1.
LATAR BELAKANG
Penyakit
kelamin sudah lama dikenal di beberapa negara, terutama yang paling populer di
antaranya adalah Sifilis dan Gonorrhoe. Dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan, makin banyak juga ditemukan jenis-jenis penyakit baru, sehingga
istilah Penyakit Kelamin yang dulu banyak disebut sudah dianggap tidak sesuai
lagi dan diubah menjadi Seksually Transmited Disease (STD) atau Penyakit
Menular Seksual (PMS). Karena pada kenyataanya penyakit-penyakit tersebut tidak
hanya mengenai juga organ-organ yang lain.Dari tahun ke tahun insiden PMS bisa
dikatakan semakin meningkat, terbukti dari data yang diperoleh terlihat setiap
tahun tidak kurang dari 250 kasus baru ditemukan dan dari jumlah tersebut
30-50% merupakan penyakit-penyakit yang tergolong PMS. Peningkatan Insident
tersebut secara tidak langsung juga terjadi karena semakin banyaknya kelompok
perilaku-perilaku berisiko tinggi, seperti : anak-anak usia remaja, PSK
(Pekerja Seks Komersial), pecandu narkotika, kaum homoseksual, dll.
PMS menjadi pembicaraan yang begitu penting setelah muncul
kasus penyakit AIDS yang menelan banyak korban meninggal dunia, dan sampai
sekarang pengobatan yang paling manjur masih belum ditemukan. Apalagi
komplikasi dari PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang banyak dan akibatnya pun
cukup fatal, antara lain :
- kemandulan
- kecacatan
- gangguan kehamilan
- kanker
- kematian
II. TujuanPenyuluhan
A. Tujuan Umum
Setelah
mengikuti penyuluhan diharapkan klien mengerti tentang definisi penyakit menular seksual dan dapat memahami
dan menjauhkan diri dari penyebab-penyebab yang bisa menyebabkan penyakit
menular seksual.
B. Tujuan khusus
Setelah
menerima pendidikan kesehatan tentang pencegahan penyakit menular seksual
peserta mampu :
1.menjelaskan
definisi penyakit menular seksual.
2.menjelaskan
penyebab penyakit menular seksual.
3.menyebutkan
gejala penderita menular seksual.
4.mengetahui
bagaimana mencegah penyakit menular seksual.
a.pengertian
penyakit menular seksual.
b.gejala penyakit menular seksual.
c.bahaya pengobatan penyakit menular
seksual.
d.pencegahan penyakit menular seksual.
IV.
Waktu
dan Tempat
a.Tempat :
Lab Demo Jurusan Keperawatan Poltekkes
b.Waktu :
09.00 WIB sd 09.30 WIB
c.Hari / tanggal : 14 Januari 2011
V.
Sasaran
Sasaran penyuluhan ini adalah kelompok.
VI.
Metode
dan Teknik
1.
Metode
Metode yang
digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
a.
Ceramah
b.
Diskusi dan Tanya jawab
2.
Tehnik
Tehnik yang
digunakan adalah dengan melakukan :
a.
Menyiapkan materi yang akan disajikan
b.
Menjelaskan tujuan dari promosi
kesehatan yang dilakukan
c.
Menyajikan materi kemudian melakukan
diskusi dan tanya jawab
VII. Media
Alat peraga :
a.LembarBalik
b.LeafLet
VIII. Strategi Pelaksanaan
1.
Persiapan
a.
Pembuatan Satuan Penyuluhan dengan
materi Penyakit Menular Seksual menggunakan referensi dari buku-buku dan
informasi dari internet dan konsultasi ke pembimbing akademik mata kuliah
promosi kesehatan.
b.
Membuat lembar balik dan leaflet
c.
Menentukan waktu pelaksanaan dan tempat
pelaksanaan
d.
Menyiapkan alat peraga
e.
Menyiapkan sasaran
2.
Pelaksanaan
a.
Diawali dengan mengenalkan diri oleh tim
penyuluh, tujuan, dan permohonan kesediaan sejenak untuk penyuluhan dispepsia
b.
Membagikan leaflet
c.
Menjelaskan dan menyampaikan isi
penyuluhan secara jelas, padat, dan singkat.
d.
Membuka forum tanya jawab tentang materi
yang diberikan
e.
Mengucapkan terimakasih atas kesediaan
sasaran
f.
Penutup
a. Kegiatan
penyuluhan
No.
|
Kegiatan
|
Materi
|
Uraian
Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Pembukaan
|
· Salam
pembukaan
· Perkenalan
· Menjelaskan
tujuan penyuluhan
|
· Penyuluh
memberikan salam
· Penyuluh
memperkenalkan diri
· Penyuluh
menjelaskan tujuan penyuluhan
|
5 menit
|
b. Kegiatan inti penyuluhan
2.
|
Kegiatan inti
|
Penuyuluh menjelaskan tentang :
·
Pengertian Penyakit Menular
Seksual.
·
Gejala Penyakit Menular Seksual
·
Bahaya dan Pengobatan Penyakit Menular Seksual
·
Cara mencegah Penyakit Menular
Seksual
|
15 menit
|
c.
Penutup
3.
|
Penutup
|
·
Penyuluh membuat resume dan kesimpulan dari
penyuluhan
·
Meminta peserta menyebutkan definisi Penyakit Menular
Seksual
·
Meminta
peserta menyebutkan gejala Penyakit Menular Seksual
·
Meminta peserta menyebutkan pencegahan Penyakit
Menular
Seksual
·
Salam penutup
|
10 menit
|
VIII.
Evaluasi
1. Struktur
(menyangkut seluruh bahan, materi, sasaran)
2. Proses
Proses penyuluhan kesehatan mengenai
masalah Penyakit Menular Seksual.
3. Hasil
a. Evaluasi
dilakukan secara langsung dengan bertanya kepada para peserta tentang Penyakit
Menular Seksual di sela-sela penyuluhan
ataupun akhir penyuluhan untuk mengetahui tingkat pemahaman sasaran tentang
materi.
b. Waktu
yang digunakan harus tepat sesuai kontrak dengan sasaran.
PENYAKIT
MENULAR SEKSUAL
(PMS)
I. Pengertian
Penyakit
Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks.
Penyakit menular seksual akan lebih beresiko bila melakukan hubungan seksual
dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. PMS dapat
menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius. (Sumber: UNAIDS dan WHO 1998, Alan
Guttmacher Institute 1998)
.
II. Gejala Penyakit Menular Seksual
Gejala-gejala umum PMS pada
laki-laki adalah :
a)
Bintik-bintik berisi cairan, borok, atau lecet pada daerah sekitar kelamin.
b)
Luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada sekitar daerah kelamin.
c) Adanya kutil yang tumbuh seperti
jengger ayam.
d)Rasa gatal yang sangat hebat di
sekitar kelamin.
e) Sakit luar biasa saat kencing.
f) Kencing nanah/darah dengan bau
busuk.
g) Bengkak panas nyeri pada pangkal
paha yang akhirnya menjadi borok.
h) Kehilangan berat badan secara
drastis, diare berkepanjangan, dan
berkeringat saat malam.
Sedangkan pada perempuan meliputi :
a) Rasa sakit atau nyeri saat
kencing atau saat berhubungan seksual.
b)Rasa nyeri pada perut bagian
bawah.
c) Keluarnya lendir pada vagina.
d)Keputihan berwarna putih susu,
bergumpal, dan disertai rasa gatal pada kelamin.
e) Keputihan berbusa dan berbau
busuk.
f))Bercak-bercak darah setelah
berhubungan seks.
III. Macam- macam Penyakit Menular Seksual dan Penyebab Penyakit
Menular Seksual
1.Gonorea (GO)
Disebabkan
oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Ada masa tenggang (masa inkubasi) selama 2
-10 hari setelah kuman masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Tanda-tanda penyakitnya
adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah.
Gejala
pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing, keluarnya nanah kental
kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak. Pada perempuan,
60% kasus tidak menunjukkan gejala. Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing
dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan.
Akibat
penyakit GO, pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa kemandulan. Pada
perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi
yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
2.Herpes Genital
Penyakit
yang disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa tenggang 4 - 7 hari
sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks. Gejala yang
ditimbulkan adalah :
a. Bintil-bintil berair seperti
anggur di sekitar kelamin.
b.Pecah, lalu menyebabkan luka
kering mengerak lalu hilang.
c.Terulang lagi sampai seumur hidup.
Pada
perempuan, seringkali menjadi kanker mulut rahim beberapa tahun kemudian.
Penyakit ini belum ada obat yang benar-benar mujarab, tetapi pengobatan anti
virus bisa mengurangi rasa sakit dan lamanya episode penyakit.
3.Sifilis (Raja Singa)
Kuman penyebabnya disebut Treponema
pallidum. Masa tanpa gejala
berlangsung 3-4 minggu,
kadang-kadang sampai 13 minggu. Kemudian
timbul benjolan di sekitar alat
kelamin. Kadang- kadang disertai pusing-pusing dan nyeri tulang seperti flu,
yang akan hilang sendiri tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar
6-12 minggu setelah hubungan seks.
Gejala
ini akan hilang dengan sendirinya dan seringkali penderita tidak memperhatikan
hal ini. Selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala
apa-apa, atau disebut masa laten. Setelah 5-10 tahun penyakit sifilis akan
menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung. Pada perempuan hamil
sifilis dapat ditularkan kepada bayi yang dikandungnya dan bisa lahir dengan
kerusakan kulit, hati, limpa dan keterbelakangan mental.
4.Klamidia
Penyakit
ini disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. Masa tanpa gejala ber-langsung 7 -
21 hari. Gejalanya adalah timbul peradangan pada alat reproduksi laki-laki dan
perempuan.
Pada perempuan, gejalanya bisa
berupa :
a. Keluarnya cairan dari alat
kelamin atau sering disebut keputihan encer
berwarna kuning kecoklatan.
b. Rasa nyeri di rongga pinggul.
c.Pendarahan setelah hubungan
seksual.
Sedangkan pada laki-laki, gejalanya
bisa berupa :
a.Keluar cairan bening dari saluran
kencing.
b.Rasa nyeri saat kencing.
c.Infeksi lebih lanjut dapat
menyebabkan banyak cairan keluar dan
bercampur nanah.
Tidak
jarang pula, gejala tidak muncul sama sekali, padahal proses infeksi sedang
berlangsung. Oleh karena itu penderita tidak sadar sedang menjadi pembawa PMS
dan menularkannya kepada pasangannya melalui hubungan seksual.
Akibat
terkena Klamidia pada perempuan adalah cacatnya saluran telur dan kemandulan,
radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran
bayi sebelum waktunya (prematur). Sementara pada laki-laki akibatnya adalah
rusaknya saluran air mani dan mengakibatkan kemandulan, serta radang saluran
kencing. Pada bayi, 60% - 70% terkena penyakit mata atau saluran pernafasan
(pneumonia).
5.Trikomoniasis Vaginalis
Trikomoniasis adalah PMS yang
disebabkan oleh parasitTricho monas
vaginalis.
Gejala dan tanda-tandanya adalah:
a.Keluar cairan vagina berwarna
encer dan baunya busuk.
b.Vulva agak bengkak, gatal, dan
tidak nyaman.
c.Nyeri saat kencing.
6.Kandidadis Vagina
Kandidiasis vagina merupakan
keputihan yang disebabkan oleh jamur
Candidas albicans.
Pada
keadaan normal, jamur ini terdapat di kulit maupun di dalam liang kemaluan
perempuan. Tetapi pada keadaan tertentu, jamur ini meluas dan berreplikasi
secara tak terkendali sedemikian rupa sehingga mengakibatkan infeksi dan
terjadi keputihan.
Gejalanya berupa keputihan berwarna
putih seperti susu, bergumpal,
disertai rasa gatal panas dan
kemerahan pada kelamin dan di sekitarnya.
Penyakit
ini tidak selalu tergolong PMS, tetapi pasangan seksual dari perempuan yang
terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan
di kulit kelamin.
7.Kutil Kelamin
Penyebabnya adalah human papilloma
virus (HPV) dengan gejala
yang khas yaitu terdapat satu atau
beberapa kutil di sekitar kemaluan.
Pada
perempuan, dapat mengenai kulit di daerah kelamin sampai dubur, selaput lendir
bagian dalam liang kemaluan sampai leher rahim. Bila perempuan hamil, kutil
dapat tumbuh sampai besar sekali. Kutil kelamin kadang-kadang bisa
mengakibatkan kanker leher rahim atau kanker kulit di sekitar kelamin.
Pada
laki-laki mengenai alat kelamin dan saluran kencing bagian dalam. Kadang-kadang
kutil tidak terlihat sehingga tidak disadari. Biasanya laki-laki baru menyadari
setelah ia menulari pasangannya.
Sampai
sekarang belum ada obat yang dapat secara tuntas menyembuhkan kutil kelamin.
Pengobatan hanya sampai pada tahap menghilangkan kutilnya saja.
8.HIV/AIDS
AIDS
adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah
kumpulan gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang terjadi karena
seseorang terinfeksi virus HIV. HIV sendiri adalah singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus.
Penderita
sering kali merasa sehat dan memang dari luar memang tampak sehat. Sering kali
3-4 tahun penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas. Sesudahnya, tahun ke
5 atau 6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak,
sering sariawan di mulut, dan terjadi pembengkakan di daerah kelenjar getah
bening. Kekebalan tubuh semakin lemah dan akhirnya penderita mudah terjangkit berbagai
macam penyakit. Sampai nanti penderita meninggal perlahan. Belum ditemukan obat
bagi penderitannya sampai saat ini. Obat yang tersedia hanya dapat menolong
penderita untuk mempertahankan kesehatan tubuhnya.
Cara penularan:
a. Melalui darah
b. Ibu hamil kepada bayinya
c. Jarum suntik
Pencegahannya:
a. Menunda hubungan seks pra nikah
b. Hubungan seks dengan pasangan
yang tetap, hindari bergonta-ganti pasangan
c. Gunakan kondom
d. Hindari transfuse darah yang tidak
jelas asalnya dan menggunakan jarum suntik yang tidak steril
AIDS tidak dapat ditularkan dengan :
a. Hidup serumah dengan penderita
AIDS (asal tidak mengadakan hubungan seks)
b. Bersenggolan dengan penderita
c. Bersentuhan dengan pakaran
penderita AIDS
d. Berjabat tangan denganpenderita
AIDS
e.Penderita AIDS batuk dan bersin di dekat kita.
e.Penderita AIDS batuk dan bersin di dekat kita.
f. Berciuman
g. Makanan dan minuman
h. Sama-sama berenang di kolam
renang.
Gejala:
a. Kehilangan BB secara drastic
b. Rasa lelah yang berkepanjangan
c. Sesak napas dan batukberkepanjangan
d.Pembengkakan di leher dan ketiak
d.Pembengkakan di leher dan ketiak
e. Bercak merah kebiruan pada kulit
f. Diare yang berkelanjutan
g. Sering demam (lebih dari 380C) disertai
keringat dingin malam hari tanpa sesak yang jelas.
IV. Pencegahan
PENCEGAHAN INFEKSI PMS SECARA UMUM
1. Gunakan perilaku seksual sehat
2. Hindari hubungan seksual dengan
bergonta-ganti
pasangan.
3. Gunakan kondom ketika melakukan
hubungan
seksual.
4. Periksakan segera bila ada gejala
PMS yang
dicurigai
Setiap perbuatan yang kita lakukan tentu mengandung
resiko dalam tingkatan tertentu. Perilaku seksual tidak terkecuali. Salah satu
resiko dari melakukan hubungan seksual adalah kemungkinan terjangkit PMS atau
Penyakit Menular Seksual. Berikut ini akan dipaparkan sepuluh faktor resiko
teratas yang berpengaruh pada peluang Anda terkena PMS.
1. Seks tanpa pelindung
Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik terhadap PMS. Biasakanlah memakai kondom.
Meski kondom tidak seratus persen melindungi Anda, ia tetap merupakan cara terbaik untuk menghindarkan Anda dari infeksi. Penggunaan kondom dapat menurunkan laju penularan PMS. Selain selibat, penggunaan kondom yang konsisten adalah proteksi terbaik terhadap PMS. Biasakanlah memakai kondom.
2. Berganti-ganti pasangan
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak pasangan seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti pasangan cenderung memilih pasangan yang suka berganti pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.
Anda tidak perlu belajar matematika untuk mengetahui bahwa semakin banyak pasangan seksual Anda, kian besar kemungkinan Anda terekspos suatu PMS. Apalagi, orang yang suka berganti pasangan cenderung memilih pasangan yang suka berganti pasangan pula. Jadi, Anda tidak lepas dari pasangan-pasangannya pasangan Anda.
3. Mulai aktif secara seksual pada usia
dini
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS karena tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.
Kaum muda lebih besar kemungkinannya untuk terkena PMS daripada orang yang lebih tua. Ada beberapa alasannya, yaitu wanita muda khususnya lebih rentan terhadap PMS karena tubuh mereka lebih kecil dan belum berkembang sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi. Kaum muda juga tampaknya lebih jarang pakai kondom, terlibat perilaku seksual beresiko dan berganti-ganti pasangan.
4. Pengggunaan alkohol
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa minum alkohol bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar memakai kondom dengan benar maupun sulit meminta pasangannya menggunakan kondom.
Konsumsi alkohol dapat berpengaruh terhadap kesehatan seksual. Orang yang biasa minum alkohol bisa jadi kurang selektif memilih pasangan seksual dan menurunkan batasan. Alkohol dapat membuat seseorang sukar memakai kondom dengan benar maupun sulit meminta pasangannya menggunakan kondom.
5. Penyalahgunaan obat
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh obat lebih besar kemungkinannya melakukan perilaku seksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan perilaku seksual yang dalam keadaan sadar tidak akan dilakukan. Penggunaan obat dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.
Prinsipnya mirip dengan alkohol, orang yang berhubungan seksual di bawah pengaruh obat lebih besar kemungkinannya melakukan perilaku seksual beresiko/tanpa pelindung. Pemakaian obat terlarang juga memudahkan orang lain memaksa seseorang melakukan perilaku seksual yang dalam keadaan sadar tidak akan dilakukan. Penggunaan obat dengan jarum suntik diasosiasikan dengan peningkatan resiko penularan penyakit lewat darah, seperti hepatitis dan HIV, yang juga bisa ditransmisikan lewat seks.
6. Seks untuk uang/obat
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun penjual sama-sama dirugikan.
Orang yang menjual seks untuk mendapatkan sesuatu posisi tawarnya rendah sehingga sulit baginya untuk menegosiasikan hubungan seksual yang aman. Kemudian, pasangan (pembeli jasa) memiliki resiko terinfeksi PMS yang lebih besar. Jadi, baik pembeli maupun penjual sama-sama dirugikan.
7. Hidup di masyarakat yang prevalensi PMS-nya
tinggi
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi, ketika berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.
Ketika seseorang tinggal di tengah komunitas dengan prevalensi PMS yang tinggi, ketika berhubungan seksual (dengan orang di komunitas itu) ia lebih rentan terinfeksi PMS.
8. Monogami serial
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya (yang juga banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya, sebab orang yang mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif sehingga akan tergoda untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya monogami memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada monogami jangka panjang yang kedua pasangan sudah dites kesehatan reproduksi.
Monogami serial adalah mengencani/menikahi satu orang saja pada suatu masa, tapi kalau diakumulasi jumlah orang yang dikencani/dinikahi juga banyak. Contoh gampangnya (yang juga banyak terjadi di masyarakat kita) adalah orang yang doyan kawin-cerai. Perilaku begini juga berbahaya, sebab orang yang mempraktekkan monogami serial berpikir bahwa mereka saat itu memiliki hubungan eksklusif sehingga akan tergoda untuk berhenti menggunakan pelindung ketika berhubungan seksual. Sebenarnya monogami memang efektif mencegah PMS, tapi hanya pada monogami jangka panjang yang kedua pasangan sudah dites kesehatan reproduksi.
9. Sudah terkena suatu PMS
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering), Anda lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapat menjadi jalan masuk patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi sekali, bisa jadi ada faktor tertentu dalam gaya hidup Anda yang beresiko.
Kalau Anda sudah pernah berkenalan langsung dengan suatu PMS (apalagi sering), Anda lebih rentan terinfeksi PMS jenis lainnya. Iritasi atau lepuh pada kulit yang terinfeksi dapat menjadi jalan masuk patogen lain untuk menginfeksi. Karena Anda sudah pernah terinfeksi sekali, bisa jadi ada faktor tertentu dalam gaya hidup Anda yang beresiko.
10. Cuma pakai pil KB untuk kontrasepsi
Kadang orang lebih menghindari kehamilan daripada
PMS sehingga mereka memilih pil KB sebagai alat kontrasepsi utama. Karena sudah
merasa terhindar dari kehamilan, mereka enggan memakai kondom. Ini bisa terjadi
ketika orang tidak ingin menuduh pasangannya berpenyakit (sehingga perlu
disuruh pakai kondom) atau memang tidak suka pakai kondom dan menjadikan pil KB
sebagai alasan. Yang jelas, perlindungan ganda (pil KB dan kondom) adalah
pilihan terbaik…meski tidak semua orang melakukannya.
V. Bahaya Penyakit Menular Seksual
Jika dibiarkan saja tanpa ditangani, PMS dapat menghancurkan
orang yang terinfeksi, seperti:
a.Kemandulan baik pria atau wanita
b.Kanker leher rahim pada wanita
c.Kehamilan di luar rahim
d.Infeksi yang menyebar
e.Bayi lahir dengan kelahiran yang
tidak seharusnya, seperti lahir sebelum cukup umur, berat badan lahir rendah,
atau terinfeksi PMS
f.Infeksi HIV
Daftar Pustaka
Gunawan,
Lany. PMS : Penyakit Menular Seksual,
Yogyakarta, Penerbit Kanisius,
2001
Soeparman dkk,1987
Ilmu Penyakit Dalam , Ed 2, Penerbit FKUI, Jakarta
(http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/50-artikel-kesehatan/147-penyakit-menular-seksual.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar