Osteoporosis merupakan
suatu penyakit saat tulangtulang menjadi rapuh dan mudah patah akibat hilangnya
sebagian kalsium dalam tulang. Osteoporosis sering juga disebut silent disease
karena proses hilangnya kalsium dari tulang terjadi tanpa tanda-tanda atau
gejala. Biasanya, penderita menyadari terserang osteoporosis setelah mengalami
patah tulang. Biasanya, terjadi di paha, tulang belakang, dan pergelangan
tangan.
Sebetulnya, bagian tulang
mana pun bisa terpengaruh, tapi yang paling membutuhkan perhatian jika
kerapuhan terjadi pada tulang paha dan belakang.
Patah tulang paha hampir selalu membutuhkan tindakan operasi, dan dapat
mengganggu kemampuan berjalan dan bahkan bisa menyebabkan cacat permanen sampai
kematian. Sementara patah tulang belakang juga memiliki konsekuensi serius,
seperti tubuh memendek, nyeri punggung, dan perubahan bentuk punggung.
Macam – macam osteoporosis :
a. Osteoporosis
primer
b. Osteoporosis
sekunder
II. Tujuan Penyuluhan
A.
Tujuan
Umum
Setelah
mengikuti penyuluhan diharapkan klien mengerti tentang definisi penyakit osteoporosis dan dapat memahami dan
menjauhkan diri dari penyebab-penyebab yang bisa menyebabkan osteoporosis.
B.
Tujuan
khusus
Setelah
menerima pendidikan kesehatan tentang pencegahan penyakit osteoporosis peserta
mampu :
1.menjelaskan
definisi osteoporosis
2.menjelaskan
penyebab osteoporosis
3.menyebutkan
gejala osteoporosis
4.mengetahui
bagaimana mencegah osteopororsis
5.cara
mengobati osteoporosis
III.
Materi
1.pengertian
2.penyebab
osteoporosis
3.gejala
osteoporosis
4.pencegahan
osteoporosis
5.cara
pengobatan osteoporosis
.
IV. Waktu dan Tempat
a.Tempat : POLTEKKES Tanjung Karang, Jur. Keperawatan
b.Waktu : 09.00 WIB
c.Hari / tanggal : 14 januari 2011
V.
Sasaran
Sasaran penyuluhan ini adalah Keluarga
.
VI. Metode dan Teknik
1.
Metode
Metode yang
digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
a.
Ceramah
b.
Diskusi dan Tanya jawab
c.
Demonstrasi
2.
Tehnik
Tehnik yang
digunakan adalah dengan melakukan :
a.
Menyiapkan materi yang akan disajikan
b.
Menjelaskan tujuan dari promosi
kesehatan yang dilakukan
c.
Menyajikan materi kemudian melakukan
diskusi dan tanya jawab
VII.
Media
Alat peraga :
a. Lembar Balik
b. LeafLet
VIII. Strategi Pelaksanaan
1.
Persiapan
a. Pembuatan
Satuan Penyuluhan dengan materi osteoporosis menggunakan referensi dari
buku-buku dan informasi dari internet dan konsultasi ke pembimbing akademik
Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
b.
Membuat lembar balik dan leaflet
c.
Menentukan waktu pelaksanaan dan
tempat pelaksanaan
d.
Menyiapkan alat peraga
e.
Menyiapkan sasaran
2.
Pelaksanaan
a.
Diawali dengan mengenalkan diri oleh
tim penyuluh, tujuan, dan permohonan kesediaan sejenak untuk penyuluhan osteoporosis
b.
Membagikan leaflet
c.
Menjelaskan dan menyampaikan isi
penyuluhan secara jelas, padat, dan singkat.
d.
Membuka forum tanya jawab tentang
materi yang diberikan
e.
Mengucapkan terimakasih atas kesediaan
sasaran
f.
Penutup
a. Kegiatan penyuluhan
No.
|
Kegiatan
|
Materi
|
Uraian Kegiatan
|
Waktu
|
1.
|
Pembukaan
|
· Salam
pembukaan
· Perkenalan
· Menjelaskan
tujuan penyuluhan
· sambutan
|
· Penyuluh
memberikan salam
· Penyuluh
memperkenalkan diri
· Penyuluh
menjelaskan tujuan penyuluhan
· Sambutan
dari pembimbing lahan
|
5
menit
|
b.
Kegiatan inti penyuluhan
2.
|
Kegiatan inti
|
Penyuluh
menjelaskan tentang :
· Pengertian
osteoporosis
· Penyebab
osteoporosis
· Gejala
penyakit osteoporosis
· Pengobatan
osteoporosis
· Cara
mencegah osteoporosis
|
10 menit
|
c. Penutup
3.
|
Penutup
|
· Penyuluh
membuat resume dan kesimpulan dari penyuluhan
· Meminta
peserta menyebutkan definisi penyakit osteoporosis
· Meminta
peserta menyebutkan gejala osteoporosis
· Meminta
peserta menyebutkan pencegahan penyakit osteoporosis
· Salam
penutup
|
5 menit
|
VIII.
Evaluasi
1.
Struktur (menyangkut seluruh bahan,
materi, sasaran)
2.
Proses
Proses
penyuluhan kesehatan mengenai masalah osteoporosis
3.
Hasil
a.
Evaluasi dilakukan secara langsung
dengan bertanya kepada para peserta tentang osteoporosis
b.
di sela-sela penyuluhan ataupun akhir
penyuluhan untuk mengetahui tingkat pemahaman sasaran tentang materi.
c.
Waktu yang digunakan harus tepat
sesuai kontrak dengan sasaran.
OSTEOPOROSIS
1. Pengertian
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Macam – macam
osteoporosis :
a. Osteoporosis primer
Osteoporosis
primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
- Osteoporosis sekunder
Sedangkan
osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
Cushing's disease, Hyperthyroidism, Hyperparathyroidism, Hypogonadism, Kelainan hepar, Kegagalan ginjal kronis, Kurang gerak, Kebiasaan minum alkohol, Pemakai obat-obatan/corticosteroid,
Kelebihan kafein, Merokok
2. Penyebab osteoporosis
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur
pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang
berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun
lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis
postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita
penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya
tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini
hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas
70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis
senilis dan postmenopausal.
Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak
diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar
dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari
rapuhnya tulang.
3. Gejala Penyakit osteoporosis
Kepadatan tulang
berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis),
sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita
tidak memiliki gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang
menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang
rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu
dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan.
Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit
ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan
terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
4.
Pencegahan
Pencegahan
osteoporosi meliputi:
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum
tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas
susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang
pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Akan
tetapi tablet kalsium dan susu yang dikonsumsi setiap hari akhir - akhir ini
menjadi perdebatan sebagai pemicu terjadi osteoporosis, berhubungan dengan
teori osteoblast.
Olah raga beban
(misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang.
Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada
wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi
jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat
kerapuhan tulang dan mengurangi risiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang
mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang,
tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya
alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.
5.
Pengobatan
Tujuan pengobatan
adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang menderita
osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi.
Wanita paska menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan
estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis.
Alendronat
berfungsi:
Supaya diserap
dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air pada pagi hari
dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum yang lain.
Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal
selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang
memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.
Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita
patah tulang belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk
suntikan atau semprot hidung.
Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami kelainan
dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
Pria yang
menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D,
terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap
kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang
karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan
tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda
nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik..
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Osteoporosis ( diakses tanggal 13 januari 2011)
Brunner & Suddart, 2002, Keperawatan Medikal Bedah,
Edisi 8 Vol. 2 Jakarta, EGC
Manjoer, A, et al, 2000, Kapita selekta
kedokteran, edisi 3, Jakarta, Medika aeusculapeus
http://klinik-sehat.com/tag/gejala-osteoporosis/
( diakses tanggal 13 januari 2011 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar