Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

GANGGUAN ALAM PERASAAN




Tujuan Instruksional Khusus
Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa diharapkan  mampu :
  1. Menjabarkan pengertian marah yang dikaitkan dengan adanya kecemasan karena merasa terancam 
  2. Menggambarkan kontimun perilaku kekerasan karena marah
  3. Membandingkan konsep-konsep teori yang berhubungan faktor predisposisi perilaku kekerasan karena marah.
  4. Mengenali faktor-faktor pencetus yang berhubungan dengan perilaku kekerasan karena marah.
  5. Membedakan pengertian perilaku asertif, pasif agresif, agresif
  6. Menenali koping pada orang dengan perilaku kekerasan karena marah.
  7. Merumuskan diagnosa keperawatan  orang dengan perilaku kekerasan karena marah.
  8. Menyusun tujuan jangka panjang dan jangka pendek rencana keperawatan pada orang dengan perilaku kekerasan karena marah.
  9. Mengkaji pentingnya evaluasi proses keperawatan pada orang dengan perilaku kekerasan karena marah.

Deskripsi singkat : Dalam pertemuan ini mahasiswa mampu memahami reaksi manusiawi yang normal terhadap rangsang tertentu yang membuat orang tersinggung harga dirinya / membuat kecewa dan frustasi karena segala sesuatu tidak berjalan seperti yang diinginkan. Marah bisa mengakibatkan perilaku kekerasan yang diarahkan kepada diri sendiri, lingkungan atau orang lain. Dampak dari mawah ini  sering disebut istilah perilaku kekerasan.
Materi ini berguna untuk mahasiswa ketika mereka harus memberikan proses keperawatan kepada klien dengan perilaku kekerasan dan dapat juga melibatkan keluarga dalam merawat klien.

Bahan Bacaan :
  1. Antai-Otong, D., (1995), Psychiatric Nursing, Biological and Behavioral Concepts, Philadelphia: W.B. Saunders Company Year Book
  2. Capernito, L.J ( 1995 ), Buku saku diagnosa keperawatan (ed. Indonesia), Jakarta, EGC
  3. Fortinash, C.M dan Holloday,P.A (1991), Psychiatric nursing care plan, St.Louis: CV. Mosby Year Book
  4. Keliat dan Akemat, (2002), Keperawatan jiwa, terapi aktivitas kelompok, Jakarta, EGC
  5. Townsend, M.C., (2005), Essntials of Psychiatric Mental Health Nursing, 3rd edition,  Philadelphia: F.A. Davis Company
  6. Rawlins, R.P., Williams, S.R., dan Beck, C.K. (1993), Mental-helath-psychiatirc: a holostic life-cycle approach. St.Louis: C.V. Mosby Year Book
  7. Stuart,G.W dan Sundeen, S.J (1995), Principles and practice of psychiatric nursing, (7th ed). St.Louis: C.V. Mosby Year Book
  8. Stuart,G.W dan Laria, M.T. (2001), Principles and practice of psychiatric nursing, ed. fith, St.Louis: C.V. Mosby Year Book




























ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
GANGGUAN ALAM PERASAAN


Variasi atau fluktuasi alam perasaan merupakan kejadian yang dominan dalam eksistensi manusia. Ini menandakan bahwa orang itu dapat terlibat dalam dunia sekitarnya dan berespon. Alam perasaan atau mood  (afek, perasaan dan emosi) adalah kondisi emosi yang lama dan mempengaruhi kepribadian dan fungsi hidup. Fungsi adaptif emosi itu ada  empat yaitu komunikasi sosial, karena fisiologis, kesadaran subyektif dan pertahanan psikodinamika. Komponen sosial komunikasi sosial seperti menangis, gerakan tubuh, mimik wajah, sentuhan yang bisa mempererat hubungan antar manusia. Mood depresi bisa disebabkan pengaruh susunan syaraf pusat, hormonal dan sistm neuroendokrin. Komponen subyektif emosi manusia diyakini sebagai fungsi penting untuk menetapkan tujuan dan kemampuan menilai.untuk menilah perilaku yang sedang dilakukan terutama membantu membedakan antara nilai – nilai diri dengan orang lain. Terakhir fungsi adaptif emosi adalah sebagai pertahanan psikodinamika baik secara sadar maupun tidak sadar.

Kontinum Respon Emosi

Respon adaptif                                                     Respon maladapatif


 



Emosi         reaksi berkabung supresi        reaksi                     depresi / mania
yang            yang tidak selesai          emosi          berkabung
responsif                                                    berkepanjangan


Pada saat sehat atau adaptif, emosi manusia sangat berespon pada dunia sekitarnya, dia mampu terbuka pada perasaannya, bisa membedakkan internal dan  eksternal, mampu menerima umpan balik sehingga manusia itu mampu belajar dari lingkungannya sehingga dia bisa berfungsi dalam hidupnya. Masih dalam respon yang adaptif adalah reaksi berkabung yang tidak selesai. Dikatakan adaptif karena  orang tersebut masih mampu beradaptif terhadap stres dan mampu menyadari aspek yang hilang. Respon maladaptif dimulai dengan emosi yang disupresikan, dimulai dengan mengingkari perasaannya dan menyimpan semua perasaannya. Supresi yang lama akan mengakibatkan reaksi berkabung yang berkepanjangan dan orang itu tidak bisa berfungsi efektif. Rerspon maladaptif yang parah adalah gangguan alam perasaan yang menetap, menonjol, mmempengaruhi fungsi sosial dan psikologis yang disebut mania atau depresi.

Tahap-Tahap  Gangguan Alam Perasaan
  1. Berkabung (grief)
Merupakan emosi subyektif  karena kehilangan. Berkabung merupakan kondisi emosi yang paling kuat dirasakan individu dan mencakup semua aspek kehidupan manusia. Pada kondisi ini kehidupan normal dihentikan,  fokus pada kehilangan. Kemampuan menghadapi kehilangan dipengaruhi tumbuh kembang,  pengalaman, dan dukungan keluarga dalam tumbuh kembang,  makna aspek yang hilang Selama banyak mengalami kehilangan, keluarga selalu mendukung, dia selalu menghadapi tantangan kehilangan maka orang tersebut semakin kuat dalam menghadapi kehilangan dan melewati masa berkabung dengan cepat dan selesai.   Selama berkabung klien menarik diri, merasa  dirinya sendiri, fokus pada perasaan. Berkabung dianggap selesai bila obyekyang hilang sudah dilupakan, ikatan dengan obyek yang hilang sudah tidak ada dan ada hubungan baru.

2.   Reaksi Berkabung yang  Berkepanjangan
Ada dua jenis reaksi patologis dalam berkabung, yaitu berkabung yang berkepanjangan dan reaksi berkabung yang distorsi. Reaksi berkabung yang berkepanjangan  bisa ditandai dengan tidak adanya emosi apapun pada  saat berkabung. Perasaan  mengingkari ini bisa berlangsung bertahun-tahun. Reaksi berkabung yang distorsi  disebut depresi

3. Depresi / melankolis
-          Individu yang tidak murung dapat mengalami reaksi berkabung yang patologis yang disebut depresi atau melankolis yaitu reaksi yang berlebihan terhadap kesedihan dan  berkabung.  Faktor resiko orang mengalami depresi adalah riwayat keluarga alkoholik, masa kecil dengan lingkungan yang bermusuhan, tidak kondusif, pengalaman negatif, ada kematian / kehilangan, tidak ada hubungan intim, punya bayi kurang dari sebulan , punya  penyakit kronis, dan rasio wanita : pria  : 2 : 1.

4.  Mania
Tanda-tanda orang mengalami maniak adalah mood meningkat, meluas dan  peka. Hipomaniak adalah maniak menengah. Sering kali maniak dan  depresi bergantian datang. Sebenarnya maniak adalah bentuk depresi yang dicoba disangkal oleh klien sendiri,

Pengkajian
  1. Faktor Predisposisi
·         Faktor Genetik
Menurut teori ini, orang yang mengalami gangguan alam perasaan bisa disebabkan karena faktor keturunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan ini sering terjadi pada orang yang ada hubungan keluarga, cenderung pada yang kembar monozigot daripada dizigot, pada orang yang yang tidak mengalami faktor pencetus tapi ada keluarganya yang mengalami gangguan.

·         Teori agresif berbalik pada diri sendiri
Teori ini berdasarkan pada teori Freud yang mengatakan bahwa depresi merupakan kemarahan yang diarahkan pada diri sendiri karena berbagai alasan tidak bisa disampaikan pada orang yang tepat, kemarahan ini disertai rasa bersalah. Proses ini dimulai dengan kehilangan obyek yang dicintai. Orang ini merasa marah dan cinta pada saat bersamaan. Dia tidak bisa mengekspresikan perasaannya karena dia menganggap ini tidak tepat dan tidak rasional sehingga akhirnya kemarahan diarahkan pada diri sendiri.

·         Teori Kehilangan
Berdasarkan teori ini dikatakan bahwa depresi disebabkan adanya perpisahan traumatik dengan boyek yang dicintai. Perpisahan ini terjadi pada masa kanak-kanak sehingga ini menjadi faktor predisposisi ketika ada faktor pencetus kehilangan pada usia dewasa.

·         Teori Organisasi Kepribadian
Teori ini mengatakan bahwa depresi disebabkn karena adanya rasa rendah diri. Rasa rendah diri disebabkan klien merasa bergantung pada orang lain, Depresi juga bisa terjadi bila orang ini merasa tidak pernah mencapai tujuan, karena tujuan tidak realistis dan orang ini akan tampak  obsesif, arogan. Penyebab depresi juga karena orang ini tidak mau menyesuaikan pandangan dirinya dengan orang lain, misalnya hanya percaya pada nilai-nilai, adat dan keyakinannya.

·         Model Kognitif
Orang menjadi depresi karena proses pikirnya terganggu. Dia merasa dirinya, dunianya dan masa depannya  negatif. Perilakunya menjadi pesimis terhadap kemampuan dan masa depannya. Kondisi ini bisa berjalan cepat atau lambat dan bila tidak ditolong bisa mengakibatkan orang itu suicide

·         Model merasa diri sudah tidak tertolong lagi
Orang menjadi depresi karena dirinya sudah tidak dapat ditolong lagi dan dia tidak bisa menguasai hidupnya lagi, merasa tidak berdaya dan cenderung pasif dalam kehidupan sehari-hari.

·         Model Perilaku
Depresi disebabkan karena perilaku orang tersebut tidak bisa diterima lingkungan, dia merasa dirinya aneh dan lingkunganpun tidak bisa menerima perilakunya. Akhirnya orang itu jadi rendah diri bingung dan akhirnya mengalami depresi.

·         Model biologis.
Depresi disebabkan faktor-faktor fisologis dalam tubuh, misalnya pengaruh katekolamin, disfungsi endokrin, kortisol dam irama biologis. Pada orang depresi, katekolamin di sususnan saraf pusat, terutama norepinefrian berkurang dan pada orang maniak, katekolamin sangat berlebihan. Hormonal kortisol meningkat pada orang yang depresi. Irama biologis maksudnya pada saat tertentu orang itu mengalami depresi dan saat lain maniak dan ini terjadi spontan. Periode maniak atau depresi sama disetiap tahunnya.

  1. Faktor Presipitasi
Gangguan alam perasaan sering kalin karena adanya stres yang berat dan orang lain bisa melihatnya, tetapi bisa juga karena hal-hal biasa yang terjadi sehari-hari dan orang lain tidak merasakannya seperti kekecewaan, frustasi, dikritik  atau pertengkaran. Peristiwa ini kerap kali dirasakan dan menumpuk-numpuk menjadi beban. Berikutu ini akan dibahas lima stresor yang bisa menyebabkan gangguan alam perasaan.
a.       Kehilangan orang yang dicintai, kehilangan benda, kesehatan, status atau harga diri
b.      Kejadian yang lura biasa yang membuat berduka dialami pada tiga kali dalam kurun wakut 6 enam bulan
c.       Peran
·         Adanya konflik peran pada perkawinan seperti anggota keluarga yang dominan, pilihan karir atau ibu rumah tangga
·         Peran pengasuhan anak seperti pada saat punya bayi, pada saat mengasuh anak balita dan sebagainya
·         Peran di perkejaan seperti dukungan suami pada karir isteri, beban kerja, diskriminasi, jabatan baru, jabatan yang tidak sesuai.

d.      Sumber koping yang bisa mendukung terjadinya depresi adalah status ekonomi yang tidak memadai, tidak adanya dukungan keluarga, lingkungan sosial yang mengucilkan dan tidak mendukung seperti kemiskinan, diskriminasi, perumahan yang tidak memadai atau  ketimpangan sosial
e.       Perubahan fisiologis yang bisa menyebabkab depresi adalah penyakit kronis atau berat, pengaruh obat-obatan atau karena perubahan karena usia tua.


  1. Perilaku
a.   Perilaku karena reaksi berkabung yang tidak selesai adalah :
Fase I : ketidakseimbangan  yaitu pada orang itu mengalami syok dan tidak percaya. Orang itu mengalami kemarahan, menangis, meratap, merasa bersalah dan regresi.
Fase II : disorganisasi yaitu orang itu mulai berperilaku bekerja tidak beraturan, harga diri rendah, kesepian, takut, putus asa karena merasa kehilangan itu permanent.
Fase III : reorganisasi yaitu orang itu sudah menerima kehilangan, ikatan dengan obyek yang hilang sudah tidak kuat lagi, dia mulai menyusun rencana baru dan memulai hubungan yang baru.

b.      Perilaku karena reaksi berkabung yang berkepanjangan
Orang itu mulai memusuhi orang lain, berkabung berlebihan, merasa kosong dan tidak ada arti dalam waktu yang lama, tidak mampu mencurahkan kesedihan, harga diri rendah, mempertahankan barang-barang atau kenangan dengan yang hilang, selalu membicarakn obyek yang hilang dan tidak mau mengakui bahwa obyek itu sudah hilang.

            c.    Perilaku pada saat depresi
Orang itu sedih, lambat dalam beraktivitas, pola-pola dan respon hidup berubah, ada perubahan fisiologis seperti kurang tidur, kurang nafsu makan, penuruna hubungan seksual, psikosomatik, perubahan kognitif seperti ambivalensi, bingung, menyalahkan diri sendiri, perubahan afek seperti narah, cemas, apatis, putus asa atau kesepian, lama kelamaan bias suicide.



             d.   Perilaku pada saat mania
Orang ini merasa sangat percaya diri, ego diri tidak terbatas, merasa paling hebat, tidak punya rasa bersalah dan malu, tidak mengakui adanya bahaya, agresif dan banyak bergerak. Orang ini tidak semapt makan atau tidur sehingga berat badan turun dan bias dehidrasi.

  1. Mekanisme koping
Koping yang sering dipakai adalah introyeksi, mengingkari, supresi, represi, disosiasi

Diagnosa keperawatan
Isolasi sosial
Maniak

Diagnosa medik : Bipolar disorder, Cyclothymia, Mayor Depression, Dysthymia

Perencanaan dan Implementasi
Tujuan jangka panjang
Untuk klien yang proses berkabung tidak selesai, maka tujuan diarahkan untuk mengatasi proses berkabung / kehilangan dan menyusun pola hidup baru. (normalnya masa berkbaung selama  (6 – 12 bulan)

Tujuan jangka pendek
  1.    Mengulas kembali obyek yang hilang
  2. Mendiskusikan perasaan yang sebenarnya terhadap obyek yang hilang, misal  Marah atau Cinta
  3.  Mengulas kembali hubungan dengan obyek yang hilang dengan ekspresi yang berbeda, misal : bergembira, Menyesal.

Intervensi
  1. Intervensi pada reaksi berkabung yang tidak selesai
a.       Kesadaran diri
Perawat harus juga bisa menyelesaikan kehialngan-kehilangan yang dialaminya agar bisa obyektif dan mampu menolong klien. Perawat kontrol perasaannya sendiri

b.      Berikan bimbingan dalam menghadapi kehilangan (anticipatory guidance)
Caranya dengan membicarakan kehilangan yang akan dihadapi dengan keluarga dan klien sendiri. Kehilangan di masa lalu dibahas ulang agar klien dan keluarganya bisa belajar dan menghadapi dengan sikap dan koping yang lebih positif

c.       Dukung keluarga dan klien pada saat mengalami kehilangan dengan menemani mereka, minta bantuan dari teman dan keluarga, bantu secara spiritual, biarkan mereka mencurahkan isi hati dengan gaya mereka

d.      Kenali orang yang berisiko memberikan respon maladaptif dan beri bantuan dan perhatian leih khusus.

e.       Bantu klien nelewati masa berkabung dengan membiarkan mencurahkan isi hati, memakai koping yang positif, bantu dalam mengambil keputusan, beri semangat dan sebagainya.

f.       Ikutsertakan dalam kegiatan sosial dan dukungan sosial seperti gereja, kegiatan pengajian dan lainnya.

2    Intervensi pada klien depresi dan mania
    1. Lingkungan
Ciptakan lingkungan yang bisa mencegah klein bunuh diri dan perawat mengamati perasaan dan perilaku klien ayng terlihat cenderung mau bunuh diri atau klien tidak memikirkan bahaya pada lingkungannya.

    1. Hubungan perawat – klien
Pada orang depresi, perawat harus lembut, sabar, menerima dan bersifat hangat dan membuka pembicaraan. Perawat tetap memberi wakut walaupun klien diam dan menolak perawat. Pada klien yang maniak, mungkin dia akan mengganggu lingkungan dengan perilakunya dan mendominasi, oleh karena itu perawat harus tidk dimanipulatif klien, semua rencana dan tindakan sama diantara tim kesehatan, konsisten dan klien diberi peraturan yang jelas. Minta klien lain juga mengawasi klien.

    1. Intervensi afektif
Perawat tetap mengerti perasan sedih dan kemurungan klien, yakin bahwa klien bisa pulih walaupun perlu waktu. Perawat tidak menyalahkan klien dan membantu melewati masa-masa sulit. Pada klien maniak, perawat mengajarkan tehnik relaksasi dan bicara dengan tehnik-tehnik yang tepat sehingga klien bisa bekerja sama.

    1. Intervensi kognitif
Perawat harus merubah cara berpikir klien dari berpikir negatif dengan berpikir secara positif setiap masalah yang dihadapinya, meyakinkan bahwa pasti ada jalan keluar. Klien didampingi pada saat menganalisa perasaan atau masalahnya sehingga klien bisa berpikir logis.

    1. Intervensi Perilaku
Membantu klien menyusun kegiatan yang nyata, mempunyai tujuan dan ada jadwal kegiatan. Klien dibantu menyelesaikan tugas-tugasnya dan diberi pujian untuk setiap kemajuan.

    1. Intervensi sosial
Klien dianjurkan untuk menjabarkan perilakunya yang menghalangi berinteraksi, mengajarkan cara-cara berinteraksi, menganjurkan klien mencobanya dan membicarakan keuntungan kemampuan itu untuk hidupnya. Libatkan keluarga dan teman klien untuk pemulihan hubungan sosial.
    1. Intevensi fisiologis
Klien diberikan obat sesuai tanda dan gejala misalnya obat tidur, obat penenang da obat-obatan yang berhubungan dengan mood.  

Evaluasi
Klien tidak lagi berespon maladaptif dan mulai menjalankan hidup normal. Klien sudah menerima kehilangannya dan mulai memulai hidup baru dan hubungan baru dengan orang lain. Klien aktif iktu dalam kegiatan sosial dengan perasaan dan perilaku yang benar.

Pertanyaan Kunci
  1. Apakah pengertian orang dengan perilaku kekerasan karena marah. ?
  2. Sebutkan faktor-faktor penyebab klien berperilaku kekerasan.  ?
  3. Apa tanda-tanda secara fisik, emosi, sosial, intelektual dan spiritual orang dengan perilaku kekerasan karena marah. ?
  4. Apa saja intervensi pada orang dengan perilaku kekerasan karena marah.?
  5. Apa bentuk saja pendidikan yang bisa diberikan kepada keluarga ?

Tugas
  1. Setiap mahasiswa mencari artikel pada koran atau internet berita-berita tentang kekerasan yang dilakukan individu
  2. Analisalah apa faktor perdisposisi dan faktor pencetus yang membuat orang itu melakuan  perilaku kekerasan karena marah.












ASKEP GANGGUAN ALAM PERASAAN


v Variasi atau fluktuasi mood sangat dominan dalam kehidupan.
v Suasana mood juga mempengaruhi keaktifitas seperti seniman, ilmuan.
T    Mood : - Keadaaan emosional dalam waktu lama, yang mempengaruhi   kepribadian   dan fungsi hidup.
           - Sama dengan afek, perasaan, emosi.

Empat fungsi adaptif emosi :
1.     Komunikasi sosial
Misal : Menangis, postur tubuh ekspresi wajah, sentuhan.
                    Menunjukkan ikatan interpersonal : Ibu – anak.

2.     Penampakkan fisiologis
Misal : Meliputi sistem syaraf, pusat, sistem neuroendokrin.

3.     Kesadaran subyektif
Misal : Berfungsi dalam menetapkan tujuan dan kemampuan menilai.
            Membantu membedakan antara nilai – nilai diri dengan orang
             lain.

4.     Ketahanan psikodinanik
Misal : Menunjukkan tingkat kesadaran.


Kontinum respon emosi


Adaptif
Emosi yang responsif : - Responsif dengan dunia luar.
                                   - Bisa membedakkan internal & eksternal
                                   - Mampu belajar dari pengalaman
                                   - Mampu menerima umpan balik
                                 - Mampu berfungsi efektif

Reaksi berkabung          : Adaptif menghadapi stres karena kehilangan
 yang tidak selesai.                    Mampu menghadapi kenyataan kehilangan.

Maladaptif
Supresi emosi                :  Mengingkari perasaan, tidak bergaul,
                                            menginternalisasikan dunia sekitar.

Reaksi berkabung           : Tidak berfungsi efektif lagi
yang berkepanjangan.

Depresi / Mania             : Fungsi sosial dan psikologis sudah terganggu


Tahap – tahap gangguan alam perasaan.

1. Berkabung ( grief )
-         Emosi subyektif karena kehilangan
-         Kehidupan normal dihentikan,  fokus pada kehilangan
-         Kemampuan menghadapi kehilangan dipengaruhi tumbuh kembang & pengalaman
-         Dukungan keluarga dalam tumbuh kembang sangat membantu
-         Selama berkabung klien menarik diri pada dirinya, fokus pada perasaan.
-         Berkabung teratasi bila obyek yang hilang dilupakan, keterikatan menghilang, terbentuk hubungan baru.

2. Reaksi berkabung yang tertunda
a.  Reaksi yang tertunda
Berkabung selama bertahun – tahun proses berkabung berhenti pada satu tahap.

b. Reaksi berkabung yang distursi : depresi

3. Depresi / melankolis
-         Reaksi yang berlebihan terhadap kesedihan & berkabung .
-         Rasio wanita : Pria  : 2 : 1

-         faktor resiko : Riwayat keluarga alkoholik, masa kecil dengan lingkungan yang bermusuhan, tidak kondusif, pengalaman negatif, ada kematian / kehilangan , tidak ada hubungan intim, punya bayi, kurang dari sebulan, penyakit kronis.

-         Bisa ringan, menengah, berat, kadang – kadang tidak terlihat.
-         Banyak yang tidak berobat karena tidak merasa depresi.
4. Mania
-         Mood meningkat, meluas,& peka.
-         Hipomaniak ® Mania menengah
-         Sering kali maniak & depresi bergantian datang.

Pengkajian

F. Fredisposisi

a. Faktor genetik
b. Teori agresif berbalik pada diri sendiri
-         Kemarahan diarahkan pada diri sendiri, disertai rasa bersalah.
-         Ada embivalensi antara marah & benci.
-         Kemarahan pada orang lain dianggap tidak boleh.

c. Teori kehilangan
-         Kehilangan pada masa anak

d. Teori organisasi kepribadian
-         Adanya harga diri rendah
-          Tidak pernah mencapai tujuan, karena tujuh tidak realistis klien, obsesif, arogan.
-         Klien tidak pernah puas karena terlalu banyak “ larangan “.

e. Model kognitif
-         Karena proses pikirnya terganggu
-         Mengevaluasi diri, dunia & masa depan dengan negatif
-         Bersifat pesimis.
-         Bisa berjalan cepat, bisa lambat.
-         Sering diakhiri suicide

f. Model merasa diri sudah tidak tertolong lagi
   Merasa tidak akan ada orang yang bisa menolongnya.

g. Model perilaku
-         Perilaku tidak bisa diterima lingkungan.
-         Tidak bisa memberi respon dengan tepat.

h. Model biologis.
-         Kerena kekurangan katekolamin
-         Disfungsi endekrin
-         Kortisol meningkat.


Faktor pencetus

a. Kehilangan
b. Ada kejadiaan “ Luar biasa “
    Minimal 3x dalam 6 bulan terkahir
     misal :  kehilangan harga diri

c. Peran
-         Konflik dengan peran & fungsi
-         Mungkin berasal dari tetangga, pekarjaan, keuangan
-         Konflik perkawinan
-         Konflik porentina
-         Konflik pekerjaan

d. Sumber koping
-         Misal : Penghasilan, pekerjaan, posisi sosial, pendidikan, keluarga, lingkungan sosial ( diskriminasi, lingkungan kumuh ).

e. Perubahan fisiologi
-         Karena pengaruh obat, penyakit, usia tua.

Perilaku

a, Reaksi berkabung yang tidak selesai
1. Ketidakseimbangan
-         Klien syok & tidak percaya
-         Klien mengeluh dan marah
-         Tidak mengakui kehilangan.

2. Disargonisasi
-         Menyadari kehilangan adanya nyata.
-         Perilaku tidak teratur, harga diri hilang.
-         Mulai menarik diri, menangis, ada ilusi / halusinasi
tentang  obyek yang hilang kelelahan, lemas.

3. Reorganisasai. Mulai memutuskan keterikatan dengan yang hilang
-         Sekitar 6 – 12 bulan.

b. Reaski berkabung yang tertunda
-         Bermusuhan & berkabung berlebihan.
-         Merasa kosong
-         Tidak bisa mengekspreikan perasaan
-         HDR
-         Selalu ingat/ mimpi obyek yang hilang 
Depresi
-         Sedih, gerakan lambat.
-         Ada perubahan pala & respon, tidak bisa menikmati hidup, sering menangis, kecemasan, tidak berdaya, motivasi turun, gangguan tidur.

a. Mania
-         Terlalu percaya diri, tidak rasa bersalah / malu, merasa paling hebat, mengingkari bahaya, bergerak terus, gairah seksual meningkat, tidak punya waktu makan / minum / tidur, bicara terganggu.

 Mekanisme Koping
-         Represi, supresi, denial, disosiasi.

Diagnosa keperawatan

Kadang – kadang sukar membedakan antara klien depresi dengan kebingungan. karena tidak semua gejala sama pada setiap pasien.


Depresi                                                       Anxious
- Bergerak & bicara lambat                        - Respon normal atau aktif
- Menolak mendiskusikan masalah / gejala - Mau mendiskusikan gejala
- Minat menurun                                            dan topik yang terkait.
- Sukar menikmati suatu kegiatan              - Masih banyak minat
- Merasa buruk pada pagi hari                             - Masih bisa menikmati
   atau setelah tidur                                               - Merasa buruk dimalam
- Nafsu makan menurun                                          hari, membaik setelah tidur
                                                                   - Makan teratur, masih senang
                                                                      makan teratur


Contoh       :
Koping indivudual tidak efektif.
Antisipator berkabung
Disfungsional berkabung
Tidak punya harapan
Tidak berdaya
Gangguan spiritual
Kekerasan

Diagnosa medis :
- Bipolar Disorder :
® Ada periode maniak, depresi, campuran keduanya.
® Ciri – ciri  : Sebagai mengalami atau pernah mengalami episode maniak.
Maniak minimal 1 minggu.
          - Alam perasa meningkat, meluas, peka.
          - Mengganggu hubungan sosial & pekerjaan.

Cyclothymia
®  Selama 2 tahun mengalami hipomania.
® Mengalami periode abnormal, meningkat, meluas.
     & pekat tapi bersifat ringan.

Mayor depression
® Mengalami minimal 5 gejala depresi selama 2 minggu
® Depresi kehilangan minat / kegembiraan. BB turun isomnia, gemeter, lemah, lelah, perasaan tidak berharga, tidak mampu berpikir, ingin mati.
® Bisa berulang

Dysthymia
- Selama 2 tahun mengalami salah satu gejala depresi.


Perencanaan & Implementasi

- Tujuan jangka panjang
Untuk klien yang proses berkabung tidak selesai, maka tujuan diarahkan untuk mengatasi proses berkabung / kehilangan dan menyusun pola hidup baru. ( normalnya 6 – 12 bulan )

Tujuan jangka pendek

-  1. Mengulas kembali obyek yang hilang
-  2. Mendiskusikan perasaan yang sebenarnya Misal : ( Marah atau Cinta )
- 3. Mengulas kembali hubungan dengan obyek yang hilang Misal : bergembira, Menyesal.

Intervensi

I. Proses berkabung  selesai bila obyek yang hilang sudah dilupakan, keterikatan sudah berkurang, dan hubungan dengan obyek yang baru sudah tercipta.
     Berkabung : kerena perpisahan & kehilangan




Tindakan
1. Meningkatkan kesdaran diri.
-         Perawat menyadari perasaan & reaksinya tentang kehilangan.
-         Bila perawat punya proses berkabung yang belum selesai maka dia tidak bisa menolak klien.
-         Perawat harus mempunyai harapan & komitmen ( Bisa ke transfer ke klien ).

2. Menawarkan Anticipatory guidance
-         Memberi bimbingan sebelum kehilangan terjadi.
-         Membicarakan dengan individu & keluarga.
-         Kaji dulu kehilangan masa lalu.
-         Membicarakan jenis kehilangan dan dampaknya.
-         Membicarakan alternatif mengatasinya.

3. Mendukung pasien & keluarga
-         Berdikusi pada ruangan tersendiri.
-         Menemani pasien samapi keluarga/ ahli agama datang.
-         Mencegah kemarahan pada diri sendiri / obyek yang hilang / lingkungan.
-         Memberi keleluasaan mencurahkan isi hati.

4. Mengenali klien yang berisiko tinggi.
-         Misalnya :
§  Klien yang banyak mengalami kehilangan
§  Klien yang mempunyai proses berkabung yang tidak selesai.
§  Riwayat krisis atau penyakit jiwa.
§  Hubungan dengan obyek yang hilang.

5. Bantu dalam proses berkabung
-         Perawat membantu pasien melewati tahap – tahap kehilangan dan menemukan pola hidup yang baru.
-         Klien membantu klien menerima kehilangan / berbagi rasa mengurangi rasa sakit.
-         Orang senang bicara pada “ Outsider “.
-         Perawat mengajarkan kopingyang konstruktif.
-         Rasa bersalah, kemarahan & kesedihan ® perasaan yang penting
-         Mengisi ® Cara efektif melepaskan emosi.

6. Mendukung sistem sosial
-         Hubungi ahli agama.
-         Keluarga, teman, organisasi para janda.

II. Intervensi depresi & Mania.

1. Intervensi pada lingkungan

- Buat lingkungan aman & nyaman.
  Misal terhindar dari :   - Usaha bunuh diri.
                                         - Terjatuh

2. Hubungan perawat -  pasien.

Depresi :
-         Perawat tenang, hangat dan menerima, jujur, empati, sayang.
-         Hindari paruh, kesal, tidak ada harapan, takut ditolak.
-         Hindari kata – kata klise, Misal : Senang – senanglah, Hidup ini indah”.
-         Menyediakan waktu walau klien tidak berespon.
-         Ajak bicara dari topik yang disukai pasien.

Maniak
-         Klien bisa jadi pengganggu di bangsal, manipulasi.
-         Perawat : Hindari marah, pakai strategi
-         Beri limit.
-         Beri tahu dampak prilaku klien dan usaha untuk mengontrolnya.

3. Intervensi afektif.
Depresi :
-         Perawat harus mempunyai harapan pada pasiennya.
-         Bukan untuk membuat klien gembira, tapi meyakinkan klien bahwa dia tak sendiri.
-         Caranya : - Mengakui rasa sakit dan keputusasaan klien.
    - Mengatakan perasaan ini tidak permanen.
-         Anjurkan untuk selalu mencurahkan perasaan.
-         Jangan menghakimi,  memarahi perasaan klien.

Maniak
-         Lakukan teknik relaksasi
-         Gunakan teknik – teknik komunikasi terapeutik .

4. Intervensi Kognitif.

Tujuan :
1.     Meningkatkan kontrol prilaku
2.     Meningkatkan harga diri.
3.     Membantu klien mengenali harapan negatif.
-         Klien depresi memandang dirinya korban.
-         Menunggu orang lain mengangkat moodnya.
-         Perawat menerima persepsi klien terhadap masalahnya tapi tidak menerima kesimpulannya.
-         Mendefenisikan ulang masalahnya.
-         Menghentikan pikiran – pikiran negatif, memberikan pikiran – pikiran positif.
-         Membantu menganalisa pikiran, keputusan.
-         Menyusun tujuan, realistik.
-          Memberi kegiatan & sosialisasi.

5. Intervensi perilaku.
Depresi
-         Fokus : Mengangtifkan pasien dengan kegiatan yang bertujuan realistis.

Caranya :
1.     Terus dilibatkan dalam proses terapi
2.     Yang bertanggunga jawab mengubah adalah klien..
3.     Bila ada perubahan, maka ada harapan.
4.     Bila klien sukses, harga diri meningkat.
5.     Klien mengatur pola hidup.
6.     Dianjurkan kemampuan memecahkan masalah.

-         Mengaktifkan dengan cara bertahap.
-         Caranya :      - buat jadwal harian.
- buat tugas dari yang sederhana

Maniak
-         Tidak sukar diajak bergaul, tapi hanya sebentar.
-         Tugas harus sederhana & mudah selesai.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kesuksesan
1.     Mula- mula dari yang sederhana seperti merasa sukses.
2.     Beriakn kerja yang fokus.
3.     Beri pujian.
4.     Libatkan dalam orang lain/ / latihan.

6. Intervensi Sosial
1.     Bantu kemampuan klien bersosialisasi.  
2.     Diskusikan gunanya bergaul.
3.     Jadi role model                        
4.     Bermain peran.
5. Beri feedback & pujiaan pada perilaku
6. Lebih luaskan sosial klien.       
7. Libatkan kelurga / terapi keluarga.
8. Libatkan dalam terapi kelompok.

7. Intervensi fisiologis.
-         Perhatikan nutrisi,pola tidur ® buat jadwal.
-         Bantu menjaga kebersihan diri.
-         Beri Obat – obat anti depresent, ect.

Evaluasi
- Respon maladaptif menghilang & mulai berfungsi kembali.































Tidak ada komentar: