BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah perkembangan keluarga merupakan
salah satu tahap perkembangan yang harus dapat proporsi yang lebih dalam
pengetahuan dan aplikasi nyata. Perkembangan keluarga sangat penting mengingat
dalam kehidupan merupakan fase penentuan khususnya dalam perkembangan keluarga
ke depan. Ada beberapa tahapan dalam perkembangan ini mulai dari keluarga
pasangan baru sampai dengan perkembangan
keluarga lansia.
Perkembangan dalam keluaga adalah tolak ukur dalam
keberhasilan dalam sosialisasi dan interaksi individu dengan lingkungan selain
dipengaruhi oleh faktor lingkungan itu sendiri dan pola masyarakat sekitar.
Mengingat akan pentingnya tugas dalam perkembangan
keluarga maka kelompok bermaksud agar tahapan dalam perkembangan dalam tugas
keluarga dengan anak balita khususna akan dipahami baik oleh mahasiswa ataupun
penerapan aplikasinya kepada masyarakat di lapangan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Meningkatkan pemahaman tentang tugas
perkembangan keluarga dengan anak balita.
1.2.2
Tujuan
khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengertian keluaga
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang peranan keluarga
c. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang tahap perkembangan keluarga
d. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang tugas perkembangan keluaga dengan anak
balita
1.3 Manfaat
Agar wawasan mahasiswa meningkat khususnya
tentang tugas dan perkembangan keluaga dengan anak BALITA sehingga diharapkan
dapat mengoptimalkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan asuhan keperawatan
keluaraga pada kondisi nyata di lapangan.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PENGERTIAN KELUARGA
a. Duvall dan Logan ( 1986 ) :
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
b. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
c. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik
keluarga adalah:
- Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
- Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
- Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
- Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota
(materi perkuliahan keperawatan keluaga, 2010)
2.2 PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
2. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual
2.3 TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA Menurut
Duvall
(SOCIOLOGICAL PERSPECTIVE)
- Keluarga baru menikah
- Kelurga dengan anak baru lahir
- Keluarga dengan anak usia pra sekolah
- Keluarga dengan anak usia sekolah
- Keluarga dengan anak remaja
- Keluarga mulai melepas anak sebagai dewasa
- Keluarga usia pertengahan
- Keluarga usia tua
2.4 TUGAS PERKEMBANGAN
KELUAGA DENGAN ANAK BALITA
Tahapan perkembangan keluarga dengan anak balita,
diklasifikasikan dalam keluarga yang sedang mengasuh anak dan keluaga dengan
anak pra sekoalah.
2.4.1 Keluarga Yang Sedang
Mengasuh Anak
Tahapan ini dimulai dengan kelahiran anak pertama
hingga bayi berusia 30 bulan, biasanya orang tua memiliki kekhawatiran terhadap
kelahiran anak tersebut.
Tugas dan perkembangan keluarga dalam tahap ini yaitu:
a. Membentuk keluarga muda sebagai unit yang
mantap (mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga)
b. Rekonsilisasi tugas-tugas perkembangan
yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan yang
memuaskan.
d. Memperluas persahabatan dengan keluagabesar dengan menambahkan peran orang
tua dan kakek nenek.
Dalam pembagian tugas perkembangan keluarga pada tahap ini fungsi-fungsi
pasangan suami istri harus dibedakan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan baru baik
dalam perawatan maupunpengasuhan. Sementara itu pemenuhhan tanggung jawab harus
berpariasi menurut posisi sosial budaya suami istri.
(La rossa, 1981)
Menurut friedman (1957) orangtua memiliki tahapan
perkembangan secara berturut-turut.
Pertama, selama masa bayi, orangtua mempelajari isyarat-isyarat
yang diekpresikan oleh bayi untuk mengutarakan kebutuhan-kebutuhannya. Dengan
setiap anak lahir berturut-turut orang tua akan mengalami tahapan yang sama ini
sehingga mereka menyesuaikan dengan isyarat-isyarat unik bayi.
Kedua,
dari perkembangan orang
tua yaitu orang tua belajar untuk menerima pertumbuhan dan perkembangan anak
yang terjadi pada tahapan usianya. Pada tahapan ini orang tua mereka perlu
memahami konsep kesiapan perkembangan, konsep tentang ”konsep yang tepat untuk
mengajar mereka”. Pada saat yang sama pula orang tua perlu bimbingan dalam
memahami tugas-tugas yang harus mereka kuasai selama tahap ini.
Faktor yang menyulitkan
keluarga yang mengasuh anak (Bradt 1988):
a. Banyaknya wanita yang bekerja
b. Naiknya angka perceraian & masalah
perkawinan
c.
Penggunaan
alat kontrasepsi & aborsi yang sudah lazim
d.
Meningkatnya
biaya perawatan anak
2.4.1.1 Masalah yang lazim
pada Keluarga Yang Sedang Mengasuh Anak
Masa transisi menjadi orang tua banyak menimbulkan pengalaman keluarga yang
sangat penting dan sering menjadi masalah krisis dalam keluarga
Masalah-masalah yang lazim:
a. Suami merasa diabaikan
b. Terdapat peningkatan perselisihan dan
argumen antara suami dan istri
c. Pembagian jadwal yang kurang efektif
d. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan
menurun
2.4.1.2 Masalah Kesehatan
Masalah-masalah kesehatan utama keluarga dalam tahap ini adalah
a. Pendidikan maternitas yang tidak terpusat
dalam keluarga
b. Pengetahuan tentang perawatan bayi yang
baik masih kurang
c. Pengenalan dan penanganan masalah-masalah
fisik secara dini belum optimal
d. Pengetahuan tentang ASI Eksklusif, imunisasi,
KB, konsling perkembangan anak, interaksi keluarga dan bidang-bidang kesehatan
umum yang masih kurang.
2.4.2 Tugas Perkembangan
Keluaga Dengan Anak Pra Sekolah
Tahapan siklus kehidupan keluarga dengan anak pra sekolah memiliki
tugas-tugas perkembangan:
a. Memahami kebutuhan anggota keluarga
seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan.
b. Mensosialisasikan anak.
c. Mengintegrasikan anak yang baru sementara
tetap memenuhi kebutuhan anank-anak yang lain.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam
keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar
keluarga (keluarga besar dan komunitas)
Suami istri harus lebih banyak keterlibatannya
dalam bertanggung jawab selama tahapan perkembangan ini. Persentrasi terbesar
dalam tahap ini digunakan untuk aktifitas perawatan anak.
Keterlibatan ayah dalam perawatan anak pada tahap
ini benar-benar penting, karena hubungan ayah dengan anak pra sekolah dapat
membantu anak mengidentifikasi jenis kelaminya. Khusus bagi anak laki-laki
dalam usia lima tahun penting sekali bagi mereka untuk bergaul secara rapat
dengan lingkungan sehingga identitas peran laki-laki dapat terbentuk.
Peran yang lebih matang juga diterima oleh
anak-anak usia pra sekolah, yang secara perlahan mendapat lebih banyak tanggung
jawab perawatan dirinya sendiri dan membantu ibu atau ayah dalam melakukan
pekerjaan rumah tangga. Disini bukan produktivitas anak yang penting melainkan
proses belajar yang berlangsung.
2.4.2.1 Masalah Yang Lazim Pada Keluarga Dengan Anak Pra Sekolah
Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisasikan
anak. Anak-anak usia pra sekolah masih dalam tahap mengembangkan sikap diri
sendiri (konsep diri) dan secara cepat belajar mengekspresikan diri mereka
terhadap respon lingkungan. Peran orang tua sangat penting dalam tahapan ini
oleh karena itu sering timbul masalah-masalah yang dihadapi dalam keluarga
antara lain:
a. Menurunnya kepuasan yang di alami banyak
pasangan
b. Persaingan diantara kakak dan adik
c. Masalah pengasuhan anak seperti membatasi
lingkungan (disiplin), penganiayaan dan penelantaran anak
d. Masalah-masalah komunikasi keluarga
2.4.2.2 Masalah Kesehatan
Masalah-masalah kesehatan utama keluarga dalam
tahap ini adalah:
a. Masalah-masalah fisik seperti penyakit-penyakit
menular, jatuh, luka bakar, keracunan dan kecelakaan-kecelakaan lain yang
terjadi selama usia pra sekolah
b. Kurangnya strategi promosi kesehatan
terhadap orang tua khususnya mengenai kesehatan anak pra sekolah
c. Kurangnya pengetahuan keluarga mengenai pembentukan
gaya hidup yang sehat, intelektual, emosional dan sosial pada anak pra sekolah
secara optimal
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Salah satu aspek terpenting dari perawatan
adalah penekanannya pada unit keluarga. Keluarga, bersama dengan individu,
kelompok dan komunitas adalah klien atau resipien keperawatan. Secara empiris,
kami menyadari bahwa kesehatan para anggota keluarga dan kualitas kesehatan
keluarga, mempunyai hubungan yang sangat erat.
Unit dasar ini memiliki pengaruh yang begitu kuat
terhadap perkembangan seorang individu yang dapat menentukan berhasil atau
tidaknya kehidupan individu tersebut. Keluarga memiliki pengaruh yang penting
sekali terhadap pembentukan identitas seorang individu dan perasaan harga diri.
Prioritas tertinggi keluarga biasanya adalah kesejahteraan anggota keluarganya.
Pada perkembangan keluarga sangat
ditentukan oleh adaptasi pada setiap
tahapannya. pada tahapan tugas perkembangan keluarga dengan anak balita yang
meliputi keluarga yang sedang mengasuh anak dan keluarga dengan anak usia pra
sekolah keluarga harus memiliki adaptasi untuk mengatasi masalah-masalah yang
timbul pada setiap tahapannya baik itu masalah intern dalam keluarganya maupun
masalah kesehatan yang sering dialami disetiap fase tahapan perkembangan nya.
3.2 SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat
dimanfaatkan dengan seoptimal mungkin dalam rangka peningkatan pemahaman
tentang topik yang dibahas baik untuk rekan-rekan maupun para pembaca pada
umumya.
PENUTUP
Atas berkat rahmat Allah SWT, kami telah menyelesaikan tugas
mata kuliah keperwtan keluarga sebagai penilaian tugas kelompok semester
VI ini.Makalah ini kami susun dengan
harapan dapat diterima oleh seluruh, lapisan masyrakat.
Kami berharap, makalah ini dapat bermanfaat
bagi seluruh masyrakat untuk dipahami dan dapat dikerjakan sesuai dengan apa yang telah dijelaskan di
makalah ini Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini,masih banyak kekurangan,
maka kami mengharapkan krtik dan saran yang bersifat membangun sebagai
tambahan/ perbaikan bagi makalah yang kami buat dan kami mohon maaf apabila
dalam makalah masih banyak kekurangan dan kepada Allah SWT Kami mohon ampun.
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. Marilyn (1998), Keperawatan Keluarga: Teori Dan Praktek
Edisi 3, Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
Suprayitno (2004), Asuhan Keperawatan
Keluarga: Aplikasi dalam keluarga Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
www. Askep keluarga.com
materi perkuliahan keperawatan keluarga (2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar