BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Neoplasma
adalah pertumbuhan baru tumor yang bisa concerous (bersifat kanker) atau non
cancerous –neoplastic. Massa neoplasma menimbulkan pembengkakan/benjolan pada
jaringan tubuh yang disebut tumor. Tumor yang diklasifikasikan dalam keganasan
disebut kanker. Neoplasma merupakan penyakit genetic ->karena lesi gen(dari
level subsel)->gangguan hemostatis. Perubahan materi genetic atau kerusakan
gen non-letal mengakibatkan pembelahan sel berlebihan dan tidak terkendali.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :Meningkatkan
pemahaman tentang Neoplasma
Tujuan Khusus :Meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman tentang Neoplasma
1.3 Manfaat Penulisan
·
Agar mahasiswa lebih mengetahui mekanisme
neoplasma dilihat dari bio molekuler
·
Agar mahasiswa lebih mengetahui Golongan Gen
Pengatur Pertumbuhan Normal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN NEOPLASMA
Neoplasma
adalah pertumbuhan baru tumor yang bisa concerous (bersifat kanker) atau non
cancerous –neoplastic. Massa
neoplasma menimbulkan pembengkakan/benjolan pada jaringan tubuh yang disebut
tumor. Tumor yang diklasifikasikan dalam keganasan disebut kanker.
Menurut wills
Massa jaringan
abnormal dengan pertumbuhan berlebihan dan tidak ada koordinasi dengan
pertumbuhan jaringan normal dan tetap tumbuh dengan cara yang berlebihan
setelah stimulus yang menimbulkan perubahan tersebut berhenti.
Sifat neoplasma :
· Hilangnya respon terhadap
pengendalian pertumbuhan
· Bertindak sebagai parasit
· Berkompetisi terhadap
sel/jaringan untuk kebutuhan metabolisme.
· Tidak tergantung growth factor
· Less adhesive each other
sehingga mudah bermetastase
· Destruktif
2.2 Dasar –dasar biomolekuler munculnya
neoplasma
Karsinogenesis adalah proses pembentukan
neoplasma/tumor.Karsinogenesis merupakan proses yang multystep(Inisiasi,Promosi
dan Progesi)
Neoplasma merupakan penyakit
genetic ->karena lesi gen(dari level subsel)->gangguan hemostatis.
Perubahan materi genetic atau kerusakan gen non-letal mengakibatkan pembelahan
sel berlebihan dan tidak terkendali.
2.3 Golongan gen pengatur pertumbuhan normal
3 golongan gen
pengatur pertumbuhan normal adalah :
1. Proto-onkogen
(mutasi pada proto-onkogen ini yang paling sering).
2. Tumor
supresor gen/anti-onkogen.
3. Gen
yang mengatur kematian sel terprogram/Apoptosis
Ada tambahan lagi,yaitu Gen
perbaikan DNA/DNA repair gen
·
Mekanisme
neoplasma dilihat dari biomolekuler
Rasanya tidak afdol jika kita
menyinggung pertumbuhan abnormal/neoplasma tanpa menyinggung sedikit tentang
pertumbuhan sel normal
2.3.1.PROTO-ONKOGEN
Pada sel normal,keadaan fisiologis pertumbuhan(proliferasi) sel dan diferensiasi sel diatur oleh gen yang disebut Proto-onkogen.Proto-onkogen dapat mengalami mutasi menjadi onkogen.Onkogen adalah gen yang produknya berkaitan dengan terjadinya transformasi neoplastik/pertumbuhan sel neoplastik.(NB:Onkogen berasal dari kata yunani oncos dan gen,oncos artinya tumor).Protein yang dibuat oleh onkogen disebut Onkoprotein. Pada keadaan fisiologis proses pembelahan sel dapat dibagi kedalam tahap-tahap sebagai berikut:
Pada sel normal,keadaan fisiologis pertumbuhan(proliferasi) sel dan diferensiasi sel diatur oleh gen yang disebut Proto-onkogen.Proto-onkogen dapat mengalami mutasi menjadi onkogen.Onkogen adalah gen yang produknya berkaitan dengan terjadinya transformasi neoplastik/pertumbuhan sel neoplastik.(NB:Onkogen berasal dari kata yunani oncos dan gen,oncos artinya tumor).Protein yang dibuat oleh onkogen disebut Onkoprotein. Pada keadaan fisiologis proses pembelahan sel dapat dibagi kedalam tahap-tahap sebagai berikut:
1.
Pengikatan factor pertumbuhan oleh reseptor factor
pertumbuhan yang berada pada membran sel
2.
Aktivasi reseptor factor petumbuhan yang kemudian
mengaktifkan protein penghantar rangsang yang berada pada bagian dalam membrane
sel.
3.
Pengaliran rangsang pertumbuhan melalui sitoplasma ke
inti.
4.
Merangsang dan mengaktifkan factor pertumbuhan inti,sehingga
transkipsi DNA dimulai.
5.
Sel masuk kedalam siklus pembelahan sel ;fase G1,fase
S,fase G2:kemudian fase M.
Ketika
proto-onkogen mengalami mutasi(mutasi titik,translokasi,amplifikasi,insersi
atau delesi) menjadi onkogen,maka mekanisme fisiologis proses pembelahan sel
normal akan mengalami gangguan dan menuju pada lesi gen.Perubahan ini akan
terjadi proses pembelahan sel neoplastik.
·
Efek dari
Aktivasi Onkogen
1. Mengkode
pembuatan protein yang berfungsi sebagai factor pertumbuhan,yang berlebihan dan
merangsang diri sendiri.Misalnya c-sis
2. Memproduksi
receptor factor pertumbuhan yang tidak sempurna,yang memberi isyarat
pertumbuhan terus-menerus meskipun tidak ada rangsang dari luar(misalnya c-erbB)
3. Pada
amplifikasi gen terbentuk reseptor factor pertumbuhan yang berlebihan,sehingga
sel tumor sangat peka terhadap factor pertmbuhan yang rendah,yang berada
dibawah ambang rangsang normal(misalnya c-neu)
4. Memproduksi
protein yang berfungsi sebagai penghantar isyarat didalam sel yang tidak
sempurna,yang terus menerus menghantarkan isyarat meskipun tidak ada rangsangan
dari luar sel(misalnya c-K-Ras)
5. Memproduksi
protein yang berikatan langsung dengan inti yang merangsang pembelahan
sel(misalnya c-myc).
Hasil dari efek aktivasi onkogen
diatas,pada akhirnya akan dibawa ke siklus sel.Progresi sel dalam pembelahan
diatur melalui berbagai fase siklus sel yang dikendalikan oleh
cycline-dependent kinase(CDKs) yang menjadi aktif setelah berikatan dengan
protein lain yang disebut cycline.Meskipun tiap fase dimonitor dengan sangat
baik,namun peralihan dari G1 ke S merupakan check point yang paling penting
dalam siklus sel.Jika check point ini dilalui,maka sel diizinkan melanjutkan
proses selanjutnya.
Jika sel menerima isyarat
pertumbuhan,kadar family cycline tersebut bekerja dan mengaktifkan CDKs.Check
point fase G1 ke fase S dijaga oleh protein Rb(pRb).Apabila terjadi
fosforilisasi pRb yang didapat dari CDKs maka sel dari fase G1 diizinkan
memasuki fase S(fase sintesa DNA).Jika terjadi mutasi yang menggangu pengaturan
cycline D biasanya overexpresi,mengakibatkan peningkatan sel masuk ke fase
S,sehingga terjadi transformasi neoplastik.Kita bahas ini check point ini lebih
jelas di Mekanisme kerja Anti-Onkogen.
2.3.2.TUMOR SUPRESOR GEN / ANTI-ONKOGEN
Tumor tidak
hanya terjadi akibat aktifasi onkogen yang berlebihan tetapi dapat juga akibat
hilangnnya atau tidak aktifnya gen yang bekerja menghambat pertumbuhan sel yang
disebut Anti-onkogen. Pada
pertumbuhan dan dan diferensiasi normal.anti-onkogen bekerja menghambat
pertumbuhan dan merangsang diferensiasi sel.
Beberapa anti-onkogen ialah gen
p53,Rb(retinoblastoma),APC(adenomatous polyposis coli),WT(wiliam’s Tumor),DCC
dan NF-2.Dari beberapa antionkogen tadi,yang sering ditemukan mengalami mutasi
adalah p53 dan Rb yang akan mengakibatkan pembelahan sel secara neoplastik.
·
Mekanisme
kerja Anti-Onkogen/Tumor Supresor Gen
Selama fase
pertama sel yaitu G1,ada proses yang perlu dilalui oleh sel,yang disebut
checkpoint.Check point ini bertujuan untuk mengecek,apakah sel diizinkan untuk
membelah atau tidak.Tumor supresor gen,berfungsi sebagai check point untuk
mengatur pembelahan sel.Beberapa yang sering mengalami mutasi Rb dan p53.
Mekanisme kerja Rb dan p53
Sebelum sel
memasuki siklus sel fase S,pada fase G1 akan diadakan checkpoint.Pada siklus
yang normal,Rb akan berikatan dengan factor transkripsi yang disebut E2F.Faktor
transkripsi ini berfungsi dalam mengaktifkan ekspresi gen dan member sinyal
bahwa pembelahan sel boleh dilanjutkan.Jika E2F diikat oleh Rb,maka proses
siklus sel selanjutnya belum bisa dilakukan.Untuk melepaskan ikatan
ini,diperlukan CDKs yang telah diaktifkan oleh cycline,dan membuat Rb
difosforilisasi.Fosforilisasi Rb menyebabkan ikatan E2F dan Rb putus.Dengan putusnya
ikatan Rb dengan E2F,maka E2F akan mengaktifkan ekspresi gen dan memberi sinyal
agar siklus pembelahan sel dilanjutkan.Jika terjadi mutasi pada Rb,maka tidak
ada yang mengikat E2F,sehingga ekspresi gen dan sinyal pembelahan sel akan
diteruskan kepada S,yang akan membawa ke pembelahan sel neoplastik.
Selain Rb,tumor
supresor gen yang bekerja pada check point adalah p53.p53 ini bekerja untuk
mengecek apakah terjadi kerusakan DNA atau tidak.Jika terdeteksi adanya
kerusakan DNA,maka ada 2 hal yang diperintahkan oleh p53,yaitu mengaktifkan DNA
repair gen dan penghentian siklus sel pada G1 sampai kerusakannya dapat
diperbaiki.Mekanisme penghentian siklus sel,yaitu dengan mengaktifkan p21.p21
ini berfungsi untuk mencegah aktifasi CDKs oleh cycline,sehingga CDKs tidak
bisa memfosforilisasi Rb.Akibatnya E2F tetap terikat dengan E2F.Jika terjadi
mutasi pada p53.Maka,kerusakan DNA tidak akan dapat dideteksi,yang pada
akhirnya akan membawa kepada pertumbuhan sel neoplastik.
2.3.3 GEN YANG MENGATUR KEMATIAN SEL TERPOGRAM
Apoptosis ialah
kematian sel terprogram yang terjadi akibat beberapa proses fisiologik atau
neoplastik.Penumpukan sel pada neoplasma,tidak hanya terjadi akibat aktifasi
gen perangsang perumbuhan atau anti-onkogen,tapi juga terjadinya mutasi gen
pengatur apoptosis.
Pertumbuhan sel
diatur oleh proto-onkogen dan onkogen,sedangkan kehidupan sel diatur oleh gen
perangsang dan penghambat apoptosis.Gen penghambat apoptosis ialag bcl-2
sedangkan yang meningkatkan apoptosis adalah bax/bad.Hubungan kedua sel in
menentukan jumlah sel.
2.4 Bagian Neoplasma
Neoplasma dibagi menjadi dua
yaitu
1. Non-Neoplasma dan 2. Neoplasma
|
Non_Neoplasma
|
Neoplasma
|
Bengkak
|
Ya
|
Ya
|
Pada kasus yang mudah, non-neoplasma mempunyai riwayat yang jelas seperti
infeksi atau trauma, bila tidak ia sukar dibedakan dengan neoplasma.
|
Non_Neoplasma
|
Neoplasma
|
Bengkak
|
Ya
|
Ya
|
Riwayat infeksi /tauma
|
Ya dan tidak
|
Tidak
|
Non-Neoplasma terjadi bila luka di kaki Anda mengalami infeksi dan
membengkak. Tumor atau pembengkakan itu terjadi karena sembab akibat penumpukan
cairan getah bening (limfe) dan sel darah putih akibat usaha tubuh
mengatasi infeksi. Jadi tumor pada peradangan adalah massa yang berasal dari
jaringan normal, milik mereka sendiri. Dengan kata lain tidak ada perubahan
bentuk sel di jaringan.
Neoplasma (neos = baru dan plasma = pembentukan) adalah
tumor yang terdiri dari jaringan baru abnormal, tumbuhnya berkelebihan, tidak
terkoordinasi, dan tumbuh terus walaupun rangsangan yang menyebabkannya sudah
berhenti. Proses pembentukan neoplasma disebut neoplasia.
|
Non_Neoplasma
|
Neoplasma
|
Bengkak
|
Ya
|
Ya
|
Riwayat infeksi /tauma
|
Ya dan tidak
|
Tidak
|
Jaringan baru yang abnormal
|
Tidak
|
Ya
|
Neoplasma
dapat bersifat jinak atau ganas. Ia jinak bila jaringan baru itu hanya menekan jaringan sekitarnya. Ia ganas
bila mampu menembus jaringan sekitarnya untuk berkelana seseluruh tubuh melalui
darah dan cairan getah bening. Menurut jaringannya neoplasma ganas disebut
kanker atau sarkoma.
|
Non_Neoplasma
|
Neoplasma
|
|
|
|
Jinak
|
Ganas
|
Bengkak
|
Ya
|
Ya
|
|
Riwayat infeksi /tauma
|
Ya dan tidak
|
Tidak
|
|
Jaringan baru yang abnormal
|
Tidak
|
Ya
|
|
Menmbus jaringan sekitar
|
Tidak
|
Tidak
|
Ya
|
Maka, satu-satunya cara untuk membedakan ketiga golongan ini (dengan
catatan termasuk non-neoplasma yang tidak mempunyai riwayat infeksi dan trauma)
adalah memeriksa jaringan. Pemeriksaan itu disebut biopsi yang akan ditulis
dalam artikel khusus.
2.5 DIAGNOSIS
·
Pemeriksaan Makroskopik
Yaitu dengan penglihatan mata biasa diperhatikan jaringan tumor itu.
Misalnya pada carcinoma mammae, secara makroskopik terlihat adanya bercak
bercak berwarna kunung kemerahan, yang menunjukan adanya jaringan nekrotik dan
pendarahan. Secara makroskopik juga terlihat ada tidaknya simpai tumor, adanya
pertumbuhan yang ilfiltratif, apakah jaringan tumor, adanya jaringan rapuh atau
tidaknya, semuanya merupakan tanda ganas.
·
Pemeriksaan Histolik
Merupakan cara yang sangat penting untuk menegakkan diagnosis neoplasma.
Jaringan yang akan diperiksa difiksasi dalam cairan formalin 10%. Ahli patologi
anatomik memiliki berbagai cara untuk mengolah jaringan ini. Cara klasik ialah
dengan blok paraffin, dan dipulas dengan hematoksilin dan eosin (H.E). cara ini
memerlukan waktu 24 jam. Yang cepat adalah dengan cara potong beku (frozen
section, vriescoupe). Cara ini banyak dilakukan pada operasi cepat.
·
Biopsi jarum – biopsi aspirasi
Cara ini meskipun tidak digunakan secara luas tetapi telah dapat
dibuktikan manfaatnya oleh orang orang pengalaman seperti smetana. Cara ini
biasanya dilakukan pada pengambilan jantung hati, pleura, ginjal, kadang kadang
limpa. Kadana – kadang tumor
payudara.Cara biopsi jarum memerlukan keterampilan ahli klinik dan ahli
patologi anatomik untuk menegakkan diagnosis dari sepotong jaringan kecil
berbentuk torak.
·
Pemeriksan darah Tepi
Teknik pemeriksaan hemotologik banyak dikembangkan dalam doagnosis
kanker. Salah satu cara ialah isolasi dan menentukan sel sel tumor pada
peredaran darah. Diusahakan untuk mencarinya dengan pulasan sedimen. Biasanya
sangat sedikit sel yang ditemukan pada pemeriksaan pulasan darah rutin.
·
Pemeriksaan hormon dan enzim
Pemeriksaan ini dapat membantu diagnosis kanker. Terbentuknya fosfatase
asam karena adanya anaksebar karsinoma prostat dalam tulang membantu diagnosis
neoplasma.
·
Pemeriksaan sitologik
Disebut pula sitologi eksfoliat, suatu cara diagnostiuk yamg penting
untuk menemukan kanker.dasar pemeriksaan ini ialah :1. Perubahan patologik yang
disebut anaplasi merupakan sufat sel tumor ganas dan yang merupakan parubahan
dari sel normal. 2. Sel sel tumor ganas kohesinya kurang daripada normal,
sehingga mudah terlepas.
2.6
Pengobatan
Ø
Pembedahan
Pembedahan kanker memerlukan pengetahuan luas mengenai sifat
pertumbuhan tumor dan cara penyebarannya. Yang menjadi persoalan ialah
menetukan batasan sayatan, apakah batas sayan sudah bebas dari jaringan tumor
yang merupakan penyebaran lokal. Hal lain yang harus diketahui ialah fokus
fokus penyebaran jauh.
Ø
Penyinaran ( Radioterapi )
Penggunaan
penyinaran untuk menghancurkan tumor berdasarkan kenyataan bahwa sel sel ganas
lebih sensitif terhadap penyinaran daripada sel sel normal. Tetapi jaringan
normalpun dipengaruhi oleh penyinaran, karena itu pada radioterapi harus
diusahakan terjadi perbedaan efek yang nyata.
Ø
Obat obatan (chemotherapy)
Khemoterapi
tampaknya merupakan cara yang lebih baik untuk pengobatan kanker. Bahan kimia
yang dipakai diharapkan dapat menghancurkan, sel sel yang oleh pembedahan dan
penyinaran tidak dapat dicapai.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Non-Neoplasma terjadi bila luka di kaki Anda mengalami infeksi dan
membengkak. Tumor atau pembengkakan itu terjadi karena sembab akibat penumpukan
cairan getah bening (limfe) dan sel darah putih akibat usaha tubuh
mengatasi infeksi. Jadi tumor pada peradangan adalah massa yang berasal dari
jaringan normal, milik mereka sendiri. Dengan kata lain tidak ada perubahan
bentuk sel di jaringan.
Neoplasma (neos = baru dan plasma = pembentukan) adalah
tumor yang terdiri dari jaringan baru abnormal, tumbuhnya berkelebihan, tidak
terkoordinasi, dan tumbuh terus walaupun rangsangan yang menyebabkannya sudah
berhenti. Proses pembentukan neoplasma disebut neoplasia.
3.2. Saran
Disadari
oleh penulis bahwa makalah yang telah disusun oleh penilis yang berjudul”
Neoplasma ” masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
saran terhadap makalah yang bersifat membangun agar makalah yang dibuat dapat
menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi orang lain masyarakat pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar