Tolong Klik Disini Untuk Membantu Saya Membeli Roti Setiap Harinya!

LANDASAN TEORI KEHAMILAN DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


DEFINISI
Mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaannya sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. ( Sinopsis Obstetri ; Jilid I ; 195)

ETIOLOGI
            Pada tubuh wanita hamil terjadi perubahan-perubahan yang cukup besar yang mungkin merusak keseimbangan didalam badan. Misalnya saja yang dapat menyebabkan mual dan muntah aialah masuknya bagian-bagian villus kedalam peradaran darah ibu, perubahan endokrin misalnya hypofungsi kortex glandusa suprarenalis, perubahan metabolik dan kurangnya pergerakan lambung.
Tetapi bagaimana reaksi seorang wanita terhadap kejadian-kejadian tersebut diatas, tergantung pada kekuatan jiwanya dan bagaimana penerimaan ibu terhadap kehamilannya.
Pada hiperemesis yang berat dapat diketemukan necrose pada bagian central lobulus hati atau degenerasi lemak pada hati.
Kelainan ini rupa-rupanya disebabkan oleh kelaparan bukan adanya toxin-toxin. Mungkin juga terdapat kelainan degenerotif pada ginjal. Kadang-kadang ada polyneuritis akibat kekurangan vitamin B karena muntah.
Secara singkat etiologi belum jelas, tetapi faktor psikis sangat mempengaruhi penyakit ini.
(Obstetri Patologi ; 84 – 85)

FAKTOR PREDISPOSISI
1.      Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG, serta hidramnion.
2.      Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik
3.      Faktor psikologis, keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab dan sebagainya.
4.      Faktor endokrin lainnya, hipertiroid, diabetes militus (gastroparesis diabeticorum) dan lain-lain.
5.      Gangguan keseimbangan hormonal, seperti : HCG, tiroksin, kortisol dan hormon seks (estrogen dan progesteron), diperkiraka sebagai faktor penyebab yang penting.
6.      Perubahan metabolisme hati juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini. Oleh karena itu, pada kasus yang berat harus dipikirkan kemungkinan gangguan fungsi hati, kandung empedu, pangkreatitis atau ulkus peptikum.
(Sinopsis Obstetri ; Jilid I ; 195)

GEJALA DAN TINGKAT
TINGKAT I (RINGAN)
  1. Muntah berlangsung terus
  2. Makan berkurang
  3. Berat badan menurun
  4. Kulit dehidrasi – tonusnya lemah
  5. Nyeri didaerah epigastrium
  6. Tekanan darah menurun dan nadi meningkat sekitar 100 kali permenit
  7. Lidah kering
  8. Mata tampak cekung
  9. Turgor kulit kurang
  10. Terkadang temperatur naik

TINGKAT II (SEDANG)
  1. Penderita tampak lebih lemah
  2. Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulit makin kurang, lidah kering dan kotor.
  3. Tekanan darah turun, nadi meningkat, suhu badan naik (dehidrasi)
  4. Berat badan makin menurun
  5. Mata ikterik ringan
  6. Gejala hemokonsentrasi makin tampak, urine berkurang, badan aseton dalam urine meningkat
  7. Terjadinya gangguan buang air besar (karena adanya gangguan peredaran darah)
  8. Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis
  9. Nafas berbau asetor (anaerobik dalam pemecahan lemak)

TINGKAT III (BERAT)
  1. Mual dan muntah berkurang bahkan sampai berhenti
  2. Keadaan umum wanita hamil makin menurun, tekanan darah turun, nadi meningkat, suhu meningkat, keadaan dehidrasi maikn jelas
  3. Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus
  4. Gangguan kesadarn dalam bentuk ; somnolen sampai koma ; komplikasi susunan saraf pusat (ensefalopati wernicke) ; nigtasmus (perubahan arah bola mata) ; cliplopia (gambar tampak ganda) ; perubahan mental.
(Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana : 210 – 211)

DIAGNOSA
-         Terdapat amenora
-         Mual dan muntah secara berlebihan sampai mengganggu kehidupan sehari-hari dengan berbagai tingkat

DIAGNOSA BANDING
  1. Dielonepritis
  2. Ulkus pertikum
  3. Hepatitis
  4. Tumor selebri
Pemeriksaan laboraturium dapat memperkuat diagnosa hiperemesis gravidarium atau kehamilan yang disertai penyakit.
(Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi; 399)

PROGNOSA
Dengan terapi baik, prognosa hiperemesis gravidarium baik. Jarang sekali menyebabkan kematian atau memaksa dilakukannya aburtus therapeuticus. Namun, jika terdapat tanda-tanda dibawah ini maka abortus tterapeuticus perlu dipertimbangkan, yaitu :
  1. Ikterus
  2. Delirium atau koma
  3. Nadi yang naik berangsur-angsur sampai diatas 130 per menit
  4. Demam diatas 38  C
  5. Pendarahan dalam retina
  6. Uraemi, proteinuri, silinder yang merupakan tanda-tanda introksikasi.
Yang menjadi pegangan bagi kita untuk menilai maju atau mundurnya keadaan pasien ialah adanya aceton dan acidum diaceticum dalam urine dan berat badan yang meningkat.
(Obstetri Patologi ; 86 – 87)

PATOLOGI
Dari otopsi wanita yang meningkat karena hiperemesis gravidarium diperoleh keterangan bahwa terjadi kelainan pada organ-organ tubuh sebagai berikut :
1. Hepar           :  pada tingkat ringan hanya ditemukan degenerasi lemak suntrilobuler tanpa nekrosis.
2.  Jantung        :  Jantung atropi, kecil dari biasanya, kadang kala dijumpai pendarahan sub-endokrdial
3.  Otak           :  Terdapat bercak pendarahan pada otak
4.  Ginjal          :  Tampak pucat, degenerasi lemak pada tubuli kontorti
(Sinopsis Obstetri ; Jilid I ; 196)

PENCEGAHAN
Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang kehamilan kepada ibu-ibu dengan maksud menghilangkan faktor psikis rasa takut. Juga tentang diet ibu hamil, makan jangan sekaligus banyak ; tetapi dalam porsi sedikit-sedikit namun sering. Jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi, akan terasa goyang, mual, dan muntah. Defekasi hendaknya diusahakan teratur.

PENGOBATAN
1.      Psikologis
-         Isolasi sambil memberikan KIE dan KIM
-         Mengubah pola makan kedalam porsi kecil
-         Jangan cepat bangun menghindari “sinkope”
2.      Pengobatan
A.     1.  Obat anti mual-mual
-         Mediamer B6
-         Emetrole
-         Stimetil
-         Avopreg
2. Anti alergi
-  Antihistamin
-  Dramamin
-  Avomin
3.  Sedative ringan
-  Phenobarbital (luminal) 30 mg
-  Valium
4.  Vitamin
-  Terutama vitamin B complek
-  Vitamin C

B.  Rehidrasi cairan yang hilang
            1.  Cairan fisiologi 2 – 3 liter
2.  Ditambah yang hilang sampai urine produksi dalam batas normal       30 cc / jam
            3.  Dapat ditambah dengan :  Vitamin intravena dan elektrolik
            4.  Kalsium, kalium dan natrium
            5.  Protein
C.  Menghentikan kehamilan
1.  Indikasi APM :
            -  Gangguan kesadaran dan saraf
2.  Somnolen sampai koma
3.  Ensefalopati Wernicke
-  Gangguan organik     :  -  Pendarahan ensofagus, lambung dan  retina
                                                   -  gangguan fungsi lever dan ginjal


KING menyampaikan rumus tentang pengobatan hiperemesis gravidarium :
  1. Menyampaikan rumus tentang upaya penyembuhan hiperemesis gravidarium
  2. Dasar pengobatan
-         Fisik ditandai dengan badan keton dan berat badan turun
-         Faktor psikologis yang memegang peranan penting dalam proses penyembuhan
  1. Tujuan penyembuhan
-         Menghilangkan faktor psikologis dengan KIE dan KIEM
-         Badan keton (aseton) dan turunnya berat badan
  1. Rumus yang dukemukakan
Penyembuhan   :    W  +  P  + T
                                        F  +  Ps 
W        :  Waktu kehamilan, makin tua makin cepat sembuh
P          :  Faktor psikologis kehamilan
T          :  Terapi keseimbangan fisik
                    -  Keseimbangan cairan dengan substitusi cairan
                     -  Pengobatan dengan  :  ~  Antiemesis
                                                             ~  Psikologis dengan obat penenang



  1. Faktor penghambat
F  :  faktor gangguan keseimbangan fisik dan metabolisme yang menjurus  pembentukan keton bodi
Ps  :  Faktor gangguan keseimbangan psikologis yang mempengaruhi kehamilan
-   Dalam memberikan terapi hiperemesis gravidarium, tidak didapatkan angka yang dimasukkan dalam rumus
-   Pengobatan hiperemesis gravidarium merupakan pengobatan fisik dan psikologis, yang seharusnya diberikan secara seimbang.
(Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan KB ; 399 – 400)






















Fisiologi hamil
 
TATALAKSANA HIPEREMESIS GRAVIDARIUM
Pengobatan :

-         Anti muntah
-         Anti alergi
-         Sedatif
-         Vitamin
 
Emesis Gravidarium
 
Kaki Kram
 
Hiperemesis Gravidarium :
-   Muntah-muntah
~  Ikterus
~  Pendarahan retina
~  Oligouria
~  Muntah berdarah
-   Fisik
~  Lidah kering
~  Dehidrasi
~  BB turun
~  Tekanan darah turun
~  Nadi naik
~  Suhu naik
-   Kesadaran menurun (ensefalopati wernicke)
-   Gangguan faal alat vital
 
Keluhan Ringan
 
Pemeriksaan :
-         Fisik umum – khusus
-         Laporan khusu
~  Faat hati, ginjal
~  Tes hamil
 
Faktor predisposisi :
-         Psikologis
-         Gizi anemia
-         Hamil tak diinginkan
-         Hormonal
 
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                               
                



                   















( Ilmu Kebidanan, Penyakitk Kandungan dan Keluarga Berencana ; 213)

Tidak ada komentar: