Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!
KASUS
Ny. C 28 tahun dirawat di RS dengan diagnose medis ISK. Keluhan pada saat masuk : rasa sakit dan panas saat buang air kecil. Kencing sedikit-sedikit tapi sering, rasa tidak enak didaerah suprapubik, sakit kepala (-), nyeri di pinggang (-), mual/muntah (-), TD : 110/70 mmHg, suhu : 37 C, nyeri tekan CVA (-). Hasil anamnesis : klien sering menahan BAK, minum hanya dilakukan setelah makan, klien sudah 2x ini mengalami keluhan yang sama. Saat ini klien terpasang folley kateter dengan system tertutup. Hasil uranalisis menunjukkan hematuri mikroskopik (+), piuria (+), proteinuria (-), bakteriuria (+).
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
DENGAN ISK TERHADAP Ny. C
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny. C
Umur : 28 tahun
Diagnosa medis : ISK
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : nyeri
b. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang ke rumah sakit dengan keluhan rasa sakit dan panas saat buang air kecil, kencing sedikit-sedikit tapi sering, rasa tidak enak di daerah suprapubik, klien sering menahan BAK, klien hanya minum setelah makan.
c. Riwayat kesehatan lalu
Klien mengatakan sudah 2x mengalami keluhan yang sama
3. Pemeriksaan fisik
TTV
TD : 110/70 mmHg, suhu : 37 c
Genetalia : terpasang folley kateter
4. Pola kebiasaan klien
a. Nutrisi
1. Minum hanya setelah makan
2. Mual/muntah (-)
b. Eliminasi
1. Rasa sakit dan panas saat BAK
2. BAK sedikit-sedikit tapi sering
3. Klien sering menahan BAK
4. Eliminasi dibantu kateter
c. Kenyamanan
1. Rasa sakit dan panas saat BAK
2. Rasa tidak enak di daerah suprapubik
5. Pemeriksaan penunjang
Hasil urinalisis
1. Hematuri mikroskopik (+)
2. Piuria (+)
3. Proteinuria (-)
4. Bakteriuria (+)
ANALISA DATA
Data Fokus
Data subjektif
1. Rasa sakit dan panas saat BAK
2. Kencing sedikit-sedikit tapi sering
3. Rasa tidak enak pada daerah suprapubik
4. Klien sering menahan BAK
5. Klien hanya minum setelah makan
6. Sudah 2x mengalami keluhan yang sama
Data objektif
1. TD : 110/70 mmHg
2. Suhu : 37 c
3. Hasil urinalisis
a. Hematuri mikroskopik (+)
b. Piuria (+)
c. Bakteriuria (+)
No Data Fokus Masalah Keperawatan Etiologi
1. 1. Rasa sakit dan panas saat BAK
2. Rasa tidak enak pada daerah suprapubik
3. Suhu : 37 c
4. Hematuri mikroskopik (+)
5. Piuria (+)
6. Bakteriuria (+) Nyeri inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus urinarius.
2. 1. Kencing sedikit-sedikit tapi sering Perubahan pola eliminasi urine obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius
3. 1. Sudah 2x mengalami keluhan yang sama
2. Klien sering menahan BAK
Kurang pengetahuan Kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
no Diagnosa keperawatan Tanggal ditemukan paraf Tanggal teratasi paraf
1 Nyeri b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus urinarius.
2 Perubahan pola eliminasi urine b.d obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius
3 Kurang pengetahuan b.d Kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Keperawatan Rasional
1. Nyeri b.d inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus urinarius. Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri hilang atau berkurang dengan
Kriteria evaluasi:
Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi panggul
1. Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, bau dan pola berkemih, masukan dan haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
2. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri.
3. Berikan tindakan nyaman, seperti pijatan punggung, lingkungan istirahat.
4. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
5. Berikan perawatan perineal
6. Jika dipasang kateter berikan perawatan kateter 2 kali per hari.
7. Kolaborasi:
Konsul dokter bila: sebelumnya kuning gading-urine kuning, jingga gelap, berkabut atau keruh. Pola berkemih berubah, sering berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit
8. Berikan analgesic sesuai kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya
9. Berikan antibiotic. Buat berbagai variasi sediaan minum, termasuk air segar .Pemberian air sampai 2400 ml/hari 1. Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
2. Membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri
3. Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
4. membantu mengarahkan kembali perhatian dan untuk relaksasi otot.
5. Untuk mencegah kontaminasi uretra
6. Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan
7. Temuan- temuan ini dapat memberi tanda kerusakan jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan luas
8. Analgesic memblok lintasan nyeri sehingga mengurangi nyeri
9. Akibat dari haluaran urin memudahkan berkemih sering dan membantu membilas saluran berkemih
2. Perubahan pola eliminasi urine b.d obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat mempertahankan pola eliminasi secara adekuat.
Kriteria :
a. Klien dapat berkemih setiap 3 atau 4 jam
b. Klien tidak kesulitan pada saat berkemih
c. Klien dapat bak dengan berkemih
1. Ukur dan catat urine setiap kali berkemih
2. Anjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam
3. Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
4. Bantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal
5. Bantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
6. Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN, kreatinin
7. Lakukan tindakan untuk memelihara asam urin: tingkatkan masukan sari buah berri dan berikan obat-obat untuk meningkatkan asam urin. 1. Untuk mengetahui adanya perubahan warna dan untuk mengetahui input/out put
2. Untuk mencegah terjadinya penumpukan urine dalam vesika urinaria.
3. Untuk mengetahui adanya distensi kandung kemih.
4. Untuk memudahkan klien di dalam berkemih
5. Supaya klien tidak sukar untuk berkemih.
6. Pengawasan terhadap disfungsi ginjal
7. Asam urin menghalangi tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan sari buah dapat berpengaruh dalam pengobatan infeksi saluran kemih.
3. Kurang pengetahuan b.d Kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak memperlihatkan tanda-tanda gelisah.
Kriteria hasil : Klien menyatakan mengerti tentang kondisinya, pemeriksaan diagnostik, rencana pengobatan, tindakan perawatan diri preventif
1. Berikan informasi tentang :
a. Sumber infeksi
b. Tindakan untuk mencegah penyebaran atau kekambuhan
c. Jelaskan pemberian antibiotik
d. Pemeriksaan diagnostik, termasuk tujuan, gambaran singkat, persiapan yang dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan
2. Anjurkan pasien untuk menggunakan seluruh antibiotik yang diresepkan, minum sebanyak 8 gelas perhari, dan segera memberi tahu dokter bila diduga ada infeksi
3. Sarankan pada wanita beresiko untuk :
a. Berkemih bila keinginan terasa dan setelah berhubungan seksual
b. Bersihkan perineal dari depan ke belakang setelah buang air besar
c. Hindari penggunaan busa sabun dan sabun dengan parfum kuat
d. Gunakan pakaian dalam dari katun daripada nilon
4. Berikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan
1. Dapat menambah pengetahuan dan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik
2. Cairan menolong membilas ginjal dan deteksi dini memungkinkan pemberian terapi antibiotik sebelum infeksi menyebar
3. Menjaga saluran bawah bebas dari bakteri, pembilasan yang tepat setelah buang air, menghindari uretra terkontaminasi, sejumlah sabun dapat mengiritasi perineal, kain katun memberikan sirkulasi udara yang baik untuk mengeringkan perineal
4. Mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan
IMPLEMENTASI
No. Diagnosa Tanggal/Waktu Inmplementasi Tanggal/waktu Evaluasi
1. 1 1. Memantau output urine terhadap perubahan warna, bau dan pola berkemih, masukan dan haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
2. Mencatat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri.
3. Memberikan tindakan nyaman, seperti pijatan punggung, lingkungan istirahat.
4. Mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi
5. Memberikan perawatan perineal
6. Mengkolaborasi:
Konsul dokter bila: sebelumnya kuning gading-urine kuning, jingga gelap, berkabut atau keruh. Pola berkemih berubah, sering berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakit
7. Kolaborasi : Berikan analgesic sesuia kebutuhan dan evaluasi keberhasilannya.
Berikan antibiotic. Buat berbagai variasi sediaan minum, termasuk air segar .Pemberian air sampai 2400 ml/hari S :
2. 2 1. Mengukur dan catat urine setiap kali berkemih
2. menganjurkan untuk berkemih setiap 2 – 3 jam
3. Palpasi kandung kemih tiap 4 jam
4. Membantu klien ke kamar kecil, memakai pispot/urinal
5. Membantu klien mendapatkan posisi berkemih yang nyaman
6. Mengawasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN, kreatinin
3. 3 1. Memberikan informasi tentang :
e. Sumber infeksi
f. Tindakan untuk mencegah penyebaran atau kekambuhan
g. Jelaskan pemberian antibiotik
h. Pemeriksaan diagnostik, termasuk tujuan, gambaran singkat, persiapan yang dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan
2. Menganjurkan pasien untuk menggunakan seluruh antibiotik yang diresepkan, meminum air sebanyak 8 gelas perhari, dan segera memberi tahu dokter bila diduga ada infeksi
3. Menyarankan pada wanita beresiko untuk :
e. Menganjurkan berkemih bila keinginan terasa dan setelah berhubungan seksual
f. Membersihkan perineal dari depan ke belakang setelah buang air besar
g. Menghindari penggunaan busa sabun dan sabun dengan parfum kuat
h. Menggunakan pakaian dalam dari katun daripada nilon
4. Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan
Lakukan observasi pada :
1. Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, bau dan pola berkemih, masukan dan haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulang
2. Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri
3. Awasi pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN, kreatinin
4. Awasi penggunaan seluruh antibiotik yang diresepkan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar