1.
Dasara Pemikiran
Lingkungan sehat adalah suatu keadaan lingkungan
yang memenuhi syarat kesehatan. Rumah adalah pusat kehidupan keluarga.
Rumah yang memenuhi syarat – syaraat kesehatan justru menguntungkan kesehatan
orang yang bersangkutan. Sebuah rumah sehat tidak harus merupakan rumah yang
besar. Rumah tradisional acap kali dapat memenuhi selera orang – orang serta
kegiatan yang mereka lakukan justru biasanya lebih cocok dengan cuaca setempat.
Dengan meningkatnya dan makin majunya hasil-hasil
pembangunan yang menunjukkan realitas tingkat kehidupan (standart of living)
masyarakat yang lebih baik tidak menutupi juga ekses-ekses sampingan antara
lain dengan meningkatnya produksi sampah yang berefek pada kondisi lingkungan
yang dapat mengganggu stabilitas dan kwalitas lingkungan, walupun disadari
kondisi tersebut tidak terlepas dari ulah dan akibat dari manusia sendiri.
Dari data hasil survey didapatkan bahwa rumah
yang mempunyai jendela < dari 10% dari lauas lantai di RT 03 dan 04 adalah
59 % dan 41 %, pencahaya matahari yang tidak dapat masduk dalam rumah di RT 03
dan 04 adalah 79 % dan 21 % dan jarak sumur dengan penampungan akhir < 10
meter di RT 03/04 adalah 47 % dan %3 %.
Untuk itu diperlu di adakannya penyuluhan
kesehatan lingkungan khususnya rumah sehat dan pembunagan sampah serta cara
pembuangan tinja yang baik.
2.
Tujuan.
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan
terhadap masyarakat di RT 03/04 Dusun I Desa Bumi Sari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan berperan serta dalam meningkatkan
kesehatan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan.
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan (health education), masyarakat mampu
menyebutkan :
- Lingkungan sehat.
- Syarat rumah yang sehat.
- Cara pembuatan lubang sampah.
3.
Sasaran Penyuluhan
Masyarakat di RT 03/04 Dusun I Desa Bumi
Sari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan.
4.
Tempat Dan Waktu Pelaksanaan
-
Hari / Tanggal : kamis, 13 Juli 2006
-
Pukul : 18.30 WIB
-
Tempat : Rumah
Bapak Kasmudi
5. Materi : (terlampir)
a.
Penyuluhan
Lingkungan Sehat
b.
Penyuluhan
Perumahan yang sehat.
c.
Penyuluhan
Pembuatan lubang sampah yang benar
6.
Metode
:
Ceramah
Tanya jawab
7. Media dan alat peraga
v Flip chart
v leaflaet
v Pengeras suara
8. Strategi
a.
Persiapan
·
Pembuatan
satuan penyuluhan dengan materi kesehatan lingkungan.
·
Membuat
materi di leaflet & Flip Chart
·
Membuat
kontrak dengan masyarakat yang akan diberi penyuluhan.
b.
Pelaksanaan
NO
|
Rangkaian
Kegiatan
|
Materi
|
Metode
Pelaksanaan
|
Estimasi
Waktu
|
1.
|
Pembukaan
|
|
Penyuluh mengucapkan salam
pembuka dan menjelaskan tujuan penyuluhan
|
3 menit
|
2
|
Kegiatan inti atau penyuluhan
|
Menjelaskan tentang:
a.
Penyuluhan
Lingkungan Sehat
b.
Penyuluhan
Perumahan yang sehat.
c.
Penyuluhan
Pembuatan lubang sampah yang benar
|
Penyuluh melakukan ceramah tentang:
Ø
Penyuluhan
Lingkungan Sehat
Ø
Penyuluhan
Perumahan yang sehat
Ø
Penyuluhan
Pembuatan lubang sampah yang benar
|
20 Menit
|
3
|
Penutup
|
|
|
7 Menit
|
9.
EVALUASI
Satu
orang dapat menyebutkan syarat-syarat lingkungan sehat
Satu
orang dapat menyebutkan syarat-syarat rumah sehat
Satu
orang dapat menyebutkan cara pembuatan lubang sampah
b. Pembuangan Sampah
Fase/Waktu
|
Kegiatan
Kader/Penyuluh
|
Kegiatan
keluarga
|
1. Pembukaan
(10 menit)
|
1. Menyampaikan salam
pembukaan
2. Mereview masalah yang dihadapi
|
Memperhatikan
Reinforcement
|
2.
Pengembangan
(15 menit)
|
1. Menjelaskan kepada keluarga pengertian sampah
2. Menjelaskan kepada keluarga cara pembuangan sampah
3. Menjelaskan kepada
keluarga penyakit yang disebabkan oleh sampah
4. Menganjurkan kepada
keluarga untuk memulai kebersihan lingkungan rumah
|
Memperhatikan dan menanyakan hal yang kurang
jelas
Memberikan pendapat dan menyatakan kesediaan
|
3.
Penutup
(20 menit)
|
1. Menyampaikan kesimpulan
tentang materi yang disampaikan
2. Evaluasi kepada
keluarga tentang masalah sampah
3. Ucapan terima kasih dan salam penutup
|
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan yang diajukan
|
c. Cara pembuangan tinja yang sehat
Fase/Waktu
|
Kegiatan Kader/Penyuluh
|
Kegiatan keluarga
|
1. Pembukaan
(10 menit)
|
1. Menyampaikan salam pembukaan
2. Mereview masalah yang dihadapi
|
Memperhatikan
Reinforcement
|
2. Pengembangan
(15 menit)
|
1. Menjelaskan kepada
keluarga penyakit akibat tinja dibuang sembarangan
2. Menjelaskan kepada
keluarga syarat – syarat kakus yang baik
3. Menjelaskan kepada
keluarga ciri kakus yang digunakan secara baik
4. Menganjurkan kepada
keluarga untuk memulai membuat sendiri kakus
|
Memperhatikan dan menanyakan hal yang kurang
jelas
Memberikan pendapat dan menyatakan kesediaan
|
3. Penutup
(20 menit)
|
1.
Menyampaikan kesimpulan tentang materi yang disampaikan
2.
Evaluasi kepada keluarga tentang masalah kakus
3. Ucapan terima kasih dan salam penutup
|
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan yang diajukan
|
d.
Syarat rumah yang sehat
Fase/Waktu
|
Kegiatan Kader/Penyuluh
|
Kegiatan keluarga
|
1. Pembukaan
(10 menit)
|
1
Menyampaikan
salam pembukaan
2
Mereview
masalah yang dihadapi
|
Memperhatikan
Reinforcement
|
2. Pengembangan
(15 menit)
|
1
Menjelaskan kepada keluarga pengertian rumah sehat
2
Menjelaskan kepada keluarga letak rumah yang baik
3
Menjelaskan kepada keluarga tentang tata ruang dan
ventilaisi rumah yang baik
4
Menjelaskan kepada keluarga tentang lantai dan dinding
rumah yang baik
5
Menganjurkan kepada keluarga untuk memulai kebersihan
lingkungan rumah
|
Memperhatikan dan menanyakan hal yang kurang
jelas
Memberikan pendapat dan menyatakan kesediaan
|
3.
Penutup
(20 menit)
|
1
Menyampaikan kesimpulan tentang materi yang disampaikan
2
Evaluasi kepada
keluarga tentang masalah rumah yang sehat
3
Ucapan terima
kasih dan salam penutup
|
Memperhatikan
Menjawab
pertanyaan yang diajukan
|
Surabaya, 13 Maret 2003
Kelompok
I
Lampiran :
Materi Penyuluhan 1.
Pembuangan Tinja :
Kakus
Orang yang terkena diare, kolera dan
infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja, seperti halnya
sampah tinja juga mengundang kedatangan lalat, dan hewan lainnya. Lalat yang
hinggap di atas tinja yang mengandung kuman – kuman dapat menularkannya lewat
makanan yang dihinggapinya. Bila orang berak di dekat sungai atau sumber air
lainnya maka air tersebut akan tercemar. Guna mencegah penularan penyakit yang
disebabkan oleh tinja, maka orang seharusnya tidak membuang tinja di tempat –
tempat yang mudah disentuh manusia, lalat, burung dan binatang lainnya.
Itulah sebabnya
setiap keluarga harus mempunyai kakus atau WC untuk keperluan masing – masing
keluarga.
Syarat – syarat
kakus yang benar :
- Terletak di dataran rendah dan jarak kurang lebih 20 meter dari sumber air (sungai, sumur, mata air, danau, kolam dan sebagainya).
- Tandon penampung tinja sedalam kurang lebih 1 meter.
- Mempunyai penutup yang terbuat dari bahan yang kuat seperti beton atau kayu, dan penutup ini mempunyai lubang yang memungkinkan tinja dan air dapat melewatinya ke bawah secara mudah.
- Mempuyai dinding dan atap yang terbuat daari bahan yang mudah didapatkan, murah dan mudah pula diperbaiki.
- Dijaga kebersihannya, sediakan ember dan sapu dalam kakus.
Ciri – ciri
sebuah kakus yang digunakan secara baik
:
- Semua anggota keluarga menggunakannya.
- Kebersihan selalu dijaga yaitu lantai dan dinding penutup kakusnya selalu dicuci setiap kali dipakai.
- Lubang kakus selalu ditutup bila kakus tersebut sedang tidak digunakan.
- Bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membersihkan diri selalu tersedia setiap saat, misalnya air, tissue, sabun dan gayung.
- Tandon kakus dapat dikosongkan bila tinja di dalamnya sudah penuh atau tandon berikutnya dapat dibuat bila tandon pertama penuh.
Lampiran : Materi Penyuluhan 2
Pembuangan Sampah Yang Benar
Setiap
rumah tangga menghasilkan sampah yang berasal dari memasak, sisa makanan,
menyapu, membersihkan dan hasil kerja lainnya. Bila berceceran begitu saja maka mendatangkan bahaya.
Penyakit –
penyakit yang disebabkan oleh sampah.
Sampah berceceran merangsang
tikus, lalat, kecoak dan binatang lainnya untuk mendatangi, padahal binatang –
binatang itu membawa bibit penyakit yang ditularkan kepada manusia. Bila mencemari sungai, danau, sumur, atau
mata air maka bila meminum air tersebut bisa terjadi diare.
Bila anak – anak yang mempunyai luka
– luka pada bagian tubuhnya dan sedang bermain – main sampah maka dapat saja
makin parah terinfeksi.
Menimbun
sampah dalam lubang tanah.
1. Terletak di luar daerah pemukiman dan
kurang lebih 20 meter dari rumah terdekat.
2. Letaknya di dataran rendah bukan di bukit.
3. Kurang lebih 10 meter dari sumur, sungai,
atau mata air.
4.
Terdapat pagar di sekelilingnya.
5. Yakinkan sampah itu benar – benar dibuang
atau dikumpulkan dalam sebuah lubang.
6. Jika penuh ditutup dengan tanah setinggi 2
– 3 cm.
Bila tidak ada lubang sampah
1.
Bicarakan bersama masyarakat.
2.
Bila orang –orang membuang sampah di dekat sungai,
sumur, atau mata air atau dibuang ke parit kemudian mengalir ke dalam sungai
maka perlu dibicarakan bersama tokoh masyarakat dan pemuka masyarakat.
Saran lain :
1. Timbunlah
sampah dalam lubang yang berjarak cukup aman dari pemukiman penduduk.
2. Bakarlah
tiap minggu sekali.
3. Sampah
dari tumbuh – tumbuhan ditimbun terpisah dengan sampah lain (bila mungkin
campurlah sampah itu dengan tanah agar menjadi kompos).
Lampiran : Materi Penyuluhan 3
Perumahan Yang
Sehat
Rumah
adalah pusat kehidupan keluarga. Rumah yang memenuhi syarat – syaraat kesehatan
justeru menguntungkan kesehatan orang yang bersangkutan. Sebuah rumah sehat
tidak harus merupakan rumah yang besar. Rumah tradisional acap kali dapat
memenuhi selera orang – orang serta kegiatan yang mereka lakukan justeru
biasanya lebih cocok dengan cuaca setempat.
Letak Rumah
Letak rumah yang didirikan amat penting
artinya bagi kesehatan. Misalnya tidak didirikan di dekat sampah – sampah yang
dikumpulkan atau yang dibuang di situ. Paparan sinar matahari juga perlu
diperhatikan. Secara umum :
1. Dekat
dengan air bersih.
2.
Jarak
kurang lebih 10 meter dari tempat pembuangan sampah.
3. Dekat
sarana pembersihan
4.
Di
tempat di mana air hujan dan air kotor tidak menggenang.
Ruangan
Cukup luas untuk ditempati.
Tata ruang
Disediakan cara tersendiri
untuk membuang air limbah atau mungkin untuk menyirami tanaman – tanaman di
kebun. Sampah padat dibuang dengan cara khusus.
Binatang piaraan dikandangkan. Pagar rumah untuk mencegah
masuknya binatang dari luar.
Ventilasi
Rumah
sebaiknya dibuat sedemikian rupa agar udara segar dapat masuk ke dalam rumah
secara bebas. Pintu dan jendela dalam posisi yang tepat.
Jadi secara umum, rumah yang sehat adalah mempunyai :
- Ruangan yang cukup sehingga penghuninya tidak terlalu padat, terutama saat mereka sedang tidur.
- Pelindung terhadap binatang – binatang buas dan menempatkan binatang – binatang piaraan ke dalam kandang khusus sekurang – kurangnya 10 meter dari rumah.
- Mempunyai tempat untuk mandi dan mencuci pakaian serta alat – alat rumah tangga lainnya dengan limbah rumah tangga yang digunakan untuk menyirami tanaman di halaman atau di kebun.
- Mempunyai tempat khusus untuk menyimpan makanan dan minuman yang dapat diraih secara mudah, namun juga cukup aman dari gangguan debu, tikus, serangga serta binatang lainnya.
- Tempat khusus untuk memasak yang menyediakan lubang atau saluran pembuangan asap di atap rumah. Hal ini perlu agar dapat memperkecil bahaya kebakaran terutama bagi anak – anak.
- Jendela yang memungkinkan udara segar masuk ke dalam ruangan sehingga udara kotor atau asap yang berada di dalam rumah segera terbawa keluar.
- Tempat – tempat terlindung guna menyimpan barang – barang atau apapun yang sekiranya tidak perlu diambil atau dilihat anak – anak.
Lantai dan dinding harus aman
1.
Lantai yang terbuat dari kayu, bambu, ubin, plester
atau lainnya sehingga orang yang berjalan di atasnya tidak seperti berjalan di
atas tanah terbuka dan mudah dibersihkan.
2.
Dinding rumah dengan permukaan lembut dan datar serta
tidak ada lubang – lubang atau pecah – pecah sehingga mudah dibersihkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar