Adolessensi
adalah berasal dari kata latin yang
berati “adolescentia”
Meninggalkan ketergantungan masa anak anak menuju kemandirian sebagai orang dewasa.
Kita akan terbiasa dengan kata masa remaja
,masa masa di sekolah , masa pertama mengenal kata cinta dan masa nostalgia,
yang mana kita memang tidak akan pernah lepas dari masa kenangan itu baik itu
kenangan indah ataupun kenangan yang
menyedihkan atau tidak menyenangkan.
Ketika masa Adolessensi para remaja secara physik dengan mudahnya
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi pada tubuh mereka ,seperti perubahan suara , pertumbuhan bulu di kelamin dan untuk remaja
wanita dengan tumbuhnya payudara dan
datangnya menstruasi.
Yang mana sebelumnya kata adolessensi di kategorikan untuk
umur 17 tahun -30 tahun,sekarang
para psykolog dan para ahli anak menkategorikannya untuk usia 12 tahun-21 tahun.
Bagian pertama dari adolessensi adalah
masa pubersitas dimana kata puber berasal
Dari kata latin “PUBES “ yang artinya Bulu yang tumbuh di
sekitar kelamin
Dengan tumbuhnya bulu di sekitar
kelamin kita akan menganggap bahwa anak
itu dewasa.
Apa
sebenarnya yang kita ketahui dari anak anak remaja jaman sekarang ?
Pada usia antara 12 -21 tahun banyak pergantian yang
terjadi dalam perkembangan tubuh dan mental .
Remaja usia 12 tahun masih minta di temani
dan masih ketakutan untuk melakukan
sesuatu , Remaja yang berusia setelah 15
tahun biasanya sudah bisa menetukan kemaunanya dan mulai dengan mencari
identitasnya sendiri, remaja yg hampir mencapai usia 21 kadang sudah sangat
mandiri
.
Ada dua macam perkembangan dalam masa
adolessensi yaitu:
1.Perkembangan Dalam masa pertumbuhan
Badan
2.Perkembangan Dalam masa pertumbuhan
mental
1.Perkembangan Dalam Masa
Pertumbuhan Badan (fysik)
Rata rata pertumbuhan manusia
berlipat setelah mencapai umur 4
tahun,dan kapan anak itu mencapai umur 13 tahun
akan 3 kali lebih panjang dari
ukuran sejak lahirnya
Anak perempuan dan anak laki laki sampai umur 10
tahun rata rata akan sama tingginya dan disinilah kita akan melihat
perkembangan yang jelas antara kedua jenis yang berbeda,karena
Anak
perempuan dalam usia 8 -12 tahun berkembang dan
akan kita lihat perubahan yang sangat mencolok sekali seperti ,
tumbuhnya payudara , datangnya menstruasi, senang bersolek , membesarnya bagian
bokong, dan seterusnya. Apa yang terjadi pada anak laki-laki adalah terjadi
perkembangan di antara usia 10 – 14 tahun, seperti adanya perubahan suara ,
tumbuhnya kumis, timbulnya buah jakun ,pembesaran scrotum yang berfungsi sebagai penyimpanan dan pembuatan sperma juga
pertumbuhan Penis yang akan membawa ke arah perkembangan rangsangan kegiatan
seksualitas..
Setiap
Anak memang tumbuh dengan temponya sendiri sendiri ,dan memang itu sulit untuk
memastikan kapan terjadinya perkembangan yang sebenarnya.
Sebagai orang tua tentunya kita akan
mengerti dengan adanya masa pergantian karena biasanya mereka masih malu malu untuk berbicara
tentang pergantiaan pertumbuhan yang
terjadi pada dirinya seperti terjadinya
: jerawat (acne) , pergantian suara ,
bertambahnya masa otot , tumbuhnya payudara ,menstruasi dan rangsangan
seksualitas.
Ada dua macam istilah
pertumbuhan badan dalam
mencapai masa adolesensi seperti :
Istilah Primer adalah pertumbuhan yang terjadi langsung pada jenis kelamin untuk mempunyai
keturunan seperti pada remaja laki
adalah pertumbuhan penis ,tecticle (buah
dzakar ) dan scrotum (penyimpanan sperma)
Istilah Secunder adalah pertumbuhan yang terjadi secara tidak langsung dengan fungsi kelamin sebagai alat pemberi keturunan
seperti terjadinya pertumbuhan bulu di
sekitar kelamin , ketiak membesarnya pertumbuhan di dada , tumbuhnya kumis ,
tumbuhnya bulu dada (sebagian remaja
karena ada factor genetik) dan pergantian suara .Begitu juga sama apa
yang terjadi pada remaja perempuan
seperti tumbuhnya bulu di sekitar
kelamin ,ketiak dan membesarnya bagian bokong juga pertumbuhan payudara.
2.Perkembangan Dalam Masa
Perkembangan Mental
Menurut ahli psychoanaliticus Erik
Erikson ada beberapa macam para
remaja cara mencari identitas dirinya , seperti contoh :
1.Mendapatkan identitas sendiri
Sebetulnya para adolessensi sudah sibuk
dengan dirinya untuk mendapatkan jawaban yang mereka kemukakan sendiri di dalam
hatinya .
Mereka
sudah bisa memastikan apa yang mereka kehendaki dalam memilih , mau jadi
apa nantinya ? . Dengan sendirinya mereka akan mencari informasi melalui teman
atau melalui media dan lain sebagainya.
2.Mendapatkan identitas dini
Untuk para adolessensi yang identitasnya di tentukan oleh kemauan orang tua, tradisi atau religi,
Bisa menetukan masa depan mereka . Mereka tidak punya kesempatan untuk
mencari identitasnya sendiri untuk menentukan pilihannya.
3.Identitas yang kacau dan bingung
Dalam situasi ini para adolessensi belum tahu apa yang
harus mereka perbuat , mereka tidak tahu dalam hal untuk memilih ,mereka tidak
bisa menetukan siapa dirinya dan kadang
mereka mempunyai perasaan yang negatif dan
mereka ragu akan kemampuan dirinya.
4. Identitas yang Negatif
Kadang akibat dari lanjutan identitas yang kacau dan bingung (lihat no.3)
maka biasanya mereka akan memilih jalan yang justru kontra dengan keinginan
orang tuanya dan lingkungan sosial.
Maka di sini kita sebagia orang tua
harus alert dan banyak berkomunikasi dengan para remaja dalam masa adolessensi
untuk memberikan rasa percaya diri dan dukungan
dalam hal memilih karena walau bagaimanapun komunikasi yang baik antara
anak dan orang tua adalah merupakan stimulasi untuk kedua belah pihak.
Dalam masa adolessensi ini justru
kebanyakan para remaja akan banyak
bertemu dengan masalah dan problem yang mereka sendiri belum bisa
mengendalikannya.
Contoh permasalahan atau problem dalam
masa ini seperti kita sering jumpai
seperti :
-
Anorexia nervosa
-
Adanya pikiran untuk bunuh diri
-
Terjerumus ke dunia alcohol dan narkoba
-
Malas untuk Belajar /meninggalakan
bangku sekolah
-
Vandalisme/pengrusakan dan kriminalitas
Anorexia Nervosa kebanyakan terjadi dan populer
di dunia remaja perempuan karena mereka
selain mempunyai model idola yang mengarah ke dunia fashion juga mereka selalu
sibuk dengan mengurus tubuhnya dan selalu ingin bersolek untuk bisa semenarik
mungkin pada lawan jenisnya ,kadang mereka takut makan karena takut di
tertawakan kalau dia kegemukan atau jadi tidak menarik lagi.
Anorexia nervosa adalah bukan masalah
sekarang tetapi sudah di temukan pada tahun 1873 .
Tanda tanda Anorexia nervosa kita bisa perhatikan apabila seorang remaja perempuan :
- Mereka lebih kurus 25% dari berat badan normal dan tinggi badan karena akibat ekstrimnya pengurangan makan
- Kekeurangan berat badan yang ekstrim akan menghalangi datangnya menstrasi
- temperatur tubuh yang rendah (36-38 derajat ) adalah normal ,rendahnya ritme jantung dan rendahnya tekanan darah.
Adanya Pikiran untuk mengakhiri
Hidup di masa Adolessensi juga bukan hal yang aneh
lagi di Banding terjadinya bunuh diri di
Eropa , Jepang dan scandinavia adalah Mungkin di negara kita masih belum begitu
sering terjadi walau pun ada hanya dalam scala kecil.
Factor factor yang akan mendorong si
anak untuk melakukan bunuh diri adalah contoh sebagai berikut :
1.Problem Dalam Relasi
-Karena adanya konflik relasi dengan
keluarga,teman atau pacar
-Karena ada problem di sekolah
Problem relasi adalah hal yang akan
membuat seseorang kesepian dan
membawanya ke dunia isolasi, makanya kebanyakan
timbulah rasa jenuh dalam hidup
yang akan mengakibatkan pikiran untuk bunuh diri .
2.Factor kepribadian
Dalam masa adolessensi mencari identitas diri adalah prioritas maka
dari itu mereka tahu untuk
Untuk menilai dirinya sendiri ,jika
mereka kacau dan bingung untuk mementukan siapa dirinya karena mereka mempunyai
problem dalam menentukan seksual identitasnya ,akan menimbulkan depresi dan
merasa terisolasi dengan adanya kelainan seksualitas maka akan timbulah pikiran
untuk bunuh diri.
3.Factor Situasi
Di sini problemen ada dalam lingkungan
rumah ,seperti perceraian kedua orang tua , kematian
Kekurangan ekonomi dan rasa malu.
Ini adalah factor factor yang bisa
mengiring ke arah bunuh diri.
4.Factor Sosial
Seperti susahnya mencari pekerjaan ,
stress , tidak punya pegangan hidup , putus asa , tidak lulus sekolah . Untuk
mereka adalah semua terlalu berat untuk di jalani makanya dengan harapan cara mengakhiri hidup semua problem
akan terlepas.
Setelah terjadi akhirnya kita akan
melihat dan mengetahui orang yang mau
bunuh diri biasanya mereka akan merasa
bingung ,menarik diri dari lingkungan
sosial , pribadi yang berganti ganti ,dan tidak tertarik lagi dengan
aktifitas aktifitas sebelumnya yang
biasa mereka lakukan.
Alcohol Dan Narkoba
Pergaulan para remaja semakin jauh dan orang tua tidak akan selamanya bisa
mengikuti dan memantau kehidupan sosial anak anaknya dalam masa ini karena
mereka juga akan merasa di kekang yang mana akhirnya orang tua memberi
kelonggaran dalam bergaul karena di satu sisi sebagai orang tua mereka takut
kehilangan anaknya.
Maka sebagi orang tua sebaikanya harus
tahu dengan siapa anak anaknya bergaul jangan setelah
Ada kejadian yang menimpa anaknya baru
memberi perhatian dan menyesal .
Semakin
banyak orang orang yang ingin memperkaya dirinya dengan cara menjual
narkoba kepada anak anak remaja dalam masa adolesensi ini karena mereka masih
mencari identitas diri.
Bila seandainya mereka tidak memakainya
(xtc atau barang haram dan sebaginya ) atau tidak minum alcohol dan mereka
tidak akan di akui sebagai teman maka dengan ajakan teman teman yang salah
mereka akan terjerumus dan akan susah untuk mengendalikannya lagi.
Malas Belajar dan
Meninggalakan Bangku sekolah
Pengaruh masa adolessensi adalah
berbeda kepada setiap individu ,seperti ada anak remaja yang justru semangat
sekali untuk ke sekolah dan yang anak remaja lainnya justru tidak tertarik
untuk ke sekolah .
Ada beberapa factor yang membuat mereka
tidak mau mengikuti pelajaran atau
mereka sering bolos dan yang akhirnya mereka tidak akan mendapatkan
ijazah/diploma.
Pertama
: karena kurangnya motivasi . takut tidak bisa ,pandangan yang negatif
,tidak cukupnya capasitas ,dan tidak adanya perhatian dari orang tua untuk
prestasi sekolah.
Vandalisme (Aksi Perusakan
terhadap Hak dan Milik Orang lain ) dan
Kriminalitas
Arti dari vandalisme adalah perusakan
dengan sengaja terhadap milik orang lain atau milik negara, dalam masa
adolessensi mereka bisa dengan cepat menerima
tanggapan dan ajakan orang lain untuk seperti berdemonstrasi yang di
akhiri dengan vandalisme atau perusakan.
Apalagi mereka yang sangat
idealist sekali dengan tradisi atau
religi mereka akan dengan mudahnya di bentuk sebagai seorang yang di idealkan oleh sebuah kaum.
Dalam Adolessensi ada beberapa macam vandalisme :
Mereka melakukannya karena :
- kejenuhan tidak ada aktifitas dalam lingkungan sosial
- Berlaku keren dan ingin di puji oleh teman temannya , karena akan merasa di segani
- Dari rasa dendam dan tidak merasa di perlakukan dengan adil
- Menantang peraturan karena rasa ingin tahu saja sampai dimana keberanian mereka
- Rasa ingin memiliki, mereka merusak barang orang karena ada yang ingin di miliki
Vandalisme untuk mereka adalah semacam
tantangan dan untuk pelarian sebagai penghibur diri
Makanya bila seandainya orang tua tidak
cepat tanggap akan masalah anak anak remajanya
maka mereka akan memilih untuk lebih jauh lagi beraksi seperti
terjerumus ke dunia narkoba,sex bebas, jual beli narkoba , merampok ,
mencuri dan akhirnya akan terjerumus ke kriminalitas.
Apa yang harus kita perhatikan dalam
masa adolessensi adalah fungsi teman
yang dekat
Untuk menghindari problem yang seperti
di atas tadi kita sebagai orang tua harus
memperhatikan seperti di antaranya :
1.Fungsi dari Relasi (Relationship)
Bila seandainya Orang tua jeli dengan
pertumbuhan anak anaknya maka jalinlah relasi pendekatan terhadap anak anak
berkomunikasilah walau sesibuk
apapun sebagai orang tua,
Seperti anak sudah mulai tertarik terhadap lawan jenis , justru kita
harus menstimulasinya untuk belajar membangun relasi dan memberi pengarahan apa yang mestinya di lakukan
dan apa yang mestinya tidak di lakukan
dengan komunikasi akan terjalin
relasi yang terbuka dan demokrasi.
2.Fungsi Di akui ( Acceptation)
Para Adolesan atau para remaja ini
sedang menjalani perjalanan ke arah kebebasan (kemandirian) dalam hal ini mereka sedang mencari identitasnya , dalam
periode ini biasanya mereka kadang tidak bisa terbuka atau ada krisis
komunikasi dengan orang tua karena merasa di dalam istilah mereka terkekang dengan
alasan orang tua terlalu kritis dengan
konflik seperti : telat datang di Rumah , apakah mereka tidak absen sekolah , kadang mereka salah tanggap dalam hal ini,
Pilihan teman Bergaul dalam hal ini orang tua biasanya ikut campur
, potongan model rambut ,
Cara berpakaian dan seterus seterusnya
, maka dari itu mereka lebih senang bergaul dengan teman temannya karena merasa
mendapatkan akseptasi dari teman temannya, seandainya anak itu tidak mempunyai
teman bergaul atau teman untuk mencurahkan isi hati dalam hal ini
teman dekat ,mereka akan merasa kesepian dan akan menimbulkan bermacam
macam problem dalam pembentukan pribadinya.
3.Fungsi Dukungan ( Supporter)
Biasanya mereka mendapatkan support
atau dukungan dari teman bergaulnya dan di sini teman bergaul berfungsi sebagai
contohnya saling menolong , memberikan nasihat , dimana mereka akan saling menstimulir untuk
mengembangkan gaya atau caranya sendiri dalam menemukan identitas dirinya.
Orang tua biasanya akan kaget dan terheran heran bila melihat
atau mendengar gaya bicara, gaya
berpakaian dan cara berpikir atau pilihan musik karena
biasanya lain daripada yg di harapkan oleh mereka sebagai orang tua .
Salah satu ukuran yang paling penting menurut
Psycho-analisa Erik Erikson mengenai perkembangan sosial manusia adalah kita berjalan dalam 8 stadia .Setiap
Stadium ada salah satu konfilk yang sangat central yang harus di selesaikan .
Stadia menurut Erik Erikson adalah
sebagai berikut :
1. Usia Bayi ( 0-1 tahun)
Konflik :
Kepercayaan vs Kepercayaan
2. Balita Usia (1-3 tahun)
Konflik : kemandirian vs Merasa
bersalah atau Malu
3. Balita Usia (3-5 tahun)
Konflik :
Inisiatif vs Merasa bersalah
4. Usia sekolah ( 6-12 tahun)
Konflik : Membangun kepercayaan
diri vs Merasa rendah diri
5. Adolessensi (13-20 tahun)
Konflik : Mendapatkan identitas vs
Kebingungan dalam menemukan identitas diri
6. Dewasa Awal ( 20 – 30 tahun)
7. Usia Dewasa ( 30 – 65 tahun)
8.
Usia manula ( setelah 65 tahun )
Theori dari Erik Erikson adalah sangat sulit
untuk di teliti tetapi Di Eropa banyak sekali para ahli
therapy yang bekerja dengan para remaja (anak anak muda ), dalam usia adolessensi banyak manfaatnya yang di ambil dari cara analisa Erik Erikson.
Theori itu sendiri banyak menolong dan
banyak di gunakan untuk praktek dalam menangani anak anak bermasalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar