Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

Rooming In di Rumah Bersalin


Perawatan rooming in sangat memungkinkan untuk bayi lahir normal, bayi premature bahkan bayi yang lahir melalui operasi Caesar sekalipun.
Dengan adanya sistem perawatan kangaroo care semakin bisa mendekatkan bayi dengan ibunya. Perawatan dengan memasukkan bayi kebaju ibu, sehingga kulit bayi menempel kekulit ibunya. Sentuhan panas tubuh ibu akan menghangatkan bayi. Hal ini akan membuat bayi lebih cepat survive.
Rooming in akan membantu memperlancar pemberian ASI. Karena dalam tubuh ibu menyusui ada hormon oksitosin. Hormon ini sangat berpengaruh pada keadaan emosi ibu. Jika Ibu tenang dan bahagia karena dapat mendekap bayinya, maka hormon ini akan meningkat dan ASI pun cepat keluar. Sehingga bayi lebih puas mendapatkan ASI .
Manfaat lain dari perawatan rooming in bagi bayi akan lebih cepat menyesuaikan dengan waktu tidur dan bangun dengan ibu. Selain itu jika bayi menangis akan langsung didekap ibu sehingga bayi akan tenang mendengarkan detak jantung ibu.
Bagi Ibu, perawatan rooming in akan memperkecil resiko mengalami depresi pasca melahirkan, karena ibu merasakan daya tarik tersendiri terhadap bayinya dan membuat rasa sayang kepadanya.

Perawatan rooming in. cara perawatan rooming in sangat memungkinan untuk bayi yang lahir normal. Artinya, dia tidak membutuhkan perawatan intensif atau peralatan khusus untuk menunjang hidupnya. Bahkan bayi prematur pun bisa dekat dengan ibunya. Ini berkat perawatan kanggoroo care, yaitu bayi dipeluk dengan memasukkan ke baju ibu (atau ayah), sehingga kulit bayi menepel ke kulit ibunya (atau ayah). Persisi bayi kanguru. Dengan begitu, sentuhan panas tubuh ayah ata ibu akan menghangatkan bayi. Berbagai penelitian membuktikan, bayi-bayi prematur yang diasuh cara kanguru lebih cepat survive. Bayi yang lahir Caesar pun bisa mendapat perawatan rooming in bersama sang bunda.

ASI lancar. Untuk ibu menyusui, rooming in  akan membantu memperlancar pemberian ASI. Karena dalam tubuh ibu menyusui, ada hormon oktitosin. Hormon ini sangat berhubungan dengan emosi ibu. Jika si ibu tenang dan bahagia, karena boleh mendekap bayinya, maka hormon ini akan meningkat.

Sukses rooming in.
  • Jangan merasa terganggu. Ada atau tak ada bayi Anda, di rumah sakit Anda akan sering dibangunkan oleh perawat. Misalnya, untuk pemeriksaan urin, pengambilan darah, atau pemeriksaan tekanan darah. Adanya bayi justru membuat Anda lebih tenang.
  • Tak perlu khawatir bayi tertular penyakit. Bayi baru lahir tda sebegitu rentannya, karen amasih mendapat kekebalan tubuh dari ibunya. Bahkan bayi yang mendapat ASI juga memperoleh kekebalan dari kolostrom. Hanya saja, jika ada tamu yang menderita pilek atau batuk, sebaiknya tidak diperkenankan masuk ke kamar.
  • Jika Anda sendirian, sementara Anda ingin ke kamar kecil, sebaiknya dekatkan bayi ke kamar kecil, lalu kunci pintu ke luar kamar Anda dan biarkan pintu kamar mansi sedikit terbuka, sehingga Anda tetap bisa mengawasi bayi.


 

        Rooming in (rawat gabung)

Oct 8, 2009 Author: rere_bcc001 | Filed under: Uncategorized
Rooming in (rawat gabung)
Rooming in merupakan suatu system perawatan dimana ibu dan bayi diasuh dalam 1 unit/kamar. Bayi selalu berada disamping ibu sejak lahir. Hal ini dilaksanakan hanya pada ibu dan bayi yang sehat.
INDONESIA
Rawat gabung (Rooming in)
Di Indonesia sudah banyak diterapkan Rooming in di berbagai rumah sakit baik rumah sakit bersalin maupun rumah sakit umum. Di karenakan kebijakan program nasional masa nifas dimana Gerakan Nasioanal ASI Ekslusif yang dirancangkan presiden pada tanggal 22 Desember 1990, mendorong berbagai rumah sakit bersalin dan umum melakukan atau menerapkan rooming in untuk ibu dan bayi yang sehat.
Rawat gabung/ ”rooming in”
Di RSCM, semua bayi yang dikategorikan normal (kriteria bayi normal untuk setiap rumah sakit dapat berbeda), dirawat di tempat ini bersama dengan ibunya. Bayi yang termasuk dalam kelompok ini ialah:
1. Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan (NCB-SMK) sehat.
2. NCB – kecil untuk masa kehamilan sehat dengan berat minimal 2000 g, refleks isap baik.
3. NKB – SMK, gestasi >34 minggu dan atau berat lahir >1800 g, refleks isap baik.
4. Bayi kuning (fisologis) dan hanya memerlukan terapi sinar saja.
LUAR NEGERI
Rooming-In (Rawat Gabung)
Banyak RS yang menawarkan pilihan agar bayi dapat terus bersama ibunya selama 24 jam. Kondisi ini dinamakan rawat gabung. Meskipun selama ini banyak RS yang masih menerapkan ruangan khusus untuk bayi, terpisah dari ibunya. Namun riset terakhir menunjukkan bahwa jika tidak ada masalah medis, tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya, meskipun sesaat (Yamauchi And Yamanouchi 1990; Buranasin 1991; Oslislo And Kaminski 2000). Bahkan makin seringnya ibu melakukan kontak fisik langsung (Skin-To-Skin Contact) dengan bayi akan membantu menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi ASI (Hurst 1997). Karena itu pada tahun 2005, American Academy Of Pediatrics (AAP) mengeluarkan kebijakan agar ibu dapat terus bersama bayinya di ruangan yang sama dan mendorong ibu untuk segera menyusui bayinya kapanpun sang bayi menginginkannya. Semua kondisi tsb akan membantu kelancaran dari produksi ASI.
Keuntungan :
1. Suasana rooming in yang menyenangkan, tenang dan nyaman serta tanpa ada pemisah antara ibu dan bayinya dikarenakan satu kamar, akan membantu saat-saat berduaan dan terciptanya bonding antara ibu dan bayi. adanya dukungan, support dan kenyamanan akan membantu ibu dalam proses makin lancarnya produksi ASI. Sehingga terciptanya ASI ekslusif.
2. ibu butuh banyak istirahat. Menyusui adalah cara alami untuk memastikan ibu dapat berisitrahat dengan baik. Terutama di sela waktu menyusui. Ibu dapat beristirahat saat bayi sedang tidak menyusu. Semakin bertambahnya waktu juga, bayi akan memiliki pola menyusui. Sehingga ibu dapat mengatur waktunya dengn baik. Pola menyusui yang bayi atur akan sangat spesifik sesuai dengan kebutuhannya. Mulai dari kebutuhan emosinya hingga kebutuhan fisiologisnya. Dan pola menyusui tsb akan terus berubah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Ini dikarenakan kedekatan ibu dan bayi yang disatukan oleh system rooming in yang sudah diterapkan.
3. Tidak ada bukti bahwa ibu yang dipisahkan dari bayi mereka akan beristirahat dengan tenang. Kebalikannya ibu akan lebih beristirahat dan tidak stress ketika mereka bersama sang bayi. Ibu dan bayi belajar bagaimana tidur dengan irama yang sama. Dengan demikian, saat bayi mulai bangun untuk menyusui, maka sang ibu akan mulai bangun dengan alami. Ini tidak melelahkan seperti jika sang ibu terbangun dari tidur lelap, seperti yang sering terjadi jika bayi ada di tempat lain saat ia terbangun. Jika sang ibu diajari bagaimana menyusui bayi dengan posisi tidur bersisian, maka ia akan istrirahat dengan lebih baik.
4. Umumnya bayi menunjukkan tanda-tanda bahwa ia lapar sebelum mulai menangis. Misalkan, nafasnya mungkin berubah. Atau ia mulai menggeliat. Ibu akan terbangun, kemudian ASI akan mulai mengalir, dan bayi akan tenang karena disusui. Bayi yang terlanjur menangis untuk beberapa saat sebelum didekatkan ke payudara mungkin akan menolak menyusui. Walaupun ia sudah kelaparan. Ibu dan bayi dianjurkan untuk tidur bersisian di RS. Ini cara yang baik agar ibu dapat beristrirahat sembari bayi menyusui. Menyusui seharusnya santai, bukan melelahkan.
5. Paling aman bayi tidur sendiri dalam boks yang sekamar dengan ibu (rawat gabung/ room in). Sebaiknya boks bersisian dengan tempat tidur utama agar ibu lebih mudah menjangkau bayi dan tidak terlalu lelah kala harus bolak-balik menyusuinya. Kalaupun tidak memungkinkan untuk bayi tidur sendiri, sebaiknya bayi ditempatkan di bagian sisi tempat tidur yang melekat ke dinding, setelah itu ibu tidur di sebelah bayi dan ayah di sebelah ibu.
kerugian :
1. Banyaknya tidak diterapkanya rooming in berdasarkan pemikiran masyarakat di Indonesia akan rumah sakit yang terlalu banyak kunjungan dan itu mengakibatkan menjadi kotor. Secara di Indonesia katanya tamu yang datang banyak, takutnya ada kuman dan menganggu bayinya. jadi biasanya para suami menyarankan jgn rooming in, meski bisa kalo ambil kamar utama, tetapi mereka tetap memikirkan tentang ini bukan luar negeri. kebersihan belum begitu terjamin.
2. Sebaiknya bayi baru lahir tidak tidur bersama orang dewasa. Hal ini demi meminimalkan risiko tertindih yang akan sangat membahayakannya mengingat bayi-bayi kecil belum memiliki kemampuan bergerak untuk melepaskan diri dari kondisi tersebut.
3. bu dengan berat lebih dari 80 kg terlalu berisiko bila tidur bersama bayi (dikhawatirkan bila menindih bayi akan sangat membahayakan). Hindari tidur bersama bayi bila Anda merokok, minum alkohol, mengonsumsi obat tidur atau mengikuti suatu terapi yang menyebabkan Anda sulit bangun.
4. Jangan jadikan rail (pembatas, pinggiran) boks untuk tempat mengantung baju atau benda lainnya karena dapat mengundang perhatian bayi dan digunakan sebagai mainan dan berpeluang membahayakannya.
5. Fasilitas kesehatan yang biasa memisahkan bayi dan ibu setelah kelahiran sudah ketinggalan jaman. Dan alasan pemisahan ini biasanya adalah memberitahu para orangtua siapa yang berkuasa (RS) dan siapa yang tidak (orangtua). Bahkan berbagai alasan klasik diberikan.

Tidak ada komentar: