot-otot rahim.
Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.
2.    Teori Oksitosin
Hormon oksitosin mempengaruhi kontraksi otot-otot rahim. Pada akhir kehamilan, kadar oksitosin bertambah, sehingga uterus menjadi lebih sering berkontraksi.
3.    Teori Distansia Rahim
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.
4.    Pengaruh Janin
Hipofyse dan kelenjar suprarenal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5.    Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua, menjadi salah satu penyebab permulaan persalinan.
6.    Teori Plasenta menjadi tua
Menurut teori ini, plasenta menjadi tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim.
7.    Teori Iritasi Mekanik
Di belakang serviks terdapat ganglion servikale (fleksus Frankenhauser). Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, maka akan timbul kontraksi.
8.    Induksi Partus (Induction of Labour)
Partus juga dapat ditimbulkan dengan :
a.Gagang Laminaria :  Beberapa laminaria diamsukkan ke dalam kanalis servikalis                                dengan tujuan merangsang Fleksus Frankenhauser.
b.Amniotomi              :  Pemecahan ketuban
c.Oksitosin Drips     :  Pemberian Oksitosin melalui tetesan infus per menit

Dalam hal mengadakan induksi persalinan perlu diperhatikan bahwa serviks sudah matang (serviks sudah pendek dan lembek) dan kanalis servikalis terbuka utuk 1 jari.
Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki bulannya yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage of labour)
Ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut           :
·      Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada multipara tidak begitu kentara.
·      Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri menurun.
·      Perasaan sering atau susah BAK (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
·      Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi leah dari uterus, kadang-kadang disebut false labour pains.
·      Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah.

Tanda-tanda inpartu                                  :
Ø  Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur.
Ø  Keluar lendir bercampur darah (blood slim) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks
Ø  Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
Ø  Pada Pemeriksaan Dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah:
1.      Power           :  -  His (kontraksi otot-otot rahim)
-   Kontraksi otot dinding perut
-   Kontraksi diafragma pelvis / kekuatan mengejan
-   Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
2.      Passanger    :  -  Janin
-   Plasenta
3.      Passage       :  Jalan Lahir

Fisiologi His

Secara Klinis, persalinan dimulai bila timbul his dan ibu mengeluarkan lendir bercampur darah merah (bloody show, lendir yang bercampur darah ini berasal dari Kanalis Servikalis karena serviks mulai membuka, mendatar, sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-pembuluh kapiler yang berada di sekitar Kanalis Servikalis yang pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serviks membuka.His dimulai dari salah satu tuba yang masuk ke dalam dinding uterus, gelombang bergerak ke dalam dan ke bawah dengan kecepatan 2 cm tiap detik untuk mengikutsertakan seluruh uterus. His yang sempurna mempunyai kejang otot paling tinggi di fundus uteri yang lapisan ototnya paling tebal, dan puncak kontraksi erjadi simultan di seluruh bagian uterus. Sesudah tiap his, otot-otot korpus uteri menjadi lebih pendek daripada sebelumnya. Oleh karena serviks kurang mengadung otot maka serviks tertarik dan dibuka, lebih-lebih jika ada tekanan oleh bagian besar janin yang keras, umpamanya kepala yang merangsang pleksus syaraf setempat.  

Berlangsungnya Persalinan Normal
Proses Persalinan terdiri dari 4 Kala, yaitu :
Ø Kala I
Kala satu persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show) karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).
Persalian Kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu         :
Fase Laten Persalinan  :
§  Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
§  Pembukaan serviks kurang dari 4 cm
§  Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
Fase Aktif Persalinan   :
§  Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih).
§  Serviks membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam hingga penbukaan lengkap (10 cm)
§  Terjadi penurunan bagian terbawah janin
§  Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase, yaitu        :
©      Periode Akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm
©      Periode Dilatasi Maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan terjadi sangat cepat menjadi 9 cm
©      Periode Deselerasi berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.

Dalam beberapa buku, proses membukanya serviks disebut dengan berbagai istilah melembek (softening), menipis (thinned out), oblitrasi (oblitrated), mendatar dan tertarik ke atas (effaced and taken up) dan membuka (dilatation).
Faktor yang mempengaruhi membukanya serviks :
a. Otot-otot serviks menarik pada pinggir ostium dan membesarkannya.
b.Waktu kontraksi, segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi rahim terutama oleh air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada serviks.
c. Waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat di atas kanalis servikalis adalah yang disebut ketuban, menonjol ke dalam kanalis servikalis dan membukanya.

Perbedaan fase yang dilalui antara primigravida dan multigravida adalah            :
Primigravida
Multigravida
·        Serviks mendatar (effacement) dulu baru dilatasi
·        Berlangsung 13-14 jam
·        Serviks mendatar dan membuka bisa bersamaan
·        Berlangsung 6-7 jam

Mempersiapkan Kelahiran Bayi
1.      Mempersiapkan ruangan untuk persiapan persalinan dan kelahiran bayi.
2.      Mempersiapkan semua perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obat esensial
3.      Mempersiapkan Rujukan
4.      Memberikan Asuhan Sayang Ibu selama proses persalinan
5.      Melakukan upaya Pencegahan Infeksi (PI) yang direkomendasikan




Ø Kala II
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II dikenal juga sebagai kala pengeluaran.

Perubahan yamg terjadi pada kala II            :
1.      Kontraksi Uterus
§  Lebih kuat amplitudo 40-60 mmHg
§  Lebih lama amplitudo 50-60 x/ his
§  Lebih sering 2-3 detik / kali aktivitas uterus dalam satu unit montevido
2.      Fetus
Pertukaran O2, plasenta menurun akan mengakibatkan        :
§  Hypoksia / Asidosis
§  DJJ tidak teratur, > 160 x / menit
§  Kepala masuk rongga panggul, dasar panggul tertekan sehingga refleks mengedan timbul
3.      Otot penyokong kala dua
§  Mengedan ; karena otot dinding perut kontraksi
§  Mengedan optimal dengan cara       :
-        Paha ditarik maksimal dekat lutut
-        Badan fleksi
-        Dagu menyentuh dada
-        Gigi bertemu gigi
-        Tidak mengeluarkan suara
§  Kelahiran Bayi
-        Posisi tidur telentang atau miring
-        Pimpin ibu mengedan saat his kuat
-        Kepala turun, anus-vagina terbuka membuka pintu
-        Proses keluarnya bayi
Defleksi-hypomochlion-sub occiput-kepala lahir-putaran paksi luar (substitusi) bahu depan-bahu belakang-badan-kaki


Diagnosa Kala II Persalinan
Gejala
Setiap His                          :   Rasa ingin BAB
                                                    Refleks mengedan kesakitan
Pemeriksaan semua           : Tanda-tanda vital perlu diperhatikan; TD tinggi, nadi cepat,                  cepat berkeringat

Tanda dan gejala Kala II Persalinan      :
§  Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
§  Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vaginanya
§  Perineum terlihat menonjol
§  Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka
§  Peningkatan pengeluaran lendir dan darah

Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan        :
§  Pembukaan serviks telah lengkap (10 cm)
§  Biasanya ketuban pecah sendiri; bila pembukaan lengkap tapi ketuban masih positif, maka dilakukan amniotomi
§  Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
§  UUK biasanya akan memutar ke depan; pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara rata-rata 0,5 jam

Penatalaksanaan Kala II Persalinan
a.    Persiapan Penolong Persalinan
Menerapkan upaya Pencegahan Infeksi seperti yamg dianjurkan, termasuk di antaranya cuci tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung pribadi.
b.    Persiapan tempat persalinan, peralatan, dan bahan
Pastikan bahwa semua peralatan dan bahan-bahan tersedia dan berfungsi dengan baik.
c.     Persiapan tempat dan lingkungan untuk kelahiran bayi
Pastikan bahwa ruangan bersih, hangat dan nyaman.
d.    Persiapan Ibu dan Keluarga
Asuhan Sayang Ibu
-        Anjurkan keluarga untuk mendampingi ibu dan terlibat dalam asuhan sayang ibu
-        Berikan dukungan dan semangat pada ibu serta bimbing ibu untuk berdoa
-        Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran
-        Saat pembukaan lengkap, jelaskan pada ibu untuk hanya meneran apabila ada dorongan kuat untuk meneran. Jangan menganjurkan ibu untuk meneran berkepanjangan dan menahan nafas.
-        Anjurkan ibu untuk minum selama kala dua persalinan sebagai tambahan tenaga saat meneran dan agar ibu tidak dehidrasi.
-        Beritahu dan jelaskan setiap tindakan yang akan kita lakukan pada ibu

e.    Penatalaksanaan Fisiologis kala dua persalinan
Memulai Meneran
Bila sudah didapatkan tanda pasti kala dua persalinan, tunggu sampai ibu merasakan adanya dorongan spontan untuk meneran. Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi. Teruskan pemantauan ibu dan janin.
Posisi ibu saat melahirkan
      Perbolehkan ibu untuk mencari posisi yang apapun yang nyaman baginya, tapi ibu tidak boleh melahirkan bayi pada posisi telentang (Supine Position).
Pencegahan Laserasi
Kejadian laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak terkendali. Oleh karena itu untuk mencegahnya, dilakukan Stenen saat kepala 5-6 cm depan vulva.

Cara melahirkan bayi :
a.      Melahirkan kepala bayi
Pimpin ibu meneran saat kepala sudah tampak 5-6 cm depan vulva.
©      Letakkan satu tangan pada kepala bayi agar tidak terjadi defleksi maksimal.
©      Satu tangan lainnya menahan perineum agar tidak terjadi robekan.
©      Usap muka bayi dengan kasa / kain kering untuk membersihkan dari kotoran seperti darah, lendir dan air ketuban.
©      Periksa apakah ada lilitan tali pusat, jika ada lilitan dan tali pusat panjang maka longgarkan melewati kepala bayi, tapi jika tali pusat pendek, klem lalu potong.

b.      Melahirkan bahu dan anggota badan seluruhnya
©      Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan sendirinya.
©      Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan lehar bayi (secara biparietal).
©      Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan,            dan lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
©      Selipkan satu tangan ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lain ke punggung bayi untuk melahirkan bayi seluruhnya (dengan sanggah susur)
©      Letakkan bayi di atas perut ibu dan keringkan bayi.
©      Klem dan potong tali pusat di antara kedua klem.


Ø  Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plsenta dan selaput ketuban. Proses ini berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah ± 100-200 cc.

Tanda-tanda pelepasan plasenta   :
a.       Perubahan bentuk dan tinggi fundus.
Setelah bayi lahir, dan sebelum miometrium berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya turun hingga di bawah pusat.
b.      Tali pusat memanjang (tanda Ahfeld)
c.       Semburan darah tiba-tiba
Semburan darah yang tiba-tiba ini menandakan bahwa darah yang terkumpul di antara tempat melekatnya plasenta dan permukaan maternal plasenta ( darah retroplasenter), keluar melalui tepi plasenta yang terlepas.



Manajemen Aktif Kala III, yaitu   :
-         Pemberian suntikan Oksitosin 10 unit IM dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir.
-         Melakukan penegangan tali pusat terkendali
-         Rangsangan Taktil (masase) fundus uteri selama 15 detik.

Keuntungan-keuntungan Manajemen Aktif Kala III       :
*        Kala tiga persalinan yang lebih singkat
*        Mengurangi Jumlah Kehilangan darah
*        Mengurangi kejadian Retensio Plasenta

Tingkat pada Kelahiran Plasenta                            :
1.Melepas Plasenta dari implantasinya pada dinding uterus
2.Pengeluaran Plasenta dari dalam kavum u teri
§ Pelepasan dapat dimulai dari tengah (sentral, menurut Schultz)
§ Dari pinggir plasenta (marginal, menurut Mathew-Duncan)
§ Serempak dari tengah dan pinggir plasenta
§ Umumnya perdarahan tidak melebihi 400 ml, jika lebih termasuk kasus patologi.

Untuk mengetahui pelepasan plasenta dipakai beberapa perasat, antara lain :
1.      Perasat Kustner
Tangan kanan merenggangkan atau menarik tali pusat. Tangan kiri menekan daerah symphisis, bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus, bila tetap tidak masuk kembali ke dalam vagina berarti plasenta lepas dari dinding uterus.

2.      Perasat Strasman
Tangan kanan merenggangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri mengetok-ngetok fundus uteri, bila terasa getaran pada tali pusatyang direnggangkan ini berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus, bila tidakterasa getaran berarti plasenta telah lepas dari dinding uterus.

3.      Perasat Klien
Ibu diminta mengedan, tali pusat tampak turun ke bawah bila mengedannya dihentikan, jika tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari dinding uterus.

4.      Perasat Crede
Dengan cara memijat uterus seperti memeras jeruk, agar plasenta lepas dari dinding uterus , hanya dapat digunakan bila terpaksa. Misalnya perdarahan setelah plasenta lahir harus diperiksa kelengkapan-kelengkapannya apakah ada kotiledon yang tertinggal.


Ø   Kala IV
Kala IV dimulai setelah plasenta lahir sampai 2 jam kemudian. Pada kala IV ini, ibu masih membutuhkan pengawasan yang intensif karena perdarahan yang disebabkan oleh atonia uteri masih mengancam.

Lamanya persalinan pada Primipara dan Multipara adalah           :
Waktu
Primipara
Multipara
Kala I
13 jam
7 jam
Kala II
1 jam
½ jam
Kala III
½ jam
¼ jam
Lama persalinan
14 ½ jam
7 ¾ jam

Asuhan dan Pemantauan pada Kala IV
      Setelah lahirnya Plasenta :
1.      Periksa kelengkapan plasenta dengan teliti apakah lengkap atau tidak untuk menghindari perdarahan.
2.      Periksa kontraksi rahim, bila kontraksi rahim tidak bagus dan konsistensi uterus lembek bisa mengakibatkan perdarahan.
3.      Evaluasi tinggi fundus dengan meletakkan jari tangan penolong secara melintang antara pusat dan fundus uteri. Fundus uteri harus sejajar dengan pusat atau lebih bawah.
4.      Perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan.
5.      Periksa perineum dari perdarahan aktif. Periksa luka laserasi atau episiotomi, apakah terawat dengan baik dan tidak ada hematome.
6.      Evaluasi kondisi ibu secara umum. Pastikan Ibu dalam keadaan baik. Nadi dan Tekanan Darah normal, tidak ada pengaduan sakit kepala tau enek.
7.      Pastikan kondisi  bayi dalam keadaan baik. 
8.      Dokumentasikan semua asuhan dan temuan selama kala IV persalinan pada halaman partograf segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian.
          






















LANDASAN TEORI

NIFAS NORMAL

Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, dimulai dari selesai persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6 - 8 minggu.

Nifas di bagi dalam 3 periode, yaitu :
1.Puerperium Dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2.Puerperium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3.Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

Tujuan Asuhan Masa Nifas
a.    Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik.
b.    Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya.
c.    Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
d.    Memberikan pelayanan keluarga berencana.

Perubahan yang terjadi pada Masa Nifas

1.    Perubahan Fisik
·   Uterus
   Involusi Uterus
Setelah janin lahir, uterus secara berangsur-angsur akan menjadi kecil sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Involusi ini terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil karena sitoplasma yang berlebihan dibuang. Involusi ini disebabkan oleh proses autolisis. Pada proses autolisis ini zat protein dinding rahim dipecah, diabsorbsi kemudian dibuang melalui urine. Dapat dilihat kadar nitrogen dalam urine ibu postpartum sangat tinggi.

Involusi
TFU
Berat Uterus
Bayi Lahir
Uri Lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
Setinggi Pusat
2 jari bawah pusat
Pertengahan pusat-symphisis
Tidak teraba, diatas symphisis
Bertambah kecil
Sebesar normal
1000 gram
750 gram
500 gram
350 gram
50 gram
30 gram

Proses involusi uteri pada bekas implantasi plasenta terdapat gambaran sebagai berikut :
Ø  Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12x15 cm, permukaan kasar dimana pembuluh darah besar bermuara.
Ø  Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombose disamping pembuluh darah tertutup karena kontraksi rahim.
Ø  Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil, pada minggu ke-2 sebesar 6-8 cm dan akhir puerperium sebesar 2 cm.
Ø  Lapisan endometrium dilepaskan dalam bentuk jaringan nekrosis bersama dengan lochia.
Ø  Luka bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan endometrium yang berasal dari tepi luka dan lapisan basalis endometrium.
Ø  Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari masa puerperium.




Tempat Plasenta
Bagian bekas implantasi plasenta merupakan luka kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri yang berdiameter 7,5 cm dan sering disangka sebagai bagian plasenta yang tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan pada minggu ke-6 mencapai 2,4 mm. Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum spongiosum bagian atas. Setelah 2-3 hari lapisan di atasnya berubah menjadi nekrosis dan lapisan di bawahnya yang berhubungan dengan lapisan otot tetap dalam keadaan baik. Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru di bawahnya.

Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar. Hemostasis postpartum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Selama 1-2 jam pertama postpartum intensitas kontraksi uterus biasanya berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena pentingnya kontraksi uterus pada masa ini biasanya suntikan oksitosin IM atau IV diberikan segera setelah plasenta lahir. Ibu dianjurkan untuk membiarkan bayinya menghisap putting segera setelah lahir untuk merangsang kontraksi uterus.

   Rasa sakit
Yang disebut after pains, (meriang atau mules-mules) di sebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan. Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat-obat antisakit dan antimules.

Lochea
Sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
Ø  Lochea rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum, selama 2 hari pasca persalinan.
Ø  Lochea serosa
   Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, pada hari ke-3 sampai hari ke-7 pasca persalinan.
Ø  Lochea sanguilenra
   Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke-7 sampai 14 pasca persalinan.
Ø  Lochea alba
   Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan.
Ø  Lochea purulenta
   Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
Ø  Locheostasis
   Lochea yang tidak lancar keluarnya.

·  Serviks
Setelah persalinan, bentuk serviks agak menganga seperti corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim. 2 jam setelah persalinan dapat dilewati 2-3 jari dan setelah satu minggu hanya dapat dilalui satu jari.

·  Ligamen-ligamen
Ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan,     setelah bayi lahir secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh kebelakang dan menjadi retrofleksi. Untuk memulihkan kembali sebaiknya dengan latihan-latihan dan gymnastik postpartum.

 Perubahan Sistem Tubuh yang Lain

·        Sistem Urinaria
Diuresis terjadi berhubungan dengan pengurangan volume darah, hal ini berlangsung sampai 2-3 hari post partum. Tonus ureter berangsur kembali pada panjang semula dan kandung kemih kembali sebagai organ dalam pelvik.

·        Sistem Pencernaan
Setelah plasenta lahir estrogen menurun sehingga tonus otot seluruhnya berangsur pulih kembali, tapi konstipasi mungkin tetapi terjadi dan mengganggu hari-hari pertama post partum. Hal ini mungkin berhubungan dengan kurangnya aktivitas dan refleks defekasi terhambat karena nyeri perineum.

·        Sistem Sirkulasi
Volume darah menurun kembali pada keadaan sebelum hamil (kembali pada viskositas semula) tonus otot dinding pembuluh darah dan tekanan darah kembali pada tingkat normal/semula.

·        Sistem Pernafasan
Ventilasi penuh dari lobus basal paru kembali seperti semula (sebelumnya tidak bebas) akibat adanya penekanan/dorongan pembesaran uterus.

·        Sistem Endokrin
Setelah plasenta lahir sirkulasi H. estrogen dan progesteron menurun dan negatif feed back mekanism mengaktifkan dan mendorong mengeluarkan H. FSH dan LH untuk memulai kembali siklus menstruasi. Pembesaran glandula tiroida menurun pada keadaan semula dan basal metabolisme kembali pada keadaan normal.
Pelvik bagian lunak (sendi, ligamen) kembali pada keadaan normal sekitar 3 bulan. Tonus otot abdomen dan otot dasar panggul, berangsur pulih secara menyeluruh bila dengan bantuan senam/latihan.


Perawatan Pasca Persalinan
Dianjurkan untuk melakukan mobilisasi dini setelah 2 jam postpartum. Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan :
1.              Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium.
2.             Mempercepat involusi alat kandungan.
3.             Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat perkemihan.
4.             Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme.

Karena lelah sehabis  bersalin ibu harus beristirahat, tidur terlentang selama 2 jam postpartum kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri.  Untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk, hari ke-3 jalan-jalan, dan hari ke-4 atau ke-5 diperbolehkan pulang. Mobilisasi bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

Faktor lain yang harus diperhatikan dan dicermati dalam perawatan pasca persalinan, yaitu:
·        Diet makanan
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
·        Miksi
Hendaknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, dikarenakan sfingter urethra tertekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi m. sphingter ani selama persalinan Jika kandung kemih ibu post partum penuh dan mengalami kesulitan untuk BAK, maka dapat dilakukan kateterisasi.
·        Defekasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Jika mengalami kesulitan dapat diberikan obet laksans per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
·        Perawatan Payudara
Perawatan payudara hendaknya telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras dan tidak kering sebagai persiapan menyusui bayinya. Dianjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
         Bila bayi meninggal laktasi harus segera dihentikan dengan cara :
Ø  Pembalutan mammae sampai tertekan.
Ø  Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan perlodel.

Laktasi
Untuk menghadapi masa laktasi sejak dari kehamilan telah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar mammae yaitu :
Ø   Proliferasi  jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan jaringan lemak    bertambah.
Ø   Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus  disebut colostrum   berwarna kuning putih susu.
Ø   Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam diman vena-vena   berdilatasi sehingga tampak jelas.
Ø   Setelah pengaruh supresi estrogen dan progesteron hilang maka timbul    pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari    postpartum.

Bila bayi mulai disusui isapan pada putting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Poduksi ASI akan lebih banyak sebagai efek positif adalah involusi uterus akan lebih sempurna. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar (roming in) atau pada tempat yang terpisah.

Keuntungan rooming in adalah :
1.        Mudah untuk menyusui bayi.
2.        Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi.
3.        Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus anaknya.

Pemeriksaan Pasca Persalinan
Pemeriksaan pasca persalinan dilakukan pada hari ke ke-3, ke-7 & minggu ke-6. Pemeriksan pasca persalinan meliputi :
·        Pemeriksaan Umum
Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, keluhan yang dirasakan
·        Keadaan Umum
Kesadaran, keadaan emosi, selera makan, dll
·        Payudara
Keadaan putting susu, pengeluaran ASI
·        Perut
Dinding perut
·        Perineum, kandung kemih, rektum
·        Sekret yang keluar
Lochea, flour albus
·        Keadaan alat-alat kandungan

Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri, aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

K B
Ø  Idealnya pasangan menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Ø  Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selam menyusui (amenorea laktasi). Oleh karena itu metode amenorea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko ini adalah 2% kehmilan.

Ø  Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut perlu dijelaskan dahulu kepada ibu :
1.      Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya.
2.      Kelebihan / keuntungannya.
3.      Efek samping.
4.      Bagaimana menggunakan metode itu.
5.      Kapan metode itu dapat dimulai digunakan untuk wanita pasca salin yang menyusui.
6.      Jika seorang ibu atau pasangan telah memilih metode KB tertentu ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin ditanyakan oleh ibu/pasangannya dan untuk mengetahui apakah metode tersebut dengan baik.


Postpartum blues
Merupakan adaptasi suatu fenomena psikologis yang umumnya dialami oleh wanita yang terpisah oleh bayi dan keluarganya. Postpartum blues biasanya terjadi sekitar hari ke-3 hingga hari ke-5 postpartum. Dimulai dari bentuk yang ringan yaitu perasaan down kemudian menjadi mudah marah dan perasaan sedih yang tidak dapat dijelaskan, lalu wanita tersebut umumnya sering menangis dengan alasan-alasan yang tidak dapat digambarkan atau diungkapkan.

     Tanda dan gejala postpartum blues adalah :
1.    Sangat emosional
    Perubahan hormon yang cepat berlangsung untuk mengembalikan kondisi tubuh seperti          keadaaan semula (saaat sebelum hamil) dan proses laktasi yang berlangsung merupakan           penyebab munculnya sifat emosi yang labil pada postpartum blues. Emosi yang labil ini juga dipacu oleh ketidaknyamanan fisik lainnya seperti nyeri setelah melahirkan, nyeri      jahitan dll.
2.    Sedih
3.    Khawatir jika tidak bisa merawat bayinya.
4.    Mudah tersingggung.
     Ia menjadi sangat sensitif terhadap berbagai komentar dan tindakan yang ditujukan             kepadanya. Ia menganggapnya sebagai kritikan terhadap kemampuannya dalam         merawat anaknya.
5.    Cemas
6.    Merasa hilang semangat
7.    Mudah marah
8.    Sedih tanpa ada sebabnya
9.    Menangis berulang kali


Beberapa faktor yang dapat mendorong terjadinya postpartum blues adalah :
a.       Pengalaman melahirkan yang kurang lancar dapat membuat ibu merasa kecewa dan sedih.
b.      Pengalaman melahirkan yang sulit dapat menyebabkan ibu merasa letih.
c.       Rasa nyeri/sakit setelah melahirkan sehingga membuat ibu merasa down.
d.      Adanya rasa tanggung jawab yang besar untuk menjalankan peran sebagai orang tua dirasakan sebagai beban bagi ibu.
e.       Tingkah laku bayi contohnya bayi yang menangis dianggap sebagai akibat dari ketidakmampuan ibu dalam merawat bayinya.
f.        Kesulitan dalam merawat atau menyusui bayinya, dapat membuat ibu merasa kecewa dan sedih.
g.       Adanya masalah dengan perawat atau pihak rumahsakit dapat menambah permasalahan.

Adaptasi Psikologis Ibu
Adalah suatu penyesuaian diri yang sangat besar terhadap jiwa dan kondisi tubuhnya setelah mengalami suatu stimulasi dan kegembiraan yang luar biasa. Emosional labil (mood : keadaan jiwa terganggu), keadaan ini sering terjadi selama hari-hari pertama puerperium.

Setelah partus umumnya wanita menunjukkan rasa gembira tapi beberapa hari kemudian kemungkinan terjadi depresi dan sedih/menangis. Hal ini adalah fase transisi dan kemungkinan reaksi dari stress fisik dan mental setelah post partum, cemas tentang bayinya dan merasa tidak adekuat untuk menjadi seorang ibu.

       Adaptasi psikologi ibu terbagi 3 :
1.      Hari ke-1 (Taking in)            :
Ø  Ibu terfokus pada diri sendiri, minta diperhatikan.
2.      Hari kedua (Taking hold)      :
Ø  Ibu menjadi mandiri, punya keinginan merawat bayinya.
3.      Minggu pertama (Letting go) :
Ø  Masa mendapat peran baru, ibu mulai mencurahkan kegiatan pada bantuan orang lain, beri dukungan baik dari petugas maupun keluarganya.
Tanda bahaya masa nifas
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca persalinan (memasuki masa nifas) karena itu sangat penting untuk mendidik para ibu dan keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas sehinggaa ibu dapat segera mencari pertolongan medis jika terdapat tanda-tanda bahaya masa nifas yang disebutkan di bawah ini :
1.      Perdarahan per vaginam yang luar biasa/tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan biasa) memerlukan penggantian pembalut 2-3x dalam setengah jam.
2.      Pengeluaran vagina yang baunya menusuk.
3.      Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung.
4.      Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrik.
5.      Gangguan masalah penglihatan/penglihatan kabur.
6.      Pembengkakan di wajah atau tangan.
7.      Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau merasa tidak enak badan.
8.      Payudara yang berubah menjadi merah, panas atau terasa sakit.
9.      Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama.
10.  Rasa sakit, merah, lunak atau pembengkanan pada kaki.
11.  Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan diri sendiri.
12.  Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.






















Perawatan yang harus dilakukan pada ibu nifas :
1.      Pemeriksaan plasenta, agar tidak ada bagian-bagian plasenta yang tertinggal.
2.      Pengawasan tinggi fundus uteri.
3.      Pengawasan perdarahan dari vagina.
4.      Pengawasan konsistensi rahim.
5.      Pengawasan keadaan umum ibu.
6.      Perawatan payudara.
7.      Perawatan vulva seperti vulva hygiene.
Cara untuk merawat perineum adalah :
Ø  Gunakan pembalut bersih minimal 4-6 jam, pakai dengan baik agar tidak bergeser
Ø  Lepaskan pembalut dari arah depan ke belakang untuk menghindari penyebaran kuman dari dubur
Ø  Percikkan air hangat ke daerah perineum setiap setelah BAK dan BAB kemudian keringkan dengan lap yang halus
Ø  Jauhkan tangan dari daerah perineum hingga benar-benar sembuh














LANDASAN TEORI
               BAYI BARU LAHIR NORMAL

Pengertian
Bayi Baru Lahir (BBL) adalah bayi yang baru lahir umur 0 sampai dengan 28 hari
Bayi baru lahir dapat dibagi menjadi 2 :
·            Bayi normal/sehat adalah bayi baru lahir dengan berat badan antara 2500 gram sampai 4000 gram dengan lama kehamilan 37 minggu sampai dengan 42 minggu yang memerlukan perawatan biasa.
·            Bayi gawat (high risk baby) memerlukan penanggulangan khusus seperti adanya asfiksia dan perdarahan.

Pada umumnya, kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh bidan dengan tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi. Pada kelahiran abnormal yang memerlukan pertolongan spesialis, bayi bila di rumah sakit yang dilengkapi dengan unit kesehatan bayi hendaknya ditangani oleh dokter anak.

Tujuan umum dalam asuhan kebidanan bayi baru lahir
1.            Mempertahankan pernafasan
         Dengan meletakkan kepala lebih rendah dari badan dan segera dilakukan penghisapan lendir. Pada bayi normal dalam beberapa detik sampai satu menit bayi akan segera bernafas spontan.
2.            Mencegah infeksi
         Dengan mencuci tangan sebelum memegang bayi dan perlengkapan yang digunakan untuk merawat bayi harus bersih
3.            Mempertahankan suhu
         Suhu tubuh bayi harus dipertahankan dan dijaga kehangatannya karena bila bila suhu lingkungan lebih rendah maka metabolisme dan konsumsi oksigen pada bayi akan meningkat.
4.            Mengenal tanda-tanda sakit
         Kondisi pada bayi baru lahir dapat berubah cepat, oleh karena itu perlu diperhatikan seperti kulit kuning pada hari pertama, kesukaran bernafas, kenaikan atau penurunan suhu badan, badan biru atau pucat, perut kembung dan minum kurang, muntah. Kejang-kejang atau tidak dalam waktu 12 jam pertama, BAK/BAB atau tidak pada 12 jam pertama, dan penurunan berat badan yang banyak.

Perubahan fisiologis pada bayi baru lahir
1.            Sistem pernafasan
         Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi 30 detik sesudah kelahiran. Pernafasan ini timbul akibat aktivitas normal dari susunan saraf pusat seperti sentuhan, perubahan suhu dari dalam uterus ke luar uterus yang semuanya mengarahkan diafragma serta alat-alat pernafasan lainnya.
2.            Eliminasi
         BAB yang pertama keluar berwarna kehitam-hitaman dan lengket yang disebut “mekonium”. Hal ini sudah terjadi sejak janin berumur 16 minggu dalam kandungan. Mekonium mulai keluar dalam 24 jam setelah lahir dan berlangsung sampai hari ke-2 atau ke-3.
3.            Kulit
         Biasanya diliputi verniks kaseosa terutama di daerah lipatan tubuh. Makin muda usia kelahiran bayi kulit bayi semakin lembek dan tampak lebih transparan.
4.            Tali pusat
         Tali pusat diperiksa dan dilihat kelengkapan arteri dan vena. Tali pusat harus kering dan bila ada perdarahan harus dikencangkan.
5.            Berat badan
               Pada hari ke-2 dan ke-3 berat badan bayi baru lahir biasanya akan menurun. Hal ini disebabkan karena pemasukan cairan dan pengeluaran dari tubuh bayi tidak seimbang.
6.            Suhu (panas)
         Mekanisme pengaturan panas pada bayi belum stabil mudah mendapat pengaruh dari luar. Pusat pengaturan panas dalam otak baru berkembang pada bulan terakhir masa fetus.



Penatalaksanaan awal bayi baru lahir:
1.    Pencegahan infeksi
2.    Penilaian awal
3.    Pencegahan kehilangan panas
4.    Rangsangan taktil
5.    Asuhan tali pusat
6.    Memulai pemberian ASI
7.    Pemberian profilaksis terhadap gangguan mata
Penilaian bayi
Penilaian bayi dilakukan berdasarkan 3 gejala yang sangat penting bagi kelanjutan hidup bayi, yaitu :
Menilai usaha nafas
·          apabila bayi bernafas spontan dan memadai, lanjutkan dengan menilai frekuensi denyut jantung
·          apabila bayi mengalami apnu atau sukar bernafas dilakukan rangsangan taktil dengan menepuk- nepuk atau menyentil telapak kaki bayi atau menggosok- gosok punggung bayi sambil diberi oksigen
·          apabila setelah beberapa detik tidak terjadi reaksi atas rangsangan taktil dimulailah pemberian VTP ( ventilasi tekanan positif )
Menilai frekuensi denyut jantung
·          segera setelah menilai usaha nafas dan melakukan tindakan yang diperlukan tanpa memperhatikan pernafasan spontan atau tidak, segera dilakukan penilaian frekuensi denyut jantung bayi
·          apabila frekuensi denyut jantung > 100x/menit dan bayi bernapas spontan, dilanjutkan dengan menilai warna kulit
·          apabila frekuensi jantung < 100x/menit, walaupun bayi bernafas spontan menjadi indikasi untuk dilakukan VTP


Menilai warna kulit
·          penilaian warna kulit dilakukan apabila bayi bernafas spontan dan denyut jantung bayi >100x/menit
·          apabila terdapat sianosis sentral, oksigen tetap diberikan
·          apabila terdapat sianosis perifer, oksigen tidak perlu diberikan.

Apgar score
Waktu
TANDA
0
1
2

ANGKA
Menit ke-1
  • Frekuensi jantung

  • Usaha bernafas

  • Tonus otot

  • Reflek

  • Warna
  • Tidak ada

  • Tidak ada

  • Lumpuh

  • Tidak bereaksi
  • Biru / pucat
  • <100


  • Lambat tak teratur

  • Ekstensi

  • Sedikit

  • Tubuh merah, tangan dan kaki dingin

  • >100


  • Menangis kuat

  • Gerak aktif

  • Menangis

  • Kemerahan



Menit ke-5
  • Frekuensi jantung

  • Usaha bernafas

  • Tonus otot

  • Reflek


  • Warna

  • Tidak ada

  • Tidak ada

  • Lumpuh

  • Tidak bereaksi
  • Biru / pucat
  • < 100


  • Lambat tak teratur

  • Ekstensi

  • Sedikit


  • Tubuh merah tangan dan kaki dingin
  • > 100


  • Menangis kuat

  • Gerak aktif

  • Menangis


  • Kemerahan


Klasifikasi klinik :
    • Nilai 7 – 10      : bayi normal
    • Nilai 4 – 6        : bayi asfiksia ringan – sedang
    • Nilai 0 – 3        : bayi asfiksia berat

Perawatan sehari-hari bayi baru lahir

Ø  Mata bayi harus selalu diperiksa untuk melihat tanda-tanda infeksi. Mata dapat dibersihkan dengan air steril atau aqua destillata. Mata bayi yang ditutup oleh karena ia mendapat terapi sinar harus dibuka setiap kali bayi minum susu. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari infeksi mata.

Ø  Mulut diperiksa untuk melihat kemungkinan infeksi dengan kandida (oral thrush). Kandidiasis merupakan suatu penyakit endemic ditempat perawatan bayi (infeksi dapat berasal dari ibu, bidan/perawat, botol/dot).

Ø  Kulit terutama dilipatan-lipatan (paha, leher, belakang telinga, ketiak) harus selalu bersih dan kering. Bagian-bagian tersebut harus bersih dari verniks kaseosa. Oleh karena verniks kaseosa ini merupakan media yang paling baik untuk kuman stafilokokus.

Ø  Tali pusat
Pada umumnya akan puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari. Bila tali pusat belum puput maka setiap sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan
dikeringkan. Caranya adlah dengan membersihkan pangkal tali pusat yang ada diperut bayi dan didaerah sekitarnya dengan kain kasa yang dibasahi dengan zat antiseptik (betadin/alkohol 70%).

Ø  Kain popok harus segera diganti setiap kali basah karena air kencing atau tinja. Bokong bayi dibersihkan dengan air steril atau bersih dan kemudian dikeringkan. Bila bokong selalu basah kemungkinan lecet dan terjadi infeksi besar. Bila ditemukan hal demikian sebaiknya air pembersih bokong ditambah dengan zat antiseptik yang dapat membunuh kuman, kemudian diobati dengan salep yang mengandung obat antibiotik dan anti jamur.

Ø  Minuman bayi
Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai kenaikan berat badan  yang optimal berbeda-beda. Oleh sebab itu, pemberian cairan kepada bayi yang daya isap dan menelannya baik hendaknya sesuai kebutuhan yaitu 20-30 cc setiap 3jam sekali. Pada umumnya cairan yang diberikan pada hari pertama 60 ml/kg BB dan setiap hari ditambah, sehingga pada hari ke-14 dicapai 200 ml/kg BB sehari. Dalam hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran mekonium dan masuknya cairan belum mencukupi. Turunnya berat badan tidak lebih dari 10%, berat badan akan naik lagi pada hari ke-4 sampai hari ke-10 dst.


Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir :
¨      Pernafasan sulit atau lebih dari 60x/menit
¨      Kehangatan-terlalu panas (>38oC   atau terlalu dingin <360C)
¨      Warna-kuning (terutama pada 24 jam pertama, biru atau pucat memar
¨      Pemberian makan-hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
¨      Tali pusat-merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
¨      Infeksi-suhu menIngkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah). Bau busuk pernafasan sulit.
¨      Tinja/kemih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.Aktivitas-menggigil atau tangis tak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menang terus-menerus






LANDASAN TEORI
BAYI SEHAT

Pemeriksaan

Pemeriksaan anak merupakan kunci untuk menentukan status kesehatan anak. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan BB, TB, keadaan kulit maupun lingkar kepala

Usia
Berat Badan
Tinggi Badan
Baru lahir-6 bulan
Bertambah 140-220 gr/mgg (2 kali BBL)
Bertambah 2,5 cm/bulan
6-12 bulan
85-140grm/mmg
1,25 cm/bln
Balita
2-3 kg/thn
2 thn-1/2 dewasa
Pra sekolah
2-3 kg/thn
4 thn : 2 : PBL
Usia sekolah
2-3 kg/thn
Sesidah 7 thn 5 cm/thn
Pubertas
Wanita 7-25 kg (17,5)
Laki-laki 7-30/thn (23,7)
5-25 cm/thn
10-30 cm/thn

Lingkar kepala bayi yang baru lahir di Indonesia rata-rata 33 cm dan di negara maju sekitar 35 cm. Kemudian pada usia 6 bulan menjadi 40 cm ( bertambah 1,5 cm setiap bulan ). Pada umur satu tahun LK mencapai 45-47 cm ( bertambah 0,5 c, tiap bulan ). Pada usia 3 tahun menjadi 50 cm dan pada umur 10 tahun 53 cm sedangkan pada orang dewasa sekitar 55-58 cm. Ukuran lingkar kepala sangat penting untuk mengetahui perubahan dalam partumbuhan otak.
Pertumbuhan gigi pada anak, di mana jumlah gigi primer pada anak sebanyak 20 buah yang lengkap tumbuh pada umur 2,5 tahun
Pengukuran fisiologi

  1. Suhu badan diukur melalui mulut, rectum dan aksila
Usia
Nilai suhu dan derajat
3 bulan
37,5o
6 bulan
37,5 o
1 tahun
37,7 o
3 tahun
37,2 o
5 tahun
37 o
7 tahun
36,8 o
9 tahun
36,7 o
11 tahun
36,7 o
13 tahun
36,6 o

  1. Nadi dapat diukur pada arteri radialis dan femiralis pada anak umur lebih dari 1 tahun
Usia
Waktu Bangun
Tidur
Demam
Bayi baru lahir
100-180
80-160
>220
1 mgg-3 bulan
100-220
80-200
>220
3 bln-2tahun
80-150
70-120
>200
2-10 tahun
60-90
60-90
>200
10 tahun-dewasa
55-90
50-90
>200

  1. Pernafasan anak dihitung sama dengan orang dewasa kecuali pada bayi dihitung dari gerakan diafragma, atau gerakan abdominal
Umur
Nilai pernafasan
Bayi baru lahir
35 x / menit
1-11 bulan
30 x / menit
2 tahun
25 x / menit
4 tahun
23 x / menit
6 tahun
21 x / menit
8 tahun
20 x / menit
10-12 tahun
19 x / menit
14 tahun
18 x / menit
16 tahun
17 x / menit
18 tahun
16-18 x / menit

  1. Tekanan darah merupakan pengukuran tanda vital yang biasa diukur pada anak 3 tahun keatas

Penampilan Umum
Yang dilihat :
  1. Penampilan fisik
Yang termasuk penampilan adalah raut muka, kesan subjektif dan penampilan anak
  1. Nutrisi
Pemberian nutrisi pada anak harus cukup baik dari segi kualitas manapun kuantitasnya
  1. Tingkah laku
Tingkah laku anak termasuk penampilan tingkah aktivitas, reaksi terhadap stess atau frustasi, interaksi dengan orang lain termasuk orang tua dan perawat, tingkah kesiapan, respon terhadap rangsangan penting dikaji perawat dalam kesehatan keluarga
  1. Kulit
Yang dikaji pada kulit adalah warna, tekstur, suhu, kelembaban, dan turgor
  1. Leher
Pada leher dilihat adanya pembengkakan pada kelenjar dibawah rahang seperti pada keadaan campak, infeksi mulut dan saluran pernafasan
  1. Mata
Pemeriksaan pada mata termasuk pemeriksaan apakah ada infeksi, bagaimana struktur, ukuran simetrsis/tidak, kornea dan keadaan retina
  1. Telinga
Pemeriksaan pada telinga apakah simetris letaknya atau tidak adanya infeksi atau tidak
  1. Hidung
Diperiksa apakah membengkak, ada cairan, warna, kemungkinan infeksi, pada jalan nafas
  1. Mulut dan tenggorokan
Apakah tonsil, tekak, orophaying dengan menyuruh anak mengucapkan kata-kata
  1. Perut
Apakah ada hernia femoralis, apakah buncit, bagaimana kebersihannya
  1. Genetalia
Pada laki-laki
·        Apakah ada galn penisnnya
·        Bagaimana testis, apakah sudah turun benar
·        Keadaan skrotum apakah simetris
Pada wanita
·        Keadaan vulva, labia, vagina, kelenjar, uretra, apakah ada tanda-tanda infeksi
  1. Anus, keadaan lubang anus, apakah ada hemoroid
  2. Ekstremitas, apakah simetris, lengkap atau tidak terutama jumlah jari, kebersihan kuku, kai, dan ketiak

Perkembangan Psikologis

Perkembangan psikologis muncul dan menjadi sensitive ketika lingkungan telah mulai mempengaruhi perkembangan pribadi secara maksimum

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak          :
  1. Factor heriditer
  2. Factor lingkungan
    • Kebudayaan
    • Nutrisi
    • Penyimpangan dan keadaan sehat
    • Olah raga
    • Urutan posisi anak dalam keluarga
    • Lingkungan internal (intelegensi, hormone, emosi)

Makanan bayi yang terbaik adalah ASI

Keuntungan ASI dibanding dengan makanan yang lain adalah :
  1. ASI mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi dengan konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan bayi
  2. ASI mengandung kadar laktosa yang lebih tinggi, dimana laktosa ini dalam usus akan mengalami peragian hingga membentuk asam laktat yang bermanfaat bagi usus bayi :
·        Menghambat pertumbuhan bakteri yang patologis
·        Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan berbagai asam organic dan mensintesa beberapa jenis vitamin dalam usus
·        Memudahkan pengendapan kalsium casenat
·        Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral
  1. ASI mengandung berbagai zat penolak yang dapat melindungi bayi dari berbagai  penyakit infeksi
  2. ASI lebih aman dari kontaminasi, karena diberikan langsung, maka kemungkinan tercemar zat berbahaya kecil
  3. Resiko alergi pada bayi kecil sekali karena tidak mengandung beta laktoglobulin
  4. ASI dapat sebagai perasntara untuk menjalin hubungan kasih saying antara ibu dan anak
  5. Temperatur ASI sesuai dengan temperatur dengan suhu bayi
  6. ASI membantu pertumbuhan gigi lebih baik
  7. Kemungkinan bayi tersedak ASI keil sekali karena payudara ibu sesuai telah diciptakan sedemikian rupa
  8. ASI ekonomis, praktis tersedia setiap waktu pada suhu yang ideal dan dalam keadaan segar
  9. Dengan memberikan ASI kepada bayi berfungsi menjarangkan kelahiran

Pola Pemberian Makanan Bayi Usia 0-2 Tahun
Umur          ( bulan )
Macam
Makanan
Pemberian dalam
Sehari
0-2
ASI
Sekehendak
2-4
ASI
Sekehendak
4-6
Buah (diperkenalkan)
ASI
Bubur susu
1-2 kali
Sekehendak
2 kai
6-8
ASI
Buah
Bubur susu
Sekehendak
1 kali
2 kali
8-10
ASI
Buah
Bubur susu
Nasi tim halus
3-4 kali
1 kali
1 kali
2 kali
10-12
ASI
Buah
Nasi tim/makanana keluarga
3-4 kali
1 kali
3 kali
12-24
ASI
Buah
Nasi tim/makanan keluarga
Makanan kecil
2-3 kali
1 kali
3 kali
1 kali



Perlunya Bayi Mendapat Makanan Tambahan Setelah Berumur 6 Bulan

Mulai usia 6 bulan  bayi perlu mendapat makanan tambahan sebagai pendamping asi, karena menjelang usia 6 bulan merupakan usia peralihan bayi tahap pertama dalam pengaturan makanan bayi, tetapi ASI tetap yang diberikan sebagai makanan anak, sehingga bayi tetap disusui
      Pada usia ini kebutuhan bayi akan zat gizi menjadi semakin bertambah dengan pertumbuhan dan perklembangan bayi, sedangkan produksi ASI mulai menurun, oleh karena itu bayi perlu makan tambahan sebagai pendamping ASI
Tujuan pemberian makanan tambahan
  1. Melengkapi zat gizi yang sudah mulai berkurang
  2. Mengembalikan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk
  3. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
  4. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi jenis makanan pendamping ASI
·        Buah-buahan (pisang, papaya, jeruk, tomat)
·        Makanan lunak dan lembek (bubur susu, nasi tim)

Imunisasi
Imunisasi adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap penyakit tertentu
Ada dua jenis imunisasi
  1. Kekebalan aktif
Adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolat terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertambah lam. Ada dua macam :
·        Kekebalan aktif alamiah, dimana tubuh membuat kekebalan  sendiri setelah sembuh dari penyakit
·        Kekebalan buatan, yaitu kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin

  1. Kekebalan pasif
Yaitu tubuh abak tidak membuat zat antibodi sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah memperoleh zat penolak, ada dua yaitu
·        Kekebalan fasif ilmiah, yaitu kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya
·        Kekebalan fasif buatan, dimana kekebalan ini diperoleh setelah mendapatkan suntukan zat penolak

Vaksin dibuat dari :
  1. Vaksin dari kuman hidup yang dilemahkan, virus campak, virus polio jenis sabin, kuman TBC
  2. Vaksin dari kuman yang dimatikanm bakteri pertusis, vaksin polio jenis salk
  3. Vaksin dari racun, racun kuman seperti toxoid (TT)
  4. Vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman, seperti hepatitis B



Tujuan pemberian imunisasi :
  1. Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu
  2. Apabila terjadi penyakit tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejla yang dapat menimbulkan cacat atau kematian

Yang perlu diperhatikan dari vaksin
  1. Persyaratan pemberian vaksin
·        pada bayi dan anak sehat
·        pada bayi yang sedang sakit
·        vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es
·        pemeberian imunisasi dengan teknik yang baik
·        mengetahui jadwal imunisasi yang telah diterima
·        meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
·        memperhatikan dosis yang akan diberikan

  1. Cara pengambilan vaksin dan penyuntikan
  2. Proses terjadinya reaksi pada tubuh bayi dan anak setelah diimunisasi
·        Reaksi local, biasanya terlihat pada tempat penyuntikan
·        Reaksi umum, pada reaksi local ibu harus tidak usah panic sebab panas akan sembuh dan tidak berarti kekebalan sudah dimiliki nayi. Tetapi pada reaksi umum sebaiknya ibu konsultasi dengan dokter


Macam-macam Vaksin
  1. Vaksin BCG
Tujuannya untuk membuat kekebalan aktif terhadap penyakit TBC, sebelum disuntikan vaksin ini harus dilahirkan dengan 4 cc pelarut/ NaCl 0.9 %. Jadwal pemberian imunisasi adalah bayi 0-1a1 bulan, tetapi sebaliknya diberikan pada umur 0-2 bulan dengan dosis 0,05 cc, dan vaksinasi ulang pada umur 5 tahun
Efek samping adalah reaksi secara normal akan timbul selama 2 minggu, seperti pembengkakan kecil, merah p[ada tempat penyuntikan yang kemudian menjadi abses kecil

  1. Vaksin DPT
Tujuannya adalah untuk memberi kekebalan aktif bersamaan dengan penyakit dipteri, pertusis dan tetanus
Ada dua macam :
·        Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah TT, DPT, DT
·        Kuman yang telah dimatikan yang digunakan untuk imunisasi pasif yaitu ATS
Jadwal pemberiannya adalah :
·        Pada bayi umur 2-11 bulan sebanyak 3 kali suntikan sengan selang 4 minggu secara IM dan SC
·        Imunisasi lain diberikan setelah 1,5-2 tahun
·        Diulang kembali dengan vaksin DT 5-6 tahun
·        Diulang lagi menjelang umur 10 tahun
·        Anak yang telah mendapat DPT pada waktu bayi diberikan DT satu kali saja dengan dosis 0,5 cc dengan cara IM, dan tidak mendapatkan DPT pada waktu bayi diberikan DT sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu dengan dosis 0,5 cc secara IM
Reaksi yang mungkin terjadi setalah pemberian imunisasi adalah demam rinngan,     pembengkakan bdan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1-2 hari
Kontra indikasi pada pemebrian DPT adalah bila anak sedang sakit parah, riwayat kejang jika demam, panas tinggig yang lebih dari 38O celcius, penyakit gangguan kekebalan

  1. Vaksin Polio
Tujuan pemberian vaksin polio adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
Vaksin polio terdapat dalam 2 kemasan
·        Vaksin yang mengandung virus yang dimatikan, cara pemberiannya adalah dengan cara disuntikan
·        Vaksin yang mengandung virus polio yang masih hidup yang telah dilemahkan, cara pemberiannya melalui obat

Jadwal pemberian vaksin
·        Pada bayi umur 2-11 bulan diberi sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu
·        Pemberian ulang pada umur 1,5-2 tahun
·        Menjelang umur 5 tahun
·        Pada umur 10 tahun
Biasanya pemberian vaksin polio diberikan bersamaan dengan vaksin DPT tetapi pemberiannya dengan interval 2 jam
Efek samping dari penggunaan vaksin polio hamper tidak ada bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak
Kontra indikasi adalah anak dengan diare berat, anak sakit parah dan anak penderita defisiensi kekebalan.

  1. Vaksin Campak
Tujuan pemberian vaksin campak adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang sudah dilemahkan
Jadwal pemberian vaksin campak adalah pada umur 9-11 bulan dengan satu kali pemberian dengan dosis 0,5 cc dengan suntikan subkutan. Apabila pemberian vaksin campak kurang dari 9 bulan harus diulangi pada pada umur 15 bulan
Reaksi yang ditimbulkan setelah pemberian vaksin campak adalah demam ringan dan nampak sedikit bercak merah pada pipi, dibawah telingan pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan, mungkin juga terjadi pembengkakan pada tempat penyuntikan
Efek samping sangat jarang mungkin terjadi kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada hari 10-12 setelah penyuntikan
Kontra indikasi pada pemberian vaksin campak adalah anak sakit parah, menderita TBC, defisiensi kekebalan, demm yang lebih dari 38 derajad selsius
tempat penyuntikan di 1/3 bagian lengan atas. Vaksin campak yang dimasukan 0,5 cc





Kesehatan Gigi
Masa tumbuhnya gigi tetap mempunyai waktu yaitu dalam periode 6-12 tahun. Gigi susu adalah merupakan jalan gigi tetap untuk tumbuh sebagai gigi pengganti, sehingga bila gigi susu sudah tanggal sebelum waktunya maka akan memperlambat trumbuhnya gigi tetap.

            Gigi susu mulai tumbuh pada bayi usia 6 bulan
Gigi
Rahang bawah
Rahang atas
Gigi seri tengah
6 bulan
7,5 bulan
Gigi seri taring
7 bulan
9 bulan
Gigi taring
16  bulan
18 bulan
Gigi geraham I
12 bulan
14 bulan
Gigi geraham II
20 bulan
24 bulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi adalah sebagai berikut            :
1.      Gizi makanan
2.      Macam makanan
3.      Kebersihan gigi
4.      Kepekatan air ludah
Pola Tidur
Anak yang mulai besar akan berkurang waktu tisurnya karena kegiatan fisiknya meningkat bermain terutama anak umur 6-12 tahun. Mengenai kapan akan tidur tergantung pada keadaan umur, kesehatan, kegiatan sehari-hari, dan bagaimana kegiatan anaknya.
































Tidak ada komentar: