Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

ASUHAN KEPERAWATAN PASKAOPERATIF


A. PENGERTIAN
Fase ini dimulai sejak masuknya klien keruang pemulihan dan berakhir saat klien dipindahkan keruang perawatan paskaoperasi.. Lingkup aktivitasnya yaitu : membantu klien dalam proses pemulihan akibatanestesia, pemeliharaan sistem tubuh,mencegah komplikasi paska pembedahan, mengarah kepada menstabilkankembali equelibrium fisiologi klien,menghilangkan nyeri, dan pencegahan komplikasi.
Pemindahan klien dari ruang operasi ke unit perawatan pasca anestesi (PACU) yang juga disebut ruang pemulihan, memerlukan pengkajian yang cepat dan ermat, serta intervensi segera membantu klien dalam kembali pada fungsi optimalnya dengan cepat, aman, dan senyaman mungkin.
Klien dipindahkan ke PACU dengan alasan kemudahan akses ke : perawat yang disiapkan dalam merawat klien pasca operatif segera, ahli anestesi dan ahli bedah, alat pemantau dan peralatan khusus, sasaran penatalaksanaan keperawatan paska operatif adal;ah untuk memberikan perawatan sampai klien pulih dari efek anestesia yaitu sampai kembalinya fungsi motorik dan sensorik, terorientasi, mempunyai tanda vital yang stabil,dan tidak memperlihatkan adanya tanda-tanda hemoragi.
Klien dipindahkan dari ruang pasca anestesi care unit (ruang pemulihan) bila telah pulih sepenuhnya dari pengaruh anestesia, yaitu klien telah mempunyai tekanan darah yang stabil, fungsi pernafasan adekuat,saturasi oksigen minimum 95 % dan tingkat kesadaran yang baik. Bila dipergunakan skore Aldrette klien dipindahkan dari ruang pemulihan bila skorenya telah mencapai 7 – 8.

A.    PENGKAJIAN
Perawat ruang pemulihan (PACU) yang menerima klien memeriksa hal – hal sebagai  berikut:
-          Diagnosis medis dan jenis pembedahan yang dilakukan
-          Usia dan kondisi umum klien
-          Mengkaji saturasi oksigen ,memantau volume dan keteraturan nadi kedalaman dan sifat pernafasan, warna kulit, tingkat kesadaran,  dan kemampuan klien untuk berespon terhadap perintah.
-          Bagian yang dioperasi diperiksa terhadap drainage atau perdarahan dan terhadap adanya pengkleman selang yang seharusnya tidak diklem dan dihubungkan ke peralatan drainage
-          Anestetik dan medikasi lain yang digunakan.( Misal: narkotik,relaksan,antibiotik)
-          Segala masalah yang terjadi dalam ruang operasiyang mengkin mempeerngaruhi perawatan paska operatif (misal: hemoragi berlebihan,syok dan henti jantung)
-          Patologi yang dihadapi (jika malignansi apakah klien dan  keluarga telah diberitahu)
-          Cairan yang diberikan ,kehilangan darah dan penggantian.
-          Semua selang, drain, kateter,atau alat bantu pendukung lainnya
-          Informasi spesifik tentang siapa ahli bedah atau ahli anestesi yang akan diberitahu.







B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PERENCANAAN
NO
DIAGNOSA
PERENCANAAN KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA HASIL
RENCANA TINDAKAN

1.

Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan efek depresan dari medikasi dan agens anestetik
Ditandai dengan:
-     Perubahan pada frekwensi dan kedalaman pernafasan
-     Pengurangan pada kapasitas vital
-     Apnea,sianosis, pernafasan yang gaduh (ngorok)
-     Penurunan saturasi oksigen.

Pola nafas efektif dengan
kriteria evaluasi:
-           Saturasi > 95 %
-           Pernafasan teratur
-           Suara nafas tambahan tidak ada.
-           Jalan nafas tak tersumbat

1.      Pertahankan jalan udara klien dengan memiringkan kepala, hiperekstensi rahang, aliran udara orofaringeal.
2.      Auskultasi suara nafas,dengarkan adanya mengi,ronchi atau suara gaduh setelah ekstubasi.
3.      Observasi frekwensi dan kedalaman pernafasan,pemakaian otot-otot bantu pernafasan, perluasan rongga thorak retraksi atau pernafasan cuping hidung warna kulit dan aliran udara.
4.      Letakkan klien pada posisi yang sesuai tergantung pada kekuatan peranafasan dan jenis pembedahan.
5.      Observasi pengembalian fungsi otot otot pernafasan.
6.      Lakukan gerkan sesegera mungkin pada klien yang reaktif.
7.      Lakukan penghisapan lendir jika diperlukan
8.      Berikan tambahan oksigen sesuai kebutuhan.
9.      Kaji kembali pola nafas, frekwensi dan kedalaman serta saturasi setelah diberikan tindakan selama 15 menit
10.  Kolaborasi untuk pemberian obat obatan untuk menstimulasi gerakan otot – otot pernafasan
11.  Kolaborasi untuk pemberian alat-alat bantu pernafasan bila diperlukan.

2.
Perubahan persepsi sensori /proses pikir berhubungan dengan efek anestesia, stimulus sensori yang berlebihan, stress fisiologis
Ditandai dengan :
-  Disorientasi terhadap orang,tempat waktu
-  Perubahan memberi-kan respon terhadap stimulasi
-  Kegagalan koordinasi motorik

Perubahan tingkat kesadaran
Kriteria evaluasi:
-   klien dapat berorientasi dengan orang,tempat dan waktu
-   klien dapat mengenali keterbatasan dan mencari sumber bantuan sesuai kebutuhan.
1.      Orientasikan kembali secara terus menerus setelah keluar dari pengaruh anestesia; nyatakan bahwa operasi telah selesai dilakukan
2.      Bicara pada klien dengan suara yang jelas dan normal tanpa membentak, sadar penuh akan apa yang diucapkan. Minimalkan diskusi yang bersifat negatif dalam jangkauan pendengaran Sklien. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan walaupun klien belum sadar betul.
3.      Evaluasi sensasi/pergerakan ekstrimitas dan batang tenggorok yang sesuai
4.      Gunakan bantalan pada tepi tempat tidur, laklukan pengikatan jika diperlukan.
5.      Pertahankan lingkungan yang tenang dan nyaman.
6.      Kaji kembali pengembalian kemampuan sensorik dan proses pikir sebelum pemindahan.

3
Nyeri akut berhubungan dengan gangguan pada kulit,jaringan,dan integritas otot, trauma muskuloskeletal , atau munculnya saluran drainage
Ditandai dengan :
-     Klien melaporkan rasa sakit
-     Perubahan pada tonus otot
-     Distraksi/penjagaan tingkah laku aktif

Klien mengungkap-kan bahwa rasa sakit telah berkurang/ hilang
Kriteria evaluasi:
-   Klien tampak santai
-   Klien tidak berteriak - teriak.


1.    Kaji kembali proses intra operasi; ukuran,/okasi insisi, penggantian saluran, zat zat anestesia yang digunakan.
2.    Evaluasi rasa nyeri secara reguler
3.    Kaji tanda tanda vital, perhatikan takikardi, hipertensi, dan peningkatan pernafasan, bahakan jika klien menyangkal adanya rasa sakit
4.    Kaji ketidaknyamanan lain yang mungkin selain prosedur operasi.
5.    Kaji karakteristik nyeri
6.    Dorong penggunaan tekhnik relaksasi,latihan nafas dalam.
7.    Kolaborasi pemberian analgesik sesuai kebutuhan klien.
4
Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan tubuh secara tidak normal, perebahan dalam kemampuan pembekuan darah
Kekurangan volume cairan tidak terjadi.
Kriteria eveluasi:
-   Tanda-tanda vital stabil
-   Palpasi denyut nadi yang kuat
-   Turgor kulit normal
-   Membran mukosa lembab
-   Pengeluaran urine individu yang sesuai
1.      Kaji dan catat pemasukan dan pengeluaran, dan kaji ulang catatan intra operasi
2.      Kaji tanda – tanda vital dan sirkulasi perifer
3.      Kaji munculnya mual/muntah, riwayat pasien
4.      Kaji luka dan balutan terhadap tanda – tanda perdarahan.
5.      Kaji suhukulit dan palpasi denyut perifer.
6.      Kolaborasi untuk pemberian cairan parentral,darah atau plasma ekspander sesuai dengan kebutuhan
7.      Kolanorasi pemberian antiemetik
8.      Kolaborasi  pemeriksaaan laboratorium segera paska operasi dan bandingkan dengan preoperasi.

Tidak ada komentar: