ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
TERHADAP NY. P
DI BPS LIA
MARIA
Ananesa
Oleh : Lia Puspitaningrum
Tanggal : 28 Mei 2010
Waktu : 03.00 WIB
KALA I
I.
PENGKAJIAN
A. Identitas
Nama :
Ny. P Nama
Suami : Tn. D
Umur :
27 tahun Umur :
27 tahun
Agama :
Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa
: Jawa
Pendidikan : SMA Pendidikan
: SMA
Pekerjaan :
IRT Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat : Perum Dam 3 RT/ RW :13 / 10, Sukarame, Bandar Lampung
- Keluhan Utama
Ibu G3P2A0
hamil 39 minggu, datang pada tanggal 28 Mei 2010 Pukul 03.00 WIB dengan keluhan
sakit pinggang yang menjalar sampai ke perut bagian bawah sejak pukul 23.00 WIB
dan belum keluar air – air.
- Riwayat Menstruasi
a.
Menarche : 13
tahun
b.
Siklus : 28 hari
c.
Lamanya : 6 – 7 hari
d.
Banyaknya : 2
– 3 x ganti pembalut
e.
Sifat darah : cair
disertai gumpalan
f.
Dismenorhea : tidak
ada
g.
HPHT : 28 Agustus
2009
h.
TP : 4 Juni
2010
i.
Usia kehamilan : 39
minggu
- Riwayat Kehamilan Sekarang
a.
Pengertian Fetus
Pertama kali dirasakan pada umur kehamilan 20 minggu dan dalam 10 menit
terakhir 4 – 5 kali gerakan
b.
Keluhan yang dirasakan selama
kehamilan
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kaluhan seperti munta, sakit kepala
yang berat, penglihatan kabur, rasa nyeri saat BAK dll.
c.
Riwayat imunisasi dan ANC
Imunisasi TT I : 23 Januari 2010
Imunisasi TT II : 23 Februari 2010
Selama kehamilan ibu memeriksakannya tiap bulan
- Riwayat Kesehatan
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita atau
sedang diderita.
Ibu mengatakan tidak pernah atau sedang menderita penyakit seperti :
hipertensi, jantung, hepar, DM, anemia berat dan HIV / AIDS.
e.
Perilaku Kesehatan
Penggunaan alkohol : tidak pernah
Jamu : tidak pernah
Merokok / makan sirih : tidak pernah
Pencucian vagian : tidak pernah
1)
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam silsilah keluarganya maupun keluarga suaminya tidak
pernah menderita penyakit seperti : hipertensi, jantung, hepar, diabetes
melitus, anemia berat dan HIV / AIDS.
2)
Pola Eliminasi
Sebelum Hamil
BAK : Frekuensi : 5 – 6 x/hari
Warna : kuning
jernih
BAB : Frekuensi : 1 x/hari
Warna : kekuningan
Konsistensi : lunak
Sesudah Hamil
BAK : Frekuensi : 7 – 8 x/hari
Warna : kuning
jernih
BAB : Frekuensi : 1 x/hari
Warna : kekuningan
Konsistensi : lunak
3)
Pola Aktivitas sehari-hari
a) Pola istirahat dan tidur : ibu
biasa tidur siang + 1 jam dan malam hari
b)
6 – 8 jam sehari
c) Pola seksualitas : Selama
kehamilan jarang dilakukan
d) Pola pekerjaan : ibu melakukan
pekerjaan rumah seperti mencuci, memasak, dan lain-lain
- Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Tahun Partus
|
Tempat
|
Usia kehamilan
|
Jenis partus
|
Penolong
|
Penyakit
|
JK
|
BB
|
PB
|
ket
|
2000
|
RB
|
39 minggu
|
Spontan
|
Bidan
|
-
|
P
|
3000 g
|
50 cm
|
Sehat
|
2006
|
BPS
|
39 minggu
|
Spontan
|
Bidan
|
-
|
P
|
3000 g
|
50 cm
|
Sehat
|
Hamil ini
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6. Riwatat Sosial
a) Apakah kehamilan ini direncanakan / di
inginkan : ya
b) Status perkawinan : sah, jumlah : 1 kali,
lamanya : 10 tahun
c)
Susunan keluarga yang tinggal
serumah
No
|
JK
|
Umur
|
Hubungan
|
Pendidikan
|
Pekerjaan
|
Ket
|
1
|
L
|
27 tahun
|
Suami
|
SMA
|
Wiraswasta
|
Sehat
|
2
|
P
|
10 tahun
|
Anak
|
SD
|
-
|
Sehat
|
3
|
P
|
4 tahun
|
Anak
|
-
|
-
|
Sehat
|
B. Pemeriksaan Umum
1.
Keadaan umum : baik
2.
Kesadaran : composmentis
3.
Keadaan emosional : stabil
4. TTD : TD :
110/80 mmHg R : 22
x/menit
N : 84 x/menit T : 350 C
5.
Tinggi badan : 156
cm
6.
Berat badan : sebelum hamil : 51 Kg
Sesudah hamil : 60 Kg
Perubahan
berat badan saat ini sesuai dengan usia kehamilan
7.
LILA : 26
cm
C. Pemeriksaan Khusus Kebidanan
1.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
·
Kepala
Kulit kepala : bersih
Rambut : hitam mudah
rontoh
·
Muka
Edema : tidak ada
Kloasma : tidak ada
·
Mata
Kelopak mata : tidak
ada edema
Sklera : putih
(anikterik)
·
Hidung
Simetris : ya
Pengeluarannya : tidak
ada
·
Mulut dan gigi
Lidah : bersih
Gigi
dan graham : tidak ada caries
Mulut : mukosa
bibir lembab
·
Leher
Kelenjar
thiroid : tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
Vena jugularis : tidak ada pembesaran
·
Dada
Jantung : normal,
bunyi lupdup
Paru-paru : normal,
whezing (–), ronchi (–)
Payudara : Pembesaran : ada
Putting susu : menonjol
Simetris : ya, kanan dan kiri
Benjolan : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Pengeluaran : ada, kolostrum
Hiperpigmentasi : ada,
pada areola
·
Abdomen
Pembesaran : normal
Bekas luka
operasi : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Konsistensi : keras bila ada his, lunak bila tidak ada his
Linea
gravidarum : ada
·
Pinggul dan pinggang
Posisi punggung : lordosis
Nyeri tekuk : tidak
ada
Pinggang : tidak
ada nyeri tekuk
·
Ebstremitas
Ekstremitas atas :
Oedema : tidak ada
Ketegangan : tidak
ada
Kemerahan : tidak
ada
Varises : tidak ada
Ekstremitas bawah :
Oedema : tidak ada
Ketegangan : tidak
ada
Kemerahan : tidak
ada
Varises : tidak ada
Refleks
patela : ada kanan dan kiri
·
Anogenetalia : tidak
dilakukan (ibu tidak ada masalah pada daerah kemaluannya
2.
Palpasi
·
Abdomen
Pembesaran limfe : tidak
ada
Tumor : tidak ada
·
Uterus
Leopold I : TFU 3 jari bawah Px. Pada bagian fundus teraba
satu bagian yang lunak, agak bulat, dan tidak melenting
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba satu bagian
yang datar, keras dan memanjang, pada bagian kanan perut ibu teraba
bagian-bagian kecil janin
Leopold III : Pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian
yang bulat, keras dan melenting
Leopold IV : Divergen
Penurunan : 3/5
TFU : 34 cm
TBJ : 1,2 (TFU – 7,7) x 100 + 150
1,2
(34 – 7,7) x 100 + 150
3006
– 3306 gram
His : (+), frekuensi 3 – 4 kali dalam 10 menit, dan
berlangsung selama 20 – 40 detik
Janin :
Letak : memanjang
Presentasi : kepala
Pergerakan : aktif, 3 – 4 x/10 menit
3.
Auskultasi
DJJ (+) frekuensi 134 x/menit, terdengar
4.
Periksa dalam
Anugenetal (inspeksi)
Perineum : tidak ada luka perut
Vulva vagina : tidak
ada varises
Pemeriksaan Dalam
Atas
indikasi untuk mengetahui inpartu atau belum pukul 03.00 WIB
Dinding
vagina : tidak ada sistakel dan tektokel
Porsio : Arah : searah jalan lahir
Konsistensi : lunak,
tipis
Pembukaan
: 5
cm
Perdataran : 70%
Ketuban : ( + )
Presentasi : kepala
Penunjuk : UUK
Posisi : UUK kiri depan
Penurunan : Hodge II
D. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan
II.
IDENTIFIKASI MASALAH,
DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN
1. Diagnosa ibu : Ibu G3P2A0
hamil 39 minggu, inpartu kala I fase aktif.
Dasar : – Ibu
mengatakan ini hamil yang ketiga dan belum pernah mengalami keguguran
HPHT : 28 Agustus 2009
TP : 4 Juni 2010
PP test : 20 September 2009
Hasil : ( + )
Tempat : BPS Lia Maria
Diagnosa Janin : Janin tunggal, intra uterine, presentasi
kepala
Dasar : – Leopold
I : TFU
3 jari bawah Px. Pada bagian fundus teraba satu bagian yang lunak, agak bulat,
dan tidak melenting
Leopold
II : Pada
bagian kiri perut ibu teraba satu bagian yang datas, keras dan memanjang. Pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin
Leopold
III : Pada
bagian bawah perut ibu teraba satu bagian yang bulat, keras dan melenting
Leopold IV : Divergen
Penurunan : 3/5
DJJ (
+ ), Frekuensi 134 x/menit, punctum maksimum terdengar 3 jari dibawah pusat
sebelah kiri
2.
Masalah : Rasa cemas
Dasar : Ibu mengatakan cemas menghadapi persalinan
3. Kebutuhan : – Memberikan
penjelasan tentang keadaan ibu dan janinnya
Memberikan penjelasan tentang
proses persalinan
Memberikan dukungan moril pada
ibu
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. PERENCANAAN
1.
Berikan
penjelasan kepada ibu tentang keadaan ibu dan janinnya, serta proses
persalinan. Dengan memberikan penjelasan kepada ibu tentang keadan ibu dan
janinnya, serta proses persalinan maka dapat mengurangi kecemasan ibu dan ibu
menjadi lebih tenang dalam menghadapi persalinan.
2.
Beri
ibu makan dan minum. Dengan memberi asupan makanan dan minuman yang adekuat
kepada ibu maka dapat membantu dan menambah tenaga ibu selama proses persalinan
serta untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
3.
Hadirkan
orang terdekat untuk mendampingi ibu selama proses persalinan. Dengan dukungan
moril dari orang-orang terdekat ibu, akan menambah kepercayan diri ibu dan ibu
merasa lebih nyaman dan tenang dalam menghadapi / melewati proses persalinan.
4.
Beri
posisi nyaman bagi ibu. Jika masih berada dalam fase laten, ibu dianjurkan
untuk berjalan-jalan, anjurkan ibu untuk berjalan-jalan dahulu. Anjurkan ibu
untuk berbaring disitu. Dengan ibu berjalan-jalan pada fase laten maka dapat
mempercepat pembukaan serviks.
5.
Ajarkan
ibu cara mengedan yang baik dan benar. Dengan mengajarkan ibu cara mengedan
yang baik dan benar maka ibu dapat melalui proses persalinannya akan berjalan
lancar.
6.
Memastikan
kandung kemih ibu kosong. Dengan mengusongkan kandung kemih ibu maka kontraksi
uterus tidak akan terhambat sehingga tidak menghambat penurunan kepala janin
7.
Observasi
kemajuan persalinan dengan partograf. Dengan observasi kemajuan persalinan
dengan patrograf maka kemajuan persalinan dapat dipantau dengan baik. Sehingga
dapat mengantisipasi masalah yang mungkin timbul dan bila terdapat kelainan
dalam persalinan dapat segera diatasi.
8.
Persiapan
alat-alat persalinan. Dengan mempersiapkan alat-alat persalinan maka alat-alat
dalam kondisi siap pakai sehingga proses persalinan dapat berjalan lancar.
VI. PELAKSANAAN
1. Memberikan penjelasan kepada ibu tentang
keadaan ibu dan janinnya serta tentang proses persalinan
2. Memberikan ibu makan dan minuman yang
cukup
3. Menghadirkan orang terdekat untuk
mendampingi ibu selama proses persalinan
4. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke
kiri, jika ibu sudah tidak kuat berjalan.
5. Mengajarkan ibu cara mengedan yang baik
a. Anjurkan ibu untuk mengedan sesuai
dorongan alamiahnya selama his dan jangan menahan nafas panjang yang mengendam.
b. Anjurkan ibu untuk berhenti mengedan dan
beristirahatlah di antara kontraksi
c. Ajarkan cara mengedan, kaki ditekuk, kedua
tangan memegan paha, kepala diangkat mata melihat keperut, dan gigi beradu
serta jangan bersuara saat mengedan.
6. Memastikan kandung kemih ibu tetap kosong
7. Mengobservasi kemajuan persalinan dengan
partograf yang meliputi :
a.
DJJ, setiap 30 menit
b.
Ketuban dan molose setiap 4 jam
c.
Perbukaan serviks setiap 4 jam
d.
Penurunan bagian bawah janin
setiap 4 jam
e.
Volume dan urine tiap 30 menit
f. Kontraksi uterus dan nadi ibu setiap 30
menit
8.
Mempersiapkan alat-alat
persalinan (partus set dan heating set)
VII. EVALUASI
1.
Keadaan umum ibu baik
2. Ibu lebih tenang setelah diberi penjelasan
mengenai proses persalinannya
3. Ibu mengerti tentang semua penjelasan yang
telah diberikan
4.
Pengawasan kala I
Kala II
Hari / Tanggal : Jum’at, 28 Mei 2010
Waktu : 07.10 – 07.30 WIB
S (SUBJEKTIF)
-
Ibu
mengatakan ingin mengedan seperti ingin BAB
-
Ibu
mengatakan rasa sakit semakin kuat dan sering
O (OBJEKTIF)
-
Dari
vagina keluar lendir bercampur darah (blod slym)
-
Tanda-tanda persalinan :
o
Perineum menonjol
o
Vulva membuka
o
Anus mengembang
-
Tanda-tanda vital
TD : 110/80 mmHg
N :
80 x/menit
R :
22 x/menit
T : 36 ̊C
-
Pemeriksaan dalam (pukul 07.00
WIB)
Atasindikasi : terdapat tanda-tanda kala II
Dinding vagina : tidak ada sistokel dan retokel
Arah portio : searah dengan jalan lahir
Konsistensi : lunak
Pendataran : 70%
Pembukaan : 7 – 8 cm
Ketuban : ( + )
Presentasi : kepala
Penunjuk : UUK
Posisi : UUK depan
Penurunan : Houdge IV
A (ASSESMENT)
Diagnosa
ibu : ibu hamil 39 minggu ini impartu kala II
Dasar
: – Ibu
mengatakan ini kehamilan yang ketiga belum atau tidak pernah keguguran
-
HPHT : 28 Agustus 2009
-
TP : 4 Juni 2010
(Pembukaan lengkap)
-
His
frekuensi 4 x 10 menit, lamanya > 40 detik
-
Ibu
ingin mengedan, perineum menonjol, vulva membuka, anus mengembang.
Diagnosa Janin : Janin tunggal hidup intraurine presentasi
kepala
Dasar :
-
Leopold
I : TFU 3 jari bawah Px. Pada bagian fundus teraba satu bagian yang
lunak, agak bulat, dan tidak melenting
-
Leopold
II : Pada bagian kiri perut ibu teraba satu bagian yang datar, keras
dan memanjang, pada bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin
-
Leopold
III : pada bagian bawah perut ibu teraba satu bagian yang bulat, keras
dan melenting
-
DJJ
(+), Frekuensi 134 x/menit, teratur, punctum maksimum terdengar 3 jari bawah
pusat sebelah kiri perut ibu
Masalah : Ibu merasa cemas menghadapi persalinan
Ketuban : Pertolongan persalinan yang baik dan benar memberikan dukungan atau
motivasi kepada ibu
P (PLANNING)
1. Memberikan dukungan dan motivasi pada ibu.
Dengan memberi dukungan dan motivasi pada ibu dapat mengurangi kecemasan dan
kegelisahan pada ibu sehingga ibu siap dalam menghadapi persalinan
2. Memberikan kebebasan pada ibu untuk
memilih posisi yang diinginkan saat proses persalinan, seperti jongkok,
merangkak, miring ke kiri, setengah duduk atau berdiri.
3. Memimpin ibu mengedan saat ada his dan
anjurkan ibu relaksasi pada saat his hilang.
Dengan cara : – Setiap his datang, kedua tangan merangkul paha dan dengan
melihat perut
-
Dagu
ibu menyentuh dada, gigi beradu dan dianjurkan ibu tidak mengeluarkan suara
selama mengedan
-
Ibu beristirahat diantara
kontraksi
4.
Memberi ibu minum the hangat
dan makan yang manis saat tidak ada his, suplai nutrisi pada ibu sehingga
mencegah terjadinya kekurangan cairan dan nutrisi agar dapat terhindar dari
kelelahan akibat kekurangan
-
Menjaga kebersihan selama
proses persalinan
-
Mengontrol DJJ diantara
kontraksi
5. Melakukan pertolongan persalinan dengan
prosedur yang sesuai dengan (APN) :
a.
Memastikan biodata / pembukaan
lengkap
b. Memasang handuk diatas perut ibu dan juga
memasang alas bokong
c.
Menolong melahirkan kepala :
-
Setelah kepala nampak 5 – 6 cm
di depan Vulva tangan kanan penolong melakukan stenen untuk menahan perineum
agar tidak terjadi iritasi / laserasi, sedangkan tangan kiri mengikuti lahirnya
kepala agar tidak terjadi defleksi maksimum secara cepat
-
Memeriksa
lilitan tali pusat (tidak ada lilitan)
d. Menolong melahirkan bahu dan anggota badan
seluruhnya
-
Menunggu
kepala melakukan putaran paksi luar
-
Meletakkan
tangan secara bipariental dengan cara meletakkan tangan kanan pada sisi muka
bayi
-
Mengarahkan
ke arah bawah untuk melahirkan bahu depan, keatas untuk melahirkan bahu
belakang
-
Setelah
bahu lahir sanggah kepala dengan tangan kanan dan susuri tubuh bayi sehingga
lahirlah bayi secara keseluruhan (pukul : WIB)
e.
Melakukan penilaian dengan
cepat
-
Bayi menangis
-
Pergerakan aktif
-
Warna kulit kemerahan
f. Mengeringkan bayi dengan handuk yang
kering dan bersih agar tidak terjadi hipotermi
g. Meletakan bayi diantara payu dara ibu
untuk melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
h. Memotong tali pusat dengan cara kelem 2 –
3 cm dari perut bayi kemudian urut kearah perut ibu, kemudian klem lagi 2 – 3
cm dari klem pertama, lalu potong dengan cara tangan kiri berada di bawah tali
pusat untuk melindungi kulit bayi dan mengikat tali pusat dengan benang tali
pusat dan tidak dibungkus apa-apa.
i.
Memeriksa
kelengkapan jenis kelamin (bayi lahir lengkap dengan jenis kelamin laki-laki
j.
Membedong bayi, kemudian
melakukan antropometri
N : 132 x/menit BB : 3300
gram LD : 35 cm
S : 36,50 C PB : 50
cm LILA : 11 cm
R : 44 x/menit LK : 33
cm
k. Memberikan pada ibu untuk segera disusui,
untuk merangsang pengeluaran ASI dan juga membantu kontraksi uterus sehingga
mempercepat pengeluaran plasenta.
Kala III
Hari / tanggal : Jum’at, 28 Mei 2008
Waktu : 07.30 – 07.40 Wib
S (SUBJEKTIF)
-
Ibu mengatakan perutnya terasa
mules
-
Ibu mengatakan lemas setelah
melahirkan
O (OBJEKTIF)
1. Bayi lahir spontan
pukul 07.30 WIB, segera menangis,
Nilai apgar score
8 / 9.
2. Jenis
kelamin : laki-laki, BB :
3300 gram, PB : 50 cm
3. Keadaan umum : baik
4. Kesadaran : composmentis
5. Tanda-tanda vital : TD : 110/70
mmHg S : 360C
Nadi : 80 x/menit R : 23 x/menit
6. Keadaan uterus
-
TFU : 1 jari dibawah pusat
-
Kontraksi : baik
7. Vesika urinenria : kosong
8. Plasenta belum lahir
9. Perdarahan kala II +
150 cc
A (ASSESMENT)
Diagnosa
Ibu
dengan P3A0 kala III persalinan
Dasar
:
Bayi
telah lahir spontan, langsung menangis pada hari jum’at, 28 Mei 2010 pukul
07.30 WIB
Masalah
Plasenta
belum lahir
Kebutuhan
Pengeluaran
plasenta
P (PLANNING)
1.
Melakukan palpasi untuk
menentukan apakah ada bayi kedua (tidak ditemukan bayi kedua)
2. Menginjeksi oksytosin lamp di 1/3 paha
bagian luar. Oxytocin sebagai uterotomika akan merangsang kontraksi uterus
sehingga mempercepat lahirnya plasenta
3.
Mengenai
tanda-tanda lepasnya plasenta. Plasenta lepas ditandai dengan uterus membulat,
semburan darah tibat-tiba, dan tali pusat memanjang. Lalu
lakukan penegangan tali pusat
4. Melakukan penegangan tali pusat
terkendali, dengan cara :
a. Meletakan tangan kiri di atas Supra
Symphisis ibu. Pada saat ada kontraksi tangan kiri kearah dorsokrania,
sedangkan tangan kanan menegangkan tali pusat yang di klem + 5 – 10 cm
dari vulva.
b. Menjaga tahanan tangan kanan pada tali
pusat dan tunggu adanya kontraksi
c. Selama adanya kontraksi, lakukan
penegangan tali pusat terkendali (ke bawah lalu ke atas), jangan memaksa bila
ada tahanan
d. Melakukan tangan yang sama sampai plasenta
tampak di vulva. Pegang plasenta dengan kedua tangan dan diputar searah jarum
jam, sehingga plasenta dan selaputnya lahir seluruhnya.
5. Melakukan massase uterus setelah plasenta
lahir secara sirkuler selama 15 menit
6. Memeriksa kelengkapan plasenta dan
pengukuran plasenta. Plasenta lahir lengkap dengan selaput kotidonnya. Berat
plasenta + 500 gram, diameter : 18 cm, panjang tali pusat + 50
cm, insersi hagindis, perdarahan kala III : 150 cc.
7. Melakukan pemeriksaan luka perineum dan
jalan lahir, ternyata tidak ada luka.
Kala IV
Hari / Tanggal : Jum’at, 28 Mei 2010
Waktu : 07.40 – 09.40 WIB
S ( SUBJEKTIF)
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan
badannya sedikit lemas
O ( OBJEKTIF )
1.
Keadaan umum : baik
2.
Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital : TD : 120/90
mmHg T : 35,60 C
Nadi : 84
x/menit R : 24 x/menit
4. Plasenta lahir lengkap dengan selaput dan
ketiledonnya pukul 07.40 WIB
5.
Kontraksi uterus baik
6.
TFU 2 jari dibawah pusat
7. Perineum utuh, tidak ada laserasi atau
rupture
8.
Kandung kemih kosong
A ( ASSESMENT)
Diagnosa : Ibu
P3A0 kala IV
Masalah : Ketidaknyamanan
karena badan kotor setelah melahirkan
P ( PLANNING )
1. Membersihkan tubuh ibu dari lendir darah
serta mengganti pakaian.
Selama proses persalinan ibu banyak mengeluarkan lendir dan darah yang
menempel pada bagian tubuh ibu. Dengan membersihkan tubuh ibu dari lendir dan
darah, serta menggantikan pakaian ibu dengan yang bersih maka ibu akan merasa
nyaman sehingga ibu bisa istirahat dengan tenang.
2. Memantau keadaan umum serta tanda-tanda
vital ibu. Pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam dilakukan 2 –
3 kali dalam 15 menit pertama, setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca
persalinan setiap 20 – 30 menit pada jam kedua pasca persalinan, juga dilakukan
pemeriksaan tekanan darah ibu. Dengan memantau keadaan ibu maka keadaan ibu
akan terpantau dengan baik sehingga dapat dilakukan tindakan segera bila
terjadi kegawat daruratan pada ibu.
3. Menganjurkan ibu untuk segera menyusui
bayinya. Pemberian ASI dimulai sejak bayi lahir dengan melakukan IMD (Inisiasi
Menyusui Dini), sampai 6 bulan pertama dengan tidak menambah makanan lain.
Dengan menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya maka akan menciptakan
kasih sayang antara ibu dan bayi, isapan putting susu juga akan merangsang
hormon Oxytocin untuk meningkatkan produksi ASI dan meningkatkan kontraksi
uterus sehingga perdarahan dapat cepat berhenti.
4. Jelaskan pada ibu untuk mobilisasi
sekurang-kurangnya 2 jam post partum. Mobilisasi berguna untuk pengeluaran
lochea, mengurai infeksi, mempercepat inuolusi alat kandungan, serta
meningkatkan kelancaran fungsi darah. Dengan menganjurkan ibu untuk mobilisasi
dini maka akan memperlancar peredaran darah ibu sehingga mencegah terjadinya
Horomboflebitis pada diri ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar