Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu :
- Mendiskusikan konsep kesehatan mental dan penyakit mental
- Menjelaskan tujuan penggunaab model konseptual sebagai dasar praktek profesional
- Membandingkan delapan model kesehatan mental: psikoanalisa, interpersonal, sosial, eksistensial, komunikasi, perilaku dan keperawatan.
- Mengenali para ahli yang berhubungan dengan setiap model
- Menjelaskan peran therapist dan klien pada setiap model
Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini mahasiswa mampu memahami
model-model konsep kesehatan jiwa yaitu pandangan para ahli tentang kesehatan
jiwa dan mengapa orang mengalami gangguan jiwa. Setiap model punya dasar
pemikiran dan pendekatan sendiri. Materi ini berguna untuk mahasiswa ketika
mereka menghadapi kasus-kasus kejiwaan sehingga mereka bisa memilih salah satu
model untuk dipakai dalam pendekatan dan penyelesaian masalah-masalah klien.
Bahan Bacaan :
- Antai-Otong, D., (1995), Psychiatric Nursing, Biological and Behavioral Concepts, Philadelphia: W.B. Saunders Company Year Book
- Capernito, L.J ( 1995 ), Buku saku diagnosa keperawatan (ed. Indonesia), Jakarta, EGC
- Fortinash, C.M dan Holloday,P.A ( 1991 ), Psychiatric nursing care plan, St.Louis: Mosby Stuart,G.W dan Sundeen, S.J (1995), Principles and practice of psychiatric nursing, ed. fith, St.Louis: Mosby Year Book
- Townsend, M.C., (2005), Essntials of Psychiatric Mental Health Nursing, 3rd edition, Philadelphia: F.A. Davis Company
KONSEP
MODEL
Kebanyakan kaum profesional kesehatan mental memakai kerangka kerja
prakteknya berdasarkan banyak konsep model. Sebuah model adalah sebuah batang
ilmu pengetahuan yang berisi kerangka konsep pengetahuan yang berhubungan
dengan perilaku manusia. Fungsinya agar pendekatan dan prakteknya bisa diterima
secara logis dan mudah dievaluasi, berdasarkan hal-hal ilmiah dan mudah
dipertanggungjawabkan. Dalam keperawatan jiwa ada delapan konsep yang dipakai
dan akan dibahas satu persatu.
1. Model psikoanalisa
Konsep ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Fokusnya pada perkembangan
psikoseksual dari fase – fase Oral, Anal, Phalik, Laten, Genitikal yang penuh
konflik-konflik pada masa penyelesaian tugas setiap fase. Dia juga mengemukakan
struktur psiko / jiwa manusia berdasarkan : Id, Ego, Superego dan topografi
jiwa berdasarkan sadar, prasadar dan tak
sadar.
Penyimpangan perilaku
Perilaku masa dewasa ditentukan perkembangan masa
kanak-kanak. Bila tugas masa perkembangan tidak tercapai, maka timbul konflik,
kecemasan, secara psikologis orang itu terfiksasi pada tingkat perkembangannya
untuk mengatasi cemas. Orang itu menjadi regresi dalam pemakaian koping,
pemecahan masalah dan perilaku. Misalnya : anak perempuan yang merasa kalah
pada ibunya dalam mencari perhatian ayahnya,
maka ketika besar dan berhubungan dengan pria, dia berprilaku seperti
anak kecil dalam memcari perhatian pria. Setiap orang membawa konflik masa
kecilnya dan mempengaruhi perilaku di masa dewasa. Misal : sering cuci tangan,
karena pada waktu masa kecil sering dibilang jorok. Semua kenangan itu tertanam
ke alam tak sadar sehingga pada masa dewasa keluar ke alam tak sadar dalam
bentuk penyimpangan perilaku. Psikosis muncul karena ego harus beradaptasi
terus dengan keinginan id.
Proses terapeutik.
Psikoanalisa
memakai : Free association, analisa
mimpi dan transfer untuk membentuk kembali perilaku. Free association : mencurahkan seluruh pikiran dan perasaan tanpa
ada sensor. Terapist akan mencari pola kata-kata dan area yang secara tidak
sadar dihindari. Kemudian dibandingkan dengan ilmu terapist tentang pengetahuan
tentang jiwa dan konflik. konflik yang dihindari klien dianggap hambatan dan
harus diselesaikan. Analisa mimpi : menjadi gambaran konflik intra psikis yang
menjadi hambatan klien dalam berperilaku. Simbol-simbol mimpi dianalisa dan
disimpulkan. Kedua proses ini dilengkapi dengan transfer yaitu terapist menjadi
sasaran perilaku atau perasaan klien
Peran Klien
·
Mengungkapkan
semua pikiran dan mimpinya. Agar bisa
diartikan therapistnya.
·
Mengkuti
perjanjian jangka panjang.
Peran therapist
- Mendorong transfer, menginterprestasi pikiran dan mimpi.
- Tidak memberi pendapat apapun, hanya memperhatikan verbal dan non verbal klien. untuk menyelesaikan konflik-konflik yang tertanam di alam tak sadar klien
2. Model hubungan Interpersonal.
Teori ini dikemukakan oleh Harri Stack Sullivan.
Dia menganggap perilaku itu merupakan bentukan karena adanya interaksi dengan
orang lain atau lingkungan sosial. Kecemasan disebabkan perilakunya tidak
sesuai atau tidak diterima orang lain sehingga akan ditolak oleh lingkungan.
Perilaku timbul karena adanya dorongan untuk kepuasan dan dorongan untuk
keamanan. Perilaku karena adanya dorongan untuk memuaskan diri disebabkan
karena adanya kelaparan, tidur, kenyamanan dan kesepian. Keamanan berhubungan
dengan penyesuaian diri terhadap nila-nilai budaya
seperti nilai-nilai masyarakat dan suku. Sulivan
beranggapan bila kemampuan untuk memenuhi kebutuhan akan kepuasan dan keamanan
terganggu maka dia akan mengalami sakit mental.
- Penyimpangan perilaku.
- kecemasan dalam hubungan interpersonal.
- ketakutan.
- proses terapeutik : Terapist akan mengkaji riwayat masa lalu dan menganalisa perilaku yang dianggap mencemaskan klien ketika berhubungan dengan orang lain. Mula-mula therapist akan membina hubungan saling percaya dengan klien supaya dia mulai merasa puas dalam berhubungan dengan orang lain. Kemudian perilaku baru dipelajari sehingga klien dapat meningkatkan hubungan interpersonal. Prosesnya adalah selalu melatih klien berhubungan dengn orang lain.
- peran klien :
*
Membagi kecemasan dan perasaan.
- Bekerja sama mempelajari perilaku baru
- peran terapist :
- Meningkatkan hubungan interpersonal.
- Mengembangkan kepercayaan klien bahwa persepsi dan pertimbangannya sama dengan orang lain.
- Menjadi role model dalam berhubungan dengan orang lain.
3. Model sosial
Konsep ini dikemukan oleh Gerard Caplan, yang
menyatakan bahwa perilaku dipengaruhi lingkungan sosial dan budaya. Caplan
percaya bahwa situasi sosial dan menjadi faktor predisposisi klien mengalami
gangguan mental, seperti kejadian
kemiskinan, masalah keluarga dan pendidikan yang rendah. Karena kondisi ini
akhirnya individu mengalami ketidakmampuan mengkoping stes, ditambah lagi
dukungan dari lingkungan sangat sedikit. Individu mengembangkan koping yang
patologis. Krisis juga bisa menyebabkan klien mengalami perubahan perilaku.
Koping yang selama ini dipakai dan dukungan dari lingkungan tidak dapat dipakai
lagi sehingga klien mengalami penyimpangan perilaku. Berdasarkan faktor-faktor di atas maka
diuraikan:
- Penyimpangan perilaku : Akibat tekanan budaya dan lingkungan sosial, kemiskinan dan minoritas
- Proses terapeutik :
Klien secara bebas memilih therapist dan
proses penyelesaian masalahnya agar dia cepat pulih. Klien mencari pusat-pusat
konsultasi bagi masyarakat atau mendatangi
pusat penanganan krisis. Tim kesehatan
memanfaatkan sistem pendukung sosial yang ada pada klien dan juga dengan
orang-orang yang mengalami kasus yang sama. Pemerintah dan tim kesehatan
memberikan pencegahan primer, sekunder, tersier pada masalah-masalah sosial
agar tidak terjadi krisis.
- peran klien :
·
Bekerja
samalah dengan terapist yang telah dipilihnya dengan menceritakan seluruh yang
dialaminya dan aktif terlibat dalam proses pemulihan.
·
Menggunakan
sistem pendukung sosial.
·
Mengubah
perilaku sehingga menjadi sehat
- peran terapist :
·
Bersama
klien menentukan perilaku mana yang harus diubah
·
Menggali
sistem sosial dan menggunakan sistem sosial yang ada disekitar klien yang bisa
dipakai, misalnya kursus-kursus, biro konsultasi, organisasi orang yang punya
masalah yang sama dengan dirinya.
·
Mendirikan
pusat krisis
·
Bekerja
sama dengan isntansi terkait, misalnya polisi, rumah sakit, gereja
4. Model Eksistensi
Konsep ini didasarkan teori dari Sartre, Heidegger
dan Keirkegaard. Fokus teori berdasarkan pengalaman kllien disini dan saat ini,
tidak memperhitungkan masa lalu klien. Seseorang akan merasa hidupnya bermakna
bila dia menerima dirinya apa adanya dan memakai itu untuk berinteraksi dengan
lingkungannya.
a. Penyimpangan perilaku : orang merasa dirinya tidak eksis atau dirinya tidak mampu eksis dengan
lingkungan. Rasa asing ini disebabkan klien membatasi dirinya sendiri.
Penyimpangan perilaku terjadi karena klien menghindar dari perilaku yang lazim
terjadi di lingkungan sosialnya. Perasaan terasing ini mengakibatkan klien
merasa tidak berdaya, sedih dan kesepian, dirinya.tidak ada berarti. Klien
tidak mampu berinteraksi dengan wajar dan menguntungkan bagi dirinya dan orang
lain.
b. proses terapeutik :
Mengeksploitasi dirinya (aspek positif, negatif, pengalaman masa lalu yang
sukses atau tidak) sehingga dia mnyadari bahwa dia eksis. Kemudian klien di
konfrontasi dengan 2 – 3 orang untuk mengevaluasi dan membentuk kemampuan
memilih serta bentuk-bentuk perilaku baru. Klien memperoleh keotentikan bahwa dirinya ada,
berguna dan punya aspek yang berguna terhadap dirinya dan dalam berhubungan
dengan orang lain.
c.
peran klien :
§ belajar tentang dirinya dan belajar
memilih dengan bebas perilakunya.
§ bertanggungjawab atas perilaku yang perlu
diubahnya
·
Jujur
dan mau bekerja sama
d. peran Terapist :
·
menolong
klien mengenali dirinya.
·
menunjuk
perilaku yang perlu diubah
·
menjadi
role model
- Model komunikasi
Konsep ini dikemukan oleh Eric Berne. Dia
mengatakan bahwa setiap perilaku, baik verbal maupun nonverbal adalah bentuk
komunikasi. Ketidakmampuan komunikasi mengakibatkan kecemasan dan frustasi.
Penyimpangan perilaku :
Penyimpangan perilaku disebabkan kegagalan dan
kekacauan dalam berkomunikasi. Peran tidak jelas dalam proses komunikasi,
mungkin disebabkan kesalahan dalam proses komunikasi (sender, receipen,
message). Kegagalan bisa terjadi karena sender tidak mampu bicara atau menerima
umpan balik, pesan tidak mampu disampaikan atau tidak dimengerti atau receipen
tidak bisa menerima atau memberi respon.
Proses Terapeutik :
Pola komunikasi klien dianalisa sehingga klien bisa mengerti mengapa dia
gagal dalam berkomunikasi. Kegiatannya bisa berupa pembicaraan antar individu,
kelompok dan dengan tim kesehatan. Klien
diberi beberapa pelatihan, kemudian therapist memberi laporan tentang
kemajuannya dan klien disuruh memberi umpan balik
Peran klien
§
Klien
berusaha meningkatkan komunikasi dengan mempelajari umpan balik dari orang
lain.
§
Klien
mengikuti pelatihan
Peran Terapist :
·
Memperagakan
cara berkomunikasi yang baik.
·
Memberikan
reinforcement pada komunikasi yang baik, dan bila belum efektif, didiskusikan
6.
Model Behavioral
Konsep ini berdasarkan teori belajar. dan
mengatakan bahawa semua perilaku itu dipelajari. Perilaku seseorang karena dia
belajar itu dari lingkungannya. Fokus konsep ini terletak pada tindakan, bukan
pada pikiran atau perasaan individu. Perubahan perilaku membuat perubahan pada
kognitif dan afektif
Penyimpangan perilaku
Individu membentuk kebiasaan yang tidak
menyenangkan karena belajar dari lingkungan. Kebiasaan ini atau perilaku itu
timbul karena adanya kecemasan
Proses terapuetik
Terapi merupakan proses pendidikan Perilaku yang
tidak baik kita abaikan atau dilupakan, tingkah laku yang produktif lebih
direinforcement. Diajarkan cara-cara mengatasi kecemasan sehingga perilakunya
dapat diterima lingkungan, seperti tehnik relaksasi dan latihan asertif. Klien
belajar perilaku yang baik, misalnya cara-cara berperilaku sopan.
Hurt people, hurt people
Blessed people, bless people
Peran Klien :
§ Sebagai pelajar dengan mulai mengatakan
kecemasan-kecemasannya, kemudian dia belajar mengatasi kecemasan itu mulai dari
yang sederhana sampai ke kompleks
§ Mengerjakan latihan mengatasi kecemasan
itu sepanjang hari.
Peran therapist
·
Sebagai
guru dan melatih, menjelaskan mana perilaku yang baik
·
Mengevaluasi
perubahan perilaku dan memberikan pujian atas kemajuannya
7. Model medikal
Konsep ini dikemukan oleh Siglar and Osmond. Fokusnya
pada diagnosis penyakit mental dan proses pengobatan berdasarkan diagnosis.
Proses pengobatan ke arah somatik : farmakoterapi, ECT atau psikosurgery.
Fungsi model medikal adalah mengobati yang sakit dan proses pengobatan pada fisik, tidak
menyalahkan perilaku kliennya.
Penyimpangan perilaku :
Akibat manifestasi penyakit, kerusakan sistem
persyarafan, ketidakseimbangan hormonal. Faktor lingkungan dan sosial dianggap
sebagai faktor pencetus dan faktor pendukung. Faktor genetik dianggap cukup
berperan. Penyimpangan perilaku karena klien tidak mampu bertoleransi terhadap
stres.
Proses terapeutik
Berdasarkan kondisi, riwayat penyakit sekarang,
dahulu, riwayat sosial, riwayat obat, pemeriksaan fisik. Diagnosa berdasarkan
penggolongan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Third Edition, Revised (DSM
– III-R). Seringkali pemakaian terapi somatik dilaksanakan selain pendekatan
interpersonal.
Peran klien
·
Melaksanakan
Pengobatan, tidak banyak terlibat. Melaporkan efek pengobatan kepada therapis
Peran dokter
·
Melakukan
Terapi somatik, terapi interpersonal. dan mengajarkan klien tentang
penyakitnya.
8. Model keperawatan
Konsep ini dikemukan oleh Dorethea, Orem, Joan Richi, Roy dan Martha Rogers. Konsep ini berdasarkan teori sistem, teori perkembangan dan teori
interaksi yang bersifat holistik : bio-psiko-sosial spiritual. Perawat mengarah
pada perubahan perilaku, menyediakan waktu banyak, menciptakan hubungan yang
terapeutik dan sebagai pembela klien.
Fokusnya respon klien terhadap masalah
Penyimpangan perilaku
Perilaku dipandang sebagai kontinum dari sehat
(respon adaptif) sampai sakit (respon maladaptif). Penyimpangan perilaku
disebabkan fakktor predisposisi, persipitasi, stres yang kuat dan
koping yang tidak adekwat
Proses terapeutik : Memakai
proses keperawatan
Peran kien
·
bekerja
sama dengan therapist, memberi umpan balik atas proses yang dilakukan
Peran perawat :
·
menggunakan
proses keperawatan dengan menciptakan hubungan saling percaya
·
memperhatikan
kebutuhan klien dan menggunakan kekuatan klien untuk bertumbuh
·
mengkordinasi proses pengobatan, membuat klien
sadar apa yang dibutuhkannya,
menggunakan caring
Pertanyaan Kunci
1. Apakah konsep model itu dan apa fungsinya.
2. Apakah ada konsep model yang bisa diterapkan
dalam semua pelayanan keperawatan jiwa ?
3. Apakah beberapa konsep model bisa
diterapkan pada saat menangani satu kasus ?
Tugas
- Analisalah satu-dua model kesehatan mental.
- Bandingkan dua buah konsep model, cari kelebihan dan kelemahan ke dua konsep tersebut.
- Sebutkanlah kira-kira apa intervensi keperawatan yang bersifat preventif pada ke dua model tersebut.
- Tugas ini dibuat berkelompok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar