Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

Makalah BBL


BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kelahiran bayi merupakan saat-saat yang paling yang dinanti-nantikan oleh berbagai pihak.Baik orang tua maupun keluarga terdekat dari bayi tersebut.

Banyaknya masalah yang terjadi saat kelahiran bayi maupun dalam proses perawatannya membuat banyak timbul perpsepsi dari dari berbagai pihak.
Banyaknya cara-cara perawatan bayi,mulai dari yang tradisional sampai profesional dapat menjadi pilihan.Timbulnya mitos-mitos dalam perawatan bayi membuat kalangan profesional menggali ilmu-ilmu terbaru untu bayi itu sendiri agar nantinya tidak terjadi kesalahan dalam perawatan bayi.

            Bayi merupakan makhluk yang unik.Karena setiap  bagian dari tubuhnya harus diberi perhatian lebih.Pertumbuhannya pun sangat diperhatikan dan ikuti  perkembangannya.Tiap bulannya mempunyia perubahan yang berarti.


1.2  Tujuan
  1. Agar pembaca dapat tahu mengenai perubahan bayi baru lahir.
  2. Agar pembaca dapat mengetahui mengenai perawatan bayi baru lahir.








BAB II
PEMBAHASAN


2.1Perbedaan dari Rooming-In,IMD,Skin to Skin.Bounding attachment,dan Baby            Bounding

A.BOUNDING ATTACHMENT

Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain:
1. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

2. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.

3. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.

4. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.

5. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.

6.Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.

7. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.

8.InisiasiDini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek suckling dengan segera.

Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :
1. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.
2. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.
3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4. Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
5. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.

Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.
Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam perkembangan psikologis anak yang baik nantinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki dalam proses perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :
1. Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan mempunyai keturunan dan dia akan menjadi seorang ayah.
2. Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga prihatin yang disebabkan oleh :
    - cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak
    - kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang    
       bagaimana perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.
    - Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan
       keberhasilannya sebagai seorang ayah)
-         Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis kelamin.
Standardisasi cara mengevaluasi interaksi orang tua – bayi telah dikemukakan oleh Gray dan asosiasinya pada tahun 1975.

B. IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan, di mana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri (tidak disodorkan ke puting susu).
Inisiasi Menyusu Dini akan sangat membantu dalam keberlangsungan pemberian ASI eksklusif (ASI saja) dan lama menyusui. Dengan demikian, bayi akan terpenuhi kebutuhannya hingga usia 2 tahun, dan mencegah anak kurang gizi.
Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan Unicef yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan ‘penyelamatan kehidupan’, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 persen dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. “Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan di semua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta, maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga diharapkan akan tercapai sumber daya Indonesia yang berkualitas,“ ujar Ibu Negara pada suatu kesempatan.
Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
  1. Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak, dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam proses inisiasi menyusu dini.
  2. Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan, akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula jika ibu harus menjalani operasi caesar.
  3. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.
  4. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.
  5. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.
  6. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan oleh bayi.
  7. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai proses menyusu pertama selesai.
  8. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.
  9. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya, karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.
C. SKIN TO SKIN
  1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).
  2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.
  3. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
  4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
  5. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.
  6. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.
  7. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.
  8. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnyaoksitosin yang penting karena:
  • Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.
  • Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.
  • Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat keluar.
D.BABY BOUNDING
Baby bounding adalah lampiran yang berkembang intens antara orangtua dan bayi mereka. It makes parents want to shower their baby with love and affection and to protect and nourish their little one. Itu membuat orang tua ingin untuk mandi bayi mereka dengan cinta dan kasih sayang dan untuk melindungi dan merawat anak mereka. Bonding gets parents up in the middle of the night to feed their hungry baby and makes them attentive to the baby's wide range of cries . Bonding mendapatkan orang tua di tengah malam untuk memberi makan bayi lapar mereka dan membuat mereka memperhatikan bayi berbagai teriakan.
Scientists are still learning a lot about bonding. Para ilmuwan masih belajar banyak tentang ikatan. They know that the strong ties between parents and their child provide the baby's first model for intimate relationships and foster a sense of security and positive self-esteem. Mereka tahu bahwa hubungan yang kuat antara orang tua dan anak-anak mereka memberikan model pertama bayi untuk hubungan intim dan memupuk rasa aman dan harga diri positif. And parents' responsiveness to an infant's signals can affect the child's social and cognitive development. Dan orang tua 'responsivitas untuk bayi sinyal dapat mempengaruhi anak sosial dan perkembangan kognitif.
Bonding is essential for a baby. Bonding sangat penting untuk bayi. Studies of newborn monkeys who were given mannequin mothers at birth showed that, even when the mannequins were made of soft material and provided formula to the baby monkeys, the babies were better socialized when they had live mothers to interact with. Studi tentang bayi monyet yang diberi ibu saat lahir manekin menunjukkan bahwa, bahkan ketika manekin terbuat dari bahan lembut dan memberikan susu formula kepada bayi monyet, bayi-bayi itu disosialisasikan lebih baik ketika mereka hidup untuk berinteraksi dengan ibu. The baby monkeys with mannequin mothers were more likely to suffer from despair, as well as failure to thrive . Bayi monyet dengan manekin ibu lebih cenderung menderita putus asa, serta gagal tumbuh. Scientists suspect that lack of bonding in human babies can cause similar problems. Para ilmuwan menduga bahwa kurangnya ikatan dalam bayi manusia dapat menyebabkan masalah yang sama.
Most infants are ready to bond immediately. Kebanyakan bayi siap untuk ikatan segera. Parents, on the other hand, may have a mixture of feelings about it. Orangtua, di sisi lain, mungkin memiliki campuran perasaan tentang hal ini. Some parents feel an intense attachment within the first minutes or days after their baby's birth. Beberapa orangtua merasa lampiran yang intens dalam menit atau hari pertama setelah kelahiran bayi mereka. For others — especially if the baby is adopted or has been placed in intensive care — it may take a bit longer. Bagi orang lain - terutama jika bayi diadopsi atau telah ditempatkan di ruang perawatan intensif - mungkin diperlukan waktu sedikit lebih lama. 
E.ROOMING-IN (rawat gabung)
 Rooming in merupakan suatu system perawatan dimana ibu dan bayi diasuh dalam 1 unit/kamar. Bayi selalu berada disamping ibu sejak lahir. Hal ini dilaksanakan hanya pada ibu dan bayi yang sehat.
 Bayi yang termasuk dalam kelompok ini ialah:
1. Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan (NCB-SMK) sehat.
2. NCB – kecil untuk masa kehamilan sehat dengan berat minimal 2000 g, refleks isap baik.
3. NKB – SMK, gestasi >34 minggu dan atau berat lahir >1800 g, refleks isap baik.
4. Bayi kuning (fisologis) dan hanya memerlukan terapi sinar saja.
Keuntungan :
1. Suasana rooming in yang menyenangkan, tenang dan nyaman serta tanpa ada pemisah antara ibu dan bayinya dikarenakan satu kamar, akan membantu saat-saat berduaan dan terciptanya bonding antara ibu dan bayi. adanya dukungan, support dan kenyamanan akan membantu ibu dalam proses makin lancarnya produksi ASI. Sehingga terciptanya ASI ekslusif.
2. ibu butuh banyak istirahat. Menyusui adalah cara alami untuk memastikan ibu dapat berisitrahat dengan baik. Terutama di sela waktu menyusui. Ibu dapat beristirahat saat bayi sedang tidak menyusu. Semakin bertambahnya waktu juga, bayi akan memiliki pola menyusui. Sehingga ibu dapat mengatur waktunya dengn baik. Pola menyusui yang bayi atur akan sangat spesifik sesuai dengan kebutuhannya. Mulai dari kebutuhan emosinya hingga kebutuhan fisiologisnya. Dan pola menyusui tsb akan terus berubah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Ini dikarenakan kedekatan ibu dan bayi yang disatukan oleh system rooming in yang sudah diterapkan.
3. Tidak ada bukti bahwa ibu yang dipisahkan dari bayi mereka akan beristirahat dengan tenang. Kebalikannya ibu akan lebih beristirahat dan tidak stress ketika mereka bersama sang bayi. Ibu dan bayi belajar bagaimana tidur dengan irama yang sama. Dengan demikian, saat bayi mulai bangun untuk menyusui, maka sang ibu akan mulai bangun dengan alami. Ini tidak melelahkan seperti jika sang ibu terbangun dari tidur lelap, seperti yang sering terjadi jika bayi ada di tempat lain saat ia terbangun. Jika sang ibu diajari bagaimana menyusui bayi dengan posisi tidur bersisian, maka ia akan istrirahat dengan lebih baik.
4. Umumnya bayi menunjukkan tanda-tanda bahwa ia lapar sebelum mulai menangis. Misalkan, nafasnya mungkin berubah. Atau ia mulai menggeliat. Ibu akan terbangun, kemudian ASI akan mulai mengalir, dan bayi akan tenang karena disusui. Bayi yang terlanjur menangis untuk beberapa saat sebelum didekatkan ke payudara mungkin akan menolak menyusui. Walaupun ia sudah kelaparan. Ibu dan bayi dianjurkan untuk tidur bersisian di RS. Ini cara yang baik agar ibu dapat beristrirahat sembari bayi menyusui. Menyusui seharusnya santai, bukan melelahkan.
5. Paling aman bayi tidur sendiri dalam boks yang sekamar dengan ibu (rawat gabung/ room in). Sebaiknya boks bersisian dengan tempat tidur utama agar ibu lebih mudah menjangkau bayi dan tidak terlalu lelah kala harus bolak-balik menyusuinya. Kalaupun tidak memungkinkan untuk bayi tidur sendiri, sebaiknya bayi ditempatkan di bagian sisi tempat tidur yang melekat ke dinding, setelah itu ibu tidur di sebelah bayi dan ayah di sebelah ibu.
Kerugian :
1. Banyaknya tidak diterapkanya rooming in berdasarkan pemikiran masyarakat di Indonesia akan rumah sakit yang terlalu banyak kunjungan dan itu mengakibatkan menjadi kotor. Secara di Indonesia katanya tamu yang datang banyak, takutnya ada kuman dan menganggu bayinya. jadi biasanya para suami menyarankan jgn rooming in, meski bisa kalo ambil kamar utama, tetapi mereka tetap memikirkan tentang ini bukan luar negeri. kebersihan belum begitu terjamin.
2. Sebaiknya bayi baru lahir tidak tidur bersama orang dewasa. Hal ini demi meminimalkan risiko tertindih yang akan sangat membahayakannya mengingat bayi-bayi kecil belum memiliki kemampuan bergerak untuk melepaskan diri dari kondisi tersebut.
3. bu dengan berat lebih dari 80 kg terlalu berisiko bila tidur bersama bayi (dikhawatirkan bila menindih bayi akan sangat membahayakan). Hindari tidur bersama bayi bila Anda merokok, minum alkohol, mengonsumsi obat tidur atau mengikuti suatu terapi yang menyebabkan Anda sulit bangun.
4. Jangan jadikan rail (pembatas, pinggiran) boks untuk tempat mengantung baju atau benda lainnya karena dapat mengundang perhatian bayi dan digunakan sebagai mainan dan berpeluang membahayakannya.
5. Fasilitas kesehatan yang biasa memisahkan bayi dan ibu setelah kelahiran sudah ketinggalan jaman. Dan alasan pemisahan ini biasanya adalah memberitahu para orangtua siapa yang berkuasa (RS) dan siapa yang tidak (orangtua). Bahkan berbagai alasan klasik diberikan.


2.2 Fisiologi BBL
A. Sistem Respirasi BBL
Perkembangan paru-paru Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx, yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus. Proses ini terus berlanjut setelah kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester kedua dan ketiga (Varney’s, halaman 551). Ketidakmatangan paru-paru terutama akan mengurangi peluang kelangsungan hidup bayi baru lahir sebelum usia kehamilan 24 minggu, yang disebabkan oleh keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system kapiler paru-paru dan tidak mencukupinya jumlah surfaktan. Awal adanya nafas Dua factor yang berperan pada rangsangan napas pertama bayi. 1. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan di otak. 2. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis. Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbulkan pernapasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. Jadi system-sistem harus berfungsi secara normal. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernafas Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk : 1. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru 2. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfaktan yang cukup dan aliran darah ke paru-paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru matang sekitar 30-34 minggu kehamilan. Surfaktan ini mengurangi tekanan permukaan paru dan membantu untuk menstabilkan dinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan Tanpa surfaktan, alveoli akan kolaps setiap saat setelah akhir setiap pernapasan, yang menyebabkan sulit bernapas. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Peningkatan kebutuhan energi ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stress pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu. Dari cairan menuju udara Bayi cukup bulan, mempunyai cairan di dalam paru-parunya. Pada saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui seksio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada ini dan dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas pertama, udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus bayi baru lahir. Dengan sisa cairan di dalam paru-paru dikeluarkan dari paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah. Semua alveolus paru-paru akan berkembang terisi udara sesuai dengan perjalanan waktu. Funsi system pernapasan dalam kaitanya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigenasi yang memadai merupakan factor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara. Jika terdapat hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh ini berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan menghilangkan cairan paru-paru. Peningkatan aliran darah ke paru-paru akan mendorong terjadinya peningkatan sirkulasi limfe dan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
B. Sistem Termoregulasi
TERMOREGULASI Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %. Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 360 C. Suhu normal pada neonatus adalah 36 5 – 370 C. Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia yang disebabkan oleh: 1. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna 2. Permukaan tubuh bayi relative lebih luas 3. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas 4. Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan. Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6 – 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi dibiarkan telanjang atau segera dimandikan. Gejala hipotermia: 1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak kuat menghisap ASI dan menangis lemah. 2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun. 3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai dan lengan. 4. Muka bayi berwarna merah terang 5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian.
 Mekanisme terjadinya Hipotermia:
Hipotermia pada bayi baru lahir timbul karena penurunan suhu tubuh yang dapat terjadi melalui:
1. Radiasi : Yaitu panas tubuh bayi memancar kelingkungan sekitar bayi yang lebih dingin, misal : BBL diletakkan ditempat yang dingin.
2. Evaporasi : Yaitu cairan/air ketuban yang membasahi kulit bayi menguap, misal : BBL tidak langsung dikeringkan dari air ketuban.
 3. Konduksi : Yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan permukaan yang lebih dingin, misal : popok/celana basah tidak langsung diganti. 4. Konveksi : Yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi, misal : BBL diletakkan dekat pintu/jendela terbuka.
2.3  PIJAT BAYI
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan sejak berabad-abad silam. Bahkan diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal manusia diciptakan ke dunia. Ini mungkin karena pijat berhubungan erat dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia.
Pengalaman pijat pertama yang dialami manusia adalah ketika lahir. Saat melewati jalan lahir si ibu. Proses kelahiran menjadi pengalaman traumatik bagi bayi karena harus meninggalkan rahim yang hangat, aman, nyaman, dan dengan segala keterbatasan ruang gerak menuju ke suatu dunia dengan kabebasan gerak tanpa batas, yang menakutkan, tanpa sentuhan-sentuhan yang nyaman dan aman di sekelilingnya seperti ketika dalam rahim.
A.SEKILAS TENTANG PIJAT BAYI
Sentuhan dan pijat pada bayi setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi. Laporan tertua tentang seni pijat untuk pengobatan tercatat di Papyrus Ebers, yaitu catatan kedokteran zaman Mesir kuno; Ayur-Veda buku kedokteran tertua di India (sekitar 1800 SM) yang menuliskan tentang pijat, diet, dan olah raga sebagai cara penyembuhan utama masa itu. Sekitar 5000 tahun yang lalu para dokter di Cina dari Dinasti Tang juga meyakini bahwa pijat adalah salah satu dari empat teknik pengobatan yang penting.
Sebenarnya pijat telah dipraktekkan hampir di seluruh dunia sejak dahulu kala termasuk di Indonesia. Seni pijat diajarkan secara turun-temurun, walaupun tidak diketahui dengan jelas bagaimana pijat dan sentuhan dapat berpengaruh demikian positif pada tubuh manusia. Pengaruh positif sentuhan pada proses tumbuh kembang anak telah lama dikenal manusia. Namun penelitian ilmiah tentang hal ini masih belum banyak dilakukan.
Kulit merupakan organ tubuh yang berfungsi sebagai respon terluas. Sensasi sentuhan/raba adalah indera yang aktif berfungsi sejak dini, karena bayi telah merasakannya sejak masa janin, yaitu ketika dikelilingi dan dibelai oleh cairan hangat ketuban. Ujung-ujung saraf pada permukaan kulit bereaksi terhadap sentuhan-sentuhan, dan selanjutnya mengirimkan pesan-pesan ke otak melalui jaringan saraf di tulang belakang. Sentuhan juga akan merangsang peredaran darah dan akan menambah energi karena gelombang oksigen yang segar akan lebih banyak dikirim ke otak dan ke seluruh tubuh.
Sebenarnya pijat berguna tidak hanya untuk bayi sehat tetapi juga bagi bayi sakit dan bahkan juga bagi anak, sampai dewasa.
B. Beberapa Hasil Penelitian Tentang Pijat Pijat Bayi
Berdasarkan penelitian para pakar menemukan bahwa pijat bayi menghasilkan hal-hal berikut :
  1. Meningkatkan berat badan
Penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field & Scafidi (1986 & 1990) menunjukkan bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 dan 1.176 g), yang dipijat 3 x 15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan 20% – 47% per hari dibanding yang tidak dipijat. Sedang pada bayi cukup bulan yang berusia 1-3 bulan yang dipijat 15 menit, dua kali seminggu selama 6 minggu mengalami kenaikan berat badan yang lebih tinggi dari kelompok kontrol.
    2. Meningkatkan pertumbuhan
Schanberg (1989) melakukan penelitian pada tikus dan menemukan rangsangan raba (taktil) pada penurunan hormon pertumbuhan.
    3. Meningkatkan daya tahan tubuh
Penderita HIV yang dipijat 5 kali seminggu selama 1 bulan mengalami peningkatan jumlah dan toksisitas sel pmbunuh alami (natural killer cells). Keadaan ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi sekunder pada penderita AIDS.
    4. Menigkatkan konsentrasi bayi dan membuat bayi tidur lebih lelap
Bayi yang dipijat umumnya akan tertidur lebih lelap, pada waktu bangun akan mempunyai konsentrasi yang lebih meningkat. Touch Research Institute, Miami, Amerika, telah melakukan penelitian terhadap 26 subjek yang dipijat selama 15 menit, dua kali seminggu, dalam jangka waktu 5 minggu. Sebelum dan sesudah perlakuan diberikan soal matematika, karena ternyata setelah dipijat subjek hanya membutuhkan waktu separo dari waktu yang dipergunakan untuk menyelesaikan soal sebelum dipijat, dengan kesalahan yang juga berkurang sebesar 50%.
    5. Mempererat ikatan kasih sayang orang tua dan anak (bonding)
Pada perkembangan emosi anak, sentuhan orang tua adalah dasar perkembangan komunikasi, yang akan memupuk terbinanya cinta kasih secara timbal balik, dan akhirnya menjadi penentu bagi anak untuk secara potensial menjadi anak berbudi pekerti baik yang percaya diri.
Bonding adalah perasaan kedekatan batin yang timbul dan tumbuh pada diri orang tua terhadap bayinya. Klaus dan Kennel (1976) yang mengadakan penetian khusus tentang bonding, menemukan bahwa apabila ibu dan bayi dipisah pada jam-jam pertama setelah kelahiran, kedekatan/ikatan batin antara ibu dan anak akan berkurang.
Attachment adalah keterikatan bayi pada orang tuanya, Ainsworth (1978) menemukan dua pola utama pembentukan keterikatan antara bayi dan ibu, yaitu secure attachment dan anxious attachment.
Secure attachment adalah rasa aman karena anak merasa yakin telah memiliki kasih sayang dan perlindungan dari orang tua, yang setiap saat dirasakannya. Bentuk keterikatan semacam ini, lebih menjamin perkembangan bayi menjadi manusia berkepribadian baik, tangguh, mandiri, mencintai, dan percaya diri pada lingkungannya.
Anxious attacment adalah perasaan cemas dan gelisah yang timbul karena rasa kurang aman, kurang yakin bahwa ia dicintai, dan kurang mendapat perlindungan orang tua atau orang yang mengasuhnya. Bentuk keterikatan ini, di kemudian hari dapat membentuk bayi menjadi manusia yangmemiliki kesulitan tingkah laku, yang bersumber pada gangguan emosional.
Supaya anak memiliki secure attachment diperlukan bonding yang baik. Bonding itu sendiri akan muncul bila bayi diberi sentuhan, belaian, dn pijatan yang disertai kasih sayang orang tuanya.
    6. meningkatkan produksi ASI
penelitian Chynthia Mersmann menunjukkan bahwa ibu yang memijat bayinya akan memproduksi ASI perah lebih banyak daripada kelompok kontrol. Ketika payudara yang satu disusukan maka air susu dari payudara sebelahnya yang tidak disusukan akan menetes lebih deras. Air susu ibu yang mengalir deras ini tentu dapat disimpan dan dimanfaatkan saat ibu bekerja. Peningkatan volume ASI perah dapat meningkatkan lamanya masa pemberian ASI secara ekslusif pada ibu-ibu yang bekerja.
C.MEKANISME DASAR PEMIJATAN (FISIOLOGI PIJAT BAYI)

Satu hal yang sangat menarik pada penelitian tentang pemijatan bayi adalah penelitian tentang mekanika dasar pemijatan. Mekanisme dasar dari pijat bayi belum banyak diketahui. Walaupun demikian, saat ini para pakar sudah mempunyai beberapa teori tentang mekanisme ini serta mulai menemukan jawabannya.
Diajukan beberapa mekanisme untuk menolong menerangkan mekanisme dasar pijat bayi, antara lain : pengeluaran beta endorphin, aktivitas nervus vagus, dan produksi serotonin.

A.  Beta Endorphin Mempengaruhi Mekanisme Pertumbuhan
Pijatan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Tahun 1989, Schanberg dari Duke University Medical School melakukan penelitian pada bayi – bayi tikus. Pakar ini menemukan bahwa jika hubungan taktil (jilatan-jilatan) ibu tikus ke bayinya terganggu akan menyebabkan hal – hal berikut ini :
  • Penurunan enzim ODC ( ornithine decarboxylase ), suatu enzim yang menjadi petunjuk peka bagi pertumbuhan sel dan jaringan
  • Penurunan pengeluaran hormon pertumbuhan
  • Penurunan kepekaan ODC jaringan terhadap pemberian hormon pertumbuhan
Pengurangan sensasi taktil akan meningkatkan pengeluaran suatu neurochemical beta endorphine, yang akan mengurangi pembentukan hormon pertumbuhan karena menurunnya jumlah dan aktivitas ODC jaringan.

B. Aktivitas Nervus Vagus Mempengaruhi Mekanisme Penyerapan Makanan
Penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukkan bahwa pada bayi yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus ( saraf otak ke-10) yang akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Dengan demikian, penyerapan makanan akan menjadi lebih baik. Itu sebabnya mengapa berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak daripada yang tidak dipijat.

C.  Aktifitas nervus vagus meningkatkan volume ASI
Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena peningkatan aktifitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih banyak diproduksi. Seperti diketahui, ASI akan semakin banyak diproduksi jika semakin banyak di minta. Selain itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih tenang dan hal ini berdampak positif pada peningkatan volume ASI.

D.  Produksi Serotonin Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Pemijatan akan meningkatkan aktivitas neurotransmiter serotonin, yaitu meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi mengikat glukokortikoid (adrenalin, suatu hormon stres). Proses ini akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hormon adrenalin (hormon stres). Penurunan kadar hormon stres ini akan meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG.

E. Pijatan dapat mengubah gelombang otak.
Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan meningkatkan kesiagaan (alertnes) atau kosentrasi. Hal ini disebabkan pijatan dapat mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang dapat di buktikan dengan penggunaan EEG (electro enchephalogram).

  1. Yang istimewa dari pijat bayi
  • Teknik pijat bayi sangat mudah dipelajari.
    hanya dalam waktu sekitar 15 menit setiap orang tua sudah dapat menguasainya.
  • Setelah teknik-teknik dasar selesai dipelajari, pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan bayi itu sendiri maupun pemijatnya.
  • Tidak ada teknik atau cara pijat yang baku, setiap individu dapat melakukan sesuai teknik, cara, dan keinginnya sendiri.
  • Urutan pemijatan juga dapat disesuaikan secara individual.
  1. Ayahpun dapat berperan
Dewasa ini banyak para ayah yang ingin berperan dlam merawata bayinya, meskipun pada umumnya mereka hanya memiliki waktu yang sangat terbatas. Mungkin para ayah hanya memiliki waktu pada sore hari atau pada hari minggu saja. Di samping keterbatasan waktu, beberapa ayah kadang merasa canggung untuk ikut merawat bayinya sehingga merasa terhambat untuk berperan. Agar seorang ayah tidak segan untuk memulai peran merawat bayinya, dorongan ekstra pada ayah sangat diperlukan.
Pijat adalah bentuk upaya unutk pemeliharaan kesehatan yang biasanya sangat disenangi para ayah. Dengan melakukanpemijatan akan terbuka kesempatan akan terbuka kesempatan bagi seorang ayah untuk menjalin kontrak batin dengan bayinya.
Para ayah yang pernah melakukan pemijatan pada bayinya akan mengingat hal tersebut sebagai pengalaman yang sangat menyenangkan dan membanggakannya. Penelitian di Australia membuktikan bahwa bayi yang dipijat oleh ayahnya, mempunyai kecenderungan berat badannya naik dan hubungan dengan ayah menjadi lebih baik, apabila dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat. Bahkan bayi-bayi yang dipijat sejak usia 4 minggu, pada waktu mencapai usia 12 minggu akan lebih responsif, seperti lebih menyapa ayahnya dengan kontak mata, lebih banyak tersenyum, lebih banyak bersuara, lebih banyak menggapai, lebih cepat mempelajari lingkungan dan lebih tanggap, apabila dibandingkan dengan bayi yang tidak dipijat.
  1. Nenek dan kakek juga dapat memijat si kecil
Pada salah satu penelitian, sekelompok “kakek dan nenek” dengan sukarela memijat bayi-bayi terlantar yang berusia antara 3 – 18 bulan. Ternyata dari kegiatan itu para kakek dan nenek banyak mendapat keuntungan. Ketegangan dan depresi mereka menjadi berkurang. Selain itu, rasa percaya diri mereka meningkat, denyut nadi menjadi lebih rendah, hidup lebih rileks, dan cara hidup mereka berubah sehingga kunjungan ke dokter berkurang dan dapat lebih banyak melakukan hubungan sosial.
Jadi, kakek dan nenek memang dapat melakukan pemijatan pada cucunya, bahkan seringkali lebih trampil dan sensitif dalam pelaksanannya. Ini mungkin karena mereka telah memiliki pengalaman ketika menangani anak-anaknya dahulu.

  1. Cara pemijatan untuk berbagai kelompok umur
  1. Bayi umur 0 – 1 bulan
Untuk bayi umur 0 – 1 bulan, disarankan hanya diberi gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Perlu diingat bahwa sebelum tali pusat bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut.
  1. Bayi umur 1 – 3 bulan
Unutk bayi umur 1 – 3 bulan, disarankan diberi gerakan halus disertai tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat.
  1. Bayi umur 3 bulan sampai 3 tahun
Untuk bayi umur 3 bukan – 3 tahun, disarankan agar seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang lebih meningkat. Total waktu pemjatan disarankan sekitar 15 menit.
TEKNIK PIJAT BAYI
Pemijtan sebaiknya dimulai dari kaki bayi, sebab umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Permulaan seperti ini akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya, urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai dari bagian kaki, kemudian perut, dada, tangan, muka, dan dan diakhiri pada bagian punggung.
  1. Urutan pijat bayi
  1. Kaki
  1. Perahan cara India
Peganglah kaki bayi pada pangkal paha seperti meukul softball, kemudian gerakkan tangan ke pergelangan kaki secara bergantian, seperti memerah susu.
Atau,
Dengan arah yang sama, gunakan kedua tangan secara bersamaan, dimulai dari pangkal paha dengan gerakan memeras, memijat, dan memutar kedua kaki bayi secara lembut.


  1. Perahan cara Swedia
Peganglah kaki bayi pada pergelangan kaki, gerakkan tangan seacara bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha.
Atau,
Gunakan kedua tangan secara bersamaan ke arah yang sama dimulai dari pergelangan kaki, dengan gerakan memeras, memijat, dan memutar lembut kaki bayi.
  1. Telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju ke jari.
Atau,
Buatlah lingkaran-lingkaran kecil denga kedu aibu jari secara bersamaan pada seluruh telapak kaki dimulai dari tumit.
  1. Jari
Pijatlah jari-jari kaki satu persatu dengan gerakan memutar menjaui telapak kaki dan diakhiri dengan tarikan lembut pada setiap ujung jari.
  1. Punggung kaki
Dengan kedua ibujari, buatlah lingkaran di sekitar kedua mata kaki sebelah dalam dan luar.
Kemudian urutlah seluruh punggung kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian dari pergelangan kaki ke arah jari.
Atau,
Buatlah gerakan membentuk lingkaran-lingkaran kecil dengan kedua ibu jari secara bersamaan, dari daeran mata kaki ke jari kaki.
  1. Gerakan menggulung
Pegang pangkal paha dengan kedua tangan Anda, kemudian buatlah gerakan menggulungdari pangkal paha menuju pergelangan kaki.
  1. Gerakan akhir
Setelah gerakan a sampai f dilakukan pada kaki kanan dan kiri dapat dilakukan gerakan akhir berikut.
Rapatkan kedua kaki bayi, lalu letakkan kedua tangan Anda secara bersamaan pada pangkal paha, kemudian usap dengan halus kedua kaki bayi dari atas ke bawah.
  1. Perut
Catatan :
Untuk pemijatan di bagian perut hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk.
  1. Mengayuh pedal sepeda
Lakukan gerakan pada perut bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian denga tangan kanan dan kiri.
  1. Menekan perut
Tekuk kedua lutut bayi bersamaan dengan lembut ke permukaan perut bayi.
Dapat juga secara bergantian, dimulai dengan lutut kanan dan dilanjutkan dengan lutut kiri.
  1. Bulan – matahari
Buatlah lingkaran dengan ujung-ujung jari tangan kana mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) sesuai arah jarum jam, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seperti bentuk bulan), diikuti oleh tangan kiri yang selalu membuat bulatan penuh (seperti bentuk matahari).
  1. Jam
Cara lain adalah dengan membayangkan ada gambar lingkaran jam pafa perut bayi. Perut bayi bagian paling atas dianggap jam 12, bagian paling bawah perut dianggap jam 6, lalu buat gerakan berikut :
Buat lingkaran searah jarum jam dengan tangan kanan Anda dibantu dengan tangan kiri dimulai pada jam 8 (di daerah usus buntu).
  1. Gerakan I love you
“I”
Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan seolah membentuk huruf “I”.
“LOVE”
Bentuklah huruf “L” terbalik, dengan melakukan pemijatan dari kanan atas perut bayi ke kiri atas kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.
“YOU”
Bentuklah huruf “U” terbalik, dimulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas kemudian ke kiri, ke bawah, dan berakhir di perut kiri bawah.
  1. Gelembung
Letakkan ujung-ujung jari pada perut bayi di bagian kanan bawah dan buatlah gerakan dengan tekanan sesuai arah jam dari kanan bawah ke kiri bawah guna memindahkan gelembung-gelembung udara.
  1. Dada
  1. Buku tua
Dengan kedua telapak tangan buatlah gerakan dari tengah dada ke samping luar seolah sedang meratakan kertas pada buku tua.
  1. Jantung besar dan kupu-kupu
Buatlah gerakan yang membentuk gambar jantung dengan meletakkan ujung-ujung jari kedua tangan Anda di ulu hati.
Setelah itu, buatlah gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah kembali ke ulu hati seolah membuat gambar jantung.
gerakan dilanjutkan dengan membuat gambar kupu-kupu. Dimulai dengan tangan kanan yang memijat menyilang dari ulu hati ke arah bahu kanan, dan kembali ke ulu hati, kemudian dengan tangan kiri ke bahu kiri, dan kembali ke ulu hati.
  1. Jantung kecil
Buatlah gerakan seperti gambar jantung kecil di sekitar puting susu.
  1. Burung kecil
Buatlah gerakan seolah membuat gambar jantung besar hingga ke tepi selangka.
Kemudian dengan jari-jari tangan yang diregangkan buatlah gerakan seolah membuat gambar sayap burung kecil, dimulai dari samping dada ke atas.
  1. Tangan
  1. Perahan cara India
Perahan cara India bermanfaat untuk relaksasi otot dan arahnya menjauhi tubuh.
Peganglah lengan bayi dengan kedua telapak tangan mulai dari pundak, seperti memegang pemukul softball.
Gerakkan tangan kanan dan kiri ke bawah secara bergntian dan berulang-ulang seolah memerah susu sapi.
Atau,
Dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memijat, memutar secara lembut pada lengan bayi mulai dari pundak ke pergelangan tangan.
  1. Perahan cara Swedia
Pijatan dimulai dari pergelangan tangan ke arah badan untuk mengalirkan darah ke jantung dan paru-paru.
Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian, mulai dari pergelangan ke arah pundak.
Atau,
Dengan kedua tangan lakukan gerakan memeras, memutar, dan memijat secara lembut pada lengan bayi mulai dari pergelangan tangan ke pundak.
  1. Telapak tangan
Dengan kedua ibu jari, pijatlah telapak tangan seolah membuat lingkaran-lingkaran kecil dari pergelangan tangan ke arah jari-jemari. Sedangkan keempat jari lainnya memijat punggung tangan.
  1. Jari
Pijat jari bayi satu per satu menuju ujung jari dengan gerakan memutar.
Akhiri gerakan ini dengan tarikan, lembut pada tiap ujung jari.
  1. Jari gerakan menggulung
Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan.
Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju pergelangan tangan/jari-jari.
  1. Gerakan akhir
Setelah gerakan a sampai e dilakukan pada tangan kanan dan kemudian tangan kiri bayi, lalu lakukan gerakan berikut:
Rapatkan kedua lengan bayi pada badannya, usap dengan lembut kedua lengan bayi dengan kedua tangan Anda secara bersamaan mulai dari pundak sampai ke pergelangan tangan.
  1. Muka
  1. Membasuh muka
Tutuplah wajah bayi dengan kedua telapak tangan Anda dengan lembut sambil berbicara pada bayi secara halus.
Gerakkan kedua tangan Anda ke samping pada kedua sisi wajah bayi seperti gerakan membasuh muka.
  1. Dahi : meyetrika dahi
Letakkan jari-jari kedua tangan Anda pada pertengahan dahi.
Tekan jari-jari Anda dengan lembut mulai dari tengah dahi bayi ke arah samping kanan dan kiri seolah menyeterika dahi.
Setelah itu, gerakkan ke bawah ke daerah pelipis dan buatlah lingkaran-lingkaran kecil di pelipis kemudian gerakkan ke arah dalam melalui daerah pipi di bawah mata.
  1. Alis : menyetrika alis
Letakkan kedua ibu jari Anda di antara kedua alis mata.
Lalu pijat bagian atas mata/alis mulai dari tengah ke samping seperti menyeterika alis.
  1. Hidung : senyum pertama
Letakkan kedua ibu jari Anda di antara kedua alis.
Tekankanlah ibu jari Anda dari pergelangan kedua alis turun melaui tepi hidung ke arah pipi kemudian gerakkan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
  1. Rahang atas : senyum kedua
Letakkan kedua ibu jari Anda pada pergelangan rahang atas atau di atas mulut di bawah sekat hidung.
Gerakkan kedua ibu jari Anda dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum.
  1. Dagu/rahang bawah : senyum ketiga
Letakkan kedua ibu jari Anda di tengah dagu.
Tekankan dua ibu jari pada dagu, lalu gerakkan dari tengah ke samping kemudian ke atas seolah membuat bayi tersenyum.
  1. Belakang telinga
Dengan tekanan lembut gerakkan jari-jari kedua tangan Anda dari belakang telinga kanan dan kiri ke tengah dagu.
Atau, Dengan tekanan lembut gerakkan jari-jari kedua tangan Anda dari belakang telinga membentuk lingkaran-lingkaran kecil ke seluruh kepala.
  1. Punggung
  1. Gerakan maju mundur : kuda goyang
Tengkurapkan bayi melintang di depan Anda dengan kepala di sebelah kiri dan kaki di sebelah kanan Anda.
Pijatlah dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan di sepanjang punggung bayi, dari bawah leher sampai ke pantat bayi.
  1. Gerakan menyetrika
Lakukan usapan dengan telapak tangan kanan Anda, menyerupai gerakan menyetrika, dimulai dari pundak ke bawah sampai ke pantat.
  1. Gerakan melicinkan kertas
Tengkurapkan bayi Anda dengan kaki mengarah pada Anda.
Letakkan kedua telapak tangan Anda pada pantat bayi, kemudian usaplah kedua sisi tulang belakang dengan lembut mulai dari pantata ke atas sampai bahu seolah Anda sedang melicinkan kertas yang panjang.
  1. Gerakan melingkar
Buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil dengan jari-jari kedua tangan Anda, mulai dari batas leher atas turun ke bawah sampai batas leher bawah, kemudian ke samping menyusuri bahu kanan dan kiri.
Setelah itu, lanjutkan dengan gerakan dari batas leher bawah turun ke bawah di sebelah kanan dan kiri tulang punggung sampai ke pantat.
  1. Gerakan menggaruk
Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan Anda pada punggung bayi, kemudian buat gerakan seperti menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi.

2.4Perawatan Bayi Baru Lahir

Segera setelah bayi lahir,dokter atau bidan mengangkat kaki bayi ke atas (kepala d bawah) untuk mengeluarkan darah dan cairan dari hidung,mulut,dan perutnya.Penilaian Apgar menit pertama dilakukan pada saat ini.
  1. Tempat tidur yang tepat
Tempat tidurnya harus diletakkan dekat tempat tempat tidur ibu sehingga bisa dipeluk,ditimang,dan diberi makan saat bayi menginginkannya.melihat bayi tidur dan terjaga akan memberikan kepuasan yang mendalam bagi ibu.
  1. Memandikan bayi
Dahulu memandikan bayi segera setelah lahir dianggap suatu “ritual” dan selalu dilakukan sebelum 2 jam pertama hidupnya.Sekarang sudah diketahui bahwa lebih baik tidak memandikan bayi selama 1 minggu pertama,salah sat alasannya adalh agar tidak terjadi infeksi.Pada kenyataannya semakin banyak bagian kebidanan yang tidak memandikan bayi srbelum usianya 7 hari.
Saat pembungkkusnya terlepas boleh memandikan bayi setiap hari.Pastikan tidak menggunakan sabun yang mengandung haexachlorophene yang katanya bisa diserap kulit dan mengandung racun untuk sistem saraf  bayi.boleh saja memijat bayi secara perlahan menggunakan minyak zaitun,minyak kelapa,atau minyak untuk bayi lainnya sebelum dimandikan karena akan menjaga agar kulitnya sehat dan lembut.
Cara memandikan bayi
Sebelu mulai,pastikan mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada waktu mandi berada tidak jauh dari ibu.Pastikan air di ember kecil suhunya hangat-hangat kuku.Ukur air mandi dengan siku.Pastikan bahwa ruangan tempat mandi bayi cukup hangat dan tidak berangin.
Lepaskan jam tangan,cincin,atau gelang.Duduk dekat air hangat dan bentangkan handuk di pangkuan atau pakailah celemek.Peganglah bayi,basahi kepala bayi.Usapkan sedikit shampo bayi.Usaplah dengan lembut lalu bilas.Keringkan kepala dengan memakai handuk.Pastikan tidak menekan kepala dengan keras.dan jangan biarkan handuk yang bersabun menyentyh mata.Gunakan kapas lunak untuk membersihkan mata.Gunakan kapas lunak untu membersihkan hidung,telinga,dn lipatan dipermukaan telinga.Jangan meninggalkan kapas  di dalm telinga atau hidung.
Sekarang saatnya untuk mengusap sabun bayi dengan tangan,dan biarkan kepala bayi terletak d tangan.Setelah mendekatkan kepala bayi ke air dan membasahinya,maka sabun akan larut.Usap kulit bayi dan bersihkan.Jangan kuatir bila ia bermain dengan air.
Sekarang angkat bayi dan keringkan dengan handuk bersih.Jangan lupa untuk membersihkan siku,pantat,lutut,leher,dan alat kelamin.
Berikutya beri bedak pada bayi,tidak secara langsung namun usapkan dengan tangan.Ingat,bila bedak dihirup bisa berbahaya.Bahkan bedak bayi terbaik bisa menimbulkan ketidaknyamanan pada permukaan kulit khususnya di musim panas.
C. Mengenakan pakaian
Bayi yang baru lahir harus dibuat hangat,tapi jangan terlalu hangat.Baju bayi seharusnya tidak membuatnya berkeringat.Sayangnya mengenakan pakaian yang berlebihan sering dilakukan dengan cara memberi pakaian yang berlapis-lapis,bahkan di cuaca yang cerah.Bayi seperti itu,tidak bisa bernafas dengan baik,berkeringat,dan menunjukan gejala susah bernafas,mengarah pada sembelit,dan keringat buntet.
Hindari kain yang menyentuh leher bayi.Ini bisa mengakibatkan gesekan yang mengganggu.
Selama musim panas,yang dibutuhkan bayi adalh pakaian dalm dan popok.


D. Perawatan tali pusat
Seperti yang telah dibahas sebelumnya,puntung tali pusat biasanay segera diberi obat anti bakteri atau diperban oleh dokter diruang bersalin.
Biasanya puntung ini akan lepas dalm waktu 1 minggu.Jika dibiarkan,tidak basah saat mandi atau ditarik supaya lepas.Jika pada saat mengering,daerah pusar ini terlihat agak merah,olesi dengan krim bayi setiap hari.
E. Perawatan hidung
Penting untu menjaga hidung tetap bersih karena bayi akan menangis dan sulit bernafas jika hidungnya trsumbat.Hindari memasukkan gumpaln kapas ke dalam hidungnya,tidak jarang pemeriksaan bayi yang hidungnya menunjukan adanya gupalan kapas kecil menyumbat jalan udaranya.
F. Perawatan mata dan telinga
Telinga dan mata harus dibersihkan setiap kali sehabis mandi seperti yang telah ditekankan sebelumya.
Saat membersihkan mata dan telinganya,usapkan gumpaln kapas atau handuk dikedua bagian tersebut.Tidak usah menghias mata bayi dengan pewarna.
G.Perawatan kuku
Jaga agar tetap pendek,kuku perlu digunting setiap 3/4 hari karena kalau tidak bisa mengakibatkan luk pada mulut atau lecet pada kulit bayi.
H.Perawatan kulit
Setelah mandi jangan menggosok kulit bayi dengan handuk,tapi menepuk-nepuk kulitnya dengan lembut menggunakan handuk yang lembut dan kering.
I.Vaksinasi
Jadwal pemberian imunisasi Nasional
Penerima Imunisasi
Umur
Jenis vaksin
Dosis
Cara pemberian
Bayi
6-9 minggu
6-9 minggu
Lahir-3 hari
9-12 bulan
DPT
Polio
BCG
Campak
3
3
1
1
IM
Oral
Intradermal
Subkutan
Anak-anak
18-24 bulan
18-24 bulan
5-6 tahun
5-6 tahun
10 tahun
10 tahun
16 tahun
16 tahun
DPT
Polio
DT
Thipoid
TT
Thypoid
TT
Thypoid
1*
1*
1*
2
1**
1**
1**
1**
Intramuskular
Oral
Intamuskular
Subkutan
Intramuskular
Subkutan
Intarmuskular
Intacutan
Wanita hamil
16-36 minggu
TT
1**
imtramuskular

Keterangan : * dosis serum
                      ** dua dosis,jika tidak divaksinsi secara benar


















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bayi adalah makhluk yang sangat rentan sehingga membutuhkan perhatian yang lebih.perawatannya pun berbeda caranya.
Tujuan perawatan bayi adalah memenuhi kebutuhan dasar bayi seeprti menjaga pernafasan,nutrisi yang cukup,suhu tubuh dan menghindari kontak dengan infeksi.Juga penting untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim.

3.2 Saran
Penulis tahu bahwa makalah ini jauh dari sempurna,masih banyak kesalahan dan membutuhkan banyak perbaikan.Penulis mengharapkan saran,kritik,dan nasehat yang membangun agar penulis dapat memperbaiki makalah selanjutnya.










DAFTAR PUSTAKA

Gupte,Dr.Suraj.2004.PANDUAN PERAWATAN ANAK.Jakarta.Pustaka Populer Obor.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.2002.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiirohardjo

Manajemen Laktasi, cetakan ke-2.2004.Jakarta:Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia

Mary, Hamilton.1995. Dasar – Dasar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC

Soetjiningsih,dr.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC

Varney, H.1997.Varney’s Midwifery Third Edition._Jones and Bartlett. New York

http://gembilgembul.blogspot.com/
http://www.ayahbunda-online.com/info_detail.asp?id=kehamilan&info_id=348









Tidak ada komentar: