Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

SATUAN PENYULUHAN HEPATITIS




I. Latar Belakang
       Hepatitis merupakan suatu proses peradangan pada jaringan hati. Hepatitis dalam bahasa awam sering juga disebut dengan istilah lever atau sakit kuning. Padahal definisi lever itu sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Belanda yang berarti organ hati, bukan penyakit hati. Namun asumsi yang berkembang dalam masyarakat mendefinisikan lever adalah penyakit radang hati. Sedangkan istilah sakit kuning sebenarnya dapat menimbulkan kerancuan, karena tidak semua sakit kuning disebabkan oleh radang hati, tetapi dapat juga karena ada peradangan pada kantung empedu.

Untuk lebih mendalami apa itu hepatitis diperlukan penyuluhan kepada masyarakat khususnya penderita hepatitis dan keluarganya.  Selain itu penyuluhan juga dapat berperan dalam mengubah sifat masyarakat untuk berperilaku hidup sehat.  Apalagi kita sebagai petugas kesehatan harus memberikan penyuluhan tentang kesehatan baik secara individual, keluarga, dan masyarakat.
Persoalan terbesar dimasyarakat awam yang terkait dengan masalah kesehatan adalah kurangnya pengetahuan.  Untuk tujuan itulah perlu adanya penyebaran informasi tentang masalah-masalah kesehatan.

II. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan audiens dapat mengerti dan memahami tentang Penyakit Hepatitis.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini audiens dapat :
1. Memahami pengertian Hepatitis.
2. Mengetahui faktor – faktor penyebab Hepatitis.
3. Mengetahui tanda dan gejala penyakit Hepatitis.
4. Memahami dan mengetahui jenis-jenis hepatitis
5. Memahami dan mengetahui cara pencegahan dari Hepatitis.

III. Sasaran
     Penyuluhan kesehatan mengenai Hepatitis dalam hal ini ditujukan pada keluarga Tn.S.

IV. Tempat dan Waktu
Hari/Tanggal                    : Jumat, 14 Januari 2011
Tempat                             : di rumah keluarga Tn.S terutama Tn.S
Waktu                              : 08.00 s/d Selesai

V.   Materi
1. Pengertian Hepatitis.
2. Faktor penyebab Hepatitis.
3. Tanda dan gejala Hepatitis.
4. Jenis-jenis penyakit Hepatitis.
5. Cara pencegahan terhadap penyakit Hepatitis.

VI. Metode dan Teknik
1. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
a. Ceramah
            b. Tanya jawab
            c. Demonstrasi penjelasan tentang penyakit Hepatitis.
2. Teknik
Teknik yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
     a. Menyiapkan materi yang akan disajikan.
     b. Menjelaskan tujuan dari pendidikan kesehatan yang dilakukan.
     c. Menyajikan materi kemudian melakukan diskusi dan tanya jawab.

VII. Media
Alat peraga :
a.       Leaflet
b.      Lembar balik

VIII. Strategi Pelaksanaan
          1. Pelaksanaan
a.       Pembukaan atau perkenalan kepada keluarga
b.      Melakukan pre test dengan tanya jawab langsung
c.       Melakukan ceramah
d.      Melakukan post test dengan tanya jawab langsung
e.       Penutup

IX. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara langsung yaitu dengan melakukan tanya jawab, dengan kriteria :
1.Menjelaskan pengertian Penyakit Hepatitis
2.Menyebutkan penyebab penyakit Hepatitis
3.Menyebutkan tanda dan gejala penyakit Hepatitis
4.Menyebutkan jenis-jenis hepatitis.
5.Menjelaskan cara pencegahan penyakit Hepatitis












LAMPIRAN MATERI
HEPATITIS

A.    DEFINISI
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)

B.     PENYEBAB HEPATITIS
  1. Virus

Type A
Type B
Type C
Type D
Type E
Metode transmisi
Fekal-oral melalui orang lain
Parenteral seksual, perinatal
Parenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatal
Parenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type B

Fekal-oral
Keparah-an
Tak ikterik dan asimto- matik
Parah
Menyebar luas, dapat berkem-bang sampai kronis
Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut

Sama dengan D
Sumber virus
Darah, feces, saliva
Darah, saliva, semen, sekresi vagina
Terutama melalui darah
Melalui darah
Darah, feces, saliva

  1. Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.

  1. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan hepatitis akut.


C.    TANDA DAN GEJALA
  1. Masa tunas
Virus A                                 : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B                            :      40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B   : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
  1. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
  1. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
  1. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun lemas dan lekas capai.





D.JENIS-JENIS HEPATITIS

Hepatitis A

Hepatitis A merupakan tipe hepatitis yang paling ringan. Infeksi virus hepatitis A (VHA) biasanya tidak sampai menyebabkan kerusakan jaringan hati (liver) yang parah. Mayoritas mereka yang terinfeksi oleh virus ini dapat pulih sepenuhnya. Hepatitis A menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh VHA.

Hepatitis B

Hepatitis B merupakan jenis hepatitis yang berbahaya. Jenis hepatitis ini merupakan jenis yang paling mudah menular dibanding jenis hepatitis yang lain. Hepatitis B menular melalui kontak darah atau cairan tubuh yang mengandung virus hepatitis B (VHB). Seseorang dapat saja mengidap VHB tanpa disertai gejala-gejala klinik ataupun kelainan dan gangguan kesehatan. Orang tersebut disebut pembawa VHB atau carrier VHB.
Seseorang dapat menjadi carrier karena individu tersebut mempunyai pertahanan tubuh yang baik atau karena VHB-nya yang tidak aktif. VHB yang tidak aktif menyebabkan mekanisme pertahanan tubuh tidak dapat mengenalinya sebagai musuh sehingga sistem imunitas tidak melakukan perlawanan. Suatu saat jika pertahanan tubuh individu tersebut melemah atau VHB-nya menjadi aktif maka individu yang bersangkutan akan memperlihatkan gejala klinis hepatitis (hepatitis symptoms).
Carrier VHB jumlahnya relatif banyak. Carrier VHB juga berpotensi menularkan hepatitis B. Sebagian besar orang yang terinfeksi virus ini akan sembuh. Hanya sebagian kecil saja yang berakhir pada kematian karena daya tahan tubuhnya sangat rendah. Sekitar 10% kasus hepatitis B akan berkembang menjadi hepatitis menahun (kronis). VHB pada penderita hepatitis B kronis dapat menjadi tidak aktif, namun sebagain lagi dapat menjadi aktif dan memperburuk kondisi hepatitis. Pada kasus terakhir inilah akhirnya biasa terjadi sirosis, kanker hati atau gagal hati yang berakhir pada kematian.
VHB dapat ditemukan dalam darah, air liur, air susu ibu, cairan sperma atau vagina penderita. Penularan hepatitis B terjadi melalui kontak darah, cairan tubuh ataupun material lain yang terinfeksi seperti jarum suntik, alat-alat bedah yang tidak steril, peralatan dokter gigi yang tidak steril, jarum akupunktur, jarum tato, jarum tindik yang tidak steril. Penggunaan bersama alat-alat yang dapat menimbulkan luka dapat menjadi media penularan VHB, sepeti pisau cukur, sikat gigi, gunting kuku, dan lain-lain. Penularan hepatitis B dapat juga terjadi dari ibu yang menerita hepatitis B kepada janin yang dilahirkannya. Karena VHB dapat ditemukan di sperma maupun cairan vagina, maka penularan dapat terjadi pula melalui hubungan seksual

Hepatitis C

Hepatitis C dapat menyebabkan peradangan hati yang cukup berat. Diperkirakan 80% infeksi virus hepatitis C (VHC) berkembang menjadi hepatitis kronis dan dapat menyebabakan sirosis ataupun kanker hati. Pada hepatitis C, peradangan yang berkembang menjadi sirosis ataupun kanker hati memakan waktu yang relatif lebih singkat daripada apa yang terjadi pada kasus hepatitis B. Hepatitis C menular melalui darah, biasnya karena transfusi atau jarum suntik yang terkontaminasi VHC.

Hepatitis D

Hepatitis D sering dijumpai pada penderita hepatitis B. Mengapa demikian? Jawabnya adalah virus hepatitis D atau VHD ukurannya sangat kecil dan sangat tergantung pada virus hepatitis B atau VHB. VHD membutuhkan selubung VHB untuk dapat menginfeksi sel-sel hati (liver). Tak menherankan jika cara penularan VHD sama dengan penularan VHB.
Seseorang dapat terjangkit hepatitis B dan D akut secara bersamaan. Sebagian besar dapat sembuh dengan sendirinya tergantung ketahanan tubuhnya. Penderita hepatitis B kronik dapat terkena hepatitis D akut, dan biasanya hepatitis D nya berubah menjadi kronis. Kasus tersebut dapat juga berkembang menjadi sirosis hati dalam waktu lebih singkat.

Hepatitis E

            Hepatitis E bersifat menyerupai hepatitis A begitu pula dengan cara penularannya. Namun tingkat keparahannya penyakitnya lebih ringan dibanding hepatitis A. Seperti hepatitis A, hepatitis E sering bersifat akut dengan masa sakit singkat namun jika penderita dalam kondisi ketahanan fisisk lemah, hepatitis E dapat parah hingga menimbulkan kegagalan fungsi hati (liver). Virus hepatitis E atau VHE menyebar melalui makanan dan minuman yang tercemar feses yang mengandung VHE.

 

D.  Pencegahan Hepatitis

Hepatitis A

Pencegahan dapat dilakukan dengan tepat jika kita mengetahui cara-cara penularan berbagai penyakit hepatitis. Hepatitis A menular melalui makanan dan minuman yang tercemar feses penderita hepatitis A. Kebiasaan jajan makanan dan minuman di sembarang tempat meningkatkan resiko tertular penyakit hepatitis A. Makanan mentah maupun setengah matang berpotensi terkontaminasi virus ini.  
Beberapa cara pencegahan terhadap penyakit hepatitis A
1.      Imunisasi 
Imunisasi sangat efektif mencegah infeksi suatu penyakit. Setelah imunisasi tubuh akan menghasilkan antibodi yang merupakan zat kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut. Imunisasi hepatitis A diberikan pada anak-anak usia antara 2 hingga 18 tahun sebanyak satu kali. Orang dewasa membutuhkan imunisasi ulang (booster) setelah 6 hingga 12 bulan imunisasi pertama. Kekebalan yang didapat dari imunisasi ini dapat bertahan selama 15 hingga 20 tahun. Namun seseorang yang telah diimunisasi dapat terkena hepatitis A jika ia terinfeksi VBA antara waktu 2 hingga 4 minggu setelah imunisasi, karena pada saat itu tubuh belum menghasilkan antibodi dalam jumlah cukup. 
Mereka yang sebaiknya mendapatkan imunisasi ini adalah:
·        Pekerja restoran atau yang biasa menangani makanan
·        Remaja yang tinggal di asrama pelajar yang mengalami kontak erat dengan teman-temannya.
·        Pekerja dan anak-anak pada tempat penitipan anak.
·        Orang yang menderita penyakit hati menahun
·        Pekerja laboratorium 
2.      Imunitas sementara 
Mereka yang sering bepergian ke daerah lain sebaiknya mendapatkan kekebalan sementara untuk mencegah infeksi VHA terutama jika daerah tujuannya adalah daerah endemik hepatitis A atau daerah yang sanitasinya buruk. Imunitas sementara dapat diperoleh dengan pemberian immunoglobulin (Ig). Ig untuk pencegahan hepatitis A berisi antivirus hepatitis A yang sangat efektif setelah 2 minggu pemberian. Untuk mereka yang harus menetap di daerah endemic, Ig anti VHA sebaiknya diulang setiap 3 hingga 5 bulan.  
3.      Menjaga kebersihan 
Mencuci tangan dengan menggunakan sabun  setiap kali selesai buang air besar dan kecil sangat dianjurkan untuk menghambat penularan VHA. Hal yang sama perlu dilakukan pula pada saat sebelum makan, mengolah dan menyiapkan makanan. Awasi dan berikan pngertian pada anak-anak agar tidak memasukkan benda-benda ke dalam mulutnya.

Pencegahan hepatitis B

Pencegahan terhadap hepatitis B dapat dilakukan dengan beberapa sebagai cara berikut: 

  1. Imunisasi
Imunisasi lengkap hepatitis B dapat mencegah infeksi VHB selama 15 tahun. Imunisasai hepatitis B diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi pertama dan kedua diberikan dalam jarak 1 bulan. Sedangkan imunisasi ketiga diberikan 5 bulan setelah imunisasi kedua. Pemberian imunisasi hepatitis B sebaiknya sedini mungkin yaitu saat bayi hendak pulang dari rumah bersalin.
Bagi orang dewasa sebelum diimunisasi, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu pemeriksaan untuk melihat kadar anti HBS. Anti HBS adalah antibodi terhadap antigen permukaan VHB (HBs-Ag). Dengan begitu dapat dinilai apakah tubuh telah memiliki kekebalan terhadap hepatitis B atau tidak. Jika tubuh telah memiliki cukup kekebalan terhadap hepatitis B maka imunisasi hepatitis B tidak diperliukan lagi. Namun pada kenyataannya pemeriksaan kadar anti-HBs lebih mahal daripada harga vaksin hepatitis B. Dengan begitu bagi mereka yang beresiko tinggi tertular VHB imunisasi bisa langsung diberikan. 
Imunisasi hepatitis B sangat dianjurkan untuk kelompok orang berikut:
    • Bayi baru lahir
    • Anak dan remaja yang belum mendapat imunisasi hepatitis B
    • Keluarga yang salah satu anggota keluarganya terinfeksi virus hepatitis B
    • Pekerja medis
    • Pekerja laboratorium
    • Penderita gangguan penyakit yang sering cuci darah atau mendapat transfusi darah.
    • Pekerja seks
    • Pengguna narkoba
    • Pecinta tato
  1. Tidak menggunakan barang orang lain
Barang-barang yang dapat menyebabakan luka dapat menjadi media penularan virus hepatitis B. Barang-barang tersebuat antara lain pisau cukur, gunting kuku, sikat gigi, dan lain-lain. 
  1. Melakukan hubungan seks sehat dan aman
Melakukan hubungan seks dengan bergonta ganti pasangan beresiko tinggi tertular hepatitis B. Jika suami atau istri terinfeksi hepatitis B maka sang suami wajib menggunakan kondom saat berhubungan seksual. 
  1. Jika terinfeksi hepatitis B jangan mendonorkan darah
Palang merah Indonesia akan melakukan serangkaian pemeriksaan pada darah yang di donorkan. Jika ternyata sejumlah darah pada bank darah terinfeksi virus hepatitis B maka darah tersebut akan dimusnahkan. 
  1. Bersihkan ceceran darah
Jika ada ceceran darah meski sedikit harus segera dibersihkan. Penggunaan larutan pemutih pakaian diyakini dapat membunuh virus. 

Pencegahan hepatitis C

Hingga saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah hepatitis C. Sedangkan pencegahan lainnya dapat dilakukan dengan cara yang sama seperti pada pencegahan infeksi virus hepatitis B yaitu: 
1.      Tidak menggunakan barang orang lain
Barang-barang yang dapat menyebabkan luka dapat menjadi media penularan virus hepatitis C. Barang-barang tersebuat antara lain pisau cukur, gunting kuku, sikat gigi, dan lain-lain. 
  1. Melakukan hubungan seks sehat dan aman
Hubungan seks dengan bergonta ganti pasangan beresiko tinggi dalam penularan hepatitis C. Jika suami atau istri terinfeksi hepatitis C maka sang suami wajib menggunakan kondom saat berhubungan seksual. 
  1. Jika terinfeksi hepatitis C jangan mendonorkan darah
Palang merah Indonesia akan melakukan serangkaian pemeriksaan pada darah yang di donorkan. Jika ternyata sejumlah darah pada bank darah terinfeksi virus hepatitis C maka darah tersebut akan dimusnahkan. 
  1. Bersihkan ceceran darah
Jika ada ceceran darah meski sedikit harus segera dibersihkan. Penggunaan larutan pemutih pakaian diyakini dapat membunuh virus. 

F. Pengobatan penyakit hepatitis

Saat ini telah banyak jenis pengobatan yang diberikan pada pasien penyakit hepatitis. Pengobatan yang diberikan dapat berupa tindakan medis (kedokteran) maupun non medis. Tindakan non medis antara lain adalah akupunktur, akupresure, reflesiologi, pengobatan herbal, dan lain-lain. Tindakan non medis ini dapat diberikan sebagai tindakan komplementer dari tindakan medis ataupun alternatif.
Terapi secara medis dapat berupa terapi suportif, simtomatis dan kausatif. Terapi suportif adalah terapi yang membantu agar fungsi-fungsi penting tubuh tetap bekerja dengan baik. Terapi simtomatis diberikan pada pasien untuk meringankan gejala penyakit. Sedangkan terapi kausatif berguna untuk menghilangkan penyebab dari penyakit hepatitis itu sendiri, biasanya berupa antivirus pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus.
Terapi medis untuk kasus hepatitis B kronis bertujuan untuk menekan replikasi virus hepatitis B (VHB). Tujuan jangka pendek pengobatan ini adalah membatasi peradangan hati dan memperkecil kemungkinan fibrosis (jaringan ikat) pada hati maupun sirosis. Sementara tujuan jangka panjangnya adalah mencegah meningkatnya kadar serum transminase dan komplikasi hepatitis yang lebih buruk.
Terapi medis yang biasa diberikan pada penderita penyakit hepatitis diantaranya adalah:

Istirahat di tempat tidur

Penderita penyakit hepatitis harus menjalani istirahat di tempat tidur saat mengalami fase akut. Jika gejala klinis cukup parah, penderita perlu dirawat di rumah sakit. Penderita harus mengurangi aktivitas hariannya. Tujuan dari istirahat ini adalah memberi kesempatan pada tubuh untuk memulihkan sel-sel yang rusak.

Pola makan sehat

Tidak ada larangan spesifik terhadap makanan tertentu bagi penderita penyakit hepatitis. Sebaiknya yang dikonsumsi pasien mengandung cukup kalori dan protein. Satu-satunya yang semua makanan dilarang adalah makanan maupun minuman beralkohol.
Biasanya penderita penyakit hepatitis akut merasa mual di malam hari. Oleh karena itu sebaiknya asupan kalori diberikan secara maksimal di pagi hari. Jika penderita mengalami rasa mual yang hebat atau bahkan muntah terus menerus maka biasanya makanan diberikan dalam bentuk cair melalui infus.

Pemberian obat dan antivirus

Penderita penyakit hepatitis diberi obat untuk mengatasi peradangan yang terjadi di hati. Selain itu pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, penderita diberi antivirus dengan dosis yang tepat. Tujuan pemberian antivirus ini adalah untuk menekan replikasi virus.
Virus membutuhkan sel inang untuk melakukan replikasi (menggandakan diri). Sel inang dalam kasus hepatitis adalah sel-sel hati. Proses replikasi virus melalui beberapa tahapan. Tahap pertama virus melakukan penetrasi (masuk) ke dalam sel inang (sel hati). Tahap kedua virus melakukan pengelupasan selubung virus. Tahap ketiga adalah sintesis DNA virus. Tahap keempat adalah tahap replikasi. Tahap terakhir adalah tahap pelepasan virus keluar dari sel inang dalam bentuk virus-virus baru. Virus-virus baru inilah yang siap menginfeksi sel-sel hati lainnya.
Antivirus bekerja menghambat salah satu tahapan tersebut, tergantung jenis antivirusnya. Beberapa macam antivirus diantaranya adalah interferon, lamivudin, ribavirin, adepovir dipivoksil, entecavir, dan telbivudin. Antivirus diberikan berdasarkan hasil tes darah dan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi antivirus akan lebih efektif pada kasus hepatitis aktif.
Fungsi hati dan ginjal harus terus di monitor selama terapi antivirus, sehingga efek samping dapat dicegah sedini mungkin. Pada kasus hepatitis C, kombinasi terapi interferon dan ribavirin adalah yang dianjurkan.
























DAFTAR PUSTAKA

Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.
Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.
Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.
Moectyi, Sjahmien, 1997, Pengaturan Makanan dan Diit untuk Pertumbuhan Penyakit, Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Price, Sylvia Anderson, Wilson, Lorraine Mc Carty, 1995, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, EGC, Jakarta.
Smeltzer, suzanna C, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner dan Suddart. Alih bahasa Agung Waluyo, Edisi 8, jakarta, EGC, 2001.
Susan, Martyn Tucker et al, Standar Perawatan Pasien, jakarta, EGC, 1998.
Reeves, Charlene, et al,Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa Joko Setiyono, Edisi I, jakarta, Salemba Medika.
Sjaifoellah Noer,H.M, 1996, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, edisi ketiga, Balai Penerbit FKUI, jakarta.














PRE TEST/POST TEST
Petunjuk Pengisian :
a.            Menggunakan bolpoin atau pena untuk mengisi
b.           Memberi tanda silang (x) pada kolom yang anda anggap benar
1.      Yang termasuk pencegahan dari penyait hepatitis adalah….
a)      Imunisasi
b)      Banyak makan
c)      Kurang minum
d)     Minum obat tidak teratur

2.      Zat kimia, alcohol, penyakit autoimun merupakan penyebab dari penyakit….
a)      Hepatitis atau penyakit kuning
b)      Maag
c)      Sakit kepala
d)     Anemia

3.      Jenis-jenis penyakit hepatitis kecuali…
a)      Hepatitis A
b)      Hepatitis G
c)      Hepatitis B
d)     Hepatitis C

4.      Suatu proses peradangan pada jaringan hati atau yang disebut penyakit kuning merupakan pengertian dari ?
a)      Diabetes mellitus
b)      Hipertensi
c)      Hepatitis
d)     Diare.

5.       Apakah yang menyebabkan penyakit hepatitis ?
a)      Kelebihan berat badan
b)      Alcohol atau obat-obatan
c)      Olahraga teratur
d)     Kekurangan darah


6.       Dibawah ini merupakan tanda dan gejala dari penyakit hepatitis, kecuali….
a)      Mual
b)      Muntah
c)      Nyeri ulu hati
d)     Ingin buang air kecil terus






























LEMBAR JAWABAN

  1. A
  2. A
  3. B
  4. B
  5. B
  6. D

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Nama saya Rebecca dan sudah 2 bulan sejak dr. Iyabiye menyelamatkan saya dari hepatitis kronis b. Saya menderita penyakit itu untuk waktu yang lama, perut saya bengkak dan sakit di sekujur tubuh. Saya memanggilnya dan dia memberi saya obatnya dan setelah saya minum obat, saya sembuh. Saya di sini untuk mengucapkan terima kasih dan memberi tahu orang-orang bahwa hepatitis dapat disembuhkan. Hubungi dia di: iyabiyehealinghome@gmail.com Hubungi / whtsapp: +2348072229413

Manfaat Utsukushhii AFC - WA 0878 9381 1922 mengatakan...

Setiap penyakit pastinya akan merugikan ya, tak terkecuali dengan penyakit hepatitis B. Pasalnya, penyakit ini perlu diwaspadai karena dapat memberikan komplikasi jika tidak ditangani dengan baik. Bila dibiarkan, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi berupa gagal hati, sirosis, dan kanker hati.
Pada umumnya, sebanyak 90% pasien dengan hepatitis B akut dapat dikendalikan virusnya dalam waktu 3 sampai 6 bulan, kecuali memiliki kondisi tertentu. Misal, penderita mengalami infeksi hepatitis B saat usia muda, karena makin muda usia seseorang menderita hepatitis B maka makin tinggi risiko menjadi hepatitis B kronik saat dewasa.manfaat utsukushhii untuk hepatitis