NAPAS DALAM
1. Pengertian Nafas Dalam
Pernafasan merupakan kagiatan bernafas dimana kegiatan tersebut
mencakup pengambilan oksigen dan pengeluaran karbon-dioksida.
2. Kegunaan Nafas Dalam
o
Untuk mengatasi nyeri
o
Dapat mendeteksi pola nafas efektif atau tidak efektifnya
o
Dapat mengetahui ada/tidaknya ke-rusakan pada
pertukaran gas (bila ada secret dan lain – lain)
o
Menghindari resiko terhadap aspirasi sesak (-)ØSeperti
:
·
Wheezing (-)Ø
·
Ronchi (-)Ø
3. Cara Latihan Nafas Dalam
Teori relaksasi
nafas dalam :
a. Klien
menarik nafas dalam dan menahannya di dalam perut.
b. Secara
perlahan – lahan keluarkan udara dan rasakan tubuh menjadi kendor dan rasakan betapa
nyamannya hal tersebut.
c. Pasien bernafas
beberapa kali dengan irama normal.
d. Pasien menarik
nafas dalam lagi dan menghembuskannya perlahan – lahan dan membiarkan hanya
kaki dan telapak kaki yang kendor. Perawat minta pasien untuk
mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.
e. Pasiem
mengulang langkah 4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung
dan kelompok otot – otot yang lain.
f. Setelah pasien
merasa relaks, pasien dianjurkan bernafas secara pelan – pelan. Bila nyeri
menjadi hebat, pasien dapat bernafas secara dangkal dan cepat.
Teknik Pernapasan
dalam mengoptimalkan pikiran
Teknik Pernapasan dalam Mengoptimalkan Pikiran Bernafas yang dalam merupakan faktor paling
mendasar untuk menghasilkan Optimum
Learning State, yaitu
keadaan dimana seseorang dapat melakukan hal-hal yang sangat mudah, seperti
merasa belajar begitu mudah. Hal ini disebabkan karena kekuatan otak meningkat
beberapa kali lipat.
Jika Anda tidak mencobanya, mungkin tidak
akan mengetahui bahwa segala sesuatu yang umum, biasa, dan tidak diperhitungkan
seperti menarik napas dapat membuat Anda menjadi seorang pelajar
"super". Mungkin pernyataan ini terdengar berlebihan, mistik, atau
bahkan dibuat-buat agar terdengar ilmiah. tetapi banyak sekali bukti ilmiah
yang tidak dapat diabaikan bahwa menarik napas yang dalam dapat menciptakan
kondisi yang mendasari semua pengalaman Optimum Learning State.
Pernapasan
mempunyai pengaruh potensial pada pikiran karena :
Meningkatkan jumlah oksigen yang tersedia di
otak, dan otak membutuhkan oksigen jauh lebih banyak ketika berfungsi pada
learning level puncak. Membuat tubuh rileks dan membersihkan pikiran dari ketegangan. menetapkan
siklus berirama yang membawa harmoni otak pada kondisi gelombang alpha 8 - 12 cps (siklus per detik)
Langkah mengoptimalkan Pikiran :
Langkah ini sangat membantu Anda
mempersiapkan diri untuk mengoptimalkan pikiran:
1. Cari tempat sunyi dan duduklah dengan nyaman, tulang pugung tegak - santai
1. Cari tempat sunyi dan duduklah dengan nyaman, tulang pugung tegak - santai
2. Letakkan tangan kanan diatas pusar dan tangan kiri dibawah tulang
lengan kemudian melemaskan otot-otot perut
3. Tariklah napas secara ilmiah, dalam keadaan tenang (jangan menarik
napas dengan otot-otot perut, tapi biarkan paru-paru menghirupnya secara wajar). Tangan kanan harus
bergerak sedikit akibat tarikan napas tersebut, bukan memaksanya dengan otot
perut. Disaat yang sama, dada akan mengembang, sehingga tangan kiri bergerak
keluar dan kearah atas. sekali lagi, gerakan harus dihasilkan dari pernapasan
tersebut bukan karena gerakan otot perut.
4. Hembuskan napas dengan membalik langkah 1 dan 2 (biarkan udara
mengalir secara alamiah keluar tanpa dipaksa).
Latihlah beberapa menit sampai Anda merasa
mulai bernapas dengan nyaman, wajar dan mudah.
Melalui Hidung
1. Sekarang mulai menarik napas perlahan-lahan
lewat hidung dan hitung sampai empat (bayangkan oksigen ditarik masuk dari
paru-paru ke otak)
Tahan napas sampai hitungan 4 (bayangkan oksigen mendinginkan otak).
Tahan napas sampai hitungan 4 (bayangkan oksigen mendinginkan otak).
2. Buanglah napas sampai hitungan 4 (bayangkan
setiap ketegangan di otak atau tubuh dilepaskan bersama napas).
3. Ulangi langkah 5 - 7 sebanyak 5 kali (semakin
banyak oksigen yang dapat diserap otak).
Ulangi napas alamiah, sekarang seharusnya Anda dapat merasakan perubahan
dari kesadaran biasa menuju status Alpha ( 8 - 12 cps ).
Latihan ini membantu menenangkan tubuh dan pikiran Anda. Pernafasan ini menggunakan otot diafragme
serta perut dan dasar bagi sebagian besar metode relaksasi. Cari tempat dimana Anda tak terganggu,
matikan telepon dan telepon genggam Anda, lakukan selama 10 – 20 menit setiap
hari.
- Kenakan pakaian longgar dan duduk atau berbaring dalam posisi nyaman. Taruh satu tangan Anda di dada dan yang lain di perut. Bernafaslah lembut melalui hidung Anda, tahan nafas sebentar kemudian hembuskan pelan. Coba bernafas dengan otot perut sehingga tangan bawah bergerak lebih jauh dari tangan atas.
- Sekali Anda tahu cara bernafas menggunakan perut, taruh tangan Anda tepat di bawah rusuk. Rasakan tangan Anda bergerak selagi perut Anda naik dan turun. Saat Anda merasa lebih rileks, letakkan tangan Anda di samping dan nikmati relaksasi ini.
A. TEORI / KONSEP
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal. Adapun cara latihan batuk efektif yaitu dengan : anjurkan klien menarik nafas selama 3x kemudian anjurkan klien batuk secara menghentak.
Batuk secara terkekeh-tekeh dapat menyebabkan seseorang kehilangan banyak energi dan sulit untuk mengeluarkan dahak. Untuk mengantisipasi hal tersebut kita dapat menggunakan teknik batuk efektif.
B. LATIHAN BATUK EFEKTIF
Berfungsi mengeluarkan sekresi ( Stari, 1992 )
Latihan Batuk
Batuk merupakan cara efektif dan efisien untuk mengeluarkan lendir di saluran pernapasan. Agar batuk jadi efektif maka perlu diberikan latihan batuk. Namun latihan ini hanya bisa dilakukan pada anak yang sudah bisa diajak sedikit bekerja sama (kooperatif) atau mulai di usia balita. Untuk bayi, teknik batuk pada fisoterapi di rumah biasanya ditiadakan. Bayi biasanya mengeluarkan lendir dengan cara memuntahkannya.
Latihan Batuk merupakan cara yang paling efektif untuk membersihkan laring, trakea, bronkioli dari sekret dan benda asing. Adapun latihan batuk yang bisa dilakukan adalah: Anak duduk dengan agak membungkuk. Minta ia menarik napas dalam-dalam lalu tahan dan kontraksikan otot perut. Tiup napas lebih kuat dan batuk.
Latihan Batuk
Efektif
Latihan batuk efektif juga sangat
diperlukan bagi klien terutama klien yang mengalami operasi dengan anestesi
general. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam
kondisi teransetesi. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak
nyaman pada tenggorokan. Dengan terasa banyak lendir kental di tenggorokan.
Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk
mengeluarkan lendir atau sekret tersebut.
Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk
efektif dengan cara :
1. Pasien condong
ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan
melintang diatas incisi sebagai bebat ketika batuk.
2. Kemudian
pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali)
3. Segera
lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak hanya batuk
dengan mengadalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada
tenggorokan.
Hal ini bisa menimbulkan
ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi.
4.
Ulangi lagi
sesuai kebutuhan.
Jika selama
batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan menggunakan
bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi
dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk.Batuk
mempengaruhi interaksi personal dan sosial, mengganggu tidur dan sering
menyebabkan ketidak nyamanan pada tenggorakan dan dinding dada.
Sebagian besar orang mencari pertolongan medis untuk
batuk akur supaya mereda, sementara itu ada orang yang takut batuknya menjadi
penyakit yang serius.Batuk terjadi sebagai akibat stimulasi mekanik atau kimia
pada nervus afferent pada percabangan bronkus.Batuk efektif tergantung pada intaknya busur refleks afferent-efferent,
ekspirasi yang adekuat dan kekuatan dinding otot dada dan normalnya produksi
dan bersihan mukosiliar
Point penting
·
Umur
·
Durasi batuk
·
Dyspneu (saat istirahat atau aktivitas)
·
Gejala konstitusional
·
Riwayat merokok
·
Tanda vital (denyut jantung, respirasi,
temperatur tubuh)
·
Pemeriksaan thorax
·
Radiologi thorax saat batuk yang tidak bisa
dijelaskan terjadi lebih dari 3-6 minggu
Temuan Klinis
Gejala
Membedakan batuk akut (<> 3 minggu) merupakah langkah awal dalam mengevaluasi. saluran respirasi oleh virus. Batuk post infeksi yang berlangsung 3 – 8 minggu di sebut sebagai batuk sub akut untuk membaedakan dari batuk akut dan kronik.Gejala klinik tambahan seperti demam, kongesti nasal dan radang tenggorokan dapat membantu dalam mendiagnosis.Dyspneu ( saat istirahat atau aktivitas) mencerminkan kondisi yang serius dan memerlukan evaluasi lebih lanjut termasuk penilaian oksigenasi (pulse oksimetri atau pengukuran gas darah arteri), aliran udara (peak flow atau spirometri) dan penyakit parenkim paru ( radiologi thorax).
Waktu
dan karakter batuk tidak bermanfaat untuk menentukan penyebab batuk akut
ataupun persisten, meskipun varian batuk asma sebaiknya dipertimbangkan pada
orang dewasa dengan batuk nokturna prominent.Penyebab tidak umum batuk akut
dicurigai pada orang dengan penyakit jantung (gagal jantung kongestif) atau hay
fever (rhinitis alergi) dan orang dengan faktor resiko lingkungan (misalnya
petani).
Batuk
yang disebabkan oleh infeksi saluran respirasi akut membaik dalam 3 minggu pada
90% pasien.Infeksi pertusis dicurigai pada orang dewasa yang sebelumnya di
imunisasi dengan batuk persisten atau berat sekitar 2 – 3 minggu.Saat tidak
ditemukan terapi dengan obat ACE inhibitor, infeksi saluran respirasi akut dan
radiologi thorax abnormal, sampai 90% kasus batuk persisten disebabkan oleh
postnasal drip, asma atau gastroesophageal reflux disease (GERD).
Riwayat
kongesti nasal atau sinus, wheezing atau rasa terbakar pada jantung (heartburn)
sebaiknya cepat dievaluasi dan terapi. Kondisi tersebut sering menyebabkan
batuk persisten pada keadaan batuk tanpa gejala lain yang terlihat.Karsinoma
bronkogenik dicurigai saat batuk disertai penurunan berat badan yang tidak
diketahui sebabnya, demam dengan keringat malam terutama pada orang dengan
riwayat merokok dan terpapar. Batuk persisten yang disertai sekresi mukus yang
banyak dicurigai bronkitis kronik pada perokok atau bronkiektasis pada pasien
dengan riwayat pneumonia rekurent atau terjadi komplikasi, radiologi thorax
dapat membantu.Dyspneu pada istirahat atau aktifitas umumnya tidak terdapat
pada pasien dengan batuk persisten. Dyspneu memerlukan penilaian lebih lanjut
terhadap bukti lebih lanjut penyakit paru kronik atau gagal jantung kongestif.
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
fisik dapat secara langsung sebagai alat diagnostik untuk batuk akut dan
persisten. Pneumonia dicurigai saat batuk akut disertai dengan tanda vital yang
abnormal (takikardi, takipneu, demam) atau ditemukan konsolidasi ruang udara
(ronki, penurunan suara nafas, fremitus, egophny).Meskipun sputum yang purulen
berhubungan dengan infeksi bakteri pada pasien penyakit paru (misalnya Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK), cystik fibrosis), pada pneumonia merupakan
prediktor yang jelek pada pasien
dewasa sehat.
Terapi
antibiotika pada orang dewasa dengan sputum yang purulen tidak menunjukan
manfaat. Wheezing dan ronki sering ditemukan pada orang dewasa dengan bronkitis
akut dan pada sebagian besar kasus tidak mencerminkan asma yang beronset pada
dewasa. Pemeriksaan fisik pada orang dewasa dengan batuk persisten kemungkinan
dapat menunjukan bukti sinusitis kronik, syndrom post nasal drip atau asma.Tanda
dada dan jantung dapat membedakan PPOK dan GJK (Gagal Jantung Kongestif). Pada
pasien batuk yang disertai dyspneu, test match normal (mampu membedakan match
25 cm jauhnya) dan tinggi laringeal maksimum 4 cm (diukur dari sternal notch ke
kartilago cricoid pada akhir ekspirasi) menurunkan kemungkinan PPOK. Sama juga,
tekanan vena jugularis dan reflux hepatojugular negatif menurunkan kemungkinan
GJK biventrikular.
Diagnosis
Banding
Batuk akut
Batuk akut dapat merupakan tanda infeksi saluran respirasi akut, asma,
rhinitis alergi dan gagal jantung kongestif.
Batuk
persisten
Penyebab
batuk persisten termasuk infeksi pertusis, syndrom post nasal drip (atau
sundrom batuk jalan nafas atas), asma (termasuk batuk varian asma), GERD,
bronkitis kronik, bronkiektasis, tuberkulosis atau infeksi kronik lainnya,
penyakit paru interstitial dan karsinoma bronkogenik. Batuk persisten dapat
juga psikogenik.
Pemeriksaan
Diagnostik
Batuk akut
Radiolograpi
thorax dipertimbangkan pada orang dewasa dengan batuk yang akut yang menunjukan
tanda vital yang abnormal atau pada pemeriksaan thorax curiga pneumonia.
Batuk
persisten
Radiography thorax indiksai jika telah disingkirkan
kemungkinan pasien menjalani terapi dengan ACE inhibitor dan batuk post infeksi
dengan anamnesis.
Pemeriksaan terhadap infeksi pertusis dilakukan dengan menggunakan polymerase chain reaction pada swab nasopharingeal atau spesimen hidung. Saat radiologinya normal, pertimbangkan kemungkinan postnasal drip, asma dan GERD. Terdapatnya gejala-gejala umum tersebut sebaiknya dievaluasi lebih lanjut atau diberikan terapi empirik.
Pemeriksaan terhadap infeksi pertusis dilakukan dengan menggunakan polymerase chain reaction pada swab nasopharingeal atau spesimen hidung. Saat radiologinya normal, pertimbangkan kemungkinan postnasal drip, asma dan GERD. Terdapatnya gejala-gejala umum tersebut sebaiknya dievaluasi lebih lanjut atau diberikan terapi empirik.
Akan tetapi, terapi empirik direkomendasikan untuk
postnasal drip, asma atau GERD selama 2-4 minggu meskipun penyakit-penyakit
tersebut yang bukan menyebabkan batuknya.Sekitar 25% kasus batuk persisten
disebabkan berbagai macam penyebab.
Spirometri dapat membatu obstruksi saluran nafas pada pasien dengan batuk persisten dan wheezing dan yang tidak respon terhadap pengobatan asma. Ketika terapi empirik untuk sindrom postnasal drip, asma dan GERD tidak membantu, evaluasi lebih lanjut diperlukan melalui pH manometri, endoskopi, barium swallow, CT scan sinus atau thorax.
Spirometri dapat membatu obstruksi saluran nafas pada pasien dengan batuk persisten dan wheezing dan yang tidak respon terhadap pengobatan asma. Ketika terapi empirik untuk sindrom postnasal drip, asma dan GERD tidak membantu, evaluasi lebih lanjut diperlukan melalui pH manometri, endoskopi, barium swallow, CT scan sinus atau thorax.
Terapi
Batuk Akut
Batuk Akut
Dalam memberikan terapi batuk akut sebaiknya berdasarkan
penyebab penyakitnya, batuknya sendiri dan faktor-faktor tambahan yang membuat
batuk kambuh. Ketika diagnosa influenza ditegakkan, terapi dengan amantadine,
rimantadine, oseltamivir atau zanamivir efektif
( 1 hari atau kurang) ketida dimulai 30-48 jam dari onset penyakit. Pada
infeksi Chlamydia atau Mycoplasma, antibiotik seperti ertiromysin, 250 mg oral
4kali sehari selama 7 hari atau doksisiklin 100 mg oral 2 kali sehari selama 7
hari. Pada pasien dengan bronkitis akut, terapi dengan inhalasi beta 2 -agonis
dapat mengurangi keparahan dan durasi batuk pada beberapa pasien.
Bukti menunjukan pemberian dextromethorphan bermanfaat
dalam meringankan batuk pada orang dewasa dengan infeksi saluran respirasi
akut.Terapi postnasal drip (dengan antihistamin, dekongestan, atau
kortikosteroid nasal) atau GERD (dengan H2 blocker atau proton-pump inhibittor)
yang disertai dengan batuk akut dapat menolong. Terdapat bukti bahwa vitamin C
dan echinacea tidak efektif dalam mengurangi keparahan batuk akut, tetapi
terdapat bukti juga bahwa vitamin C (sedikitnya 1 gram sehari) bermanfaat dalam
mencegah flu pada orang dengan stress fisik (misal: setelah marathon) atau
malnutrisi.
Batuk Persisten
Saat dicurigai infeksi pertusis, terapi dengan
antibiotika makrolid tepat untuk mengurangi penyebaran dan transmisi organisme.
Jika infeksi pertusis berlangsung 7-10 hari, terapi antibiotika tidak
mengurangi durasi batuk yang dapat berlangsung selama 6 bulan.
Tidak ada bukti yang merekomendasikan berapa lama terapi
batuk persisten dilanjutkan untuk postnasal drip, asma atau GERD. Gejala yang
kambuh lagi memerlukan evaluasi lebih lanjut. Pasien dengan batuk persisten
tanpa sebab yang jelas dikonsultasikan dengan otolaryngologist; terapinya
dengan lidokain nebulasi.
DAFTAR PUSTAKA
·
Wenzel RP et al. Acute bronchitis. N Engl J Med.
2006 Nov 16;355(20):2125–30. [PMID: 17108344]
(Downloaded from medicine and linux)
(Downloaded from medicine and linux)
·
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/11/nafas-dalam-kegunaan-dan-cara-latihan.html
·
http://chatroom.informe.com/teknik-pernapasan-dalam-mengoptimalkan-pikiran-dt52.html
·
www.google.com[ latihan napas dalam KDM, Mei 2010 ]
·
www.google.com[ Batuk
Efektif, April 2010 ]
·
www.yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar