1. Keracunan jengkol
A. Definisi
Jengkol merupakan bahan makanan seperti pete yang mengandung vitamin B1, cara pengolahannya pun berbeda – beda.Jengkol mempunyai bau khas yang tidak sedap,tetapi banyak yang menyukainya, baik di daerah maupun di kota.
B. Patofisiologi
Keracunan jengkol atau kejengkolan dapat terjadi setelah memakan jengkol, baik yang di masak maupun mentahnnya.penyebab kejengkolan karena dalam biji jengkol mengandung zat yang dinamakan asam jengkol ( hamud jengkol ), asam jengkol sukar larut dalam lemak.tanda – tanda orang yang menderita kejengkolan biasanya urin berbau jengkol dan kalau di periksa di laboratorium akan di temukan hablur – hablur jengkol yang berbentuk jarum ceper yang terhimpun sebagai roset.
Hamud jengkol terdiri dari asam amino yang mengandung zat belerang yang dalam rumus bangunnya sebagai berikut:
S CH2 CHNH2 COOH
CH2
S CH2 CHNH2 COOH
Asam jengkol terdiri dalam biji jengkol di sebabkan karena pengaruh kondensi formaldehyde dengan cysteine. Asam jengkol sukar larut dalam air dingin dalam 30 ⁰ C kadar larutan 1 : 2000 di dalam air mendidih 1:200.perlu juga di perhatikan bagi orang yang mempunyai indikasi penyakit ginjal atau fungsi ginjal yang kurang baik agar waspada terhadap kejengkolan, karena dapat mengakibatkan kefatalan.
C. Gejala – gejala kejengkolan :
1. Rasa nyeri di daerah pinggang atau daerah pusar dan kadang-kadang di sertai kejang
2. Kencing sedikit – sedikit adakalanya kencing berwarna merah dan bercampur putih seperti air pencuci beras
3. Perut gembung dan tidak bisa berak
4. Kencing berbau jengkol
D. Gejala keracunan jengkol berat
1. Rasa nyeri di daerah ginjal
2. Kencing sakit dan kadang – kadang rasa sakitnya berbangkit – bangkit
3. Perut gembung, mual dan kadang – kadang muntah, tidak dapat buang air besar, tidak dapat kentut
4. Tidak dapat kencing sama sekali karena pmbuluh kencing penuh dengan reset asam jengkol, kencing campur darah
E. Pertolongan pertama
1. Berikan tepung bubuk norit satu sendok, di berikan berturut – turut tiap jam
2. Berikan segelas susu dengan sebutir telur ayam dan diminumkan
3. Berikan tablet elcarbonat natricus empat tablet sekaligus supaya air kencing menjadi basa, dibariakan selama penderita masih mengeluarakan kencing
4. Berikan banyak air minum ( air putih hangat )
5. Pada penderita gawat harus di rawat di rumah sakit dan harus di infus
6. Dalam peristiwa keracunan jengkol harus di perhatikan gejala terganggunya fungsi ginjal
F. Pencegahan
1. Jengkol sebelum dimakan atau di masak harus di rendam terlebih dahulu dengan air hangat semalam dan air rendaman harus diganti berkali – kali
2. Jengkol sebeleum di masak, di timbun terlebih dahulu selama dua atau tiga hari untuk menghilangkan asam jengkol
2. Keracunan singkong
A . Definisi :
Singkong atau ubi ketela (casave, Manihot Utilissima ) merupakan bahan makanan di negeri kita, terutama sebagai makanan pokok.Singkong juga dibuat juga sebagai bahan tepung tapioka untuk bahan makanan biskuit dan lain- lain.
B. Patofisiologi
Ubi singkong maupun daunnya mengandung zat amydalin yang sewaktu – waktu asam cyanidanya dapat di bebaskan dari ikatan yang dapat menimbulakan gejala – gejala keracunan cyanide bagi orang yang memakannya.asam cyanide bersifat racun karena menghambat system cytochrom oksidase untuk mengangkut oksigen dalam sel – sel darah.
C. Gejala – gejala keracunan singkong :
1. Rasa mual dan muntah –muntah
2. Rasa pusing kepala
3. Sukar bernafas atau pernafasan dalam
4. Gerakan jantung cepat dan tidak sadarkan diri
5. Bila tidak tertolong korban akan mati dan bila dalam jangka waktu 4 jam masih hidup maka korban dapat sembuh dengan sempurna.
D. Pertolongan pertama
Usahakan agar korban muntah dengan jalan mengorek dinding pharing belakang
Berikan norit atau universal antidota.
E. Pencegahan
1. Untuk mencegah keracunan singkong,terutama harus dapat memilih jenis singkong, karena tidak semua singkong banyak mengandung asam cyanide.Misalnya singkong yang rasanya pahit biasanya merupakan ciri-ciri bahwa singkong tersebut banyak mengandung asam cyanide
2. Singkong untuk bahan pembuat aci (kanji) atau singkong begung tidak dapat di makan (rasanya pahit), kemungkinan dapat menyebabkan keracunan.
3. Singkong sebelum di masak (di kukus atau di goring) harus di kupas dan di potong-potong kecil atau di belah,kemudian di cuci di alir mengalir sampai bersih, setelah di cuci di rendam beberapa jam agar asam cyanide larut dalam air(di rendam dalam air hangat).
4. Setelah di rendam baru oleh di masak dan di makan.
3. Racun Tempe Bongkrek
A.Definisi
Tempe bongkrek adalah sejenis bahan makanan yang di buat dari adonan ampas kelapa parutnya yang telah di peras santannya untuk pembuatan minyak kelapa.selain tempe bongkrek di jawa barat di kenal tempe yang di kenal dan di buat dari bahan k acang kedelai dan oncom yang di buat dari bahan ampas kacang tanah sebagai hasil tambahan dari pembuatan minyak kacang tanah.ketiga macam bahan makanan ini cara pembuatannya melalui proses permentasi dengan menggunakan kapang atau ragi Rihizopus Oligosporus.
Tempe bongkrek yang di buat dari bahan ampas kelepa parutan, mempunyai resiko keracunan yang sangat tinggi dan dapat menimbulkan banyak korban, karena tempe bo gkrek pada proses pembutannya dapat menghasilkan asam bongkrek yang menumbuhkan sejenis cendawan yang menghasilkan racun Toksofalavin, demikian pula pada oncom yang di buat dari bungkil kacang tanah, dapat pula menumbuhkan cendawan Aspergilus flavus yang menghasilkan racun Alfatoksin.
Penyebab utamanya telah di temukan yaitu di sebabkan oleh semacam bakteri yang di sebut Pseudomonas Cocovenans yang menghasilkan racun dari adonan ampas kelapa parutan yang mengandung asam bongkrek.
B. Patofisiologi
Proses terjadinya racun dalam tempe bongkrek
Tempe bongkrek dalam pembutannya melalui proses fermentasi.pda proses tersebut adonan tempe bongkrek akan menimbulkan panas sehingga suhu adonan tempe bongkrek akan naik sampai 40⁰C. dalam keadaan suhu tersebut mengakibatkan timbulnya bakteri terutama pseudomo yanas cocovenansg bias memecah minyak atau lemak.kemudian menghasilkan enzim tertentu yang dapat menghidrolisasi gliserida dlam minyak menjadi gliseral dan asam lemak . dari asam lemak terutama asam oleat membentuk asam bongkrek dan toksoflafin.
Gejala – gejala keracunan tempe bongkrek :
1. Biasanya beberapa saat setelah makan tempe bongkrek yang mengandung racun, mula – mula korban badannya merasa kurang segar, perut keram, muntah – muntah dan mencret.
2. Pusing kepala, banyak mengeluarakan keringat, dan kejang – kejang
3. Kesadarannya menurun dan kemudian tidak sadarkan diri
4. Bila tidak segera di tolong dan adakalannya kematian terjadi dalam waktu yang singkat
Pencegahan keracunan tempe bongkrek:
1. Memberikan penerangan/pengetahuan tentang bahaya racun tempe bongkrekk
2. Menjaga kebersihan dalam pembutannya dengan menghindarkan kontaminasi oleh bakteri atau bahan – bahan lainnya yang bers ifat racun
3. Menggunakan bahan ampas kelapa pa utan yang masih segar karena biasanya ampas kelapa parutan yang telah lama di simpan mempunyai kemungkinan mengandung asam bongkrek dalam racun toksoflavin
4. Tempe bongkrek sebelum di konsumsi , sebaiknya di jemur dahulu di bawah sinar matahari beberapa jam untuk menghilangkan racun toksofalvin, sedang asam bongkreknya tidak bisa hilang dengan di jemur panas matahari.
4. Botulisme
A. Definisi
Merupakan penyakit keracunan makanan yang di sebabakan oleh racun bakteri botulinum.bakteri ini dapat hidup tanpa oksigen dan berbentuk spora. Pada usia muda bakteri tersebut merupakan bakteri yang gram positif.racun botulinum merupakan racun yang sangat kuat terhadap sarap. Pada manusia menimbulkan gejala – gejala sebagai berikut sukar menelan, kelumpuahan kelopak, mata, di sertai kelumpuhan anggota badan seperti kaki dan lengan
Selain manusia botulisme mengancam kelangsungan hidup burung dan binatang – binatang species lainnya di seluruh dunia dan dapat menimbulkan kefatalan
Bakteri botulisme terdiri dari enam macam dengan kode:A, B, C, D, E dan F.
Tipe A tedapat dalam makanan kaleng sayur dan buah – buahan daging dan ikan
Tipe B terdapat dalam daging, terutama dalam daging babi
Tipe Ca terdapat pada lalat, tanaman busuk dan empang - empang basa
Tipe Cb terdapat pada makanan kuda dan hati babi
Tipe D terdapat pada bangkai
Tipe E terdapat dalam makanan daging ikan yang tidak dimasak
Tipe F terdapat pada adonan basah hati
Racun botulisme tipe C labil dalam panas dan antigenic terhadap protein
v Gejala – gejala keracunan botulisme pada manusia
1. Kadang – kadang disstres perut dan diare, mual dan muntah
2. Setelah 12-24 jam korban mengalami penglihatan kembar ( doble – vision)
3. Sukar menelan, badan lemah, dan kelumpuahan alat- alat pernafasan
4. Kerusakan hati dan ginjal dalam sakit yang lama
5. Makanan yang tercemar oleh racun botulinum dapat mengakibatakan fatal hanya dengan dosis 5 gram
Gejala – gejala yang nampak pertama pada keracunan botulinum :
1. Kelumpuhan pada otot – otot mata yang mengakibatakan terganggunya penglihatan, juling, dan kelumpuhan kelopak mata.
2. Gangguan pada otot penelan: timbulnya gangguan menelan dan gangguan otot-otot pernafasan yang dapat mengakibatakan korban tidak sadarkan diri
Pengobatan keracunan botulinum
1. Bila korban di duga keracunan botulinum, lakukan pembilasan lambung
2. Berikan antitoksin botulinum kurang lebih 50.000 unit untuk tipe A dan tipe B dan 500 unit tipe E intravenous
3. Pelihara pernafasannya dan bila perlu pakai pernafasan mekanik dapat menolong, tetapi ada kemungkinan terjadi komplikasi lever dan ginjal
4. Pengobatan yang terbaiak di rumah sakit
Pencegahan terhadap keracunan botulinum
1. PH makanan tidak boleh lebih besar dari 4,5 sebelum diambil dari tumbuh- tumbuhan dan binatang
2. Garam yang dikandung dalam makanan harus tidak kurang 10% dari berat makanan atau makanan harus kering dari aktifitas lain
3. Makanan harus di simpan dalam tempat suhu 3⁰C
4. Makanan harus dipanaskan sekurang – kurangnya 90⁰C sebelum di konsumsi
5. Makanan harus di proses pada suhu 121⁰C ( 250⁰F)selama 3 menit
6. Langkah – langkah yang lebih utama untuk mencegah Clostridium botulinum, hindarkan pencemaran oleh clostridium botulinum dalam setiap proses pembuatan makanan dalam kaleng
5.Myocotoxin ( Racun Jamur)
Penyakit yang disebabakan oleh racun jamur (myocotoxicis) biasanya terjadi setelah makan makanan yang di tumbuhi jamur dan biasanya terdapat pada makanan yang telah basi.
Racun jamur yang sangat berbahaya ialah alfatoksin karena dapat merangsang tumbuhnya penyakit kanker hati (hepatomas).jenis jamur yang tumbiliuuh dalam kacang tanah. Ialah jamur aspergilus, penicilium, dan fusarium merupakan jamur yang menghasilkan myocotoxin.
Jamur aspergilus flavus menghasilkan toksin yang bersifat :
1. Hepatoxin ( racun terhadap hati)
2. Carcinogenic ( racun yang dapat merangsang tumbuhnya kanker)
3. Mutagenic(racun yag dapat menimbulka perubahan – perubahan sel-sel dalam tubuh)
Jenis jamur penicilium isslanddien dapat menghasilkan :
1.Carciogenic ( racun yang dapat merangsang tumbuhnya kanker)
2.Mutagenic
Disamping jenis aspergillus yang berbahaya, ada juga jenis aspergillus yang dibutuhkan bagi manusia, misalnya dalam pembuatan tape, pembuatan kecap yang menggunakan kacang kedelai merupakan hasil jamur aspergillus yang tumbuh pada biji kedelai.
Alfaktosin terdapat dalam kacang tanah yang berlumut, kapas, kelapa dan gandum.terdapat juga dalam ikan kering dalam susu binatang yang memakan makanan yang tercemar.
Karakteristik pengaruh dari alfaktoksin ialah kerusakan lever( hati) dengan merusak sel – sel saluran empedu yang di sebabkan keracunan akut atau tumor setelah keracunan kronis.
Tunasnya Alfaktoksin dapat juga mempengaruhi pertumbuhan insekt, menghalangi ber tunasnya benih, dan menimbulkan mikroorganisme.
Pengobatan dan pertolongan penyakit yang disebabkanmyocotoxin ( racun jamur ) tergantung pada berat ringannya penyakit dan pengobatan yang lebih efektif hanya dapat di lakukan oleh dokter atau di rumah sakit
Pencegahan
1. Langakah–langkah yang lebih utama unutk mencegah penyakit yang di sebabkan oleh myocotoxin, dalam setiap proses pengolahan bahan – bahan makanan/minuman hindarkan pencemaran oleh bakteri maupun bahan – bahan kimia yang dapat mendorong tumbuhnya myocotoxin
2. Makanan dan minuman yang telah kadaluarsa agar tidak di jual dan segera ditarik dari peredaran.
3. Pada kaleng atau botol kemasan harus di cantumkan label yang menunjukkna waktu kadaluwarsa dan telah di periksa oleh pengawas kesehatan makanan dan minuman Departemen Kesehatan RI
4. Hindarkan kerusakan – kerusakan waktu memanen seperti padi, gandum dan sebagainya
5. Penyimpanan bahan makanan seperti padi/beras, gandum, kacang tanah harus di tempat/diruang yang kering dan bahan – bahan makanan yang di simpan harus benar – benar kering.
v Pengobatan spesifik dan antidotum
Jenis Racun | Gejala | Tindakan |
Makanan- jamur 1. Aminita Muscarina 2. Aminita Phalloidine | 1. Masa laten kurang 2 jam, lakrimasi, Salivasi, keringat, miosis, muntah,nyeri perut, diare, pusing, kejang,koma. 2. Masa laten 6-24 jam mual,muntah, melena, dehidrasi, ikterik, anemia,syok, koma. | 1. atropine Sulfat 1 mg sk/im di ulang tiap 1-2 jam sampai atropinisasi. 2. Hati-hati hipoglikemia ,beri infuse glukosa 10 % |
Makanan Jengkol | Kolik ureter, hematuri,oliguri/anuri Hati-hati uremi | Na-bikarbonat 4 x2 goral /hari Infus NaHCO3 |
Makanan- kontaminan | Tergantung jenis kontaminan | |
Makanan- Singkong | Nyeri kepala, mual , mengantuk,hipotensi,Takhikardi,dipsnu,kejang,koma. Dapat meninggal dalam 1-15 menit. | Inhalasi amilnitrit 0,2 ml tiap 2 menit (kecuali bila sistolik kurang 80 mmHg) Na-nitrit 3% 10 ml iv dalam 3 menit dan Na-tiosulfat 25% 50 ml iv dalam 10 menit. |
Makanan- Stalifilokokal | Masa laten 2-8 jam mual,muntah, diare,nyeri perut, nyeri kepala, demam, dehidrasi. Dapat menyrupai disentri. | Obat seperti gastroenteritis akut |
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Rencana evaluasi dan tindakan untuk pasien keracunan termasuk sebagai berikut :
1.Stabilisasi
Perawatan pada pasien keracunan diarahkan untuk stabilisasi masalah masalah mendesak jalan nafas yang mengancam hidup,pernafasan dan sirkulasi.
Perawatan stabilisasi termasuk langkah – langkah :
1. Kaji, tetapkan dan tangani jalan napas.intubasi jika pasien perlu.sucsion mungkin sering di perlukan
2. Kaji dan control perdarahan
3. Kaji terhadap setiap cidera yanag berkaitan atau proses penyakit lain
4. Kaji, tetapkan, tangani status asam basa dan elektrolit
5. Kaji status jantung.pemantauan jantung adalah penting pada pasien koma.
2. Pengumpulan riwayat kesehatan
Hal terpenting adalah mengidentifikasi bahan toksik jumlah dan waktu pemajanan, alergi atau penyakit yang mendasari dan apakah sudah ada tindakan pertama yang telah dilakukan.Keluarga,teman-teman atau polisi harus memeriksa rumah.Pakaian dan efek-efek personil harus di uji erhadap ingestan.
3. Identifikasi sindrom toksik
Sindrom | Gejala – gejala | Penyebab – penyebab umum |
kolinergiknda | Tanda – tanda fital menurun, salvias berlebihan, lakrimasi, urinasi, emeasis dan diaphoresis, depresi system syaraf pusat, fasikulasi – fasikulasi otot, edema pulmonal, miosis bradikardia dan kejang | Insektisida orga, fiofosfat dan karbamat ,fisostigmin, berberapa jamur |
Opiate/hipnotik sedatif | Ttv menurun, koma, depresi pernafasan, miosis, hipotensi, dan bradikardia | Narkotik, benzodiazepine, barbiturate,etanol |
Antikolinergik | Delirium, kering, ruam kulit, pupil melebar, suhu tinggi, retensi urine, penurunan bising usus, takikardi dan kejang | Antihistamin, atrophin, beberapa tanaman dan jamur |
Simpatomimetik | Delusi, paranuria, takikardia, hipertensi, midriasis, kejang | Kokain, teofilin, kafein, LSD, amfetamin |
Gejala putus obat | Diare, midriasis, takikardia, halusinasi, keram | Alcohol, barbiturate, narkotik, benzodiazepinies |
2. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN | TUJUAN DAN KRITERIA HASIL | INTERVENSI KEPERAWATAN |
Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan jantung yang b.d. disritmia dan peningkatan kebutuhan oksigen miokardial | Tanda-tanda vital akan kembali atau tetap dalam batas –batas normal. | 1. Kaji tanda-tanda vital tiap 15 menit 2. Catat perubahan-perubahan pada teknan darah,frekuensi jantung, dan irama jantung. 3. Pertahankan tirah baring. 4. Auskultasi bunyi jantung setiap 2 jam 5. Berikan oksigen dan penobatan sesuai perintah 6. Pantau oksimetri nadi dan gas-gas darah arteri sesuai perintah. |
Hipertermia berhubungan dengan toksisitas obat | Suhu tubuh normal akan dipertahankan | 1. pantau suhu setiap 15 jam 2. baringkan pasien pada ruangan yang sejuk 3. minimalkan aktivitas fisik 4. gunakan busa dan air suam-suam kuku untuk mengelap pasien 5. lakukan terapi pendinginan eksternal (Misalnya : selimut pendingin). |
Resiko tinggi terhadap cedera b.d. kejang,kegelisahan,dan agitasi. | Pasien terbebas dari cedera fisik | 1. Pantau aktivitas kejang 2. Bantalan pada tirali tempat tidur 3. Letakkan jalan nafas oral disamping tempat tidur 4. Peralatan suction tersedia di samping tempat tidur 5. Tempatkan tempat tidur pada posisi yang rendah,semua tiralinya terpasang 6. Berikan antikonvulsan sesuai perintah 7. Berikan sedasi sesuai perintah 8. Gunakan restrain yang lunak untuk agitasi(bukan untuk control kejang ) |
Ansietas : yang berhubungan dengan penggunaan stimulan terhadap rasa takut yang tidak diketahui, atau rasa takut terhadap akibat hukum. | Pasien akan memperagakan kemampuan mengendalikan diri yang efektif | 1. Kurangi stimulan lingkungan 2. Hargai dan dukung mek nisme koping yang efektif digunakan pasien. 3. Identifikasi sistem pendukung utama atau orang-orang. 4. Dapatkan kerjasama pasien dan biarkan pasien untuk ikut serta dalam perawatan jika memungkinkan 5. Jelaskan semua prosedur dalam istilah yang sederhana |
Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan penyalahgunaan Kokain. | Pasien akan mengungkapkan pengetahuannya tentang manifestasi-manefestasi fisik dari penyalahgunaan Kokain | 1. Kaji pengetahuan pasien dan toksisitas dan tindakan pengobatan kokain. 2. Kaji kemampuan belajar dan kesiapan unttuk belajar. 3. Sediakan informasi tentang efek -efek fisik dari kesalahpahaman. |
PENDAHULUAN
Pada hakekatnya, semua zat dapat berlaku sebagai racun, tergantung pada dosis dan cara pemberiannya.
Karena gejala yang timbul sangat bervariasi, kita harus mengenal gejala yang ditimbulkan, dan bertindak cepat dan tepat pada setiap kasus dengan dugaan keracunan.
Seseorang dicurigai menderita kercunan bila:
1. Seorang yang sehat mendadak sakit
2. Gejalanya tidak sesuai dengan suatu keadaan patologik tertentu
3. Gejala menjadi progesif dengan cepat karena dosis yang terlalu besar
4. Anamnestik menunjukkan kearah keracunan
5. Keracunan kronik dicurigai bila digunakan dalam obat dalam waktu lama atau lingkungan pekerjaan yang berhubungan dengan zat-zat kimia
Penatalaksanaannya:
1. Mencegah atau menghentikan penyerapan racun
2. Mengeluarkan racun yng telah diserap
3. Pengobatan simtomatik
4. Pengobatan spesifik dan antidotum
Yang mana dari keempat hal tersebut yang paling penting, berbeda-beda pada setiap kasus.Oleh karena itu urutan diatas bukanlah menyatakan urutan tindakan yang pasti, melainkan berubah-ubah tergantung mana yang lebih darurat.
KERACUNAN MAKANAN
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I
1. DWI SUTANTO
2. ERAWATI SITOMPUL
3. IRFANA SRINOVA ROSABELA
4. GUNAWAN PANJI ASMORO
5. JONI ARDI
6. MONANG HUTABARAT
7. MURNIATI
DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
2008
DAFTAR PUSTAKA
Adiwisastra,A.1989.Keracunan Sumber Bahaya serta Penanggulangannya. Bandung:Angkasa Bandung
Hudak dan Gallo.1996.Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Panitia Lulusan Dokter.1979. Kedaruratan Medik Pedoman Penatalaksanaan Praktis. Jakarta : Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Gawat Darurat yang berjudul “Keracunan Makanan” . Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para anggota kelompok yang telah bekerjasama dalam penulisan makalah ini.
Makalah ini berisikan dan penjelasan secara ringkas tentang pengertian dan klasifikasi keracunan makanan. Tidak hanya itu, makalah ini juga memuat Asuhan Keperawatan pasien dengan kasus Keracunan Makanan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang yang sifatnya membangun. Semoga makalah ini bermanfaat dan menambah pengetahuan para Mahasiswa Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
Bandar Lampung, Oktober 2008
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar