Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK

Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang diproyeksikan pads retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan secara bertahap (Springhouse Co). Derajad disabilitas yang ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas keburaman. Intervensi diindikasikan jika visus menurun sampai Batas klien tidak dapat menerima perubahan dan merugikan atau memengaruhi gaya hidup klien (yaitu visus 5/15). Katarak biasanya memengaruhi kedua mata tetapi masing-masing berkembang secara independen. Perkecualian, katarak traumatik biasanya unilateral dan katarak kongenital biasanya stasioner.

Tindakan operasi mengembalikan pandangan pada kurang lebih 95% klien (Springhouse Co). Tanpa pembedahan, katarak yang terjadi dapat menyebabkan kehilangan pandangan komplet. Katarak terbagi menjadi jenis menurut perkembangan (katarak kongenital) dan menurut proses degeneratif (katarak primer dan katarak komplikata).



Indikasi operasi katarak,
·        Pada bayi (< 1 tahun), jika fundus tidak terlihat.
·        Pada umur lanjut:
-         Indikasi klinis: Jika timbul komplikasi glaukoma atau uveitis, meskipun visus masih baik untuk bekerja. Operasi dilakukan setelah keadaan tenang.
-         Indikasi visual: Katarak matur dengan visus 1/300 atau 1/- dengan catatan LP baik segala arah. Operasi untuk perbaikan visus.
-         Indikasi sosial: Pekerjaan





Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang menderita rubella, diabetes melitus, toksoplasmosis, hipoparatiroidisme, galaktosemia. Ada pula yang menyertai kelainan bawaan pada mata itu sendiri seperti mikroftalmus, aniridia, koloboma, keratokonus, ektopia lentis, megalokornea, heterokronia iris. Kekeruhan dapat dijumpai dalam bentuk arteri hialoidea yang persisten, katarak polaris anterior, posterior, katarak aksialis, katarak zonularis, katarak stelata, katarak totalis dan katarak kongenita membranasea:

Komplikasi katarak
Pada hordeolum yang besar dapat disertai selulitis dari palpebra atau orbita sehingga keadaan umumnya lebih terganggu.
1.      Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea, sehingga menimbulkan reaksi radang/alergi.
2.      Claukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga mengganggu aliran cairan bilik mata depan.

Katarak Primer
Katarak primer, menurut umur ada tiga golongan yaitu katarakjuve (umur <20 tahun), katarak presenilis (umur sampai 50 tahun) katarak senilis (umur >50 tahun). Katarak primer dibagi menjadi stadium:





Stadium Insipien
Jenis katarak ini adalah stadium paling dini. Visus belum tergangu dengan koreksi masih bisa 5/5-5/6. Kekeruhan terutama terdapat pada bagian perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda.

Stadium Imatur
Kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa, terutama terdapat di bagian posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Shadowtest positif. Saat ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang menyebabkan lensa menjadi cembung sehingga indeks refraksi berubah dan mata menjadi miopia. Keadaan ini disebut intumesensi. Cembungnya lensa akan mendorong iris ke depan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi sempit dan menimbulkan komplikasi glaukoma.

Stadium Matur
Pada stadium ini terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan berukuran normal kembali. Saat ini lensa telah keruh seluruhnya sehingga semua sinar yang masuk pupil dipantulkan kembali. Shadow test negatif. Di pupil tampak lensa seperti mutiara.

Stadium Hipermatur (Katarak Morgagni)
Korteks lensa yang seperti bubur telah mencair sehingga nukle lensa turun karena daya beratnya. Melalui pupil, nukleus terbaya sebagai setengah lingkaran di bagian bawah dengan warna berbe dari yang di atasnya yaitu kecoklatan. Saat ini juga terjadi kerusak kapsul lensa yang menjadi lebih permeabel sehingga isi korteks daK keluar dan lensa menjadi kempis yang di bawahnya terdapat nukle lensa. Keadaan ini disebut katarak Morgagni.

Katarak Komplikata
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagai komplikasi dari penyakit lain. Penyebab katarak jenis ini adalah:
·        Gangguan okuler, karena retinitis pigmentosa, glaukoma, ablasio retina yang sudah lama, uveitis, miopia maligna.
·        Penyakit sistemik, diabetes melitus, hipoparatiroid, sindrom Down, dermatitis atopik.
·        Trauma, trauma tumpul, pukulan, benda asing di dalam mata, terpajan panas yang berlebihan, sinar-X, radioaktif, terpajan sinar matahari, toksik kimia.
Merokok meningkatkan risiko berkembangnya katarak, demikian pula dengan peminum berat. Kadang-kadang katarak terjadi lagi setelah operasi jika kapsul lensa ditinggalkan utuh selama operasi katarak (deWit, 1998).

PATOFISIOLOGI
Lensa berisi 65% air, 35% protein dan mineral penting. Katarak merupakan kondisi penurunan ambilan oksigen, penurunan air, peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya protein yang dapat larut menjadi tidak dapat larut. Pada proses penuaan, lensa secara bertahap kehilangan air dan mengalami peningkatan dalam ukuran dan densitasnya. Peningkatan densitas diakibatkan oleh kompresi sentral serat lensa yang lebih tua. Saat serat lensa yang baru diproduksi di korteks, serat lensa ditekan menuju sentral. Serat-serat lensa yang padat lama-lama menyebabkan hilangnya transparansi lensa yang tidakterasa nyeri dan sering bilateral. Selain itu, berbagai penyebab katarak di atas menyebabkan gangguan metabolisme pada lensa mata. Gangguan metabolisme ini, menyebabkan perubahan kandungan bahan-bahan yang ada di dalam lensa yang pada akhirnya menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang di berbagai bagian lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini sinar yang masuk melalui kornea dihalangi oleh lensa yang keruh/buram. Kondisi ini mengaburkan bayangan semu yang sampai pada retina. Akibatnya otak menginterpretasikan sebagai bayangan yang berkabut. Pada katarak yang tidak diterapi, lensa mata menjadi putih susu, kemudian berubah kuning, bahkan menjadi cokelat atau hitam dan klien mengalami kesulitan dalam membedakan warna.

Tidak ada komentar: