PENDAHULUAN
Intrakranial
Pressure (tekanan intracranial) adalah tekanan yang ada di dalam tulang kranium
yang mana berisi otak, system vaskuler cerebral dan cairan cerebrospinal. Tekanan
biasanya diukur melalui caioran otak dengan tekanan normal antara 5-15 mmHg
atau antara 60-180 mmH2O. Tekanan diatas 250 mmH2O disebut peningkatan tekanan
intra cranial dan gejala-gejala serius dari gangguan penyakit yang menyertai
akan muncul. TIK yang diukur melalui lumbal fungsi biasanya tidak terlalu
akurat karena apabila ada sumbatan pada jalur kortikospinal akan mendapatkan
hasil yang kurang akurat. Contoh ada obstruksi antara otak dan medulla
spinalis, tekanan pada lumbal mungkin normal dan pada cranial atau otak akan
terjadi tekanan sangat tinggi sehingga dalam monitoring TIK sering dipakai
fungsi cisterna (pungsi tulang kranium).
PRINSIP-PRINSIP FISIOLOGI TIK
Seperti telah
disebutkan terdahulu dalam tulang kranium terdapat tiga kompartemen yang
mengisi intracranial yang mana akan memberikan kontribusi terhadap TIK.
Kompartemen tersebut adalah parenkim otak, system pembuluh darah otak dan
system cairan serebrospinal.
Berat otak orang
dewasa berkisar antara 1.3 - 1,5 kg atau 2% dari berat badan dan 70-80%nya
adalah cairan intra dan ekstraseluler. Massa
ini secara anatomi dipisah oleh lapisan duramater. Pemisah yang paling penting
adalah Falk cerebri yang mana memisahkan hemisfer di atasnya, tentorial
serebelum pemisah lobus oksipital inferior dengan serebelum. Tentorium
serebelum berisi kira-kira kumpulan batang otak atas dan disebut incisura
tentorial notch. Pada dasarnya otak mempunyai viskositas yang tidak mudah tertekan,
namun bila ada tekanan yang berlebihan akan menimbulkan pemindahan jaringan
otak dan terjadi disfungsi serebral. Penekanan jaringan kedalam incisura
(herniasi) akan menimbulkan terganggunya pusat vital di batang otak dan
disertai adanya gangguan berbagai saraf cranial yang tergantung pada seberapa
besar tekanan yang dialaminya. Disamping itu jaringan otak ini dapat juga
mengalami kerusakan atau nekrosis bila mengalami benturan langsung atau iskemia
yang menimbulkan gangguan metabolisme otak.
Kompartemen yang
kedua adalah cairan serebrospinal yang diproduksi setiap hari. Akan tetapi
sebagian besar dari produksi tersebut diserap kembali. CSF ini diproduksi di
ventrikel empat otak dan disalurkan ke saluran kortikospinal dan berada di
ruangn subarachnoid. Jumlah cairan otak dalam keadaan normal + 135 ml ditambah
dengan cairan serosa yang berada pada ruanng lainnya (epidural dan subdural)
sekitar 15 ml. bila ada gangguan baik pada produksi, salurannya ataupun
absorpsinya maka akan terjadi akumulasi cairan tersebut di otak dan menimbulkan
peniongkatan TIK. Hal ini mungkin juga terjadi akibat adanya kerusakan pada
system penyerapan di vili-vili arachnoid.
Kompartemen
ketiga adalah system pembuluh darah otak. Darah yang berada di otak baik vena
maupun arteri adalah sekitar 150 ml. pembulih darah ini pun dapat terganggu
dengan berbagai cara. Seperti oklusi atau dilatasi sehingga akan mempengaruhi
besarnya aliran darah dan pada akhirnya dapat mempengaruhi TIK.
Akibat penurunan
dan peningkatan aliran darah adalah sebagai berikut :
Tekanan darah meningkat secara akut
Meningkatkan
volume darah serebral (tekanan, ekstravasasi, edema)
Tekanan
intracranial meningkat
Tekanan darah menurun secara akut
Volume
darah serebral menurun
Tekanan perfusi serebral menurun
Hipoksia, hiperkarbia, asidosis
Tekanan
intracranial meningkat
Prosentase dari masing-masing
komponen volume intracranial adalah sebagian otak paling besar yaitu 87%,
volume darah 3-4% dan CSF berkisar 9-10%.
INSIDEN
Peningkatan TIK
umumnya terjadi pada tumor otak, trauma kepala, enchepalitis, meningitis,
stroke, perdarahan otak, dan gangguan aliran CSF seperti stenosis pada
aquadatus atau hidrocepalus. Jadi karena kasus-kasus di atas terutama
kecelakaan lalulintas, stroke, dan tumor otak meningkat maka dapatlah dikatakan
bahwa kasus penyakit yang disertai peningkatan TIK akan meningkat juga.
ETIOLOGI
Peningkatan TIK
paling sering berhubungan dengan lesi otak yang meluas (seperti perdarahan),
obstruksi pada aliran CSF (seperti pada tumor) dan formasi CSF meningkat
(seperti hidrocepalus) dan swelling dan edema otak.
Keadaan-keadaan
lain yang dapat meningkatkan TIK dapat dikelompokkan sebagai berikut :
- Gangguan pada CSF
- perubahan absorbsi CSF seperti stenosis aquadatus, meningitis, infeksi otak lain yang menyebar keruang dimana CSF berada, kompresi atau obstruksi pada jalur CSF, edema interstisial, fistula pada dura.
- perubahan pada produksi CSF seperti ; gangguan pleksus koroid, hiper/ hipo osmolal, keadaan hidrocepalik kronik.
- Gangguan Cerebrovaskuler
- kerusakan pada otak central seperti trombosis, emboli, arteriovena malformasi, aneurisma, hemoragik dan formasi hematom, edema vasogenik, hipervaskulerisasi pada tumor otak.
- gangguan perifer yang menimbulkan ketidakseimbangan status cerebrovaskuler seperti ; hipo/ hiperkarbia, oklusi/ kompresi vena jugularis internal, syndrome vena kava superior, CHF dan keadaan overload cairan dan syok yang menimbulkan hipoksia otak.
- Keadaan yang mempengaruhi parenkim otak seperti trauma kepala, termasuk hemoragik, tumor, edema cerebral, abses, toksik enchepalopati.
PATOFISIOLOGI
Tekanan dalam tulang cranial dijaga oleh tiga kompartemen yang telah
disebutkan yaitu : otak, darah otak dan CSF. Ada hipotesa Monro-Kellie, satu
teori untuk memahami TIK yang mana teori ini menyatakan bahwa karena tulang
kranium tidak bapat membesar, ketika salah satu dari kompartemen intracranial
itu bertambah atau meluas dua kompartemen lainnya akan mengkompresikannya
dengan menurunkan volume agar lainnya akan mengkompensasinya dengan menurunkan
volume agar volume dan tekanan total otak tetap konstan.
Karena adanya pembesaran massa,
kompensasi dalam tulang kranium dilakukan melalui pemindahan cairan otak ke
kanal medulla spinalis atau diserap kembali ke vena melalui vili-vili yang ada
di lapisan arachnoid. Kemampuan otak untuk mengadaptasi tekanan tanpa
menimbulkan peningkatan TIK disebut dengan compliance.
Pemindahan CSF ini merupakan kompensasi pertama. Ketika kompensasi ini
terlampaui, TIK akan meningkat selanjutnya pasien akan memperlihatkan adanya
tanda-tanda peningkatan TIK dan tentunya akan dilakukan upaya-upaya kompensasi
lain untuk menurunkan tekanan tersebut.
Kompensasi kedua adalah dengan menurunkan volume darah otak. Ketika
terjadi penurunan darah otak yang mencapai 40% jaringan otak akan mengalami
asidosis dan apabila penurunan tersebut mencapai 60% maka akan telah tampak
adanya kelainnan pada EEG. Kompensasi ini merubar metabolisme serebral dan
umumnya akan menimbulkan hipoksia dan beberapa bagian dari jaringan otak akan
mengalami nekrosis.
Kompensasi terakhir yang dilakukan namun bersifat letal (mematikan)
adalah pemindahan jaringan otak ke daerah tentorial sdibawal falk cerebri
melalui foramen magnum ke dalam kanal medulla spinalis. Tahap ini disebut
herniasi dan mengakibatkan kematian.
Perlu diingat bahwa otak disokong dalam berbagai kompartemen intracranial.
Supratentorial kompartemen berisi semua jaringan otak dari atas midbrain,
bagian ini dibagi ke dalam ruang (chamber) kanan dan kiri dengan serat yang
tidak elastis dari falk serebri. Supratentorial ini dipisahkan dari
infratentorial kompartemen (yang ada di batang otak dan cerebellum) dengan
tentorial cerebellum. Ini adalah penting untuk diingat bahwa otak mempunyai
kemampuan beberapa pergerakan dalam kompartemen. Ketika tekanan meningkat pada
salah satu kompartemennya maka tekanan tersebut akan mendorong kebagian yang
lebih bawah. Bila peristiwa pendesakan terus berlangsung maka tidak dapat
dielakan terjadinya herniasi mpada daerah ini. Tentu kita masih ingat bahwa
daerah tentorial atau batang otak ini mengandung fungsi vital tubuh dan
bilamana mengalami gangguan akan dapat menimbulkan kematian segera.
MANIFESTASI KLINIK
Gejala sebagai akibat dari pembengkakan adalah tekanan pada duramater
sehingga nyeri dan gangguan berbagai struktur dalam otak dan belakang mata.
Indikasi adanya TIK meningkat berhubungan dengan lokasi, kecepatan dan luasnya
perkembangan tersebut. Gejala tersebut diantaranya adalah penurunan tingkat
kesadaran, gelisah, iritebel, papil edema, muntah yang kadang proyektil yang
mana dikenal dengan trias TIK. Selanjutnya dapat ditemukan berbagai penurunan
fungsi neurologis seperti : perubahan bicara, perubahan reaksi pupil, sensori
motorik berubah, sakit kepala, mual, muntah dan pandangan kabur (diplopia)
mungkin juga akan ditemukan.
Perlu diingat bahwa nervus optikus merupakan gambaran jaras yang panjang
atau luas pada otak dan apabila ketegangan dalam otak meningkat yang lalu
ditransmisikan ke saraf optikus dengan segera. Tekanan yang besar tersebut dapat
memunculkan tanda-tanda triad cushing yaitu tekanan sistolik meningkat, nadi
besar, napas ireguler dan respon ini merupakan respon peningkatan TIK yang
berlebihan dan sering pula mengindikasikan adanya herniasi sedang terjadi.
PEMBENGKAKAN DAN EDEMA CEREBRAL
Istilah edema cerebral, pembengkakn otak dan peningkatan TIK seringkali
dipakai secara bergantian tetapi sebenarnya ketiga istilah tersebut tidak sama.
Edema cerebral dan pembengkakn (swelling) dapat menimbulkan TIK meningkat.
Pembengkakn otak dikarenakan peningkatan volume darah otak sedangkan edema otak
terjadi akibat adanya peningkatan cairan di sekitar jaringan otak seperti ruang
ekstraseluler atau masa putih di dalam sel otak itu sendiri. Sebetulnya ini
perlu untuk dibedekan karena cara penanganannya berbeda.
Edema yang terjadi pada cidera kepala atau pada kasus lainnya karena adanya
gangguan pada blood brain barrier. Edema terjadi sama prosesnya dengan proses
edema pada umumnya. Edema akan mencapai puncaknya pada 48-72 jam setelah
kecelakaan atau setelah pembedahan otak. Edema semacam ini akan diobati dengan
kortikosteroid untuk menstabilkan dinding sel dan menurunkan atau mengurangi
peristiwa perpindahan cairan.
Sedangkan pembengkakan otak terjadi ketika pembuluh darah otak mengalami
dilatasi. Pembengkakan otak tampaknya bertanggung jawab terhadap mekanisme
peningkatan TIK dan penurunan ukuran ventrikel saat terjadi kompensasi. Bentuk
pembengkakan biasanya ditangani dengan hiperventilasi yang mana diharapkan
pembuluh darah akan mengalami kostriksi.
MANAJEMEN PADA PASIEN DENGAN
PENINGKATAN TIK
Prinsip penanganan yang harus dilakukan adalah prinsip superakut yang
dilakukan oleh multidisiplin terutama kerja sama yang baik antara perawat dan
tenaga medis (dokter).
Diagnosa yang dapat ditegakan pada kasus seperti ini adalah gangguan
perfusi cerebral b.d adanya edema, pembengkakn atau hemoragik intracerebral.
Dan lalu dikembangkan penatalaksanan dalam upaya-upaya untuk mengatasi masalah
tersebut. Tujuan utama dari penatalaksanaan dari TIK tersebut adalah;
1, deteksi dini tanda-tanda peningkatan TIK.
2. mengurangi munculnya edema.
3. mencegah formasi edema cerebral selanjutnya.
Untuk melihat bagaimana hubungan antara proses peningkatan TIK dengan
edema cerebral ditampilkan skema sebagai berikut :
Penyebab à
TIK meningkat à
pulse dan tekanan vena meningkat à formasi cairan otak meningkat à
cerebral edema à
TIK meningkat.
Tindakan untuk deteksi tanda-tanda
dini (peringatan) peningkatan TIK :
·
Monitor TIK melalui gelombang A,B,C dan
mencatatnya.
·
Observasi : tingkat kesadaran, reaksi pupil dan
ukuran pupil, fungsi sensori motorik, tanda-tanda vital (TD, nadi, suhu, pola
napas) serta kelainan saraf cranial lainnya.
Data ini akan memberikan petunjuk
adanya peningkatan TIK.
Tindakan untuk menurunkan edema
cerebral :
·
Osmotic diuretic ; manitol 20% dipakai untuk
memindahkan cairan dari jaringan otak. Ingat efek reboundnya, hiperosmolar
berlebihan, edema berlebihan pada pasien tertentu. Dosisnya 1ml/ kg BB.
·
Diuretic/ furosemide : 20-40 mg, yang penting
bagi perawat adalah dosis yang benar dan efek sampingnya seperti gangguan
elektrolit, mual, muntah. Untuk itu perlu dilakukan monitor ttv secara
hati-hati.
·
Koreksi natrium dan protein yang tidak normal.
·
Steroid (deksametason) mekanismenya masih
controversial, tetapi dipercaya dapat menurunkan edema terutama pada
kasus-kasus tumor. Pertimbangkan pula pemberian antasida/ n2 bloker seperti
rantine atau ranitidine untuk menanggulangi efek samping dari steroid ini.
·
Antihipertensi, tekanan darah di atas 160 mmHg
harus segera diatasi. Hindari penggunaan fasedilatasi perifer.
·
Antikonvulsan, seringkali diberikan untuk
pasien-pasien yang mengalami kejang. Biasanya dipakai dilantin dan
penobarbital.
·
Barbiturate koma.
Memfasilitasi Venosus return/
menurunkan tekanan vena otak
Perlu diingat bahwa hamper 70% darah yang ada di otak adalah darah vena.
Untuk itu perlu diberikan perhatian khusus dalam rangka atau upaya untuk
menurunkan TIK.
·
Posisi kepala tempat tidur berkisar antara 20-300.
·
Posisi tubuh pasien usahakan netral (sesuai body
aligment).
·
Control CVP.
·
Perlu pula pertimbangan yang sangat ketat
terhadap cairan (controversial pada pasien dengan peningkatan TIK) harus
benar-benar ketat antara pemasukan dan pengeluaran. Berikan cairan yang sedikit
bersifat hipertonik seperti dextrose 5% in saline 4,5% dan hindari pemberian
dextrose 5% dalam air. Jangan pernah berikan cairan lebih dan selalu harus
dibicarakan dengan dokter yang merawatnya.
·
Monitor intake dan output secara ketat. Dapat
dilakukan pemasangan kateter urin.
·
Cegah valsava maneuver, control tekanan
intratorak dengan mengupayakan pasien tidak batuk, bersin, intra abdomen;
usahakan pola bab normal jangan ada konstipasi, obstruksi usus bila perlu
diskusikan untuk pemberian pelunak feses atau suposituria.
·
Turunkan emosi/ kurangi stimulus eksterna, buat
lingkungan nyaman (ingat bhwa dalam keadaan seperti itu sensori pasien terutama
pendengaran masih berfungsi), tidak rebut, lampu yang sesuai.
·
Control nyeri dengan sedasi (perhatikan betul
aturan pemberian obat ini bila diberikan).
Upayakan untuk mempertahankan
fungsi pernapasan
·
Lakukan analisa gas darah sesuai kebutuhan dan
koreksi bila ada kelainan.
·
Pertahankan jalan napas dengan melakukan suction
untuk mencegah peningkatan CO2 darah.
·
Pertahankan oksigen yang adekuat dengan nasal
kanul atau dengan alat lainnya.
Tindakan untuk menurunkan volume
darah otak
Hal yang dapat meningkatkan volume darah otak adalah peningkatan
aktivitas otak, suhu yang meningkat, hipoksia, peningkatan tekanan vena
sentral, penurunan tekanan arteri, asidosis respiratorik, alkalosis dan pH
darah diatas 7,5, PO2 diatas 45 mmHg/ dibawah 25mmHg. Control dengan :
·
Menurunkan PO2 di bawah 35 mmHg (biasanya
dipertahankan antara 25-30 mmHg). Biasanya untuk melakukan ini dipasang
ventilator.
·
Beri sedasi, control nyeri, turunkan stimuli
eksternal.
·
Cegah hipertermia, boleh sedikit hipotermia
karena lebih menguntungkan.
·
Gunakan lidokainsaat lakukan suction via ETT
untuk mengurangi nyeri dan agitasi yang pada akhirnya dapat menurunkan
aktivitas otak.
·
Pertahankan PO2 lebih dari 80 mmHg bila perlu
100 mmHg.
·
Control tekanan darah dan tekanan arteri
rata-rata (MAP = mean arterial pressure).
·
Pertahankan Ph darah.
·
Pertahankan tekanan perfusi cerebral (TPC)
diatas 70 mmHg.
Contoh perhitungan MAP dan Perfusi cerebral :
|
Contoh :
Tekanan darah
pasien adalah 130/70 mmHg maka TPC adalah…?
Jawab :
MAP = 70 (130 –
70)/ 2 – 5% x 70 = 96,5 dan bila TIK normal yaitu 10 mmHg TPC adalah 86,5 mmHg.
PANDUAN PENATALAKSANAAN TIK
Tik
tidak stabil : > 20 mmHg untuk 5 menit atau ada perubahan pupil (dilatasi)
Drainase cairan otak
Hiperventilasi, PaCO2 25-30 mmHg, PaO2
> 90 mmHg.
Obat sedative, morphin sulfate
Manitol
25 g IV selama 15 menit
dan dilanjutkan dengan furosemide 20
mg IV
Jika
tetap tidak berespon di atas 20 mg
pertimbangkan
untuk melakukan koma barbiturate
TIK stabil yaitu < 20
mmHg Monitor/ kaji :
- Pertahankan jalan napas.
- Pertahankan PCO2 25-30 mmHG
- Pertahankan PO2 > 90 mmHg
- Kepala temapt tidur ditinggikan 300
- Pertahankan posisi aligement
- Pertahankan status cairan
- Monitor elektrolit natrium
- Monitor kardia output dan CVP atau PCWP
DAFTAR PUSTAKA
Pollack
Latan, C L; Intracranial Pressure Monitoring, Physiological Principle; volume
7, 1994, Departement Of Nursing, California State University, Los Angeles,
California
Hewer,
Langton R and Derick T Wade; Stroke, A Practical Guide Toward Recovery, 1986, Methuen, Australia
Lukman
and Sorensen, Medical – Surgical Nursing, A Psychophysilogic Approach, fifth
edition, 1996, Piladelpia, United State Of America
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL (TIK)
Disusun
oleh :
Kelompok
IV
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA IV KMB
2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar