Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA




Definisi :
Seangkaian perilaku yang dilakukan anggota keluarga, yang  mengarah pada penganiayaan secara fisik, emosional dan seksual atau serangkaian perilaku yang menbuat anggota leluarga terlantar. Penganiayaan bisa kepada anak, pasangan hidup maupun orang yang sudah tua.

Incest : 
¨           bagian penganiayaan seksual, termasuk kasus kriminal

¨           Hubungan seksual yang dilaku dengan orang yang masih berhubungan darah, baik sekandung amupun tiri dan juga dilakukan pada keluarga yang diadopsi

Penganiayaan Anak
¨     penganiayaan pada fisik sehingga menghasilkan kerusakan sementara atau permanen. Penganiayaan menyebabkan nyeri hebat dan biasanya disertai mengisolasikan anak dan banyak cidera yang sukar disebabkan penyebabnya.

¨     bisa hanya sekali, tetapi sering berulang kali.

¨     Bisa seperti pukulan, tendangan, tamparan, diikat, disiram air panas, dibenturkan ke dinding, dibakar dengan rokok atau seterika, dipukul dengan alat tertentu dan sebagainya. Dampaknya adalah luka memar, benjol, dislokasi, patah, gigi patah, rambut rontok karena dijambak, luka organ dalam, trauma kepala, luka bakar, luka kena pisau, silet atau benda tajam lainnya.
Kelalaian
Penelantaran berarti  tidak bisa memenuhi kebutuhan anak seperti makanan, perumahan yang layak, pakaian, pendidikan, perawatan kesehatan dan perawatan emosional

 Jenis perilaku yang menunjukkan kelalaian
1.     Lalai melindungi
¨     anak sampai tertelan racun, banyak kecelakaan, tidak memberi keamanan dan tidak diawasi

2.     Lalai menjaga kesehatan fisik
¨     Gagal menyediakan makanan, pakaian, rumah, jeni sesuai dietnya, temapt bersih, tidak mengimunisasi, tidak merawat giginya, tidak menyediakan alat bantu bila dia buta atau tuli

3. Lalai menjaga kesehatan
¨     Tidak memeriksa kesehatan anak secara rutin, tidak membawa anak berobat, tidak mencegah komplikasi

    4.  Lalai terhadap emosi
¨     Gagal menyediakan perawatan emosional, tidak memberi dukungan
¨     mengalami gangguan tumbuh kembang, depresi, prestasi sekolohn buruk
¨     ada gejala psikiatri : menarik diri, fobia, hiperaktif, suka cari perhatian, tidak bisa bergaul atau percaya orang


Penganiayaan secara emosi

Penganiayaan secara emosi yang disertai dengan kekerasan, bersifat sengaja.




Ada lima area, yaitu :

¨           penolakan (dikatakan anak bodoh, pembawa sial, kamu tidak seperti kakakmu, kamu penyebab ibumu meninggal, anak haram, atau dihina dengan kata-kata kasar, selalu dipersalahkan, dicap anak nakal)

¨            memisahkan anak dari orang lain atau teman sebayanya (tidak boleh keluar rumah, dikurung)

¨            menakut-nakuti atau mnciptakan lingkungan yang menakutkan

¨            mengabaikan anakn tanpa adanya stimulasi dan pendidikan

¨            menyuruh anak mencari nafkah.  Dampaknya adalah anak menjadi rendah diri, tidak bisa bergaul, menjadi tambah nakal, tidak berani melakukan apapun, serba salah, prestasi belajar menurun, melampiaskan kemarahan kepada orang lain atau melakukan kegiatan buruk dan sebagainya.

Penganiayaan secara seksual
adalah kontak seksual yang dilakukan oleh orang yang  lima tahun atau lebih dari korban yang dilakukan dengan paksaan atau bujukan.

¨     Kontak seksual bisa  seperti menyentuh dan meraba bagian yang memuaskan sipelaku, melakukan hubungan intim, pemasukan alat tertentu atau alat kelamin ke mulut atau anus, pemerkosaan, pelacuran ana-anak dan melibatkan anak dalam pornografi (pedofilia).

¨     Perilaku yang bisa muncul adalah memasukan penis ke anus atau vagina, memasukan alat (misalnya jari) ke anus atau vagina, meraba-raba alat kelamin korban, melakukan masturbasi di depan korban, memperlihatkan alat kelamin pada korban dan memperlihatkan gambar porno pada korban.

Penganiayaan orang yang sudah tua
Penganiayaan atau penelantaran orang yang sudah tua, baik secara fisik,  emosi dan psikologis, verbal, perawatan di rumah maupun tidak dibawa berobat dan seringkali diancam.

¨     Seringkali disebabkan orang yang merawat merasa stres, jenuh, frustasi

Penganiayaan wanita
Trauma berulang kali yang dialami wanita karena adanya penganiayaan secara fisik, seksual dan atau pelecehan psikologis dari pasangannya.

Penganiayaan pria
Jarang terjadi karena pria bisa mentoleransi perilaku pasangannya. Sering terjadi adalah pelecehan secara emosional.


Apa penyebab orang suka penganiaya ?
Menurut para ahli :
A. Teori psikoanalisa
1.     Pada dasarnya manusia punya kekerasan atau sikap agresif dalam dirinya.
2.     Sikap agresif timbul karena ada kebutuhan tidak terpenuhi

B. Teori neuropsikologikal
1.     Sikap agresif timbul karena adanya fungsi kerja sistem limbik dan  neurotransmitter
2.     adanya gangguan pada pusat tidur atau sistem hipotalamus – pituitari-adrenokortical

C. Teori belajar sosial
Sikap agresif timbul atau dipelajari darinya adanya contoh, melihat dan mengalami lansung. Contoh yang bisa dilihat adalah di keluarga sendiri, mass media dan lingkungan sosial misalnya, hidup di terminal, dijalanan dan sebagainya.

D. Teori Sosial
Kekerasan timbul karena adanya pengaruh sikap terhadap kekerasan, struktur sosial, masyarakat yang frustasi dan rerpecah-pecah.
¨     Masyarakat terbiasa melihat kekerasan di TV dan film
¨     Adanya stres dalam persaingan dan tekanan ekonomi.
¨     Orang juga merasa bahwa kekerasan itu sudah biasa dalam persaingan hidup
¨     karena ada pendapat di masyarakat sekarang bahwa boleh kita menghajar orang yang bikin onar.

3.     Kondisi keluarga :
¨     Keluarga yang mengalami isolasi, misalnya karena dicap keluarga yang tidak benar
¨     anak bukan anak yang diharapkan, kepribadiannya lemah atau tidak cerdas, anak sakit kronis atau cacat
¨     Keluarga sedang mengalami masalah besar
¨     orang tua juga pada masa kecilnya dianiaya
¨     faktor budaya yang mengatakan anak harus patuh pada orang tua
¨     orang tua mengalami gangguan juwa
¨     keluarga sudah terbiasa dengan kekerasan dalam menyelesaikan masalah.

E. FAKTOR PSIKOSOSIAL
Faktor psikologis si penganiaya, yaitu :
¨     Orang yang diisolasi keluarga dan teman
¨     Bervariasi hubungannya dengan anggota keluarga, ada yang positif, ada yang negatif
¨     Impulsif dan pemarah
¨     Memiliki pengharapan yang besar pada anaknya
¨     Sedaang mengalami stres, baik yang aktual maupun yang dipersepsikan
¨     memiliki kepribadian yang lemah
¨     tidak hidup dalam keluarga besar sehingga tidak tokoh panutan dalam mendidik anak

F. TEORI SISTEM
Berpendapat bahwa kekerasan pada keluarga merupakan bagian dari struktur keluarga, sosial yang penuh dengan kekerasan. Faktor-Faktor yang mendukung teori sistem ini :
1.     Konflik, frustasi, struktur keluarga merupakan penyebab
2.     Banyak kekerasan dalam keluarga tidak dilaporkan
3.     Banyak kekerasan dalam keluarga disangkal atau dianggap tidak ada
4.     Kekekerasan dipelajari sejak masa kecil, melihat orang tua, saudara sekandung dan orang disekitarnya
5.     Anak mempelajari dari melihat langsung dan dari mass media
6.     Kekerasan selalu mendapatkan hasil sehingga sering dipakai
7.     Orang sudah dicap sebagai pelaku kekerasan, sehingga akan terus melakukannya lagi

G. PANDANGAN KAUM FEMINIST
¨     Penganiayaan itu karena ada prinsip patrilinial
¨     Wanita hanya subordinat
¨     Penganiaya mengalami kepuasan (masosistik)
¨     Wanita merasa dia layak dianiaya karena dirinya tidak baik

H. PERSPEKTIF PSIKOLOGIS SOSIAL
¨     Wanita yang dianiaya pada waktu kecil, cenderung akan mencari pria yang suka “penganiaya”
¨     Orang dari keluarga yang terbiasa dengan kekerasan, akan menganggap kekerasan adalah bentuk komunikasi

G. PERAN STRES
Kekerasan disebabkan adanya perubahan gaya hidup, penyakit, stres pada kehidupan, konflik atau adanya isolasi dari lingkungan dan faktor ekonomi

H. PERAN KOPING DAN ADAPTASI
Kekerasan timbul karena adanya koping yang tidak konstruktif dan ketidakmampuan dalam adaptasi. Faktor penyebabnya adalah :
¨     Ketidakjelasan peran dalam keluaarga
¨     ketidak seimbangan dalam kekuasaan
¨     ketidakpuasan dalam perkawinan
¨     Kecanduan obat atau alkohol
¨     Parenting tidak dikuasai, sulit melakukan hubungan yang akrab


Apakah dampak penganiayaan ?
A. Dampak jangka pendek

1. Pada keluarga
¨    Berteriak, membentak, kata-kata kasar
¨    disiplin kaku, penuh hukuman
¨    anggota keluarga diisolasi
¨    pengharapan yang tidak realistik
¨    banyak ketidaksamaan pendapat
¨    peran tidak jelas
¨    mengeluarkan kekuasaan

2. Pada anak-anak

Perilaku
Emosi
Kognitif
Interpersonal
- Pemarah
- Agresif
- Merusak diri
- Antisosial,       nakal sekali, kejam
- Penyimapngan perilaku seksual
- psikosomatik, keluhan somatik

- depresi
- kecemasan
- ketakutan dan fobia
- psikosis
- gangguan proses pikir
- mudah teralih perhatiannya
- tidak bisa konsentrasi
- mudah lupa
- tidak mampu menilah
- tidak punya teman
- hubungan dalam keluarga penuh konflik
- tidak dihargai

3. Pada wanita

Fisik
Emosi
Kognitif
- memar, bengkak
- robek, fraktur
- hematom
- mata hitam, - cidera pada perut
- luks bakar
- depresi
- kecemasan
- merasa terperangkap
- harga diri rendah

- mudah teralih perhatiannya
- tidak bisa konsentrasi
- merasa memang dia yang salah
- tidak mampu menilai

4. Pada orang yang sudah tua
¨    tanda dan gejala sama dengan pada remaja

B. JANGKA PANJANG
1. PADA ANAK-ANAK
¨     tidak mampu menjalin hubungan interpersonal, gangguan kognitif dan tumbuh kembang sampai seumur hidup
¨     sukar percaya orang lain, tidak punya otonomi dan inisiatif, tidak bisa merawat diri, tidak puas dalam hidupnya
¨     punya rasa takut akan ditolak atau disalahgunakan
¨     tanpa intervensi, bisa saja menjadi penganiaya keluarganya lagi

2. Pada wanita
¨     trauma fisik bisa lama atau cacat
¨     psikologis : pasif, harga diri rendah, tidak mampu marah atau marah mengarah diri sendiri, tidak bisa merawat diri
¨     mengalami isolasi sosial, keuangan tergantung pasangan, punya rasa bersalah
¨     merasa selalu takut, cemas, tidak tenang, tidak mampu mengkoping
¨     tidak ada dukungan sosial, disfungsi seksual, gangguan afektif, stres

3. Orang yang sudah tua
¨     Dampaknya, patah, cidera, dehidrasi, gangguan elektrolit
¨     merasa tidak berdaya, putus asa,
¨     depresi, suidcide, bergantung pada penganiaya agar tidak dianiaya lagi


TERAPI MODALITAS

A. Intervensi untuk keluarga dan orang tua
¨     Orang tua yang menganiaya mungkin punya sifat : harga diri rendah, depresi, ketergantungan, tidak dewasa, peka, mudah curiga dan tidak ada empati, gangguan keuangan, gap generasi, mitos (anak harus patuh), punya masalah keluarga
¨     Intervensi :
-         mengajar manajemen stres dalam menghadapi anak dan konflik
-         melibatkan tim kesehatan lainnya

B. Intervensi dimana seluruh keluarga kumpul dan diterapi
C. Terapi individual :
-         psikoanalisa, terapi menurunkan stres, terapi perilaku, terapi kognitif

D. Terapi pasangan
-         belajar mengekspresikan perasaan, mendengar orang lain, belajar bicara asertif
E. Terapi keluarga
-         Seluruh keluarga diwawancara, diberi batasan peran, fungsi dan tanggung jawab agar semua bisa berubah

F. Terapi kelompok
-         orang tua belajar bergaul, menggunakan koping, saling mendukung, belajr mengatasi konflik dengan sesama penganiaya

G. Terapi pada anak-anak
-         art therapy, terapi kelompok, terapi invidu, terapi bermain, pelatihan emosi
-         memberikan pendidikan atau sekolah khusus

PROSES KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Perhatikan : fungsi dan struktur keluarga, peran seksual, kemampuan bergaul setiap anggota keluarga, kemampuan menjalankan tugas, koping, dukungan keluarga, stres, frustasi dan kemarahan keluarga.

DIAGNOSA KELUARGA
Kecemasan, koping keluarga tidak efektif, koping individu tidak efektif, ketakutan, gangguan tunbuh kembang, tidak berdaya dan sebagainya

PERENCANAAN/PELAKSANAAN
Buat perencanaan/pelaksanaan secara individual, dengan pasangan dan akhirnya dengan keluarga


EVALUASI
Keluarga tidak ada yang melakukan atau korban penganiayaan, anak dapat bergaul, berprestasi dan merasa hidup dengan tenang dan nyaman

Bagaimana menghukum anak tapi tidak termasuk menganiaya ?
1.     Konsisten. Bila salah diberi hukuman, maka bila berbuat lagi, beri hukuman yang sama. Kalau dikatakan, tidak boleh main keluar  selama 1 hari, maka  kurung anak dalam rumah selama satu hari.

2.     Di strap. Anak disuruh duduk diam atau berdiri selama 3- 5 menit. Setelah itu jelaskan mengapa kita menghukumnya dan jelaskan perilaku yang mana yang seharusnya dilakukan. Misalnya, kamu pukul mama, maka mama suruh berdiri. Kalau pukul mama lagi, maka kamu akan berdiri lagi.

3.     Jelaskan dampak dari setiap perilakunya yang berbahaya.

4.     Pura-pura tidak tahu perilakunya, asal bukan yang berbahaya. Misalnya, minta pisau terus menerus. Orang tua pura-pura tidak dengar atau tidak memberi respon. Anak biasanya merengek terus, atau meminta benda-benda lain selama 3 – 4 kali sehari. Orang tua tetap konsisten sehingga anak belajar bahwa tidak semua keinginannya harus dipenuhi.

5.     Berilah hukuman yang mendidik, misalnya tidak boleh nonton TV, uang jajan dikurangi, tidak boleh main, membersihkan halaman, mencat kursi, membersihkan rumah dan sebagainya. Ambilah kata sepakat dengan seisi rumah supaya hukuman tetap dilaksanakan.

6.     Berikan dua pilihan yang positif, misalnya simpan pisau di lemari atau di atas rak piring. Dua-duanya berarti menyimpan pisau. Bukan : Simpan, tidak itu pisau !

7.     Puji setiap perbuatanya yang  benar atau kemajuan yang telah dibuatnya. Misalnya : Nah, sekarang kamu sudah simpan pisaunya, itu baru anak baik. Atau “ akhir-akhir ini mama lihat, kamu tidak suka mainan pisau, nah itu baru anak jagoan, bisa jaga diri.

8.     Hukuman fisik adalah jalan paling akhir dan sebisa mungkin dihindari karena selain berbahaya pada anak, anak juga akan belajar memakai cara ini untuk menyelesaikan masalah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan hukuman fisik :
·        Pukulah dengan telapak tangan, jangan dengan lidi atau ikat pinggang
·        Pukulah kaki atau pantat, jangan pipinya
·        Jangan lebih dari satu kali
·        Jangan pukul anak bila belum bisa jalan
·        Jangan pukul lebih dari satu kali sehari

Tidak ada komentar: