Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

RAWAT GABUNG ( ROOMING IN )



1. PENGERTIAN
Rawat gabung adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama-sama pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat menyusui anaknya.
Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya.
Ada dua jenis rawat gabung :
a. RG kontinu : bayi tetap berada disamping ibu selama 24 jam
b. RG parsial : ibu dan bayi bersama - sama hanya dalam beberapa jam seharinya. Misalnya pagi bersama ibu sementara malam hari dirawat di kamar bayi.
Rawat gabung parsial saat ini tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi.
2. TUJUAN RAWAT GABUNG
a. Memberikan bantuan emosional
1). Ibu dapat memberikan kasi sayang sepenuhnya kepada bayi
2).Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi
b. Penggunaan ASI
1). Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ASI
2). Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin
c. Pencegahan infeksi
mencegah terjadinya infeksi silang
d. Pendidikan kesehatan
Dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu
e. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi
  1. MANFAAT RAWAT GABUNG
a. Bagi ibu
1). Aspek psikologi
Ø Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) dan lebih akrab akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi
Ø Dapat memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayinya
Ø Memberikan rasa percaya kepada ibu untuk merawat bayinya. Ibu dapat memberikan ASI kapan saja bayi membutuhkan, sehingga akan memberikan rasa kepuasan pada ibu bahwa ia dapat berfungsi dengan baik sebagaimana seorang ibu memenuhi kebituhan nutrisi bagi bayinya. Ibu juga akan merasa sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Hal ini akan memperlancar produksi ASI.
2). Aspek fisik
Ø Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan menyusui akan terjadi kontraksi rahim yang baik
Ø Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat mempercepat mobilisasi
b. Bagi bayi
1). Aspek psikologi
Ø Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan berpengaruh terhadap perkembangan pskologi bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.
Ø Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak
2). Aspek fisik
Ø Bayi segera mendapatkan colostrum atau ASI jolong yang dapat memberikan kekebalan/antibodi
Ø Bayi segera mendapatkan makanan sesuai pertumbuhannya
Ø Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil
Ø Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat berkurang
Ø Penyakit sariawan pada bayi dapat dihindari/dikurangi
Ø Alergi terhadap susu buatan berkurang
c. Bagi keluarga
1). Aspek psikologi
Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan support pada ibu untuk memberikan ASI pada bayi
2). Aspek ekonomi
Lama perawatan lebih pendek karena ibu cepat pulih kembali dan bayi tidak menjadi sakit sehingga biaya perawatan sedikit.
d. Bagi petugas
1). Aspek psikologi
Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan tenang dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.
2). Aspek fisik
Pekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar tugasnya diambil oleh ibu dan tidak perlu repot menyediakan dan memberikan susu buatan
4 PELAKSANAAN
a. Di poliklinik kebidanan
Ø Penyuluhan tentang ASI
Ø Memutar film
Ø Melayani konsultasi masalah ibu dan anak
b. Kamar persiapan
Ø Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai RS sayang ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik.
Ø Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah melakukan ANC di RS dimana ia akan bersalin. Di dalam ruangan persiapan diperlukan gambar, poster, brosur dsb untuk membantu memberikan konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdapat botol susu, dot atau kempengan apalagi iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui.
c. Kamar Persalinan
Ø Di ruangan ini dapat dipasang gambar, poster tentang menyusui yang baik dan benar. Serta menyusui segera setelah lahir.
Ø Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera disusukan. Rangsangan pada puting susu akan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin untuk segera memproduksi ASI
d. Kamar perawatan
Ø Bayi diletakkan dekat dengan ibunya
Ø Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal
Ø Ibu dibantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara
Ø Mencatat keadaan bayi sehari-hari
Ø KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara, cara memandikan bayi, immunisasi dan penanggulangan diare
Ø Jika bayi sakit pindahkan ke ruang khusus
  1. SASARAN DAN SYARAT
a. Bayi lahir dengan spontan , baik presentasi kepala atau bokong
b. Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek hisap baik, tidak ada tanda-tanda infeksi dsb
c. Bayi yang lahir dengan Sectio Cesarea dengan anestesi umum, RG dilakukan segera stelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk)misalnya 4-6 jam setelah operasi.
d. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai apgar minimal 7)
e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih
f. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih
g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum
h. Bayi dan ibu sehat
  1. KONTRA INDIKASI
Rawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :
a. Ibu
Ø Penyakit jantung derajat III
Ø Pasca eklamsi
Ø Penyakit infeksi akut, TBC
Ø Hepatitis, terinfeksi HIV, sitimegalovirus, herpes simplek
Ø Karsinoma payudara
b. Bayi
Ø Bayi kejang
Ø Sakit berat pada jantung
Ø Bayi yang memerlukan pengawasan intensif
Ø Catat bawaan sehingga tidak mampu menyusu
  1. PERSYRARATAN RAWAT GABUNG YANG IDEAL
a. Bayi
Ø Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu
Ø Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi
Ø Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm
b. Ibu
Ø Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm
Ø Tinggi 90 cm
c. Ruang
Ø Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m
Ø Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan perawatan)
d. Sarana
Ø Lemari pakaian
Ø Tempat mandi bayi dan perlengkapannya
Ø Tempat cuci tangan ibu
Ø Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri
Ø Ada sarana penghubung
Ø Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan bahasa yang sederhana
Ø Perlengkapan perawatan bayi
e. Petugas
Ø Rasio petugas dengan pasien 1 : 6
Ø Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan RG
7. MODEL PENGATURAN RUANGAN RAWAT GABUNG
a. satu kamar dengan satu ibu dan anaknya
b. empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi pada kamar yang lain bersebelahan dan bayi dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan tempat tidurnya
c. beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan dalam 1 ruangan kaca yang kedap udara
d. model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur yang sama
e. bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu
  1. KEUNTUNGAN & KERUGIAN
a. Keuntungan
Ø Menggalakkan penggunaan ASI
Ø Kontak emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat
Ø Ibu segera dapat melaporkan keadaan-keadaanbayi yang aneh
Ø Ibu dapat belajar merawat bayi
Ø Mengurangi ketergantungan ibu pada bidan
Ø Membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam merawat bayi
Ø Berkurangnya infeksi silang
Ø Mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan
  1. Kerugian
Ø Ibu kurang istirahat
Ø Dapat terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena oengaruh orang lain
Ø Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung
Ø Pada pelaksanaan ada hambatan tekhnis/fasilitas
Daftar Pustaka
Cakul obsgyn, FKUI , Kamar bersalin dan rawat gabung
Sutjiningsih, Petunjuk ASI
Catatan Kuliah Bidan

 

 

:

Penghabat Rawat Gabung
PDF
Print
E-mail

Written by selasi   
Wednesday, 01 April 2009 19:13
Beberapa faktor penghambat praktek Rawat-Gabung:
- Kadang ibu kelelahan.
Membantu ibu beristirahat dengan tenang tanpa gangguan petugas kebersihan, tamu, bahkan prosedur rutin medis. saat proses persalinan sebaiknya mengenali kondisi ibu pada partus lama, penggunaan anestesi atau episiotomi yang tidak tepat, kurangnya zat gizi dan suasana stres berakibat ibu menjadi sangat kelelahan dan tidak nyaman;
- Memindahkan bayi ke ruang perawat untuk perawatan.
Perawatan bayi sebaiknya dilakukan di sisi ibunya atau dengan dihadiri ibunya, karena hal ini akan memberikan keyakinan dan sekaligus kesempatan belajar bagi sang ibu selain memberikan kenyamanan pada bayi yang mengalami kondisi tertekan atau tidak nyaman;

- Bayi yang baru lahir perlu perhatian terus-menerus.
Bayi dapat diobservasi di sisi ibunya sebaik bila disimpan di ruang perawatan. Sang ibu akan menjadi pemerhati yang baik dan bahkan kadang menyadari bila ada perubahan pada bayinya, bahkan lebih dulu ketimbang perawat yang memiliki banyak kesibukan lain. Perhatian penuh adalah tidak mungkin untuk dilakukan di ruang perawatan yang berisi banyak bayi.
- Tidak diperlukan box bayi.
Bayi akan berbagi tempat tidur dengan ibunya. Tidur bersama akan membantu bayi dan ibunya istirahat lebih tenang dan mendapatkan ASI lebih sering. Tempat tidur mungkin perlu diberi penyangga samping, kursi di sampingnya atau diposisikan dengan sisi bayi menempel pada dinding, untuk menjaga resiko bayi terjatuh dari tempat tidur.

- Perawat tidak tahu persis bagaimana mengajari seorang ibu.
Merawat dan memanjakan bayi adalah bagian terpenting menjadi seorang ibu. Membantu ibu belajar merawat bayinya saat malam hari adalah lebih berguna ketimbang membawa bayinya ke ruang perawatan. Memisahkan bayi dan ibu menurunkan kepercayaan diri seorang ibu untuk berperan sebagai ibu bagi bayinya.
- Ibu yang meminta agar bayinya dirawat terpisah dengan dirinya.
Akan lebih baik apabila Rumah Sakit menganjurkan Rawat-Gabung agar ibu dan bayinya dapat manfaat bersamaan. Rumah sakit sebaiknya mendiskusikan alasan mengapa sang ibu ingin bayinya dipisah dan coba selesaikan masalah agar Rawat-Gabung tetap dapat dilaksanakan. juga menjelaskan keuntungan Rawat-Gabung selama perawatan sebelum persalinan.
• Jika pemisahan ibu dan bayinya adalah atas indikasi medis,sebaiknya rumah sakit mencatat alasan ini pada rekaman medis ibu dan bayi. Pemisahan harus dievaluasi setiap saat untuk melihat kemungkinan dilakukannya Rawat-Gabung sesegera mungkin.
• Selama pemisahan, ibu dianjurkan ibu untuk menengok dan menyentuh bayinya bila memungkinkan dan memperkenalkan puting susu pada sang bayi.

 































Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

PostDateIcon13 May, 2009 | Author: admin
Oleh Seksi Gizi
INISIASI Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu).
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. “Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas,“ ujar Ibu Negara pada suatu kesempatan.
Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
  1. Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
  2. Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
  3. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
  4. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
  5. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
  6. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
  7. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
  8. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
  9. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.
Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu
  1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
  2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
  3. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
  4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
  5. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
  6. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
  7. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
  8. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnyaoksitosin yang penting karena:
  • Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
  • Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
  • Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.

SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Partus Spontan

new-picture-4
  1. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar bersalin.(ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006).
  2. Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi / tidak menggunakan obat kimiawi
  3. Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
  4. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di TENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
  5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
  6. Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
  7. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING TIDAK SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, ( Kausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
  8. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. BERI WAKTU kulit melekat pada kulit 30 MENIT atau 1 JAM lagi.
  9. Setelah setidaknya melekat kulit ibu dan kulit bayi setidaknya 1 jam atau selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vit K.
  10. RAWAT GABUNG BAYI: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
  11. Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.

SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Operasi Caesar

new-picture-32
  1. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar operasi atau dikamar pemulihan.( ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006).
  2. Begitu lahir diletakkan di meja resusitasi untuk DINILAI, dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan vernix ; kecuali tangannya. Dibersihkan mulut dan hidung bayi, talipusat diikat.
  3. Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi dibedong, dibawa ke ibu. Diperlihatkan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
  4. Tengkurapkan bayi didada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari sayatan operasi. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi diberi topi.
  5. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
  6. Biarkan KULIT Bayi bersentuhan dengan kulit ibu PALING TIDAK selama SATU JAM, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, Klaus and Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
  7. Bila bayi menunjukan kesiapan untuk minum, bantu ibu dg MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1 jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan WAKTU melekat padadada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.
  8. Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap melekat didadanya dan dipeluk erat oleh ibu.Kemudian ibu dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi tetap didadanya.
  9. Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan untuk mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar pulih.
  10. RAWAT GABUNG: Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng.

SOP Inisiasi Menyusu Dini Pada Gemelli

new-picture-1
  1. Dianjurkan SUAMI atau keluarga MENDAMPINGI ibu dikamar bersalin.( ABM protocol#5 2003, UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006).
  2. Bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
  3. Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, Bayi di TENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu dan mata bayi setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
  4. Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
  5. Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, berikan bayi pertama pada ayah. Ayah memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah seperti pada perawatan metoda kanguru. Keduanya ditutupi baju ayah.
  6. Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali tangannya; tanpa menghilangkan vernix . Mulut dan hidung bayi dibersihkan, talipusat diikat.
  7. Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua DITENGKURAPKAN di dada-perut ibu dengan KULIT bayi MELEKAT pada KULIT ibu. Letakkan kembali bayi pertama didada ibu berdampingan dengan saudaranya, Ibu dan kedua bayinya diselimuti. Bayi – bayi dapat diberi topi.
  8. Biarkan KULIT kedua bayi bersentuhan dengan KULIT ibu selama PALING TIDAK SATU JAM; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap biarkan kulit ibu – bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam (UNICEF dan WHO: BFHI Revised, 2006 and UNICEF India : 2007, ( Klausand Kennel 2001; American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).
  9. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi, bantu ibu dengan MENDEKATKAN BAYI KE PUTING tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi. BERI WAKTU 30 MENIT atau 1 JAM lagi kulit melekat pada kulit
  10. RAWAT GABUNG BAYI :Ibu – bayi dirawat dalam satu kamar, dalam jangkauan ibu selama 24 jam. (American College of OBGYN 2007 and ABM protocol #5 2003).Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau empeng






INISIASI MENYUSUI DINI
Posted by Dhika on 2008-06-03 [ print artikel ini | beritahu teman | dilihat 2381 kali ]
Urutan Inisiasi Menyusui Dini berdasarkan penelitian Ilmiah

1. Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung diletakan di dada si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit ketemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi. Namun jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu badan si ibu jadi naik 2 derajat, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu yang akan membawa si bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.

2. Gerakan kedua yang terjadi yaitu, setelah si bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-gerak spt hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna karena ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak2 perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu. Lama dari proses ini tergantung dari si bayi. Untuk gerakan ini, ternyata si dokter punya pengalaman. Pernah ada dukun beranak melakukan proses melahirkan, dan ternyata si ibu mengalami pendarahan hebat. Pada saat itu si dukun meletakkan anaknya di dada si ibu, dan anak tersebut menggerak-gerakkan kakinya memasage perut ibunya bahkan lebih dari satu jam, sampai pendarahan si ibu berhenti.

3. Setelah melakukan gerakan di kakinya, si bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air ketuban. Dan ternyata wilayah sekitar putiing si ibu itu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, membantu si bayi untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati puting ibu dan ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat2 dada si ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi utk membersihkan dada si ibu dari bakteri2 jahat dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi bakteri2 yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi karena hanya si bayi yang tau seberapa banyak dia harus membersihkan dada si ibu.

4. Setelah itu, si bayi akan mulai meremas-remas puting susu si ibu yang bertujuan untuk merangsang supaya air susu si ibu segera berproduksi dan bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi itu.

5. Terakhir baru mulailah si bayi itu menyusu.

Disarankan jika suatu saat akan memiliki anak, untuk meminta kepada rumah sakit yang akan membantu kelahiran supaya diperbolehkan melakukan inisiasi menyusui dini ini minimal 1 jam, karena kelima proses di atas ini bisa berlangsung sekitar 1-2 jam. Dan ternyata tidak semua RS berani melakukan ini, dan kita sebagai orang tua harus berani meminta ini dilakukan karena ternyata hal ini merupakan siklus kehidupan yang selama ini tidak kita sadari sudah kita putus.

Menurut penelitian, bahwa dengan melakukan hal ini, akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh si bayi terhadap penyakit2, kanker syaraf, leukimia, dan beberapa penyakit2 lainnya. Dikatakan juga, sebuah rumah sakit yang benar-benar mendukung ibu dan anak, maka tidak akan menyediakan ruangan khusus bayi, karena dengan memisahkan si ibu dengan si bayi ternyata daya tahan tubuh si bayi akan drop sampai 25%. Jadi seharusnya tempat bayi adalah di sisi si ibu, 24 jam penuh. Jika ada tindakan memisahkan si ibu dari bayi, maka menurutnya itu adalah tiindakan kriminal.

So buat temen-temen yang memang mau mempunyai anak, cucu ataupun keponakan, sharing ini semoga bisa menambah wawasan, dan bisa membantu kita mencari yang terbaik buat anak-anak kita.





PENTINGNYA INISIASI MENYUSUI DINI BAGI IBU DAN BAYI
Wahyuni
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Aisyiyah Surakarta
Intisari : Inisiasi menyusui dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri
segera setelah lahir. Jadi sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai
kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya,
setidaknya selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini
dinamakan the brest crawl atau merangkak mencari payudara
Kata Kunci : Inisiasi, menyusui dini,
PENDAHULUAN
Suharyono(1992;51) menyampaikan bahwa bayi yang mendapat ASI sedini
mungkin akan mengurangi gangguan pencernaan dan penyakit lain dan bahkan bisa
menurunkan angka kematian, infeksi usus tertentu (netrozina enterolitis) dari 80%
menjadi 0%. Menyusukan sedini mungkin akan lebih baik, karena bayi akan dipersiapkan
menerima perubahan situasi dari serba gampang artinya sewaktu dalam kandungan
makan sibayi melalui plasenta ibu, ke situasi yang memerlukan perjuangan
(Wiharta;1992;65 )
Pola pemberian ASI yang dianjurkan ialah pemberian ASI segera atau 30 menit
hingga satu jam setelah melahirkan, selanjutnya pemberian ASI saja atau menyusui
secara ekslusif hingga bayi usia enam bulan dan pemberian makanan tambahan setelah
umur enam bulan serta tetap memberian ASI diteruskan sampai umur dua tahun
(UNICEF/WHO/IDAI, 2005;22).

MENYUSUI
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil
menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI, bahkan ibu yang buta
hurufpun dapat meyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam lingkungan
kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Roesli,
2000;25). Menyusui secara murni adalah hanya memberikan ASI saja (exclusive breastfeeding)
selama 4-6 bulan, atau paling tidak 4 bulan. Sejak lahir sampai bayi berusia 4
bulan, hanya

memuaskan bayi baru lahir dengan memberi air masak, madu atau air gula untuk bayi
baru lahir tidak dibenarkan. Bayi sebelum usia sampai dengan 4 bulan tidak dibenarkan
memperoleh jenis makanan lain seperti buah, bubur susu, nasi lumat, gula merah, air
gula, madu, dan sebagainya (RSUP DR. Sardjito, 2001;20 )
.
HAL PENTING YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MEMBERIKAN ASI
1) menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir;
2) memberikan kolostrum kepada bayi,
3) tidak memberikan makanan pralaktal seperti air gula atau air tajin kepada bayi baru
lahir sebelum ASI keluar; tetapi mengusahakan bayi menghisap untuk merangsang
produksi ASI,
4) menyusui bayi dari kedua payudara secara bergantian sampai tetes terakhir, masingmasing
15 – 25 menit,
5) memberikan ASI saja selama 4 -6 bulan pertama (on demand),
6) Memperhatikan posisi tubuh bay/ cara menyusui dan menghisap, agar puting dan
aerola masuk ke mulut untuk menghindarai lecet puting,
7) menyusui sesuai kebutuhan bayi (on demand);
8) Setelah berumur 4 bulan, selain ASI memberikan MP-ASI kepada bayi dalam bentuk
makanan lumat secara bertahap;
9) meneruskan menyusui bayi dengan tambahan MP-ASI sampai anak berusia 2 tahun.
Berikan ASI lebih dahulu, baru MP-ASI
10) Setelah usia 2 tahun, menyapih dilakukan secara bertahap;
11) Kebersihan ibu dan bayi, lingkungan dan peralatan yang digunakan waktu memberi
makan anak perlu diperhatikan;
12) Memperhatikan gizi/makanan ibu waktu hamil dan menyusui, ibu memerlukan ekstra
makanan dan minuman lebih banyak dari keadaan sebelum hamil;
13) Bagi ibu yang bekerja memberikan ASI sebelum dan sesudah pulang kerja. (Depkes,
2002; 54)
MANFAAT MENYUSUI DINI UNTUK IBU DAN BAYI YAITU :
Kegiatan inisiasi menyusui dini merupakan langkah keempat dari sepuluh
langkah menuju keberhasilan menyusui, yang dicetuskan oleh WHO pada tahun 1989.
Inisiasi Menyusui dini atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai menyusu sendiri
setelah lahir (Roesli,U 2008, 13).
1) Memulai proses pembentukan kekebalan tubuh pada saat lahir dan memberikan
perlindungan kepada bayi terhadap berbagai macam virus dan bakteri yang bersifat
patogen sebelum kekebalan aktif pada tubuh bayi tersebut terbentuk melalui
vaksinasi, salah satu kelebihan ASI adalah mengandung zat anti infeksi yang
spesifik,
2) Menyusui secara dini, teratur, sesering mungkin merupakan salah satu metode
penjarangan kehamilan yang cukup efektiif terutama bagi ibu-ibu yang belum mau
ikut program Keluarga berencana,
3) Segera menyusui dan isapan pertama bayi pada puting susu ibu akan merangsang
pengeluaran kolostrum yang mengandung zat kekebalan terhadap infeksi serta kaya
akan zat gizi penting, sekaligus memberikan keuntungan bagi ibu yaitu merangsang
kontraksi uterus kembali ke ukuran normal (DepKes, 2002; 6), sedangkan menurut
(Wiharta;1992;67) menyusui dini menyebabkan rahim ibu mengkerut akibat
pengaruh hormon tertentu dan akan mengurangi perdarahan setelah melahirkan.
Kolostrum yang merupakan susu pertama yang dihasilkan oleh buah dada
mempunyai daya penangkis yang tinggi.
INISIASI MENYUSUI DINI YANG DIANJURKAN
langkah-langkah melakukan inisiasi menyusui dini :
1) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering;
2) Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya kecuali kedua tangannya;
3) Tali pusat dipotong, lalu diikat;
4) Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi;

5) Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau diperut ibu dengan kontak
kulit bayi dan ibu, ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Jika perlu, bayi diberi topi
untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.

KOLOSTRUM DAN MANFAATNYA
Kolostrum (susu awal) adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama setelah
kelahiran bayi, menurut (Suraatmaja;1997, Wiharta;1992; Perinasia; 2004)
1) Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali dikeluarkan oleh kelenjar payudara,
mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan
duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah masa puerperiunm,
2) Disekersi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai ketiga atau keempat,
3) Komposisi kolostrum ini dari hari ke hari selalu berubah,
4) Merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning-kuningan, lebih
dibandingkan dengan susu yang matur,
5) Merupakan zat pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi
baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang
datang,
6) Dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan,
7) Bila dipanaskan kolostrum menggumpal, sedang ASI matur tidak
8) PH lebih alkalis dibandingkan dengan ASI matur, lipidnya lebih banyak mengandung
kolesterol dan lesitin dibandingkan dengan ASI matur, Terdapatnya tripsin inhibitor,
sehingga hidrolis protein dalam usus bayi menjadi kurang sempurna, hal ini akan
lebih banyak menambah kadar antibodi pada bayi, 12) Volume berkisar 150-300
ml/24 jam.

Kolostrum memiliki beberapa manfaat :
1) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama (IgA) untuk melindungi bayi dari
berbagai penyakit infeksi khususnya diare.
2) Jumlah kolostrum yang diprodoksi, bervariasi tergantung dari isapan bayi pada
hari-hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi bayi oleh karena itu, harus diberikan kepada bayi;
3) Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat dan lemak
rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama
setelah kelahiran;
4) Membantu pengeluaran mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna
hitam kehijauan. ( Depkes, 2002; )

PENTINGNYA KONTAK KULIT DAN MENYUSU SENDIRI
Mengapa kontak kulit dengan segera setelah lahir dan bayi menyusu sendiri dalam satu
jam pertama kehidupan penting?
1. dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari
payudara, Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan (hypothermia).
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil.
Bayi akan leih jarang menagis sehingga mengurangi pemakaian energi.
3. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya dan ia
akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri „baik ‚ di kulit ibu. Bakteri „baik“ ini
akan berkembang biak membentuk koloni di kulit dan usus bayi , menyaingi bakteri „
jahat ‚ dari ligkungan.
4. „Bonding“ (ikatan kasih sayang) antara ibu-bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam
pertama, bayi dalam keadaan siaga, Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang
lama.
5. Makanan awal non –ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu
manusia, msalnya dari susu hewan, hal ini dapat mengganggu pertumbuhan fungsi
usus dan mencetuskan alergi lebih awal.

6. bayi yang diberi kesempatan menyusui dini lebih berhasil menyusui eksklusif dan
akan lebih lama disusui.
7. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi diputing susu dan
sekitarnya, emutan, jilatan bayi pada puting ibu meransang pengeluaran hormon
ksitosin.
8. bayi mendapatkan ASI kolostrum –ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas ini
kadang juga dinamakan The Gift of life. Bayi yang diberi kesempatan inisiasi
menyusui lebih dini lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak diberi
kesempatan ,kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan tubuh, penting
untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan usus , bahkan
kelangsungan hidp bayi, kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi dinding
usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematngkan dinding usus ini.
9. Ibu dan ayah akan merasa sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali
dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya
di dada ibunya.suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah
(Roesli;2008;13)

PENGHAMBAT INISIASI MENYUSUI DINI
1. Bayi kedinginan tidak benar
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit dengan sang ibu.
Menakjubkan ! Suhu ayudara ibu meningkat 0,5 derajad dalam dua menit jika bayi
diletakkan di dada ibu.
Berdasarkan hasil penelitian Dr, Neils Bergman (2005) cit Roesli (2008; 28)
ditemukan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1 derajad celcius lebih
panas dari pada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di
dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1 derjad celcius. Jika bayi
kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2 C untuk menghangatkan bayi. Jadi dada
ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang baru lahir
dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal.
2. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya-tidak benar

Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera lahir. Keluarnya
oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membnatu
menenagkan ibu.
3. Tenaga kesehatan kurang tersedia-tidak masalah
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat
menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk
menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu
4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk-tidak masalah
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan.
Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan
menyusu dini.
5. Ibu harus dijahit-tidak masalah
Kegiatan merangkak mencari payudara di area payudara terjadi di area payudara yang
dijahit bagian bawah tubuh ibu
6. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore (gonorrhea)
harus segera diberikan setelah lahir –tidak benar
Menurut American College of Obstetrics and Gynecology dan Academy
Breasfeeding Medicine (2007) cit Roesli (2008;30) ,Tindakan pencegahan ini dapat
ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa
membahayakan bayi.
7. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur-tidak benar
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi.selain
itu, kesempatan vernic caseosa meresap, melunakkan dan melindungi kulit bayi lebih
besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran
dapat ditunda sampai menyusui awal selesai’
8. bayi kurang siaga-tidak benar
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi
tidur dalam waktu yang lama, jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu,
kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lbih untuk
bonding.
9. Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan
cairan lain (cairan pralaktal)-tidak benar.
Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir. Bayi dilahirkan dengan
membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat itu.
10. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi-tidak benar
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi
petama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan
mematngkan dinding usus yang masih muda(Roesli; 2008;29)

SIMPULAN

Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia
berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI, bahkan ibu yang
buta hurufpun dapat meyusui anaknya dengan baik. Sedangkan hal penting yang harus
diperhatikan saat memberikan ASI adalah: menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir;
memberikan kolostrum kepada bayi, tidak memberikan makanan pralaktal seperti air gula
atau air tajin kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar; tetapi mengusahakan bayi
menghisap untuk merangsang produksi ASI, menyusui bayi dari kedua payudara secara
bergantian sampai tetes terakhir, masing-masing 15 – 25 menit, memberikan ASI saja
selama 4 -6 bulan pertama (on demand),

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat statistik, Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2003 – 2003, Jakarta,
Indonesia
Departemen Kesehatan, 2002 Kementrian Pemberdayaan Perempuan,
Panduan ASI Sedunia, Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2002. Managemen laktasi, Buku panduan Bagi Bidan dan
Petugas Kesehatan di Puskesmas,Jakarta
Padmawati,2003, Factor-faktor yang berhubungan dengan pola pemberian ASI pada bayi
usia Empat bulan (Analisis data Susenas 2001), Media Ltbang Kesehatan, Vol
XIII, No 3, hal 29-37
Perinasia, 2004, Manajemen laktasi Menuju Persalinan Aman dan bayi baru lahir sehat.
Cetakan Kedua, jakarta
Roesli, U., 2000, Mengenal ASI Ekslusif , seri I, Puspa Swara, jakarta
Roesli, U, 2008, Inisiasi Menyusui Dini plus ASI Eksklusif, Pustaka Bunda, jakarta
RSUP dr Sarjdito, Tim PP ASI, 2001, modul pelatihan manajemen laktasi, Yogyakarta
Suharyono , 1992 , Air Susu Ibu dalam manajemen diare kronik pada bayi dan anak kecil,
dalam Air susu Ibu tinjauan dari beberapa Aspek, fakultas kedokteran UI
Suraatmaja, S., 1997” aspek Gizi Air Susu Ibu” dalam ASI petunjuk Untuk Tenaga
Kesehatan, Soetjiningsih (editor), EGC., Jakarta
UNICEF WHO IDAI, 2005, Rekomendasi tentang Pemberian makan bayi pada situasi
Darurat, Pernyataan bersama UNICEFF WHO IDAI, Jakarta
Wiharta , A,S, 1992” Pemberian ASI pada bayi baru lahir” dalam Air Susu Ibu Tinjauan
dari beberapa aspek, suharyono, suradi, R, Firmansyah,A (editor), fakultas
Kedokteran UI, jakarta

















Pentingnya Kulit untuk Kulit Kontak
by Jack Newman, MD, FRCPC oleh Jack Newman, MD, FRCPC
There are now a multitude of studies that show that mothers and babies should be together, skin to skin (baby naked, not wrapped in a blanket) immediately after birth, as well as later. Sekarang ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi harus bersama-sama, kulit (bayi telanjang, tidak terbungkus dalam selimut) segera setelah lahir, dan juga nanti. The baby is happier, the baby's temperature is more stable and more normal, the baby's heart and breathing rates are more stable and more normal, and the baby's blood sugar is more elevated. Not only that, skin to skin contact immediately after birth allows the baby to be colonized by the same bacteria as the mother. Bayi lebih bahagia, suhu bayi lebih stabil dan lebih normal, jantung bayi dan tingkat pernapasan lebih stabil dan lebih normal, dan gula darah bayi lebih tinggi. Tidak hanya itu, kontak kulit segera setelah lahir memungkinkan bayi dijajah oleh bakteri yang sama sebagai ibu. This, plus breastfeeding, are thought to be important in the prevention of allergic diseases. Ini, ditambah menyusui, dianggap penting dalam pencegahan penyakit alergi. When a baby is put into an incubator, his skin and gut are often colonized by bacteria different from his mother's. Ketika seorang bayi dimasukkan ke dalam inkubator, kulit dan usus sering dijajah oleh bakteri yang berbeda dari ibunya.
We now know that this is true not only for the baby born at term and in good health, but also even for the premature baby. Kita sekarang tahu bahwa ini berlaku tidak hanya untuk bayi lahir pada masa dan dalam keadaan sehat, tapi juga bahkan untuk bayi prematur. Skin to skin contact and Kangaroo Mother Care can contribute much to the care of the premature baby. Kontak kulit dan Kangaroo Mother Care dapat berkontribusi banyak untuk perawatan bayi prematur. Even babies on oxygen can be cared for skin to skin, and this helps reduce their needs for oxygen, and keeps them more stable in other ways as well. Bahkan pada oksigen bayi dapat dirawat kulit, dan ini membantu mengurangi kebutuhan akan oksigen, dan membuat mereka lebih stabil dengan cara lain juga.
From the point of view of breastfeeding, babies who are kept skin to skin with the mother immediately after birth for at least an hour, are more likely to latch on without any help and they are more likely to latch on well, especially if the mother did not receive medication during the labour or birth. Dari sudut pandang menyusui, bayi yang disimpan kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama setidaknya satu jam, lebih cenderung menempel tanpa bantuan dan mereka lebih cenderung menempel dengan baik, terutama jika si ibu tidak menerima pengobatan selama kerja atau kelahiran. As mentioned in "Breastfeeding - Starting out Right" , a baby who latches on well gets milk more easily than a baby who latches on less well. Seperti disebutkan dalam "Menyusui - Bermula dari kanan", seorang bayi yang menyusu dengan baik akan lebih mudah daripada susu bayi yang menyusu kurang baik. When a baby latches on well, the mother is less likely to be sore. Ketika seorang bayi menyusu dengan baik, sang ibu cenderung tidak mudah sakit. When a mother's milk is abundant, the baby can take the breast poorly and still get lots of milk, though the feedings may then be long or frequent or both, and the mother is more prone to develop problems such as blocked ducts and mastitis. Ketika susu ibu berlimpah, bayi dapat mengambil payudara buruk dan masih mendapatkan banyak susu, meskipun penyusuan selanjutnya mungkin akan panjang atau sering atau keduanya, dan ibu lebih mudah untuk mengembangkan diblokir masalah seperti saluran dan mastitis. In the first few days, however, the mother does not have a lot of milk (but she has enough!), and a good latch is important to help the baby get the milk that is available (yes, the milk is there even if someone has "proved" to you with the big pump that there isn't any). If the baby does not latch on well, the mother may be sore, and if the baby does not get milk well, the baby will want to be on the breast for long periods of time worsening the soreness. Dalam beberapa hari pertama, namun, sang ibu tidak memiliki banyak susu (tapi dia cukup!), Dan gerendel yang baik adalah penting untuk membantu bayi mendapatkan susu yang tersedia (ya, susu bahkan ada jika seseorang telah "membuktikan" kepada Anda dengan pompa besar yang tidak ada). Jika bayi tidak latch on dengan baik, mungkin ibu sakit, dan jika bayi tidak mendapatkan susu dengan baik, bayi akan ingin pada payudara untuk jangka waktu yang lama semakin memperburuk rasa nyeri.
To recap, skin to skin contact immediately after birth, which lasts for at least an hour has the following positive effects on the baby: Untuk rekap, kontak kulit segera setelah lahir, yang berlangsung selama setidaknya satu jam memiliki efek positif berikut pada bayi:
·         Are more likely to latch on Cenderung menempel
·         Are more likely to latch on well Cenderung menempel dengan baik
·         Have more stable and normal skin temperatures Memiliki lebih stabil dan suhu kulit normal
·         Have more stable and normal heart rates and blood pressures Memiliki lebih stabil dan normal detak jantung dan tekanan darah
·         Have higher blood sugars Gula darah yang lebih tinggi
·         Are less likely to cry Cenderung menangis
·         Are more likely to breastfeed exclusively longer Lebih mungkin untuk menyusui secara eksklusif lagi
There is no reason that the vast majority of babies cannot be skin to skin with the mother immediately after birth for at least an hour. Tidak ada alasan bahwa sebagian besar bayi tidak dapat kulit dengan ibunya segera setelah lahir selama setidaknya satu jam. Hospital routines, such as weighing the baby, should not take precedence. Rumah sakit rutinitas, seperti penimbangan bayi, seharusnya tidak diutamakan.
The baby should be dried off and put on the mother. Bayi harus mengeringkan diri dan mengenakan ibu. Nobody should be pushing the baby to do anything; nobody should be trying to help the baby latch on during this time. Tak seorangpun akan mendorong bayi untuk melakukan sesuatu; tak seorangpun akan berusaha untuk membantu bayi mengisap selama waktu ini. The mother, of course, may make some attempts to help the baby, and this should not be discouraged. Ibu, tentu saja, mungkin membuat beberapa usaha untuk membantu bayi, dan ini tidak boleh berkecil hati. The mother and baby should just be left in peace to enjoy each other's company. Ibu dan bayi harus dibiarkan saja dalam damai untuk menikmati perusahaan satu sama lain. (The mother and baby should not be left alone, however, especially if the mother has received medication, and it is important that not only the mother's partner, but also a nurse, midwife, doula or physician stay with them—occasionally, some babies do need medical help and someone qualified should be there "just in case"). (Sang ibu dan bayi tidak boleh ditinggal sendirian, bagaimanapun, terutama jika ibu telah menerima obat-obatan, dan penting yang tidak hanya ibu mitra, tetapi juga seorang perawat, bidan, dokter doula atau tinggal bersama mereka-kadang-kadang, beberapa bayi membutuhkan bantuan medis dan seseorang yang memenuhi syarat harus ada di sana "berjaga-jaga"). The eyedrops and the injection of vitamin K can wait a couple of hours. Yang obat tetes mata dan suntikan vitamin K dapat menunggu beberapa jam. By the way, immediate skin to skin contact can also be done after cæsarean section, even while the mother is getting stitched up, unless there are medical reasons which prevent it. Omong-omong, segera kontak kulit juga dapat dilakukan setelah operasi caesar, bahkan sementara Ibunya sampai dijahit, kecuali jika ada alasan medis yang mencegahnya.
Studies have shown that even premature babies, as small as 1200 g (2 lb 10 oz) are more stable metabolically (including the level of their blood sugars) and breathe better if they are skin to skin immediately after birth. Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi prematur, sekecil 1200 g (£ 2 10 oz) lebih stabil metabolik (termasuk tingkat gula darah mereka) dan bernapas lebih baik jika mereka kulit segera setelah lahir. The need for an intravenous infusion, oxygen therapy or a nasogastric tube, for example, or all the preceding, does not preclude skin to skin contact. Kebutuhan untuk infus intravena, terapi oksigen atau selang nasogastrik, misalnya, atau semua sebelumnya, tidak menghalangi kontak kulit. Skin to skin contact is quite compatible with other measures taken to keep the baby healthy. Kontak kulit sangat kompatibel dengan langkah-langkah lain yang diambil untuk menjaga bayi sehat. Of course, if the baby is quite sick, the baby's health must not be compromised, but any premature baby who is not suffering from respiratory distress syndrome can be skin to skin with the mother immediately after birth. Tentu saja, jika bayi sangat sakit, kesehatan bayi tidak boleh dikompromikan, tetapi setiap bayi prematur yang tidak menderita gangguan pernapasan dapat sindrom kulit dengan ibunya segera setelah lahir. Indeed, in the premature baby, as in the full term baby, skin to skin contact may decrease rapid breathing into the normal range. Memang, pada bayi prematur, seperti dalam istilah penuh bayi, kontak kulit dapat menurunkan bernapas dengan cepat ke kisaran normal.
Even if the baby does not latch on during the first hour or two, skin to skin contact is still good and important for the baby and the mother for all the other reasons mentioned. Bahkan jika bayi tidak mengisap selama satu atau dua jam pertama, kontak kulit masih bagus dan penting untuk bayi dan ibu untuk semua alasan lain yang disebutkan.
If the baby does not take the breast right away, do not panic. Jika bayi tidak mengambil langsung payudara, jangan panik. There is almost never any rush, especially in the full term healthy baby. Ada hampir tidak pernah terburu-buru, khususnya dalam jangka lengkap bayi sehat. One of the most harmful approaches to feeding the newborn has been the bizarre notion that babies must feed every three hours. Salah satu pendekatan yang paling berbahaya untuk menyusui bayi yang baru lahir telah menjadi aneh gagasan bahwa bayi harus memberi makan setiap tiga jam. Babies should feed when they show signs of being ready, and keeping a baby next to his mother will make it obvious to her when the baby is ready. Bayi harus makan ketika mereka menunjukkan tanda-tanda siap, dan menjaga bayi di samping ibunya akan membuat jelas bagi dia ketika bayi sudah siap. There is actually not a stitch of proof that babies must feed every three hours or by any schedule, but based on such a notion, many babies are being pushed into the breast because three hours have passed. Ada sebenarnya bukan jahitan bukti bahwa bayi harus memberi makan setiap tiga jam atau oleh jadwal, namun berdasarkan pikiran seperti itu, banyak bayi sedang didorong ke dalam payudara karena tiga jam telah berlalu. The baby not interested yet in feeding may object strenuously, and thus is pushed even more, resulting, in many cases, in babies refusing the breast because we want to make sure they take the breast. Bayi tidak tertarik namun dalam menyusui mungkin benda keras, dan dengan demikian didorong bahkan lebih, menghasilkan, dalam banyak kasus, pada bayi menolak payudara karena kami ingin memastikan bahwa mereka mengambil payudara. And it gets worse. Dan itu akan semakin parah. If the baby keeps objecting to being pushed into the breast and gets more and more upset, then the "obvious next step" is to give a supplement. Jika bayi terus menentang didorong ke payudara dan menjadi lebih dan lebih marah, maka "jelas langkah selanjutnya" adalah untuk memberikan suplemen. And it is obvious where we are headed (see " When a Baby Refuses to Latch On "). Dan jelas di mana kita menuju (lihat "Ketika seorang Bayi Tolak untuk latch Aktif").
Written by Jack Newman, Ditulis oleh Jack Newman, drjacknewman@sympatico.ca drjacknewman (AT) sympatico (DOT) ca drjacknewman (AT) Sympatico (DOT) ca MD, FRCPC. MD, FRCPC. © 2005 © 2005
This handout may be copied and distributed without further permission, on the condition that it is not used in any context in which the WHO code on the marketing of breast milk substitutes is violated. Handout ini dapat disalin dan didistribusikan tanpa izin, pada kondisi yang tidak digunakan dalam konteks di mana kode WHO mengenai pemasaran pengganti ASI dilanggar.










































zahra blog

Rabu, 02 September 2009

BOUNDING ATTACHMENT

Jam-jam pertama segera setelah kelahiran meliputi suatu masa yang unik yang disebut “masa sensitif ibu”. Dimana keterikatan ini akan terjalin. Agar terjadi suatu keterikatan adalah sangat penting agar ibu dan bayi bisa bersama. Dengan demikian perilaku dapat dilihat dan menandai permulaan dari keterikatan tersebut
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:
1. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
3. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
4. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
5. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.
6. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.
7. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
8. Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling dengan segera.

Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
2. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4. Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
5. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.

Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.
Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam perkembangan psikologis anak yang baik nantinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :
1. Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
2. Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga prihatin yang disebabkan oleh :
    - cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak
    - kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang    
       bagaimana perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.
    - Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan
       keberhasilannya sebagai seorang ayah)
    - Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis kelamin.

Standardisasi cara mengevaluasi interaksi orang tua – bayi telah dikemukakan oleh Gray dan asosiasinya pada tahun 1975.


Terdiri dari tiga observasi yang dibuat di ruang bersalin selama dan segera setelah bayi lahir dan kembali selama dua samapi tiga hari periode post partum. Nilai 1-4 diberikan dalam setiap observasi dan nilai tersebut dijumlahkan dalam setiap periode. Interaksi yang sangat positif akan memberikan nilai 10 sampai 12 untuk setiap periode. Interaksi sangat negatif akan memberikan skor 3-6. Konseling tindak lajut bagi orang tua dengan skor yang rendah merupakan indikasi untuk mencegah penyalahgunaan akan dan megajarkan cara pengasuhan anak.

Referensi

Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2002.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiirohardjo

Manajemen Laktasi, cetakan ke-2.2004.Jakarta:Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia

Mary, Hamilton.1995. Dasar – Dasar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC

Soetjiningsih,dr.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC

Varney, H.1997.Varney’s Midwifery Third Edition._Jones and Bartlett. New York

http://gembilgembul.blogspot.com/
http://www.ayahbunda-online.com/info_detail.asp?id=kehamilan&info_id=348
Ivadilla Azzahra





Baby bounding

ikatan adalah lampiran yang berkembang intens antara orangtua dan bayi mereka. Itu membuat orang tua ingin untuk mandi bayi mereka dengan cinta dan kasih sayang dan untuk melindungi dan merawat anak mereka. Bonding mendapatkan orang tua di tengah malam untuk memberi makan bayi lapar mereka dan membuat mereka memperhatikan bayi berbagai teriakan.
. Para ilmuwan masih belajar banyak tentang ikatan. Mereka tahu bahwa hubungan yang kuat antara orang tua dan anak-anak mereka memberikan model pertama bayi untuk hubungan intim dan memupuk rasa aman dan harga diri positif. Dan orang tua 'responsivitas untuk bayi sinyal dapat mempengaruhi anak sosial dan perkembangan kognitif.

Mengapa Apakah Bonding Penting?

. Bonding sangat penting untuk bayi.. Studi tentang bayi monyet yang diberi ibu saat lahir manekin menunjukkan bahwa, bahkan ketika manekin terbuat dari bahan lembut dan memberikan susu formula kepada bayi monyet, bayi-bayi itu disosialisasikan lebih baik ketika mereka hidup untuk berinteraksi dengan ibu . Bayi monyet dengan manekin ibu lebih cenderung menderita putus asa, serta gagal tumbuh. Para ilmuwan menduga bahwa kurangnya ikatan dalam bayi manusia dapat menyebabkan masalah yang sama.
Kebanyakan bayi siap untuk ikatan segera. Parents, on the other hand, may have a mixture of feelings about it. Orangtua, di sisi lain, mungkin memiliki campuran perasaan tentang hal ini.. Beberapa orangtua merasa lampiran yang intens dalam menit atau hari pertama setelah kelahiran bayi mereka. Bagi orang lain - terutama jika bayi diadopsi atau telah ditempatkan di ruang perawatan intensif - mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama.
But bonding is a process, not something that takes place within minutes and not something that has to be limited to happening within a certain time period after birth. Namun ikatan adalah proses, bukan sesuatu yang terjadi dalam beberapa menit dan bukan sesuatu yang harus dibatasi untuk terjadi dalam jangka waktu tertentu setelah kelahiran. For many parents, bonding is a byproduct of everyday caregiving. Bagi banyak orangtua, ikatan adalah produk sampingan pengasuhan sehari-hari. You may not even know it's happening until you observe your baby's first smile and suddenly realize that you're filled with love and joy. Anda mungkin bahkan tidak tahu hal itu terjadi sampai Anda mengamati pertama bayi Anda tersenyum dan tiba-tiba menyadari bahwa Anda penuh dengan cinta dan sukacita.


PERUBAHAN FISIOLOGI /ADAPTASI FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

PERUBAHAN FISIOLOGI /ADAPTASI FISIK PADA BAYI BARU LAHIR

PENDAHULUAN
Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling cepat terjadi adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi darah, termoregulasi, dan kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa.
ADAPTASI /PERUBAHAN FISIOLOGI PADA BBL
Menurut Pusdiknakes (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru lahir adalah :
1. Perubahan sistim pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3). Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4). Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
2. Perubahan pada sistem peredaran darah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah
1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang.
2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi
a. sirkulasi darah fetus
1). Struktur tambahan pada sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang telah mengalami deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar
b). Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior.
c). Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra
d). Ductus arteriosus : merupakan bypass yang terbentang dari venrtriculuc dexter dan aorta desendens
e). Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica.
2). Sistem sirkulasi fetus
a). Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar. Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior
b). Ductus venosus : adalah cabang – cabang dari vena umbilicalis dan mengalirkan sejumlah besar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior
c). Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum
d). Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi
e). Vena cava superior : mengembalikan darah dari kepala dan ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter
f). Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional, yanghanya memerlukan nutrien sedikit
g). Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior
h). Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal
b. Perubahan pada saat lahir
1). Penghentian pasokan darah dari plasenta
2). Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru
3). Penutupan foramen ovale
4). Fibrosis
a). Vena umbilicalis
b). Ductus venosus
c). Arteriae hypogastrica
d). Ductus arteriosus




Sirkulasi darah bayi sirkulasi darah janin
3. Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBlL




4. Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. melalui penggunaan ASI
b. melaui penggunaan cadangan glikogen
c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.
5. Perubahan sistem gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk baik pada saat lair.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memberi ASI on demand.
6. Sistem kekebalan tubuh/ imun
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
a. perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.


Puskesmas Reubee

Selasa, 24 Februari 2009

SISTEM PERNAFASAN PADA BAYI BARU LAHIR

Pengertian Bayi Baru Lahir Normal. Janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan.

Karakteristik Bayi Baru Lahir Normala. Usia 36-42 minggu.b. Berat badan lahir 2500-4000 gr.c. Dapat bernafas dengan teratur dan normal.d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik.Adaptasi Fisik Bayi Baru Lahir NormalSegera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis.


Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh.


Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.Perubahan Sistem Pernafasan.

Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis (Varney, 551-552)Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :a. mengeluarkan cairan dalam paru-paru.b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.

Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.

Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :a. Pada saat tali pusat dipotong.Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini membantu darah dengan kandungan O2 sedikit mengalir ke paru-paru untuk oksigenasi ulang.

b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru.Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan.


Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat,mengakibatkan ductus arteriosus berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.



KEGAWATAN PERNAFASAN PADA BAYI


Pengertian
Kegawatan pernafasan adalah keadaan kekurangan oksigen yang terjadi dalam jangka waktu relatif lama sehingga mengaktifkan metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat. Dimana apabila keadaan asidosis memburuk dan terjadi penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain. Selanjutnya dapat terjadi depresi pernafasan yang dimanifestasikan dengan apneu yang memanjang dan bahkan dapat menyebabkan kematian (Yu dan Monintja, 1997).


Etiologi
Penyebab kegagalan pernafasan pada neonatus yang terdiri dari faktor ibu, faktor plasenta, faktor janin dan faktor persalinan.


Faktor ibu meliputi hipoksia pada ibu, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, gravida empat atau lebih, sosial ekonomi rendah, maupun penyakit pembuluh darah ibu yang mengganggu pertukaran gas janin seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes melitus dan lain-lain. Faktor plasenta meliputi solusio plasenta, perdarahan plasenta, plasenta kecil, plasenta tipis, plasenta tidak menempel pada tempatnya. Faktor janin atau neonatus meliputi tali pusat menumbung, tali pusat melilit leher, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir, gemeli, prematur, kelainan kongenital pada neonatus dan lain-lain. Faktor persalinan meliputi partus lama, partus dengan tindakan dan lain-lain.


Kegawatan pernafasan dapat terjadi pada bayi aterm maupun pada bayi preterm, yaitu bayi dengan berat lahir cukup maupun dengan berat lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR yang preterm mempunyai potensi kegawatan lebih besar karena belum maturnya fungsi organ-organ tubuh.


Kegawatan sistem pernafasan dapat terjadi pada bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram dalam bentuk sindroma gagal nafas dan asfiksia neonatorum yang terjadi pada bayi cukup bulan.


Sindroma gagal nafas adalah perkembangan imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekwatnya jumlah surfaktan pada paru-paru. Sementara asfiksia neonatorum merupakan gangguan pernafasan akibat ketidakmampuan bayi beradaptasi terhadap asfiksia. Biasanya masalah ini disebabkan karena adanya masalah-masalah kehamilan dan pada saat persalinan.
Sindroma gagal nafas (respiratory distress syndrom, RDS) adalah istilah yang digunakan untuk disfungsi pernafasan pada neonatus.


Gangguan ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan keterlambatan perkembangan maturitas paru atau tidak adekwatnya jumlah surfaktan dalam paru (Suriadi dan Yuliani, 2001). Gangguan ini biasanya dikenal dengan nama hyaline membran desease (HMD) atau penyakit membran hialin karena pada penyakit ini selalu ditemukan membran hialin yang melapisi alveoli.


Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi dimana bayi tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini disertai dengan hipoksia, hiperkapnia dan berakhir dengan asidosis.


Patofisiologi
Kegawatan pernafasan dapat terjadi pada bayi dengan gangguan pernafasan yang dapat menimbulkan dampak yang cukup berat bagi bayi berupa kerusakan otak atau bahkan kematian.


Akibat dari gangguan pada sistem pernafasan adalah terjadinya kekurangan oksigen (hipoksia) pada tubuh. bayi akan beradapatasi terhadap kekurangan oksigen dengan mengaktifkan metabolisme anaerob. Apabila keadaan hipoksia semakin berat dan lama, metabolisme anaerob akan menghasilkan asam laktat.


Dengan memburuknya keadaan asidosis dan penurunan aliran darah ke otak maka akan terjadi kerusakan otak dan organ lain karena hipoksia dan iskemia (Yu dan Monintja, 1997).
Pada stadium awal terjadi hiperventilasi diikuti stadium apneu primer. Pada keadaan ini bayi tampak sianosis, tetapi sirkulasi darah relatif masih baik. Curah jantung yang meningkat dan adanya vasokontriksi perifer ringan menimbulkan peningkatan tekanan darah dan refleks bradikardi ringan. Depresi pernafasan pada saat ini dapat diatasi dengan meningkatkan impuls aferen seperti perangsangan pada kulit. Apneu primer berlangsung sekitar 1 – 2 menit (Yu dan Monintja, 1997).


Apneu primer dapat memanjang dan diikuti dengan memburuknya sistem sirkulasi. Hipoksia miokardium dan asidosis akan memperberat bradikardi, vasokontriksi dan hipotensi. Keadaan ini dapat terjadi sampai 5 menit dan kemudian terjadi apneu sekunder. Selama apneu sekunder denyut jantung, tekanan darah dan kadar oksigen dalam darah terus menurun. Bayi tidak bereaksi terhadap rangsangan dan tidsssak menunjukkan upaya pernafasan secara spontan. Kematian akan terjadi kecuali pernafasan buatan dan pemberian oksigen segera dimulai (Saifuddin, 2002).


Manifestasi Klinik
Menurut Surasmi, dkk (2003) tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai berikut :
Takhipneu (> 60 kali/menit)
Pernafasan dangkal
Mendengkur
Sianosis
Pucat
Kelelahan
Apneu dan pernafasan tidak teratur
Penurunan suhu tubuh
Retraksi suprasternal dan substernal
Pernafasan cuping hidung


Penatalaksanaan
Menurut Suriadi dan Yuliani (2001) tindakan untuk mengatasi masalah kegawatan pernafasan meliputi :


Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekwat.
Mempertahankan keseimbangan asam basa.
Mempertahankan suhu lingkungan netral.
Mempertahankan perfusi jaringan adekwat.
Mencegah hipotermia.
Mempertahankan cairan dan elektrolit adekwat.
Puskesmas Reubee





ADAPTASI FISIOLOGIS BAYI BARU LAHIR

By riyadidewiq
I.                   PERUBAHAN SISTEM PERNAFASAN Perkembangan paru-paru Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx, yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester kedua dan ketiga (Varney’s, halaman 551). Ketidakmatangan paru-paru terutama akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan. Awal adanya nafas Dua factor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi. 1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak. 2. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. Jadi system-sistem harus berfungsi secara normal. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk : 1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru 2. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-34 minggu kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu. Dari cairan menuju udara Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui seksio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada ini dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. Semua alveolus paru-paru akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu. Funsi system pernapasan dalam kaitanya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigenasi yang memadai merupakan factor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh ini berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru. Peningkatan aliran darah ke paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim
II.                 II. PERUBAHAN SISTEM SIRKULASI Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung kehidupan luar rahim, harus terjadi dua perubahan besar: 1. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung 2. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta. Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh system pembuluh tubuh. Ingat hokum yang menyatakan bahwa darah akan mengalir pada daerah-daerah yang mempunyai resistensi yang kecil. Jadi perubahan-perubahan tekanan langsung berpengaruh pada aliran darah. Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi atau meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah. Hal ini terutama penting kalau kita ingt bahwa sebagian besar kematian dini bayi baru lahir berkaitan dengan oksigen (asfiksia). Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam system pembuluh darah : 1. Pada saat tali pusat dipotong, resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun. Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang. 2. Pernapasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernapasan pertama ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru-paru (menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru). Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup. Vena umbilicus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara funsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung dalam 2-3 bulan
III.             III. PERUBAHAN SISTEM TERMOREGULASI Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 360 C. Suhu normal pada neonatus adalah 36 5 – 370 C. Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia yang disebabkan oleh: 1. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna 2. Permukaan tubuh bayi relative lebih luas 3. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas 4. Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan. Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6 – 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera dimandikan. Gejala hipotermia: 1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah. 2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun. 3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai dan lengan. 4. Muka bayi berwarna merah terang 5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian. Mekanisme terjadinya Hipotermia: Hipotermia pada bayi baru lahir timbul karena penurunan suhu tubuh yang dapat terjadi melalui: 1. Radiasi : Yaitu panas tubuh bayi memancar kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misal : BBL diletakkan ditempat yang dingin. 2. Evaporasi : Yaitu cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap, misal : BBL tidak langsung dikeringkan dari air ketuban. 3. Konduksi : Yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misal : popok/celana basah tidak langsung diganti. 4. Konveksi : Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misal : BBL diletakkan dekat pintu/jendela terbuka.
IV.             IV. PERUBAHAN SISTEM METABOLISME Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam). Koreksi penurunan gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara : 1. Melalui penggunaan ASI (bayi baru lahir sehat harus didorong untuk menyusu ASI secepat mungkin setelah lahir). 2. Melalui penggunaan cadangan glikogen (glikogenesis) 3. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak (glukoneogenesis). Bayi baru lahir yang tidak dapat mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenolisis). Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup. Seorang bayi yang sehat akan menyimpan glukosa sebagai glikogen, terutama dalam hati, selama bulan-bulan terakhir kehidupan dalam rahim. Seorang bayi yang mengalami hipotermia pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan persediaan glikogen dalam jam pertama kelahiran. Inilah sebabnya mengapa sangat penting menjaga semua bayi dalam keadaan hangat. Perhatikan bahwa keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai hingga 3-4 jam pertama pada bayi cukup bulan yang sehat. Jika semua persediaan digunakan pada jam pertama maka otak bayi dalam keadaan beresiko. Bayi baru lahir kurang bulan, lewat bulan, hambatan pertumbuhan dalam rahim dan distress janin merupakan resiko utama, karena simpanan energi berkurang atau digunakan sebelum lahir. Gejala-gejala hipoglikemia bisa tidak jelas dan tidak khas meliputi : kejang-kejang halus, sianosis, apnu, tangis lemah, letargis, lunglai dan menolak makanan. Bidan harus selalu ingat bahwa hipoglikemia dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemia ialah kerusakan yang meluas di seluruh sel-sel otak.
V.                V. PERUBAHAN SISTEM GASTROINTESTINAL
VI.             Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai menghisap dan menelan. Refleks gumoh dan refleks batuk yang matang sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir. Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru lahir dan neonatus. Kapasitas lambung sendiri sangat terbatas, kurang dari 30 cc untuk seorang bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya memeberi ASI on demand. Usus bayi masih belum matang sehingga tidak mampu melindungi dirinya sendiri dari zat-zat berbahaya kolon. Pada bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan air disbanding orang dewasa, sehingga menyebabkan diare yang lebih serius pada neonatus. VI. PERUBAHAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami meliputi: 1. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa. 2. Fungsi saringan saluran napas. 3. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus 4. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung. Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada bayi baru lahir sel-sel darah ini masih belum matang, artinya bayi baru lahir tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. Bayi baru lahir yang lahir dengan kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibody keseluruhan terhadap antigen asing masih belum bisa dilakukan sampai awal kehidupan anak. Salah satu tuges utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan system kekebalan tubuh. Karena adanya defisiensi kekebalan alami dan didapat ini, bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Reaksi bayi baru lahir terhadap infeksi masih lemah dan tidak memadai. Oleh karena itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan detekdi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.

Tidak ada komentar: