Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA IBU BERSALIN DENGAN PRESENTASI BOKONG

S ( SUBJEKTIF )
  • Ibu mengatakan perutnya terasa mulas seperti ingin melahirkan
  • Ibu datang pada tanggal 29 Juni 2010 pukul 09.00 WIB dengan keluhan sakit pinggang yang menjalar ke perut bagian bawah sejak pukul 23.00 WIB

O ( OBJEKTIF )
A.     Pemeriksaan Umum
1.      Keadaan umum                        : Baik
2.      Keadaan Emosional                  : Stabil
3.      Kesadaran                                : Compos mentis
4.      Tanda- tanda vital                     : TD : 110 / 80 mmHg               R : 22 x/menit
                                                        N    : 80 x / menit                    S  : 36,5 oC
5.      BB sebelum hamil                     : 52 kg
BB sekarang                             : 63,5 kg
6.      TB                                            : 159 cm                                                             
B.     Pemeriksaan kebidanan
1.      Wajah
·        Kelopak mata                     : Tidak ada oedema
·        Konjungtiva                        : Merah muda (an-anemis)
·        Sklera                                : Putih (an-ikterik)
2.      Dada
·        Jantung                               : Normal, bunyi lup dup
·        Paru-paru                                       : Tidak ada ronchi dan whezzing
·        Payudara :  Simetris                        : Ya, kanan dan kiri
Pembesaran                  : Ada
Putting susu                  : Menonjol
Benjolan                       : Tidak ada
Rasa nyeri                    : Tidak ada
Pengeluaran                  : colostrum
Hiperpigmentasi            : Ya, disekitar areola

3.      Ekstremitas
·        Tangan      
Oedema                             : Tidak ada
Kemerahan             : Tidak ada
Varices                               : Tidak ada
·        Kaki
Oedema                             : Tidak ada
Kemerahan             : Tidak ada
       Varices                               : Tidak ada
Refleks patella                    : (+), kanan dan kiri

4.      Abdomen
a.       Palpasi Uterus
Tfu 30 cm, punggung kanan, presentasi bokong
TBJ (Niswander) = 2526- 2826 gram
His : 3- 4 kali dalam 10 menit, intensitas sedang
b.      Auskultasi
      DJJ : (+), 136 x/ menit
c.   Pemeriksaan dalam
Atas indikasi                       : Menilai apakah ibu sudah inpartu atau belum
Waktu                                : Pukul 09.00 WIB
Dinding vagina                    : Tidak ada sistokel atau rectokel
Arah Portio                        : Searah dengan jalan lahir
                  Konsistensi             : Lunak
                  Pendataran                         : 70 %
                  Pembukaan                        :  8 cm
                                      Ketuban                             : ( + )
                                      Presentasi                           : bokong
                                      Penurunan                          : H III
Penilaian Zatuchni – Andros
Penilaian
0
1
2
Nilai
Paritas
Umur Kehamilan
TBJ
Pernah letak  sungsang
Pembukaan
Station
Primi
> 39 minggu
>3630 gr
Tidak

< 2
< -3
Multi
38 minggu
3629 – 3176 gr
1 kali

3 cm
-2
-
< 37 minggu
< 3176 gr
2 kali

> 4 cm
-1 atau lebih rendah
Ø   
1
1
2
0

2
2

Hasil penilaian skor Zatuchni-Andros = 8, maka persalinan dapat dilanjutkan pervaginam.
C.     Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan

A ( ASSESMENT )

Diagnosa ibu                 : G4P3A0 hamil 38 minggu, inpartu, kala 1 fase aktif, janin normal
Masalah                       : Ibu merasa cemas menghadapi persalinannya
 





P ( PLANNING )
1.      Memberi penjelasan kepada ibu dan keluarga tentang kondisinya saat ini.
Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
2.      Memberikan penjelasan  kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan sehat. Janin dalam posisi sungsang, denyut jantung janin baik, pembukaan 8 cm.
Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
3.      Memberikan ibu makan dan minum di antara his agar ibu mempunyai tenaga yang cukup untuk mengedan.
Ibu mau menkonsumsi teh manis dan roti.
4.      Menganjurkan ibu untuk miring kekiri. Posisi tidur miring kekiri dapat membantu mempercepat putaran paksi dalam bayi dan melancarkan sirkulasi dari ibu ke plasenta sehingga penurunan kepala menjadi lancar serta mencegah asfiksia bayi baru lahir.
Ibu mengikuti anjuran yang diberikan. Dengan dibantu suaminya, ibu tidur dengan posisi miring kekiri.
5.      Membimbing ibu untuk mengatur nafas dengan benar yaitu udara dihirup melalui hidung dan dihembuskan melalui mulut untuk membantu mengurangi rasa sakit yang dialaminya dan membantu mencukupi kebutuhan oksigen pada bayi.
Ibbu mencoba untuk mempraktekkannya.
6.      Menempatkan ibu di ruang bersalin yang bersih dan tertutup agar ibu merasa nyaman dan privasi ibu terjaga.
Ibu ditempatkan di ruang bersalin.
7.      Menghadirkan orang terdekat untuk menemani ibu disaat persalinan berlangsung. Pendampingan pada proses persalinan dengan orang terdekat memberikan dampak psikologis yang positif pada ibu bersalin, karena ibu akan merasa nyaman dan lebih tenang. Hal ini akan membuat proses persalinan berjalan lancar.
Ibu meminta ditemani oleh suaminya. Suami ibu berada di dekat kepala ibu dan membantu memasase pinggang ibu disaat kontraksi.
8.      Monitoring kemajuan persalinan dan kesejahteraan janin
Memantau kemajuan persalinan dengan partograf
9.      Menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan pada persalinan, seperti partus set, heating set, peralatan resusitasi, perlengkapan bayi, cairan dekontaminasi dan perlindungan diri.
Alat- alat pertolongan persalinan telah siap di ruang bersalin.

KALA II Pukul : (10. 00 WIB)


S (SUBJEKTIF)

·        Ibu mengatakan ingin mengedan seperti ingin BAB
·        Ibu mengatakan rasa sakit semakin kuat dan sering

O (OBJEKTIF)

·        Keadaan umum                  : Baik
·        Keadaan Emosional            : Stabil
·        Kesadaran                          : Compos mentis
·        Tanda- tanda Vital              : TD     : 110/ 80 mmHg                       N : 80 x/ menit
   R       : 22 x/ menit                              T : 36,5 C
·        His (+) Kuat, frekwensi : 4 - 5 x / 10 menit, lamanya  40-45 detik
·        DJJ (+), Frekuensi : 145 x/ 10 menit, Irama : teratur, Punctum maximum : terdengar 3 jari di atas pusat sebelah kiri perut ibu
·        Keadaan kandung kemih     : Kosong
·        Dari vagina keluar blood slym dan air-air
·        Ibu memperlihatkan tanda - tanda persalinanan yaitu : dorongan meneran, tekanan pada anus,perineum menonjol, dan vulva membuka.
·        Pemeriksaan dalam
Dinding vagina                    : Tidak ada sistokel atau rectokel
Portio                                 : Tidak teraba
Pendataran                         : > 80 %
Pembukaan                        : 10 cm
Ketuban                             : (-)
Presentasi                           : bokong
Penunjuk                            : sacrum
Posisi                                 : sacrum depan
Penurunan              : Hodge IV

A (ASSESMENT)

Diagnosa                      : G4P3A0 hamil 38 minggu, inpartu kala II , janin normal
Masalah                       : Tidak ada

P (PLANNING)

1.      Membantu ibu untuk berbaring litotomi.
Ibu dalam posisi litotomi di atas bed.
2.      Memberikan asupan nutrisi kepada ibu saat tidak ada his.
Ibu diberi minum teh manis
3.      Melakukan pertolongan persalinan sungsang, yaitu :
a.       Memimpin ibu mengedan disaat ada his.
b.      Saat bokong membuka vulva 5-6 cm, letakkan handuk bersih di perut ibu, pasang alas bokong yang dilipat sepertiga bagian di bawah bokong, membuka partus set dan memakai sarung tangan.
c.       Melakukan episiotomy saat bokong membuka vulva dan perineum menipis. Sebelum dilakukan episiotomy, dilakukan pemberian anestesi terlebih dahulu yaitu lidokain 1 % secukupnya.
d.      Melahirkan bokong bayi.
Bokong dan perut bayi dilahirkan spontan, tidak dilakukan intervensi apapun. Setelah dipimpin 3 – 4 kali his, ternyata bokong dan kaki tidak lahir spontan. Oleh karena itu dilakukan metode ekstraksi bokong yaitu :
·        Jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dtaruh dipelipatan  paha depan, dengan jari telunjuk ini, pelipatan paha dikait dan ditarik curam kebawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan yang lain mencengkeram pergelangan tangan tadi dan turut menarik curam kebawah.
·        Bila dengan tarikan ini, trocanter depan mulai tampak dibawah simfisis, maka jari telunjuk yang lain mengait pelipatan paha yang lain untuk ditarik curam kebawah sampai seluruh bokong dan kaki lahir.
·        Kendurkan tali pusat jika talipusat terlihat sangat tegang.

e.       Melahirkan bahu bayi (cara Mueller)
§  Bokong janin dipegang secara femuropelvik, yaitu kedua ibu jari didiletakkan sejajar dengan spina sakralis media dan jari telunjuk pada Krista iliaka. Jari jari lain mencengkeram paha bagian depan. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam kebawah sejauh mungkin sampai bahu depan lahir,
§  Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang secara femuropelvikditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang.

f.        Melahirkan kepala bayi. (cara mauriceau)
·        Tangan kiri penolong masuk kedalam jalan lahir, jari tengah masuk kedalam mulut bayi, jari telunjuk dan jari manis berada di fossa kanina. Tangan kanan menyangga badan bayi seperti menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari jari tangan kanan yang lain mencengkram leher janin dari punggung.
·        Kedua tangan penolong menarik kepala curam kebawah, sambil dilakukan tekanan suprasimfisis untuk mencegah defleksi kepala. Setelah suboksiput tampak dibawah simfisis, dilakukan elevasi kepala janin keatas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga lahirlah seluruh kepala bayi.

g.       Melakukan penilaian pada bayi baru lahir secara cepat dengan tiga pertanyaan, yaitu apakah bayi menangis spontan, warna kulit bayi kemerahan, tonus otot bayi baik.
h.       Segera keringkan bayi dan bungkus dengan kain bersih dan kering untuk mencegah terjadinya hipotermi.
i.         Lakukan pengikatan dan pemotongan tali pusat dengan cara memasang klem pertama dengan jarak 2 – 3 cm dari pusat dan klem kedua dengan jarak 2 – 3 cm dari klem pertama. Kemudian potong tali pusat diantara dua klem dengan tangan kiri melindungi perut bayi.
j.        Memberikan bayi kepada asisten untuk tindakan selanjutnya.

Bayi lahir ,dengan ekstraksi bokong, tidak langsung menangis, Tanggal :29 Juni  2010, pukul 10.10 WIB, warna kulit kebiruan, tonus otot lemah., JK : laki laki, tali pusat telah dipotong dan diikat.

KALA III (Pukul : 10.10 – 10.15 WIB)


S (SUBJEKTIF)

§  Ibu mengatakan perutnya terasa mulas

O (OBJEKTIF)

§  Keadaan umum                  : Baik
§  Kesadaran                          : Compos Mentis
§  Keadaan emosional            : Stabil
§  TTV                                   : TD : 110/80 mmHg                 R : 21x / menit
  N    : 80 x / menit                    S  : 36,8 0C
§  Keadaan kandung kemih     : Kosong
§  TFU                                   : sepusat
§  Kontraksi uterus                 : Baik
§  Plasenta belum lahir




A (ASSESMENT)

Diagnosa                      : P4A0 kala III persalinan
Masalah                       : Tidak ada

P (PLANNING)

1.      Meletakkan kain bersih dan kering diatas perut ibu dan melakukan palpasi abdomen untuk memastikan tidak ada bayi kedua.
Tidak ada kemungkinan bayi kedua

2.      Melakukan manajemen aktif kala III :
a.     Memberi injeksi oksitosin 1 ampul IM pada 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar
b.     Melakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
§  Memindahkan klem pada tali pusat 5-10 cm dari vulva
§  Meletakkan satu tangan diatas perut ibu untuk melakukan palpasi kontraksi, tangan lain memegang tali pusat dengan klem
§  Saat uterus berkontraksi, lakukan penegangan kerah bawah tali pusat dengan lembut, kemudian  melakukan tekanan yang berlawanan dengan cara menekan uterus ke arah  atas dan belakang (dorso kranial)
§  Setelah plasenta tampak di introitus vagina, pegang plasenta dengan kedua tangan dan dengan  hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin dengan lembut searah jarum jam sehingga plasenta dan selaput ketuban lahir seluruhnya
§  Melakukan massase uterus setelah plasenta lahir secara sirkuler selama 15 detik agar uterus berkontraksi
Plasenta lahir spontan dan uterus berkontraksi dengan baik.


c.      Memeriksa kelengkapan plasenta
Plasenta lahir lengkap dengan selaput dan kotiledonnya pukul 10.15 WIB dengan diamenter : 18 cm, berat : ±  450 gram, tebal : ± 2 cm, PTP : ± 50 cm, insersi : marginalis

d.     Memeriksa adanya laserasi pada jalan lahir dengan menggunakan kassa steril untuk segera menghentikan perdarahan.
Tidak ada robekan pada serviks, di perineum terdapat luka insisi episiotomy derajat 2. Jumlah perdarahan kala III + 150 cc

KALA IV (Pukul : 10.15 – 12.15 WIB)


S (SUBJEKTIF)

§  Ibu mengatakan perutnya terasa mulas

O (OBJEKTIF)

§  Keadaan umum                  : Baik
§  Kesadaran                          : Compos Mentis
§  Keadaan emosional            : Stabil
§  TTV                                   : TD : 110/70 mmHg                 R : 25x / menit
  N    : 80 x / menit                    S  : 37 0C
§  Keadaan kandung kemih     : Kosong
§  TFU                                   : 2 jari dibawah pusat
§  Kontraksi uterus                 : Baik, uterus teraba keras.
§  Perdarahan kala III : ± 150 cc
§  Perineum                            : Luka bekas episiotomi
Plasenta lahir lengkap beserta kotiledonnya



A (ASSESMENT)
Diagnosa                      :  P4A0 kala IV
Masalah                       : Tidak ada

P (PLANNING)

  1. Memberi tahu kepada ibu bahwa akan dilakukan penjahitan pada perineum ibu dan akan dilakukan anestesi untuk mengurangi rasa sakit selama proses penjahitan
Ibu mengerti bahwa akan dilakukan penjahitan perineum
  1. Mengobservasi kondisi ibu setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam ke dua.
Tanda- tanda vital dalam batas normal, kontraksi uterus ibu baik, kandung kemih kosong, TFU 2 jari di bawah pusat.
  1. Membersihkan badan ibu dengan air DTT dan mengganti pakaian ibu dengan yang bersih dan kering agar ibu merasa nyaman dan dapat beristirahat setelah persalinan.
Ibu telah dibersihkan dengan menggunakan air DTT dan pakaian ibu telah diganti dengan yang bersih .Ibu terlihat merasa nyaman setelah digantikan pakaiannya.
  1. Menjelaskan mengenai rasa mules yang dialami adalah normal sebagai tanda bahwa uterus sedang berkontraksi untuk menutup pembuluh darah yang terbuka saat plasenta terlepas dari tempat implantasinya dan sebagai upaya uterus untuk kembali ke ukuran asal seperti sebelum hamil.
            Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan tidak cemas lagi
  1. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk memulihkan kondisinya
Ibu cukup makan dan minum
  1. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar keadaannya cepat pulih.
Ibu mencoba untuk beristirahat.




Jam ke
Waktu
TD
N
S
TFU
Kontraksi
Uterus
Kandung
Kemih
Perdarahan
1
10.30
10.45
11.00
11.15
110/70
110/70
110/70
120/70
85
84
85
82
36,5
2 jr bwh  pst 2 jr bwh pst
2 jr bwh pst
2 jr bwh pst
Teraba keras
Teraba keras Teraba keras Teraba keras
Kosong Kosong Kosong
Kosong
Normal
Normal
Normal
Normal
2
11.45
12.15
120/80
120/80
83
81
36,5
2 jr bwh pst
2 jr bwh pst
Teraba keras Teraba keras
Kosong Kosong
Normal
Normal

PEMBAHASAN PERSALINAN

Persalinan adalah suatu pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan ajalan lain (synopsis Obstetri,1998:91)

Persalinan letak sungsang adalah persalinan dimana letak janin membujur, namun kepala berada di fundus, dan bokong yang menjadi bagian terbawah janin. (Gawat darurat Obstetri-Ginekologi,IAC Manuaba,2008:166)

Pada kasus persalinan ini, teraba kepala difundus, yang terbawah adalah bokong janin. Begitupun dengan pemeriksaan dalam.
Pada pemeriksaan dalam, tidak teraba sutura janin, disitu teraba sacrum sebagai penunjuk. Pada pembukaan lengkap, sakrum telah berada diposisi depan, sesuai dengan mekanisme persalinan bokong.

Proses persalinan kala I, pada persalinan sungsang tidak berbeda dengan persalinan dengan letak belakang kepala. Tetap dilakukan pemantauan dengan menggunakan partograf dengan prosedur yang berlaku.
(Asuhan Kebidanan selama Persalinan dan Kelahiran, Vicky Chapman.2006:134 )

Pada persalinan kala II, ketika pembukaan lengkap, diperbolehkan melakukan amniotomi, namun harus lebih hati hati karena kemungkinan tali pusat menumbung lebih besar dari persalinan belakang kepala.

Adanya mekonium pada air ketuban pada persalinan sungsang bukan berarti menunjukkan bahwa bayi mengalammi disstres, tapi karena tekanan jalan lahir pada bokong janin. (Hulme,1992) Tetapi, jika disertai dengan adanya DJJ yang abnormal, maka itu adallah tanda Disstres janin. ( Baker et all. 1992)
(Asuhan Kebidanan selama Persalinan dan Kelahiran, Vicky Chapman.2006:135 )
Pada kasus ini DJJ normal, walaupun airan ketuban berampur mekonium.

Ketika bokong mencapai perineum, perlu dilakukan episiotomy, meskipun kontraksi baik untuk mempercepat kelahiran janin.
(Asuhan Kebidanan selama Persalinan dan Kelahiran, Vicky Chapman.2006:135 )
Saat bokong membuka vulva 5 -6 m dilakukan episiotomy. Hal ini sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Pada saat bokong akan lahir, ternyata bokong mengalami kemacetan, kemungkinan karena kaki janin yang ekstensi, untuk melahirkan bokong janin dilakukan perasat ekstraksi bokong, yaitu dengan menyelipkan jari telunjuk ke pelipatan paha bayi, lalu diarahkan curam kebawah untuk melahirkan bokong. setelah bokong lahir, kedua bahu dilahirkan dengan metode Mueller, yang prinsipnya melahirkan bahu depan terlebih dahulu baru melahirkan bahu belakang. Keuntungan dari metode Muller ini adalah tangan penolong tidak banyak masuk kejalan lahir, sehingga mengurang resiko infeksi. (Ilmu Bedah Kebidanan,2007:111)

Untuk melahirkan kepala, dilakukan teknik Mauriceau dengan tekanan supra simpisis untuk mencegah defleksi kepala.
Setelah bayi lahir, penatalaksanaan persalinan sungsang tidak memiliki perbedaan dengan persalinan normal.

Pada kasus ini, penanganan kala III dan Kala IV sesuai dengan prosedur yaitu manajemen aktif kala III dan pengawasan selama 2 jam pertama persalinan,

Kriteria persalinan Pervaginam pada presentasi bokong:
1.       Presentasi bokong murni, presentasi bokong kaki
2.       Tafsiran berat janin pada primi : < 3500g, pada multigravida <4000g
3.       Panggul luas
4.       Zatuchni Andros > 4
5.       Plasenta tidak dibawah

Kriteria sectio cesarea pada bokong:
1.       Panggul sempit, DKP
2.       Janin besar
3.       Preterm sudah inpartu
4.       Ketuban pecah > 12 Jam
5.       Zatuchni Andros <4
6.       Cacat rahim (bekas SC)
7.       Tafsiran berat janin pada primi > 3500g, pada multi >4000g
8.       Plasenta previa
9.       Presentasi lutut/kaki
10.     Kepala dalam posisi hiperekstensi
11.     IUGR




















Tidak ada komentar: