Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK





A.      PENGERTIAN LANJUT USIA
Usia lanjut adalah golongan penduduk atau populasi berumur 60 tahun atau lebih (Bustan, 2000).

Usia lanjut adalah masa yang dimulai sekitar usia 60 hingga 65 tahun dan berlanjut hingga akhir kehidupan (Stolte, 2003).

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000).

B.       TEORI-TEORI PROSES PENUAAN
1.    Teori Biologis
a.    Teori Genetik dan Mutasi
Teori genetik menyatakan bahwa menua itutelah terprogram secara genetik untuk spesies tertentu. Teori ini menunjukkanbahwa menua terjadi karena perubahan molekul dalam sel tubuh sebagai hasil darimutasi spontan yang tidak dapat dan yang terakumulasi seiring dengan usia.Sebagai contoh mutasi sel kelamin sehingga terjadi penurunan kemampuanfungsional sel (Suhana,1994; Constantinides,1994).

b.    Teori Imunologis
Teori imunologis menua merupakan suatu alternatifyang diajukan oleh Walford 1965. Teori ini menyatakan bahwa respon imun yangtidak terdiferensiasi meningkat seiring dengan usia. Mutasi yang berulang dapatmenyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinyasendiri. Jika mutasi merusak membran sel akan menyebabkan sistem imun tidakmengenal dirinya sendiri sehingga merusaknya. Hal inilah yang mendasaripeningkatan penyakit auto-imun pada lanjut usia (Goldstein,1989).

c.    Teori Stres
Teori stres menyatakan bahwa menua terjadi akibathilangnya sel-sel yang biasanya digunakan oleh tubuh. Regenerasi jaringan tidakdapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stressyang menyebabkan sel-sel tubuh lemah.

d.   Teori Pakai dan Usang
Dalam teori ini, dinyatakan bahwa sel-sel tetap ada sepanjang hidup manakala sel-sel tersebut digunakan secara terus-menerus. Teori ini dikenalkan oleh Weisman (1891). Hayflick menyatakan bahwa kematian merupakan akibat dari tidak digunakannya sel-sel karena dianggap tidak diperlukan lagi dan tidak dapat meremajakan lagi sel-sel tersebut secara mandiri.Teori ini memandang bahwa proses menua merupakan proses pra–program yaitu proses yang terjadi akibat  akumulasi stress dan injuri dari trauma. Menua dianggap sebagai “Proses fisiologis yang ditentukan oleh sejumlah penggunaan dan keusangan dari organ seseorang yang terpapar dengan lingkungan (Matesson, Mc.Connell, 1988)

2.    Teori Psikologis
a.    Teori Tugas Perkembangan
Havigurst (1972) menyatakan bahwa tugas perkembangan pada masa tua antara lain adalah :
1)   Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan
2)   Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya penghasilan
3)   Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup
4)   Membentuk hubungan dengan orang-orang yang sebaya
5)   Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan
6)   Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes

Selain tugas perkembangan diatas, terdapat pula tugas perkembangan yang spesifik yang dapat muncul sebagai akibat tuntutan :
1)   Kematangan fisik
2)   Harapan dan kebudayaan masyarakat
3)   Nilai-nilai pribadi individu dan aspirasi

b.   Teori Delapan Tingkat Kehidupan
Secara Psikologis, proses menua diperkirakan terjadi akibat adanya kondisi dimana kondisi psikologis mencapai pada tahap-tahap kehidupan tertentu. Ericson (1950) yang telah mengidentifikasi tahap perubahan psikologis (depalan tingkat kehidupan) menyatakan bahwa pada usia tua, tugas perkembangan yang harus dijalani adalah untuk mencapai keeseimbangan hidup atau timbulnya perasaan putus asa.

Peck (1968) menguraikan lebih lanjut tentang teori perkembangan erikson dengan mengidentifikasi tugas penyelarasan integritas diri dapat dipilah dalam tiga tingkat yaitu : pada perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi, perubahan tubuh terhadap pola preokupasi, dan perubahan ego terhadap ego preokupasi.

Pada tahap perbedaan ego terhadap peran pekerjaan preokupasi, tugas perkembangan yang harus dijalani oleh lansia adalah  menerima identitas diri sebagai orang tua dan mendapatkan dukungan yang adekuat dari lingkungan untuk mengnhadapi adanya peran baru sebagai orang tua (preokupasi). Adanya pensiun dan atau pelepasan pekerjaan merupakan hal yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang menyakitkan dan dapat menyebabkan perasaan penurunan harga diri dari orang tua tersebut.

Perubahan fisik dan pola fikir pada usia lanjut juga dapat menjadi salah satu gangguan yang berarti bagi kehidupan lanjut usia. Kondisi fisik/pola fikir yang menurun kadang tidak disadari oleh lanjut usia dan hal ini dapat mengkibatkan konflik terhadap peran baru dari lanjut usia yang harus dijalaninya.

Tugas perkembangan terakhir yang harus diterima oleh lanjut usia adalah bahwa mereka harus mampu menerima kematian yang bakal terjadi pada dirinya dalam kesejaheraan. Pemanfaatan sisa keefektifan tubuh untuk aktivitas sehari-hari dapat menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan moral individu dalam menerima perubahan ego menuju keselarasan diri.

c.    Teori Jung
Carl Jung merupakan psikolog swiss yang mengembangkan teori bahwa perkembangan personal individu dilalui melalui tahapan-tahapan : masa kanak-kanak, masa remaja dan remaja akhir, usia pertengahan, dan usia tua. Kepribadian personal ditentukan oleh adanya ego yang dimiliki, ketidaksadaran personal dan ketidaksadaran kolektif. Teori ini mengungkapkan bahwa sejalan dengan perkembangan kehidupan, pada masa usia pertengahan maka seseorang mulai mencoba menjawab hakikat kehidupan dengan mengeksplorasi nilai-nilai, kepercayaan dan meninggalkan khayalan. Pada masa ini dapat terjadi “krisis usia pertengahan” yang dapat mempengaruhi/menghambat proses ketuaan itu sendiri secara psikologis. Adanya sikap ekstrovert maupun introvert sangat berpengaruh sekali terhadap peran dan penyelesaian masalah kehidupan saat usia pertengahan. Pencapaian keselarasan hidup merupakan salah satu indikator telah tereksplorasinya nilai-nilai kehidupan oleh individu dan pencapaian ini sangat dipengaruhi oleh kepribadian (introvert maupun ekstrovert). Berdasar pada pemahaman diatas, maka Jung menilai bahwa seseorang mampu dianggap sukses dalam proses menua manakala individu mampu untuk menjadi “orang yang berfokus pada orang lain” dan memiliki kepedulian yang penuh terhadap kehidupan sosial.

3.    Teori sosial
a.    Teori Aktivitas
Teori ini menyatakan bahwa seorang individu harus mampu eksis dan aktif dalam kehidupan sosial untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan di hari tua. (Havigurst dan Albrech. 1963). Aktivitas dalam teori ini dipandang sebagai sesuatu yang vital untk mempertahankan rasa kepuasan pribadi dan kosie diri yang positif. Teori ini berdasar pada asumsi bahwa : (1) aktif lebih baik daripada pasif (2) Gembira lebih baik daripada tidak gembira (3) orang tua merupakan adalah orang yang baik untuk mencapai sukses dan akan memilih alternatif pilihan aktif dan bergembira.

b.    Teori Kontinuitas
Teori ini memandag bahwa kondisi tua merupakan kondisi yang selalu terjadi dan secara berkesinambungan  yang harus dihadapi oleh orang lanjut usila.

1.    Perubahan Fisik
a.    Sistem pernafasan pada lansia
1)   Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
2)   Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial terjadi penumpukan sekret.
3)   Penurunan aktivitas paru (mengembang & mengempisnya) sehingga jumlah udara pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang tenang kira kira 500 ml.
4)   Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m²), sehingga menyebabkan terganggunya prose difusi.
5)   Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg mengganggu proses oksigenasi dari hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.
6)   CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
7)   Kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.

b.    Sistem persyarafan.
1)   Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
2)   Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
3)   Mengecilnya syaraf panca indera.
4)   Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium & perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin.

c.    Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
1)   Penglihatan
a)    Kornea lebih berbentuk skeris.
b)   Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
c)    Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
d)   Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.
e)    Hilangnya daya akomodasi.
f)    Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.
g)   Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.


2)   Pendengaran.
a)    Presbiakusis (gangguan pendengaran) : hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
b)   Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
c)    Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.

3)   Pengecap dan penghidu.
a)    Menurunnya kemampuan pengecap.
b)   Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan berkurang.

4)   Peraba.
a)    Kemunduran dalam merasakan sakit.
b)   Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

5)      Perubahan cardiovaskuler pada usia lanjut.
a)    Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
b)   Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
c)    Kehilangan elastisitas pembuluh darah sehingga kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur keduduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak).
d)   Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer (normal ± 170/95 mmHg ).

6)      Sistem genito urinaria
a)      Ginjal mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis urin menurun proteinuria (biasanya + 1) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ; nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
b)   Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya retensi urin.
c)   Pembesaran prostat ±75% dimulai oleh pria usia diatas 65 tahun.
d)  Atropi vulva.
e)   Vagina, selaput menjadi kering, elastisotas jaringan menurun juga permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya lebih alkali terhadap perubahan warna.
f)    Daya seksual, Frekwensi sexsual intercouse cenderung menurun tapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.

7)      Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
a)   Produksi hampir semua hormon menurun.
b)   Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
c)   Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
d)  Menurunnya aktivitas tiriod sehingga BMR turun dan menurunnya daya pertukaran zat.
e)   Menurunnya produksi aldosteron.
f)    Menurunnya sekresi hormon gonads : progesteron, estrogen, testosteron.
g)   Defisiensi hormonal dapat menyebabkan hipotirodisme, depresi dari sumsum tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).
8)      Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut
a)      Kehilangan gigi, penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.
b)   Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecap (± 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
c)   Esofagus melebar.
d)  Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung menurun, waktu mengosongkan menurun.
e)   Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
f)    Fungsi absorbsi melemah (daya absorbsi terganggu).
g)   Liver (hati)makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

9)      Perubahan sistem muskuloskeletal
a)   Tulang kehilangan densikusnya sehingga rapuh.
b)   Resiko terjadi fraktur.
c)   Kyphosis.
d)  Persendian besar & menjadi kaku.
e)   Pada wanita lansia > resiko fraktur.
f)    Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
g)   Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek (tinggi badan berkurang).

10)  Perubahan sistem kulit & karingan ikat
a)      Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
b)   Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan adiposa.
c)   Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
d)  Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.
e)   Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka kurang baik.
f)    Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
g)   Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.
h)   Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
i)     Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
j)          Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak rendahnya akitfitas otot.

11)  Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan seksual
1)   Perubahan sistem reprduksi
a)    Selaput lendir vagina menurun/kering.
b)   Menciutnya ovarium dan uterus
c)    Atropi payudara.
d)   Testis masih dapat memproduksi meskipun adanya penurunan secara berangsur berangsur.
e)    Dorongan seks menetap sampai usia diatas 70 tahun, asal kondisi kesehatan baik.
2)   Kegiatan seksual.
Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi : 1) fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara biologis melalui organ kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi, 2) rohani, Secara rohani tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan utama bukan untuk kebutuhan kepuasan seksualitas melalui pola-pola yang baku seperti binatang dan 3) sosial, Secara sosial kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang merupakan suatu alat yang apling diharapkan dalammenjalani seksualitas.

Seksualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga sebagai pihak yang lebih tua tanpa harus berhubungan badan, masih banyak cara lain untuk dapat bermesraan dengan pasangan. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan seksualitas dalam pengalaman seks.

2.    Perubahan-perubahan mental/ psikologis
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :
a.    Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
b.    Kesehatan umum
c.    Tingkat pendidikan
d.   Keturunan (herediter)
e.    Lingkungan
f.     Gangguan saraf panca indra, timbul kebutaan dan ketulian
g.    Gangguan konsep diri akibat kehilangan jabatan
h.    Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman dan famili
i.      Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik, perubahan terhadap gambaran diri dan perubahan konsep diri

Perubahan kepribadian yang drastis keadaan ini jarang terjadi lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin oleh karena faktor lain seperti penyakit-penyakit.Kenangan (memory) ada dua; 1) kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu, mencakup beberapa perubahan, 2) Kenangan jangka pendek atau seketika (0-10 menit), kenangan buruk.

Intelegentia Quation; 1) tidakberubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal, 2) berkurangnya penampilan,persepsi dan keterampilan psikomotorterjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktro waktu.

Pengaruh proses penuaan pada fungsi psikososial:
a.    Perubahan fisik, sosial mengakibatkan timbulnya penurunan fungsi, kemunduran orientasi, penglihatan, pendengaran mengakibatkan kurangnya percaya diri pada fungsi mereka.
b.    Mundurnya daya ingat, penurunan degenerasi sel sel otak.
c.    Gangguan halusinasi.
d.   Lebih mengambil jarak dalam berinteraksi.
e.    Fungsi psikososial, seperti kemampuan berfikir dan gambaran diri.

3.    Perubahan Aspek Psikososial
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.

Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia. Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia sebagai berikut:
a.    Tipe kepribadian konstruktif (Construction personality), biasanya tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
b.    Tipe kepribadian mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya
c.    Tipe kepribadian tergantung (Dependent personality), pada tipe ini biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
d.   Tipe kepribadian bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
e.    Tipe kepribadian kritik diri (Self Hate personality), pada lansia tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain atau cenderung membuat susah dirinya.



DAFTAR PUSTAKA

Bustan (2000). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA
Nugroho, Wahjudi (2000). Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
Stolte, Karen M. (2003). Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta: EGC
sumber : http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/konsep-lanjut-usia.html
Ahmad Kholid, S.Kep., Ns.

Tidak ada komentar: