Definisi :
Seangkaian
perilaku yang dilakukan anggota keluarga, yang
mengarah pada penganiayaan secara fisik, emosional dan seksual atau
serangkaian perilaku yang menbuat anggota leluarga terlantar. Penganiayaan bisa
kepada anak, pasangan hidup maupun orang yang sudah tua.
Incest :
¨
bagian penganiayaan seksual, termasuk
kasus kriminal
¨
Hubungan seksual yang dilaku dengan
orang yang masih berhubungan darah, baik sekandung amupun tiri dan juga
dilakukan pada keluarga yang diadopsi
Penganiayaan Anak
¨
penganiayaan pada fisik sehingga
menghasilkan kerusakan sementara atau permanen. Penganiayaan menyebabkan nyeri
hebat dan biasanya disertai mengisolasikan anak dan banyak cidera yang sukar
disebabkan penyebabnya.
¨
bisa hanya sekali, tetapi sering
berulang kali.
¨
Bisa seperti pukulan, tendangan,
tamparan, diikat, disiram air panas, dibenturkan ke dinding, dibakar dengan
rokok atau seterika, dipukul dengan alat tertentu dan sebagainya. Dampaknya
adalah luka memar, benjol, dislokasi, patah, gigi patah, rambut rontok karena
dijambak, luka organ dalam, trauma kepala, luka bakar, luka kena pisau, silet
atau benda tajam lainnya.
Kelalaian
Penelantaran
berarti tidak bisa memenuhi kebutuhan
anak seperti makanan, perumahan yang layak, pakaian, pendidikan, perawatan
kesehatan dan perawatan emosional
Jenis perilaku yang menunjukkan kelalaian
1.
Lalai melindungi
¨
anak sampai tertelan racun, banyak
kecelakaan, tidak memberi keamanan dan tidak diawasi
2.
Lalai menjaga kesehatan fisik
¨
Gagal menyediakan makanan, pakaian,
rumah, jeni sesuai dietnya, temapt bersih, tidak mengimunisasi, tidak merawat
giginya, tidak menyediakan alat bantu bila dia buta atau tuli
3. Lalai menjaga kesehatan
¨
Tidak memeriksa kesehatan anak secara
rutin, tidak membawa anak berobat, tidak mencegah komplikasi
4. Lalai terhadap emosi
¨
Gagal menyediakan perawatan emosional, tidak memberi
dukungan
¨
mengalami gangguan tumbuh kembang, depresi, prestasi
sekolohn buruk
¨
ada gejala psikiatri : menarik diri, fobia, hiperaktif,
suka cari perhatian, tidak bisa bergaul atau percaya orang
Penganiayaan
secara emosi
Penganiayaan secara emosi yang disertai dengan
kekerasan, bersifat sengaja.
Ada lima
area, yaitu :
¨
penolakan (dikatakan anak bodoh, pembawa
sial, kamu tidak seperti kakakmu, kamu penyebab ibumu meninggal, anak haram,
atau dihina dengan kata-kata kasar, selalu dipersalahkan, dicap anak nakal)
¨
memisahkan anak dari orang lain atau teman
sebayanya (tidak boleh keluar rumah, dikurung)
¨
menakut-nakuti atau mnciptakan lingkungan yang
menakutkan
¨
mengabaikan
anakn tanpa adanya stimulasi dan pendidikan
¨
menyuruh anak mencari nafkah. Dampaknya adalah anak menjadi rendah diri,
tidak bisa bergaul, menjadi tambah nakal, tidak berani melakukan apapun, serba
salah, prestasi belajar menurun, melampiaskan kemarahan kepada orang lain atau
melakukan kegiatan buruk dan sebagainya.
Penganiayaan secara seksual
adalah kontak
seksual yang dilakukan oleh orang yang
lima tahun atau lebih dari korban yang dilakukan dengan paksaan atau
bujukan.
¨
Kontak seksual bisa seperti menyentuh dan meraba bagian yang
memuaskan sipelaku, melakukan hubungan intim, pemasukan alat tertentu atau alat
kelamin ke mulut atau anus, pemerkosaan, pelacuran ana-anak dan melibatkan anak
dalam pornografi (pedofilia).
¨
Perilaku yang bisa muncul adalah
memasukan penis ke anus atau vagina, memasukan alat (misalnya jari) ke anus
atau vagina, meraba-raba alat kelamin korban, melakukan masturbasi di depan
korban, memperlihatkan alat kelamin pada korban dan memperlihatkan gambar porno
pada korban.
Penganiayaan orang yang sudah tua
Penganiayaan
atau penelantaran orang yang sudah tua, baik secara fisik, emosi dan psikologis, verbal, perawatan di
rumah maupun tidak dibawa berobat dan seringkali diancam.
¨
Seringkali disebabkan orang yang merawat
merasa stres, jenuh, frustasi
Penganiayaan wanita
Trauma berulang
kali yang dialami wanita karena adanya penganiayaan secara fisik, seksual dan
atau pelecehan psikologis dari pasangannya.
Penganiayaan pria
Jarang terjadi
karena pria bisa mentoleransi perilaku pasangannya. Sering terjadi adalah
pelecehan secara emosional.
Apa penyebab orang suka penganiaya ?
Menurut para ahli :
A. Teori psikoanalisa
1.
Pada dasarnya manusia punya kekerasan
atau sikap agresif dalam dirinya.
2.
Sikap agresif timbul karena ada
kebutuhan tidak terpenuhi
B. Teori neuropsikologikal
1.
Sikap agresif timbul karena adanya
fungsi kerja sistem limbik dan
neurotransmitter
2.
adanya gangguan pada pusat tidur atau
sistem hipotalamus – pituitari-adrenokortical
C. Teori belajar sosial
Sikap agresif
timbul atau dipelajari darinya adanya contoh, melihat dan mengalami lansung.
Contoh yang bisa dilihat adalah di keluarga sendiri, mass media dan lingkungan
sosial misalnya, hidup di terminal, dijalanan dan sebagainya.
D. Teori Sosial
Kekerasan timbul
karena adanya pengaruh sikap terhadap kekerasan, struktur sosial, masyarakat
yang frustasi dan rerpecah-pecah.
¨
Masyarakat terbiasa melihat kekerasan di
TV dan film
¨
Adanya stres dalam persaingan dan
tekanan ekonomi.
¨
Orang juga merasa bahwa kekerasan itu
sudah biasa dalam persaingan hidup
¨
karena ada pendapat di masyarakat
sekarang bahwa boleh kita menghajar orang yang bikin onar.
3.
Kondisi keluarga :
¨
Keluarga yang mengalami isolasi,
misalnya karena dicap keluarga yang tidak benar
¨
anak bukan anak yang diharapkan,
kepribadiannya lemah atau tidak cerdas, anak sakit kronis atau cacat
¨
Keluarga sedang mengalami masalah besar
¨
orang tua juga pada masa kecilnya
dianiaya
¨
faktor budaya yang mengatakan anak harus
patuh pada orang tua
¨
orang tua mengalami gangguan juwa
¨
keluarga sudah terbiasa dengan kekerasan
dalam menyelesaikan masalah.
E. FAKTOR PSIKOSOSIAL
Faktor
psikologis si penganiaya, yaitu :
¨
Orang yang diisolasi keluarga dan teman
¨
Bervariasi hubungannya dengan anggota
keluarga, ada yang positif, ada yang negatif
¨
Impulsif dan pemarah
¨
Memiliki pengharapan yang besar pada
anaknya
¨
Sedaang mengalami stres, baik yang
aktual maupun yang dipersepsikan
¨
memiliki kepribadian yang lemah
¨
tidak hidup dalam keluarga besar
sehingga tidak tokoh panutan dalam mendidik anak
F. TEORI SISTEM
Berpendapat
bahwa kekerasan pada keluarga merupakan bagian dari struktur keluarga, sosial
yang penuh dengan kekerasan. Faktor-Faktor yang mendukung teori sistem ini :
1.
Konflik, frustasi, struktur keluarga
merupakan penyebab
2.
Banyak kekerasan dalam keluarga tidak
dilaporkan
3.
Banyak kekerasan dalam keluarga
disangkal atau dianggap tidak ada
4.
Kekekerasan dipelajari sejak masa kecil,
melihat orang tua, saudara sekandung dan orang disekitarnya
5.
Anak mempelajari dari melihat langsung
dan dari mass media
6.
Kekerasan selalu mendapatkan hasil
sehingga sering dipakai
7.
Orang sudah dicap sebagai pelaku
kekerasan, sehingga akan terus melakukannya lagi
G. PANDANGAN KAUM FEMINIST
¨
Penganiayaan itu karena ada prinsip
patrilinial
¨
Wanita hanya subordinat
¨
Penganiaya mengalami kepuasan
(masosistik)
¨
Wanita merasa dia layak dianiaya karena
dirinya tidak baik
H. PERSPEKTIF PSIKOLOGIS SOSIAL
¨
Wanita yang dianiaya pada waktu kecil,
cenderung akan mencari pria yang suka “penganiaya”
¨
Orang dari keluarga yang terbiasa dengan
kekerasan, akan menganggap kekerasan adalah bentuk komunikasi
G. PERAN STRES
Kekerasan
disebabkan adanya perubahan gaya hidup, penyakit, stres pada kehidupan, konflik
atau adanya isolasi dari lingkungan dan faktor ekonomi
H. PERAN KOPING DAN ADAPTASI
Kekerasan timbul
karena adanya koping yang tidak konstruktif dan ketidakmampuan dalam adaptasi.
Faktor penyebabnya adalah :
¨
Ketidakjelasan peran dalam keluaarga
¨
ketidak seimbangan dalam kekuasaan
¨
ketidakpuasan dalam perkawinan
¨
Kecanduan obat atau alkohol
¨
Parenting tidak dikuasai, sulit
melakukan hubungan yang akrab
Apakah dampak penganiayaan ?
A. Dampak jangka pendek
1. Pada keluarga
¨
Berteriak, membentak, kata-kata kasar
¨
disiplin kaku, penuh hukuman
¨
anggota keluarga diisolasi
¨
pengharapan yang tidak realistik
¨
banyak ketidaksamaan pendapat
¨
peran tidak jelas
¨
mengeluarkan kekuasaan
2. Pada anak-anak
|
Perilaku
|
Emosi
|
Kognitif
|
Interpersonal
|
|
- Pemarah
- Agresif
- Merusak diri
- Antisosial, nakal sekali, kejam
- Penyimapngan perilaku seksual
- psikosomatik, keluhan somatik
|
- depresi
- kecemasan
- ketakutan dan fobia
- psikosis
- gangguan proses pikir
|
- mudah teralih perhatiannya
- tidak bisa konsentrasi
- mudah lupa
- tidak mampu menilah
|
- tidak punya teman
- hubungan dalam keluarga penuh
konflik
- tidak dihargai
|
3. Pada wanita
|
Fisik
|
Emosi
|
Kognitif
|
|
- memar, bengkak
- robek, fraktur
- hematom
- mata hitam, - cidera pada
perut
- luks bakar
|
- depresi
- kecemasan
- merasa terperangkap
- harga diri rendah
|
- mudah teralih perhatiannya
- tidak bisa konsentrasi
- merasa memang dia yang salah
- tidak mampu menilai
|
4. Pada orang yang sudah tua
¨
tanda
dan gejala sama dengan pada remaja
B. JANGKA PANJANG
1. PADA ANAK-ANAK
¨
tidak mampu menjalin hubungan
interpersonal, gangguan kognitif dan tumbuh kembang sampai seumur hidup
¨
sukar percaya orang lain, tidak punya
otonomi dan inisiatif, tidak bisa merawat diri, tidak puas dalam hidupnya
¨
punya rasa takut akan ditolak atau
disalahgunakan
¨
tanpa intervensi, bisa saja menjadi
penganiaya keluarganya lagi
2. Pada wanita
¨
trauma fisik bisa lama atau cacat
¨
psikologis : pasif, harga diri rendah,
tidak mampu marah atau marah mengarah diri sendiri, tidak bisa merawat diri
¨
mengalami isolasi sosial, keuangan
tergantung pasangan, punya rasa bersalah
¨
merasa selalu takut, cemas, tidak
tenang, tidak mampu mengkoping
¨
tidak ada dukungan sosial, disfungsi
seksual, gangguan afektif, stres
3. Orang yang sudah tua
¨
Dampaknya, patah, cidera, dehidrasi,
gangguan elektrolit
¨
merasa tidak berdaya, putus asa,
¨
depresi, suidcide, bergantung pada
penganiaya agar tidak dianiaya lagi
TERAPI MODALITAS
A. Intervensi untuk keluarga dan orang
tua
¨
Orang tua yang menganiaya mungkin punya
sifat : harga diri rendah, depresi, ketergantungan, tidak dewasa, peka, mudah
curiga dan tidak ada empati, gangguan keuangan, gap generasi, mitos (anak harus
patuh), punya masalah keluarga
¨
Intervensi :
-
mengajar manajemen stres dalam
menghadapi anak dan konflik
-
melibatkan tim kesehatan lainnya
B. Intervensi dimana seluruh keluarga
kumpul dan diterapi
C. Terapi individual :
-
psikoanalisa, terapi menurunkan stres,
terapi perilaku, terapi kognitif
D. Terapi pasangan
-
belajar mengekspresikan perasaan,
mendengar orang lain, belajar bicara asertif
E. Terapi keluarga
-
Seluruh keluarga diwawancara, diberi
batasan peran, fungsi dan tanggung jawab agar semua bisa berubah
F. Terapi kelompok
-
orang tua belajar bergaul, menggunakan
koping, saling mendukung, belajr mengatasi konflik dengan sesama penganiaya
G. Terapi pada
anak-anak
-
art therapy, terapi kelompok, terapi
invidu, terapi bermain, pelatihan emosi
-
memberikan pendidikan atau sekolah
khusus
PROSES
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Perhatikan : fungsi dan struktur keluarga, peran seksual, kemampuan bergaul
setiap anggota keluarga, kemampuan menjalankan tugas, koping, dukungan
keluarga, stres, frustasi dan kemarahan keluarga.
DIAGNOSA KELUARGA
Kecemasan, koping keluarga tidak efektif, koping individu tidak efektif,
ketakutan, gangguan tunbuh kembang, tidak berdaya dan sebagainya
PERENCANAAN/PELAKSANAAN
Buat perencanaan/pelaksanaan secara individual, dengan pasangan dan
akhirnya dengan keluarga
EVALUASI
Keluarga tidak ada yang melakukan atau korban penganiayaan, anak dapat
bergaul, berprestasi dan merasa hidup dengan tenang dan nyaman
Bagaimana menghukum anak tapi tidak
termasuk menganiaya ?
1.
Konsisten. Bila salah diberi hukuman,
maka bila berbuat lagi, beri hukuman yang sama. Kalau dikatakan, tidak boleh
main keluar selama 1 hari, maka kurung anak dalam rumah selama satu hari.
2.
Di strap. Anak disuruh duduk diam atau
berdiri selama 3- 5 menit. Setelah itu jelaskan mengapa kita menghukumnya dan
jelaskan perilaku yang mana yang seharusnya dilakukan. Misalnya, kamu pukul
mama, maka mama suruh berdiri. Kalau pukul mama lagi, maka kamu akan berdiri
lagi.
3.
Jelaskan dampak dari setiap perilakunya
yang berbahaya.
4.
Pura-pura tidak tahu perilakunya, asal
bukan yang berbahaya. Misalnya, minta pisau terus menerus. Orang tua pura-pura
tidak dengar atau tidak memberi respon. Anak biasanya merengek terus, atau
meminta benda-benda lain selama 3 – 4 kali sehari. Orang tua tetap konsisten
sehingga anak belajar bahwa tidak semua keinginannya harus dipenuhi.
5.
Berilah hukuman yang mendidik, misalnya
tidak boleh nonton TV, uang jajan dikurangi, tidak boleh main, membersihkan
halaman, mencat kursi, membersihkan rumah dan sebagainya. Ambilah kata sepakat
dengan seisi rumah supaya hukuman tetap dilaksanakan.
6.
Berikan dua pilihan yang positif,
misalnya simpan pisau di lemari atau di atas rak piring. Dua-duanya berarti
menyimpan pisau. Bukan : Simpan, tidak itu pisau !
7.
Puji setiap perbuatanya yang benar atau kemajuan yang telah dibuatnya.
Misalnya : Nah, sekarang kamu sudah simpan pisaunya, itu baru anak baik. Atau “
akhir-akhir ini mama lihat, kamu tidak suka mainan pisau, nah itu baru anak
jagoan, bisa jaga diri.
8.
Hukuman fisik adalah jalan paling akhir
dan sebisa mungkin dihindari karena selain berbahaya pada anak, anak juga akan
belajar memakai cara ini untuk menyelesaikan masalah. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam memberikan hukuman fisik :
·
Pukulah dengan telapak tangan, jangan
dengan lidi atau ikat pinggang
·
Pukulah kaki atau pantat, jangan pipinya
·
Jangan lebih dari satu kali
·
Jangan pukul anak bila belum bisa jalan
·
Jangan pukul lebih dari satu kali sehari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar