Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

ADAPTASI BAYI BARU LAHIR INTRAUTERIN KE EKSTRAUTERIN


ADAPTASI BAYI BARU LAHIR

  1. Pengertian Bayi Baru Lahir Normal
Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang terbatas, maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain.

  1. Adaptasi Fisik Bayi Baru Lahir Normal
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.

Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
Adaptasi neonatal: Perubahan secara fungsional daripada kehidupan intrauterin kepada kehidupan ekstrauterin. Mampu beradaptasi akan menjadi homeostasis, gagal beradaptasi akan menjadi morbiditi

Adaptasi bergantung kepada:
(a) Kematangan - Bergantung kepada usia kehamilan
(b) Status nutrisi - Berhubung dengan berat badan lahir
(c) Toleransi - Kebolehan untuk mengatasi persekitaran baru, mampu bertoleransi kepada        keadaan hypoxia, hipoglikemia, pengambilan kalori, dan lain-lain
(d) Kemampuan beradaptasi - Kebolehan atau keupayaan sesuatu sistem untuk beradaptasi keatas kesan-kesan daripada perubahan

Adaptasi melibatkan fungsi multi organ, termasuk:
(a) Sistem kardio-sirkulasi
(b) Sistem respirasi
(c) Saluran intestinal
(d) Metabolisme
(f) Sistem saraf pusat

Perubahan sirkulasi fetus menjadi sirkulasi perinatal & Perubahan sirkulasi perinatal menjadi sirkulasi bayi / dewasa.

Fetus                           : Dari minggu ke-8 hingga kelahiran, organ-organ mengalami                                               permatangan untuk menyokong kehidupan luar.
Sirkulasi fetus            : Sirkulasi umbilikal-plasenta melalui tali pusat
Sirkulasi terjadi secara bypass:
  (a) Hati                      : Duktus venosus ke vena cava inferior
  (b) Paru-paru             : Foramen ovale antara kiri dan kanan atrium, serta duktus                                                   arteriosus yang menghubungkan arteri pulmonari ke aorta.









(1) Sirkulasi bypass I (Duktus venosus):

(2) Sirkulasi bypass II (Foramen ovale):
(3) Sirkulasi bypass III (Patent duktus arteriosus):
Sirkulasi pulmonari  : Vena umbilikus, duktus venosus, foramen ovale, dan duktus                                              arteriosus.
Sirkulasi sistemik       : Arteri umbilikus.
Perubahan Sistem Pernafasan.
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis (Varney, 551-552)
 Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
a. mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.

Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3). Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.

Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.

Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.

Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolusdan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.

Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :
a. Pada saat tali pusat dipotong.
Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini membantu darah dengan kandungan O2 sedikit mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi ulang.

b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan.
Oksigen pada pernafasan pertama menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru.Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat,mengakibatkan ductus arteriosus berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.




Sistem pengaturan Suhu, Metabolisme Glukosa, gastrointestinal dan Kekebalan Tubuh.
a. Pengaturan Suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin.

b. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada BBL, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBL yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan dalam hati.

c. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir. Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan menelan dan mencerna makanan (selain susu) terbatas pada bayi.
Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah secara lambat sesuai pertumbuhan janin.

d. Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan alami yang dimiliki bayi diantaranya :
 1) Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
 2) Fungsi jaringan saluran nafas.
 3) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
 4) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu membunuh organisme asing.

Perbezaan sirkulasi fetus dan sirkulasi neonatal:
(a) Sirkulasi pulmonari:
* Fetus                        : Aktif, kurang berkembang.
* Neonatal       : Aktif, perkembangan meningkat.
(b) Foramen Ovale:
* Fetus                        : Terbuka.
* Neonatal       : Tertutup.
(c) Duktus arteriosus botali:
* Fetus                        : Terbuka.
* Neonatal       : Tertutup.
(d) Duktus venosus arantii:
* Fetus                        : Terbuka.
* Neonatal       : Tertutup.
(e) Sirkulasi sistemik:
* Fetus                        : Aktif dengan resisten rendah.
* Neonatal       : Aktif denga meningkatnya resisten.
Perbezaan fetus dan neonatal
Sirkulasi
* Fetus                        : Sirkulasi fetus
* Neonatal       : Sirkulasi neonatal
Oksigen
* Fetus                        : Bergantung kepada sirkulasi utero-plasenta
* Neonatal       : Dihasilkan sendiri melalui pernafasan
Nutrisi
* Fetus                        : Bergantung kepada status ibu
* Neonatal       : Makan (Minum susu ibu)

Perkembangan paru-paru fetus:
* Kehadiran alveoli: Minggu 25 kehamilan, diisi dengan cairan paru-paru.
* Pergerakan pernafasan:
(a) Sekejap ada, sekejap tidak ada
(b) Perkembangan paru-paru
(c) Pengaturan pernafasan
* Fetus: Pertukaran gas berlaku antara tubuh janin dan plasenta (hubungan 2 hala)

Perubahan pernafasan plasenta menjadi pernafasan paru-paru
  • Rantaian peristiwa-peristiwa selepas pernafasan pertama:
(1) Menukar dari sirkulasi fetus ke sirkulasi orang dewasa.
(2) Berlakunya pengosongan cairan paru-paru.
(3) Bermulanya fungsi paru-paru.
(4) Bermulanya respirasi neonatal.
  • Perbezaan paru-paru janin (fetus) dan bayi baru lahir (neonatal):
(1) Alveolus:
* Fetus                        : Tidak berkembang.
* Neonatal       : Berkembang.
(2) Pembuluh darah paru-paru:
* Fetus                        : Tidak aktif.
* Neonatal       : Aktif.
(3) Resisten paru-paru:
* Fetus                        : Tinggi.
* Neonatal       : Menurun / rendah.
(4) Darah di paru-paru:
* Fetus: Rendah / sedikit.
* Neonatal: Meningkat.
(5) Keperluan oksigen:
* Fetus: Dipenuhi oleh plasenta.
* Neonatal: Dipenuhi oleh paru-paru.
(6) Penyingkiran karbon dioksida:
* Fetus: Melalui plasenta.
* Neonatal: Melalui paru-paru.

Janin:
- Keperluan kalori dan nutrisi didapati daripada ibu melalui plasenta.
- Motiliti saluran intestinal tidak aktif.
- Tidak memerlukan enzim untuk metabolisme.
Neonatal:
- Motiliti saluran intestinal mula berfungsi.
- Peningkatan keperluan terhadap kalori / nutrisi dan metabolisme enzim.

Perbezaan gastrointestinal antara fetus (janin) dan neonatal:
(1) Penyerapan nutrisi:
- Fetus             : Tidak aktif.
- Neonatal       : Aktif.
(2) Kolonisasi bakteria:
- Fetus             : Negatif.
- Neonatal       : Positif.
(3) Feces:
- Fetus             : Meconium.
- Neonatal       : Meconium dan feces.
(4) Enzim:
-Fetus              : Tidak berfungsi.
- Neonatal       : Aktif.

Status imunologi pada fetus dan neonatal:
- Fetus             : Terdiri daripada sel-sel fagosit, granulosit, dan monosit. Dapat dikesan pada bulan ke-4 kandungan.
- Neonatal       : Kekuatan sistem imun lebih rendah berbanding orang dewasa walaupun lahir cukup bulan.

Tidak ada komentar: