Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

Neonatus


BAB I
PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang

Bayi Baru Lahir harus dapat menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin dengan kehidupan ekstrauterin.setelah bayi lahir mereka harus beradaptasi dengan lingkungan baru yang berbeda dengan kehidupan dalam lahir oleh karena itu terjadi perubahan perubahan fisiologis yang terjadi agar dapat mempertahankan kehidupan nya.

Ada beberapa perubahan yang terjadi antara lain dari sistem pernapasan,pengaturan suhu,perubahan sistem sirkulasi,metabolisme,dan lain-lain.
Ada beberapa tindakan yang harus dilakukan oleh bidan setelah bayi lahir antara lain inisiasi menyusui dini,skin to skin,membimbing ibu untuk bounding attachment serta melakukan perawatan pada bayi baru lahir.

Setiap perubahan yang terjadi pada Bayi Baru Lahir harus diperhatikan karena perubahan fungsi-fungsi tubuh dikhawatirkan tidak berjalan dengan baik,pengawasan ini dilakukan selama beberapa jam setelah bayi lahir dan perawatan dilakukan di tempat yang bersih di dalam ruang persalinan.

2.1.Tujuan
1.      Untuk mengetahui perbedaan  bounding attachment, IMD (inisiasi menyusiu dini), skin to skin contact, baby baounding, dan rooming in
2.      Untuk mengetahui tentang sistem pernapasan pada bayi baru lahir
3.      Untuk mengetahui tentang sistem pengaturan suhu pada bayi baru lahir
4.      Untuk mengetahui perawatan terhadap bayi baru lahir
5.      Untuk mengetahui isu terkini tentang bayi baru lahir


BAB II
ISI


2.1. Rooming In, IMD, Skin to Skin, bounding Attachment dan Baby Bounding
A.Pengertian Rooming In
Rawat gabung adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama-sama pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat menyusui anaknya.
Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya.
Ada dua jenis rawat gabung :
a. Rawat Gabung kontinu : bayi tetap berada disamping ibu selama 24 jam
b. Rawat Gabung parsial : ibu dan bayi bersama - sama hanya dalam beberapa jam seharinya. Pada pagi hari bersama ibu sementara malam hari dirawat di kamar bayi.
Tujuan Rawat Gabung
a. Memberikan bantuan emosional
Ø  1). Ibu dapat memberikan kasi sayang sepenuhnya kepada bayi
Ø  2).Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi
b. Penggunaan ASI
Ø  1). Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ASI
Ø  2). Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin
c. Pencegahan infeksi
Ø  mencegah terjadinya infeksi silang
d. Pendidikan kesehatan
Ø  Dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu
e. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi
Manfaat Rawat gabung
a. Bagi ibu
1). Aspek psikologi
  • Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) dan lebih akrab akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi
  • Dapat memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayinya
  • Memberikan rasa percaya kepada ibu untuk merawat bayinya. Ibu dapat memberikan ASI kapan saja bayi membutuhkan, sehingga akan memberikan rasa kepuasan pada ibu bahwa ia dapat berfungsi dengan baik sebagaimana seorang ibu memenuhi kebituhan nutrisi bagi bayinya. Ibu juga akan merasa sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Hal ini akan memperlancar produksi ASI.
2). Aspek fisik
  • Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan menyusui akan terjadi kontraksi rahim yang baik
  • Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat mempercepat mobilisasi
b. Bagi bayi
1). Aspek psikologi
  • Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan berpengaruh terhadap perkembangan pskologi bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.
  • Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak
2). Aspek fisik
  •  Bayi segera mendapatkan colostrum atau ASI jolong yang dapat memberikan kekebalan/antibodi
  • Bayi segera mendapatkan makanan sesuai pertumbuhannya
  •  Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil
  •  Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat berkurang
  •  Penyakit sariawan pada bayi dapat dihindari/dikurangi
  • Alergi terhadap susu buatan berkurang
c. Bagi keluarga
1). Aspek psikologi
Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan support pada ibu untuk memberikan ASI pada bayi
2). Aspek ekonomi
Lama perawatan lebih pendek karena ibu cepat pulih kembali dan bayi tidak menjadi sakit sehingga biaya perawatan sedikit.
d. Bagi petugas
1). Aspek psikologi
Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan tenang dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.
2). Aspek fisik
Pekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar tugasnya diambil oleh ibu dan tidak perlu repot menyediakan dan memberikan susu buatan
Pelaksanaan
a. Di poliklinik kebidanan
  •  Penyuluhan tentang ASI
  •  Memutar film
  •  Melayani konsultasi masalah ibu dan anak
b. Kamar persiapan
  •  Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai RS sayang ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik.
  • Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah melakukan ANC di RS dimana ia akan bersalin. Di dalam ruangan persiapan diperlukan gambar, poster, brosur dsb untuk membantu memberikan konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdapat botol susu, dot atau kempengan apalagi iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui.
c. Kamar Persalinan
  • Di ruangan ini dapat dipasang gambar, poster tentang menyusui yang baik dan benar. Serta menyusui segera setelah lahir.
  • Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera disusukan. Rangsangan pada puting susu akan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin untuk segera memproduksi ASI
d. Kamar perawatan
  •  Bayi diletakkan dekat dengan ibunya
  •  Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal
  •  Ibu dibantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara
  •  Mencatat keadaan bayi sehari-hari
  •  KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara, cara memandikan bayi, immunisasi dan penanggulangan diare
  •  Jika bayi sakit pindahkan ke ruang khusus
Sasaran dan Syarat
a. Bayi lahir dengan spontan , baik presentasi kepala atau bokong
b. Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek hisap baik, tidak ada tanda-tanda infeksi dsb
c. Bayi yang lahir dengan Sectio Cesarea dengan anestesi umum, RG dilakukan segera stelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk)misalnya 4-6 jam setelah operasi.
d. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai apgar minimal 7)
e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih
f. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih
g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum
h. Bayi dan ibu sehat
Kontra Indikasi
Rawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :
a. Ibu
  • Penyakit jantung derajat III
  • Pasca eklamsi
  • Penyakit infeksi akut, TBC
  • Hepatitis, terinfeksi HIV, sitimegalovirus, herpes simplek
  • Karsinoma payudara
b. Bayi
  •  Bayi kejang
  •  Sakit berat pada jantung
  •  Bayi yang memerlukan pengawasan intensif
  •  Catat bawaan sehingga tidak mampu menyusu

Perawatan Rawat Gabung yang Ideal
a. Bayi
  •  Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu
  •  Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi
  •  Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm
b. Ibu
  •  Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm
  •  Tinggi 90 cm
c. Ruang
  •  Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m
  •  Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan perawatan)
d. Sarana
  •  Lemari pakaian
  •  Tempat mandi bayi dan perlengkapannya
  •  Tempat cuci tangan ibu
  •  Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri
  •  Ada sarana penghubung
  • Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan bahasa yang sederhana
  • Perlengkapan perawatan bayi
e. Petugas
  • Rasio petugas dengan pasien 1 : 6
  • Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan RG
  •  
Model Rawat Gabung
Ø  satu kamar dengan satu ibu dan anaknya
Ø  empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi pada kamar yang lain bersebelahan dan bayi dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan tempat tidurnya
Ø  beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan dalam 1 ruangan kaca yang kedap udara
Ø  model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur yang sama
Ø  bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu
Keuntungan dan Kerugian Rawat gabung
a. Keuntungan
Ø   Menggalakkan penggunaan ASI
Ø   Kontak emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat
Ø   Ibu segera dapat melaporkan keadaan-keadaanbayi yang aneh
Ø   Ibu dapat belajar merawat bayi
Ø   Mengurangi ketergantungan ibu pada bidan
Ø   Membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam merawat bayi
Ø   Berkurangnya infeksi silang
Ø   Mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan
b.Kerugian
Ø   Ibu kurang istirahat
Ø   Dapat terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena oengaruh orang lain
Ø   Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung
Ø   Pada pelaksanaan ada hambatan tekhnis.


B. Inisiasi Menyusui Dini

Inisiasi Menyusui Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu).
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. “Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas.
Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
  1. Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
  2. Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
  3. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
  4. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
  5. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
  6. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
  7. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
  8. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
  9. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.
Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu
  1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
  2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
  3. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
  4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
  5. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
  6. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
  7. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
  8. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnyaoksitosin yang penting karena:
  • Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
  • Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
  • Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah bayi dilahirkan bertujuan untuk:
  • Percayalah bayi dapat melakukan ini sendiri. Sebenarnya, ada kodrat alami seorang bayi untuk menyusu dari ibu bahkan saat dia baru lahir. Ini merupakan tahap awal yang sangat baik bila Anda ingin memberikan ASI eksklusif pada 6 bulan pertama. Bayi akan menyukai ASI dan ibu tidak akan kekurangan untuk memberikannya. IMD juga mengurangi rasa nyeri saat harus menyusui.
  • Jangan kuatir bayi kedinginan karena tanpa pakaian apapun harus dibiarkan selama kurang lebih 1 jam untuk mencari puting susu ibu. Karena kulit ibu dapat menghangatkan bayi secara sempurna. Bila bayi merasa kedinginan, suhu tubuh ibu akan meningkat 2 derajat Celcius, sedangkan bila bayi kepanasan, kulit ibu akan menyesuaikan dengan menurunkan suhu sebanyak 1 derajat Celcius.
  • Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga mengurangi tingkat kematian bayi yang baru lahir.
  • Gerakan bayi yang merangkak mencari puting susu dapat menekan rahim dan mengelurkan hormon yang membantu menghentikan pendarahan ibu.
  • Bila bayi dalam melakukan IMD menangis, jangan cepat-cepat Anda menyerah untuk memberikan ASI. Bayi menangis belum tentu karena merasa lapar. Biarkan bayi Anda menemukan susu sendiri.
  • Bila persalinan harus melalui proses Cesar, Anda dapat tetap melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) walaupun kemungkinan berhasilnya sekitar 50% daripada persalinan normal.
  • IMD membantu meningkatkan ikatan batin antara ibu dan anak.
C.Skin to Skin

Skin to skin atau perawatan bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di rumah sakit ataupun di rumah.

Metode ini mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehinggga memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar.



1)      Keuntungan yang di dapat dari metode ini bagi perawatan bayi :
-         Meningkatkan hubungan emosi ibu – anak
-         Menstabilkan suhu tubuh , denyut jantung , dan pernafasan bayi
-         Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik
-         Mengurangi strea pada ibu dan bayi
-         Mengurangi lama menangis pada bayi
-         Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi
-         Meningkatkan produksi asi
-         Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit
-         Mempersingkat masa rawat di rumah sakit

Kriteria bayi untuk metode kanguru:
-         Bayi dengan berat badan ≤ 2000 g
-         Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai
-         Refleks dan kordinasi isap dan menelan yang baik
-         Perkembangan selama di inkubator baik
-         Kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan.

Cara melakukan metode kanguru:
-         Beri bayi pakaian, topi , popok dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu
-         Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak.
-         Dapat pula memeakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu , dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh.
-         Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi , dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.
-         Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri , duduk , jalan, makan dan mengobrol. Pada waktu tidur , posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu.
-         Bila ibu perlu istirahat , dapat digantikan oleh ayah atau orang lain.
-         Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, posisi bayi , pemantauan bayi , cara pamberian asi , dan kebersihan ibu dan bayi.

Manfaat perawatan metode kanguru (PMK) atau perawatan bayi lekat yang kerap disebut kangaroo mother care sebenarnya sudah banyak dibicarakan di masyarakat. Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Rey dan Martinez dari Bogota, Kolombia, dan merupakan metode perawatan bayi kecil atau bayi prematur yang diilhami oleh cara ibu kanguru merawat anaknya yang selalu lahir prematur.  
1.      Posisi kanguru. Bayi diletakkan diantara payudara ibu dalam posisi tegak dengan dada bayi menempel pada dada ibu. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah. Kedua tungkai bayi ditekuk sedikit seperti posisi kodok. Dalam posisi demikian tubuh ibu dan bayi diikat dengan kain selendang atau kemben berbahan elastis untuk menahan badan bayi agar tidak jatuh.(Lihat gambar) Bayi hanya mengenakan popok, topi hangat, dan kaus kaki. Tetapi apabila suhu sedang dingin, boleh dipakaikan baju tanpa lengan berbahan katun yang dibuka di bagian depannya, agar dada bayi tetap dapat menempel (kulit ke kulit) pada dada ibu.
2.      Monitor. Selama bayi cukup mendapat ASI dan berada dalam dekapan ibu, biasanya suhu akan mudah dipertahankan antara 36,5-37,5°C. Walaupun demikian, pemantauan suhu ketiak bayi perlu dilakukan setiap 6 jam selama 3 hari pertama PMK dimulai. Selanjutnya pengukuran dilakukan 2 kali sehari. Selain suhu, ibu perlu memantau pernapasan bayi. Pernapasan normal bayi prematur berkisar 40-60 kali per menit dan kadang dapat disertai periode apnu (tidak bernapas).

Beberapa tanda bahaya adalah bayi sulit bernapas, merintih, bernapas sangat cepat atau sangat lambat, berhenti napas yang sering dan lama (>20 detik), bayi terasa dingin walau sudah dihangatkan, sulit minum, muntah-muntah, kejang, diare, atau kulit menjadi kuning. Bila menjumpai tanda-tanda diatas, segeralah mencari pertolongan pada tenaga kesehatan. 

3.      Waktu dan siapa saja.Metode Kangguru idealnya dilakukan 24 jam sehari, tetapi pada permulaan dapat dilakukan bertahap dari minimal 60 menit, kemudian ditingkatkan sampai terus-menerus, siang dan malam, disela hanya untuk mengganti popok. Ibu dapat tetap melakukan pekerjaan sehari-hari seperti berdiri, duduk, memasak, jalan-jalan, bahkan bekerja.

D.Bounding Attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:
1.      Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

2.      Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.

3.      Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.

4.      Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.

5.      Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.

6.      Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.

7.      Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
8.      Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling dengan segera.

Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :
  1. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
  1. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
    Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing.
    Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
  2. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
    Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
  3. Kedekatan orang tua ke anak
    Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
  4. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
    Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.
Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam perkembangan psikologis anak yang baik nantinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :
  1. Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
  2. Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga prihatin yang disebabkan oleh :
-         cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak
-         kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang bagaimana perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.
-         Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan  keberhasilannya sebagai seorang ayah)
-         Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis kelamin.

E. Baby Bonding
Bonding atau ikatan batin merupakan hubungan orang tua dan bayi pada saat awal kelahiran. Jadi, Baby Bonding adalah suatu ikatan batin antara bayi dengan ibu yang di bentuk sesaat setelah bayi lahir, dimana ikatan tersebut lebih ditekankan pada bayi untuk merasakan kasih sayang dari ibunya saat kontak pertama. Sebagai individu, orang tua akan mengembangkan hubungan kasih sayang dengan bayi menurut gaya dan cara mereka. Jam pertama merupakan saat peka dimana kontak pertama akan mempermudah jalinan batin.
Ikatan kasih sayang (bonding) antara bayi dengan orangtua terutama ibu dapat berkembang melalui hal-hal sederhana. Bahkan seketika setelah ibu melihat dan menggendong buah hatinya tersebut. Istilah bonding bisa diartikan sebagai sebuah formasi kedekatan emosi dan psikologis dari orangtua dan bayi yang biasanya terjadi dalam hitungan menit, jam atau hari setelah bayi lahir. Menurut Michael Mendizza, rekan-penulis buku Magical Parent-Magical Child, the Optimum Learning Relationship, pendiri sekaligus direktur pelaksana Touch the Future, organisasi nirlaba bidang anak dan pengembangan manusia, bonding  ialah hubungan yang tercermin-timbal balik.
Selama kehamilan, kelahiran dan sesudahnya, jika tidak terganggu oleh sesuatu, alam mempertautkan bioritmik, frekuensi jantung, keseimbangan hormon, pola tidur dan ribuan sistem dari kehidupan ibu dan bayinya ke dalam pola-pola yang terikat timbal balik. Bayi memberi rangsangan yang akurat bagi ibu untuk membuka dan mengembangkan kapasitas-kapasitas baru, dan ibu pun melakukan hal yang sama untuk bayi.
Ikatan tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran pengalaman pancaindera, pertukaran zat-zat gizi dan pertukaran informasi yang diperlukan untuk perkembangan otak secara sehat dan normal. Alam berharap bonding akan berkembang. Untuk alasan inilah, menurut Mendizza, alam “menempatkan” bayi di dekat tubuh dan payudara ibunya. Perhatikanlah betapa sederhananya prinsip alam dalam mengembangkan bonding yaitu dekatkan bayi ke tubuh dan payudara ibunya. Langkah pertama yang harus dilakukan bayi baru lahir adalah ikatan lahir batin dengan orang-orang yang paling dekat dengannya, yakni orangtuanya. Orangtua dapat memanfaatkan semua indera, termasuk intuisi, untuk membaca isyarat-isyarat dari bayi, sebagai bahasa universal untuk berkomunikasi dan menjalin ikatan batin dengannya.
Ikatan batin itu diawali lewat sentuhan dan tatapan mata. Kemampuan penglihatan bayi masih yang sangat terbatas. Jarak pandang terjauhnya tidak lebih dari 25 cm. Maklumlah dunianya masih sebatas payudara ibu saat ia disusui. Ikatan batin antara Ibu dan bayi melalui indera penglihatan terbentuk melalui tatapan mata. Tataplah mata si kecil sesering mungkin, terutama pada saat menyusuinya. Biarkan jari-jari mungil tangannya meraih serta menyentuh wajah sebagai upaya untuk lebih mengenal orangtua, sebagai orang yang paling dekat dengan dirinya. Sentuhan sangat besar maknanya bagi bayi. Sentuhan berperan sebagai pelengkap ‘pelajaran pertama’ mengenal dunia barunya, yang dilakukan bayi pada hari-hari pertamanya.
2.2. Sistem Pernafasan pada Bayi Baru Lahir
 Perubahan sistim pernapasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya napas
Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3). Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
4). Perubahan suhu
Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
c. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas
Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
1). Mengeluarkan cairan dalam paru-paru
2). Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan (lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paru-paru matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
e. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia.
Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
2.3.Sistem Pengaturan Suhu Pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL

2.4.Perawatan pada Bayi Baru Lahir
Perawatan segera pada bayi baru lahir setelah tiba di ruangb bersalin meliputi:

a.       Jalan napas
Perawatan yang pertama an yang paling penting yang diberikan pada neonatus setelah lahir adalah untuk membersihkan hidung dan mulut serta cairan amnion sehinga jalan napas terbuka. Langkah ini biasanya dilakukan oleh dokter atau bidan sesaat setelah bayi lahir. Mungkin digunakan spuit balon terbuat dari karet atau keteter lembut yang trebuat dari karet dengan alat penghisap elektrik.
Kepala bayi harus diletakkan lebih rendah dari tubuhnya dan dibaringkan ke salah satu sisi sehingga bila terjadi regurgitasi cairan amnion tidak akan memasuki paru-paru. Bila pernapasan tidak maksimal, tindakan resusitasi yang lebih intensif mulai segera dilakukan.

b.      Membersihkan dan pengkajian
Rambut bayi biasanya lengket mengering dengan darah dan jalan lahir. Tubuhnya mungkin memiliki beberapa area di mana terdapat banyak verniks kaseosa. Bukan merupakan suatu hal yang diperkirakan penting untuk membuang semua sekresi kelenjar sebasea ini, cukup hanya pada bagian yang sangan berlebihan. Kebanyakan ruang perawatan menghilangkannya dengan memandikan dengan air dan mengusapkan verniks kaseosa yang amat berlebihan dan menyabuni darah yang mengering hal itu disebut perawatan kulit kering menurunkan kehilangan panas dan potensial kerusakan kulit bayi yang sangat halus.

Mengabaikan peralatan yang digunakan, membersihkan awal adalah suatu waktu yang sangat baik untuk mengobservasi bayi secara teliti. Dilakukan pengukuran suhu tubuh, nadi, dan pernapasan pada saat ini. Bidan harus berja dengan cepat untuk menghindari kedinginan pada tubuh bayi yang tidak diperlukan.

c.       Penimbangan dan pengukuran
Walaupun beberapa ruang persalinan dilengkapi dengan alat ukur, banyak yang tidak, dan bayi baru lahir ditimbang pertama kali setelah tidak di ruang perawatan. Alat ukurnya dilapisi dengan pakaian dan kertas, diatasnya bayi telanjang diletakkan. Perawatan yang hati-hati dilakukan untuk mencegah jatuhnya bayi dari alat ukur. Keakuratan pengukuran adalah sangat penting. Penimbangan saat lahir adalah penting bagi keluarga dan juga merupakan bagian dari data dasar. Kehilangan berat badan 5% sampai 10% dari berat badan bayi baru lahir adalah penting. Kehilangan ini disebabkan oleh penggunaan kalori, kehilangan cairan tubuh dan keluarnya mekonium. Setelah 3 sampai 5 hari bayi mulai meningkat kembali berat badannya. Kebanyakan bayi mencapai kembali berat badannya waktu lahir sekitar 2 minggu.

Pengukuran lingkar kepala dan lingkar dada serta panjang badan (dari tumit ke puncak kepala) pada neonatus dilakukan saat ini. Pengukuran ini dibuat u ntuk mengevaluasi maturitas fisik dan untuk memenuhi standart perbandingan. Sebagai contoh, perbesaran kepala dengan amat cepat mungkin menandakan hidrosephalus. Pertumbuhan panjang badan yang tidak umum atau ukuran yang tidak lazim dapat menandakan sekresi kelenjar pituitari yang berlebihan.

d.      Penentuan usia gestasi
Maturitas bayi mempengaruhi kemampuannya untuk bertahan. Sebagai contoh, usia gestsi yang lebih lama, bayi preterm mungkin memiliki beratv badan yang sama dengan bayi usia gestasi lebih singkat, bayi preterm, tetapi bayi yangn kurang matur memiliki risiko tinggi. Pengkajian usia gestasi yang akurat merupakan hal yang vital untuk membuat perencanaan yang lebih efektif.

Usia gestasi ditentukan dengan pengukuran standart tentang maturitaas neuromuskular dan pertumbuhan fisik sebagai berikut:
  1. Preterm (kurang dari 38 minggu)
a.       kecil untuk usia gestasi (SGA)
b.      sesuai untuk usia gestasi (AGA)
c.       besar untuk usia gestasi (LGA)
  1. Term (38 sampai 42 minggu)
a.       SGA
b.      AGA
c.       LGA
  1. Posterm (lebih dari 42 minggu)
a.       SGA
b.      AGA
c.       LGA



e.  Perawatan tali pusat
Bayi tetap berhubungan dengan tali pusat sampai tali pusat digunting. Dalam suatu keadaan tertentu penjepitan tali pusat mungkin ditunda dan bayi direndahkan untuk memberikan tambahan darah plasenta mengalir ke tubuh bayi. Transfusi plasenta demikian dapat meningkatkan volume darah bayi samapai satu setengahnya. Bayi kemudian dapat dapat diletakkan di atas abdomen ibunya, dalam bak terisi air hangat, atau di atas meja hitam sementara tali pusat dijepit atau diikat adalah pengikatan dengan aman sekitar tali pusat dekat dengan abdomen bayi.

Beberapa dokter atau bidan memberikan gunting pada ayahnya untuk memutuskan tali pusat. Tindakan ini menimbulkan pembebasan bayi dan menerima tanggung jawab sebagai orang tua bagi kesejahteraan anaknya.

Telah banyak peralatan yang digunakan dalam penjepitan tali pusat akhir-akhir ini. Semuanya harus dapat mengikat dengan aman untuk mencegah kehilangan darah yang fatal. Spesimen darah tali pusat dikumpulkan dari semua bayi yang baru lahir untuk pemeriksaan terhadap kondisi seperti sifilis, acquired immunodeficiency syndrome (AIDS), atau adanya antibodi Rh. Darah tali pusat dibiarkan mengalir dari plasenta ke dalam tube yang telah disiapkan sebelum mulai membeku.

Ketika neonatus pertama kali tiba di ruang perawatan, sekitar 5 cm tali pusat biasanya masih terdapat pada abdomennya dengan beberapa tipe penjepitan, peniti atau pengikat. Dalam beberapa hari tali pusat mengkerut dan hitam. Dalam beberapa hari atau minggu tali pusat lepas, meninggalkan area kecil yang bergranulasi dan biasanya menghilang. Jaringan parut yang kecil, kontraktur disebut umbilicus atau pusat. Segera setelah bayi lahir pembuluh umbilikus masih dapat menyebabkan perdarahan yang fatal bila penjepitan atau pengikatnya menjadi kendur. Untuk alasan ini tali pusat diperiksa lebih awal dan dalam interval sering selama 24 jam pertama setelah lahir. Bila terjadi perdaran, pengikat kedua atau penjepit kedua dipasang segera dan diawasi dengan ketat.

Kadang-kadang bakteri memasuki area tersebut sebelum terjadi penyembuhan. Suatu tindakan kewaspadaan dapat menghindari hal tersebut dari infeksi, area di sekitarnya ditutupi, dan diolesi dengan zat warna atau alkohol 70%. Perban kecil, kering dan steril mungkin dipasang di sekitar pusat untuk melindungi kulit abdomen karena tali pusat yang basah.
Perawatan tali pusat pada bayi baru lahir harus diperhatikan betul, sebab daerah ini mudah sekali terkena infeksi. Libatkan pangkal tali pusat dengan kasa steril yang dibasahi alkohol 70 persen. Ingat, pangkal tali pusat harus tertutup rapat. Lakukan dua kali sehari. Jaga agar kasa steril senantiasa lembab. Jika tali pusat yang belum putus tak sengaja terkena air saat bayi dimandikan, keringkan dengan cotton buds atau kasa steril, lalu beri alkohol 70 persen.
Jangan bubuhi ramuan apa pun pada pangkal tali pusat. Cukup alkohol 70 persen, karena tak mengandung zat-zat racun yang bisa diserap tubuh bayi. Selain itu, alkohol dapat membunuh kuman dan mengeringkan pangkal tali pusat, sehingga pangkal tali pusat menciut dan akhirnya puput atau putus. Umumnya, tali pusat akan putus antara 1-2 minggu setelah kelahiran, tapi bisa juga terjadi lebih dini atau lebih lambat.


a.       Pakaian dan selimut
Walaupun neonatus, harus tetap dijaga agar hangat, bukan merupakan hal yang perlu untuk membatasi gerakan mereka dengan mengenakan selimut atau pakaian yang berlebihan. Mereka dipakaikan popok dan kaus dan dibaringkan di tempat tidur bayi dan diselimuti dengan selimut tetapi tidak dengan selimut yang terlalu berat. Setiap helai pakaian dan alat tenun yang digunakan harus mudah dicuci dan sering disterilkan sebelum digunakan.

b.      Posisioning dan lingkungan
Ketika semua perawatan awal telah diberikan dan bayi telah mengenakan pakaian, bayi dibaringkan di dalam tempat tidur bayi atau inkubator, biasanya miring dengan kepala sedikit lebih rendah dari seluruh tubuh lainnya. Hal ini membantu mengalirkan sisa-sisa cairan amnion atau lendir dari lambung dan nasofaring. Oksigen ekstra tidak diberikan secara rutin kecuali bila memang terjadi anoksia, seperti yang ditandai dengan sianosis dan kesulitan bernapas. Bahkan bila diberikan oksigen jarang dengan konsentrasi lebih besar dari 40%.

2.5. Penanganan Kerak kepala pada bayi
Sarap, sumbukan, sawan, ataupun ketombe adalah istilah awam untuk kerak di kepala bayi. Dalam dunia kedokteran, seperti dituturkan dr. Ari Muhandari Ardhie, Sp.KK dari RSAB Harapan Kita Jakarta, kerak kepala disebut dermatitis seboroik. Yakni peradangan pada daerah yang kaya akan sebasea (kelenjar minyak atau kelenjar lemak kulit).
Dermatitis seboroik ada yang ringan dan berat. Yang ringan disebut dandruff, yakni berupa sisik-sisik berwarna kekuningan. "Jika sisik-sisik tersebut menebal sampai menutupi seluruh kepala disebut cradle crap. Ini yang berat. Karena bisa meluas ke seluruh daerah yang kaya akan kelenjar minyak. Misalnya, alis mata, lipatan antara hidung dan mulut, dan terus meluas sampai ke dada hingga seluruh tubuh.
Disfungsi kelenjar minyak
Penyebabnya belum diketahui secara pasti  tapi pada dasarnya merupakan disfungsi atau gangguan fungsi kelenjar minyak pada rambut.
Bayi baru lahir memiliki banyak kelenjar minyak dengan pengeluaran sebum (bahan seperti minyak atau kelenjar lemak) yang banyak.aktivitas kelenjar minyak ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya ialah hormon kehamilan atau hormon androgen pada bayi dari sang ibu, yang diperoleh melalui plasenta ketika masih di rahim dan kadarnya masih meninggi sampai si bayi lahir.
Kerak yang muncul oleh disfungsi kelenjar minyak ini, biasanya akan mengelupas dan jatuh setelah terlepas dari epidermis (kulit ari). Tetapi karena kulit kepala bayi juga berkontak dengan lingkungan seperti debu dan kotoran lain, maka debu/kotoran tersebut akan melekat di kulit kepala yang berminyak. Sehingga timbullah sisik-sisik halus, yang bila dibiarkan akan semakin menebal membentuk kerak yang oleh awam disebut sarap/sumbukan/ sawan/ketombe tersebut atau dermatitis seboroik ringan.
Biasanya ketika bayi usia 8-12 bulan, kerak kepala ini akan sembuh sendiri walau tanpa pengobatan. Lantaran di usia tersebut, jumlah hormon androgennya berkurang, sehingga produksi kelenjar minyaknya tak sebanyak di awal-awal kelahiran. Kendati demikian, bukan berarti sang ibu lantas boleh membiarkan saja si kerak. Karena kalau tidak dibersihkan, bisa menyebabkan kelainan kulit yang berat.
Perlu diketahui, ternyata tak semua bayi mempunyai kerak kepala.Sampai saat ini dunia kedokteran hanya dapat memprediksikan.Tapi biasanya, jika kerak kepala ini masih tetap ada sampai si bayi usia setahun (peradangan berat), bisa disebabkan oleh 2 faktor.
1.kelainan atopik, yakni kelainan yang didasarkan oleh alergi sebagian bentuk biduran. "Dari hasil pengamatan, anak-anak yang mempunyai riwayat alergi di keluarga seperti itu, umumnya peradangan yang terjadi berat."
2. Sikap ibu yang kurang peduli. Karena ibu menganggap kerak kepala tak perlu dikhawatirkan karena nantinya akan hilang sendiri. Apalagi bayinya juga tidak gelisah, karena dermatitis seboroik yang murni tak disertai rasa gatal. seperti sudah dipaparkan di atas, kerak kepala yang dibiarkan akan menyebabkan kelainan kulit yang berat. Karena bisa saja si bayi ternyata punya alergi. Kalau sudah begitu, diperlukan intervensi dokter karena harus mendapatkan pengobatan.
Penanganan Kerak Kepala
1. Pada kasus yang ringan, oleskan minyak kelapa atau baby oil di bagian kulit yang bersisik. Khusus pemakaian baby oil agar tak berlebihan, karena dapat mengakibatkan biang keringat. Hal ini lantaran kulit bayi tertutup rapat sehingga tak bernapas.
2. Pijatlah daerah tersebut secara perlahan dan lembut, terutama di bagian yang dekat ubun-ubun karena ubun-ubun masih terbuka dan lembek. Tindakan ini dimaksudkan untuk melembutkan kerak sehingga mudah dibersihkan.
3. sisir rambut bayi dengan sisir khusus bayi secara perlahan dan hati-hati, agar kerak yang sudah lembut itu mengelupas. Bisa juga dengan menggunakan jari-jemari Anda yang sudah ditutup sarung tangan berbentuk jari dan terbuat dari bahan lembut/plastik elastis yang halus. Atau gunakan kapas yang sudah disterilkan.
4. Setelah itu cucilah rambut si bayi dengan sampo khusus bayi. Gosok lembut sampai berbusa. Hati-hati, jangan sampai mengenai matanya. Lalu basuhlah sampai bersih.jangan gunakan air hangat, karena membuat kulit jadi lembab dan kulit yang lembab dapat memicu terjadinya peradangan kelenjar minyak. Hal lain yang harus diperhatikan:
* Bila semua usaha tak bisa memberikan hasil, perlu intervensi obat-obatan yang sifatnya menekan produksi kelenjar minyak. Apalagi bila puncak kepala berwarna merah dan mengeluarkan cairan kuning agak berminyak. Biasanya sudah dikatakan peradangan sedang, sehingga tak bisa lagi diatasi dengan obat tradisional. Segeralah bawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang semestinya.
* Bila keraknya sudah menebal dan keras, jangan selalu mencuci rambut bayi setiap kali memandikannya. Karena dapat menimbulkan kekeringan pada kulit kepala, yang akhirnya mempercepat peradangan.
Jangan pula memaksakan kerak terkelupas karena dapat menimbulkan iritasi kulit.
* Potong rambut si bayi hingga pendek. Akan lebih baik jika dibotaki saja. Tujuannya untuk mencegah timbulnya peradangan kelenjar minyak, terutama pada bayi yang sering berkeringat. Disamping memperkecil risiko kerontokan.
* Jangan memberi bedak atau talk di kepala karena akan membuat kerak semakin tebal. Jangan pula si bayi dikenakan topi kecuali sangat diperlukan. Hal ini untuk menjaga agar kepala si bayi tak lembab.
* Kamar bayi atau ruangan di mana si bayi kerap berada harus diusahakan bersuhu sejuk.
Apalagi jika si bayi sering berkeringat.

Penanganan secara  tradisional:
Ambil segenggam kelapa parut yang dicampurkan dengan dua atau tiga ketul garam kasar. Masukkan ke dalam kain perca dan ikat kemas. Remas sedikit sehingga keluar santan. Setelah itu sapulah di atas kepala bayi dan biarkan seketika. Bukan hanya kerak akan hilang tetapi rambut bayi akan lebat dan hitam.

























BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Rooming in adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama-sama pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat menyusui anaknya.Roomimg in  adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya.
Inisiasi Menyusui Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu). Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Skin to skin atau perawatan bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di rumah sakit ataupun di rumah.
Metode ini mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehinggga memberi peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar.
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupaSelama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.


Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah :
1). Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak.
2). Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.
Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
3). Penimbunan karbondioksida (CO2)
Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin. proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%.Bayi baru lahir memiliki banyak kelenjar minyak dengan pengeluaran sebum (bahan seperti minyak atau kelenjar lemak) yang banyak.aktivitas kelenjar minyak ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya ialah hormon kehamilan atau hormon androgen pada bayi dari sang ibu, yang diperoleh melalui plasenta ketika masih di rahim dan kadarnya masih meninggi sampai si bayi lahir.
Kerak yang muncul oleh disfungsi kelenjar minyak ini, biasanya akan mengelupas dan jatuh setelah terlepas dari epidermis (kulit ari). Tetapi karena kulit kepala bayi juga berkontak dengan lingkungan seperti debu dan kotoran lain, maka debu/kotoran tersebut akan melekat di kulit kepala yang berminyak. Sehingga timbullah sisik-sisik halus, yang bila dibiarkan akan semakin menebal membentuk kerak yang oleh awam disebut sarap/sumbukan/ sawan/ketombe tersebut atau dermatitis seboroik ringan.
Faktor penyebab:
1.kelainan atopik, yakni kelainan yang didasarkan oleh alergi sebagian bentuk biduran. "Dari hasil pengamatan, anak-anak yang mempunyai riwayat alergi di keluarga seperti itu, umumnya peradangan yang terjadi berat."
2. Sikap ibu yang kurang peduli. Karena ibu menganggap kerak kepala tak perlu dikhawatirkan karena nantinya akan hilang sendiri. Apalagi bayinya juga tidak gelisah, karena dermatitis seboroik yang murni tak disertai rasa gatal. seperti sudah dipaparkan di atas, kerak kepala yang dibiarkan akan menyebabkan kelainan kulit yang berat. Karena bisa saja si bayi ternyata punya alergi. Kalau sudah begitu, diperlukan intervensi dokter karena harus mendapatkan pengobatan.
3.2.Saran
Setelah mengetahui  preubahan-perubahan  yang terjadi pada bayi baru lahir, diharapkan bidan atau tenaga kesehatan lainnya mampu melakukan perawatan  yang terbaik, sehingga bayi   dapat bertahan hidup  dan  dapat beradaptasi di  dunia luar, sehingga tidak  terjadi  tingkat mortalitas yang tinggi pada bayi baru lahir

MAKALAH NEONATUS




 











Disusun Oleh :

NOVA  EKA HERMALA
NIM. 08241072






POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2008/2009




 

Tidak ada komentar: