Pengertian :
Krisis adalah gangguan internal yang disebabkan kejadian yang penuh stres
atau individu mempersepsikan adanya ancaman pada dirinya.
Kehidupan manusia penuh dengan
masalah
manusia berusaha mempertahankan
keseimbangan antara stres dan koping
Seimbang Tidak
seimbang
homeostasis mantap krisis
Koping sudah tidak efektif
kecemasan
Kehilangan :
kematian, perceraian, PHK
penyebab Ancaman
kehilangan : keluarga sakit, pertengkaran.
bisa dikenali
Tantangan :
perubahan tanggung jawab
Tahap – tahap timbulnya krisis.
1. kecemasan → memakai koping yang
sudah biasa dipakai,
Jika
tidak efektif, dukungan ( - )
2. Kecemasan → Respon pemecahan masalah yang biasa dipakai
meningkat Jika tidak efektif, dukungan ( - ).
3. Ansietas masih terus meningkat Mencoba
koping baru / mendefinisi
ulang
ancaman sehingga koping lama
efektif. Minta bantuan orang lain.
Jika tidak efektif
4. Panik / krisis → gangguan psikologis.
Minta bantuan orang
lain/profesional, menghentikan
usaha mencapai tujuan
Menghindari
masalah
gangguan
orientasi realita
Periode terjadinya krisis
Pra krisis Krisis Post Krisis
1. Persepsi ancaman
2. Disorganisasi 3.
Penyelesaian
4.
Ketidakseimbangan
Pra krisis
* Berfungsi dengan baik dalam memenuhi kebutuhan
Krisis
* Mengalami ancaman/bahaya disorganisasi dan ketidakseimbangan
* Mencoba menangani krisis atau minta bantuan orang lain
Post Krisis
* Penyelesian Krisis dapat menghasilkan :
1.
Kondisi yang sama dengan sebelumnya
2.
Lebih baik dari sebelum krisis, menemukan koping baru
3.
Lebih rendah dan jatuh ke maladaptif
Faktor-faktor
yang mengimbangi timbulnya krisis
1. Persepsi terhadap kejadian
-
Arti kejadian pada individu
-
Pengaruh kejadian pada masa depan
-
Apakah individu memandang kejadian secara realisitik
2. Situasi yang menyokong pemecahan masalah
-
Apakah ada orang/lembaga yang dapat menolong
3. Mekanisme penanganan yang tersedia
-
Apa yang dapat dilakukan individu dalam mengatasi masalah
jika tidak menggunakan krisis
-
Apakah penanganan berhasil, jika tidak menggunakan koping
lagi
-
Bagaimana pengalaman menyelesaikan masalah yang lalu
Jenis –
jenis krisis
1. Krisis perkembangan
→ Teori perkembangan ( Erikson ).
→ Membutuhkan penyesuaian terhadap perubahan
peran.
-
Universal : perubahan siklus kehidupan karena tumbuh
kembang
-
Non universal : perubahan dalam kehidupan : perkawinan,
pensiun, masuk asrama
- Krisis dapat diantisipasi
2. Krisis situasi (tidak
direncanakan/diduga)
→ Peristiwa yang membuat individu / keluarga tidak
seimbang.
Dapat
berasal dari tiga sumber :
-
Material atau lingkungan seperti kebakaran, bencana alam
-
Personal/fisikal : penyakit jantung, diagnosa penyakit yang
fatal
-
Interpersonal atau sosial : kematian orang yang dicintai
3.
Krisis sosial budaya
→ Membutuhkan penanganan secara sosial politik.
Misal :
kehilangan pekerjaan akibat faktor diskriminasi, menjadi korban kerusuhan,
penganiayaan fisik
Intervensi
a. Darurat → memperoleh
secepatnya keseimbangan
·
Jangka pendek
·
Fokus pada masalah darurat
·
± 6 Minggu
Pengkajian.
→ Penyebab krisis dan dampaknya pada individu dan
keluarga.
1. Faktor pencetus (penyebab) 2. Persepsi Klien terhadap peristiwa
3. Faktor – faktor
pendukung Klien 4. Koping /
kekuatan Klien
sebelumnya.
1. Faktor
Pencetus
Kaji :
1. Kebutuhan – kebutuhan Klien
: Harga diri, peran seksual, ketergantungan,
dan faktor biologis.
2. Kejadian – kejadian yang
mengancam
3. kapan gejala timbul
4. memori klien.
2. Persepsi Klien → Penting
1. Mengkaji : Makna kejadian
/ masalah pada Klien
2. Kapan koping tidak
efektif, gejala timbul.
3. Kenangan yang berkaitan
dengan emosi sekarang apakah sering
timbul
3. Faktor pendukung
Kaji :
1. Lingkungan dan orang
sekitar Klien
2. Keluarga / instansi yang
bisa mendukung.
4. Mekanisme Koping
Kaji :
1. Bagamana Klien mengatasi
krisis sebelumnya.
2. Kepada siapa pernah
bicara.
3. Perilaku, tempat yang
dikunjungi.
Contoh diagnosa keperawatan
-
Koping tidak efektif ( Individu )
-
Koping Keluarga tidak efektif.
Medis :
Postraumatic stress disorder ( PTSN ).
Intervensi
1. Klien
dapat mengungkapkan perasaannya
-
Lakukan pendekatan terapeutik
-
Anjurkan pasien mengungkapkan perasaannya
-
Amati prilaku verbal dan nonverbal
2.
Mengidentifikasi pola koping personal
-
Identifikasi koping yang biasa digunakan
-
Diskusikan tentang pemahaman klien tentang kejadiaan saat
ini dan bagaimana koping yang digunakan
3.
Mengidentifikasi kekuatan personal
-
Kelebihan/kekuatan klien
-
Beri tugas sesuai dengan kemampuan klien
-
Kembangkan hal-hal positif yang ada pada klien
-
Bantu berinteraksi dengan orang lain secara bertahap
-
Beri umpan balik dalam setiap kemajuan
4. Mengajarkan
strategi koping yang adaptif
-
Bantu menggunakan koping yang baru
Misal : bicara dengan orang lain
-
Diskusikan keuntungan dan kerugian setiap strategi baru
-
Seleksi seluruh alternatif
-
Evaluasi keefektifan alternatif yang dipilih
5. Klien
dapat dukungan keluarga dalam proses pemecahan masalah
-
Diskusikan dengan keluarga tentang perubahan perilaku
-
Jelaskan pentingnya dukungan keluarga
-
Beri umpan balik positif bila keluarga terlibat
6. Manipulasi
Lingkungan.
-
Mengubah situasi Lingkungan interpersonal dan lingkungan
fisik.
7. Dukungan
Umum
-
Petugas harus memberi keyakinan pada “ Disamping “ K.
-
Petugas harus hangat, menerima, empati, merawat, siap
menolong.
8. Pendekatan
general .
-
Mengumpulkan korban / klien dengan krisis yang sama.
Tehnik –
tehnik
1. Abreaction
: Menganjurkan Klien membuka seluruh perasaannya.
2. Klarifikasi
: Membantu K mengenali hubungan antar kejadian
- kejadian dalam kehidupan.
3. Sugesti :
( Mempengaruhi seseorang agar menerima ide /
keyakinan ).
:
Petugas memberi keyakinan kepada Klien bahwa
Perawat siap
menolong
4.
Manipulasi : Tehnik yang menggunakan emosi,
keinginan, nilai,
Kekuatan K untuk proses terapi.
5.
Reinforcement behavior
:
Memuji / menguatkan hal / perilaku positif K.
6.
Mendukung koping yang positif.
7.
Meningkatkan harga diri.
8. Eksplorasi
pemecahan masalah.
Evaluasi :
perhatikan,
apakah
- mampu mengungkapkan
perasaannya
- mempunyai persepsi yang realistik
- mampu menggunakan koping baru yang adaptif
- sudah beradaptasi dengan kejadian
- Support ada dari lingkungan memadai
- Masalah kepercayaan diri dan pada orang lain
sudah pulih
5 FASE
RESPON MANUSIA KARENA BENCANA
Impact
phase
Terdiri dari kejadiaan → ditandai
: syok, panik, ketakutan ekstrim, kemampuan menilai kejadian dan kenyataan
rendah, merusak diri.
Heroic phase
Bantuan moral datang dari
teman,tetangga dan tim kes, kegiatan konstruksi melai ada untuk menurunkan
kecemasan / depresi. tetapi bila overaktivity → Burn out ( Jenuh ).
Honeymoon
phase
Satu Minggu dan beberapa bulan
setelah bencana, bantuan uang, dukungan – dukungan, sumber – sumber datang,
kehidupan mulai di masyarakat. Masalah prilaku / kejiwaan terabaikan.
Disilasionment
Phase
2 Bulan – 1 tahun, merasa kecewa,
sedih, frustasi, marah, korban bila membandingkan dirinya dengan orang
lain Kesal, dengki bermusuhan.
Reconstruction
and reorganization phase
Individu menyadari bahwa dia harus mengatasi
masalahnya sendiri, mulai membangun rumah, pekerjaan, sekolah dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar